Sinopsis King is Not Easy Episode 11
Shao Yong kasihan melihat Wu Shuang tersiksa seperti itu. Tapi Ji Man berkata kalau sekarang belum saatnya mengeluarkan Wu Shuang dari sana. Lebih baik mereka menunggu sampai perasaannya pada Shao Yong benar-benar tumbuh.
Si budak yang selama ini tampak kejam pada Wu Shuang itu ternyata orang yang diperintah Ji Man untuk menggembleng Wu Shuang. Ji Man bahkan memberinya hadiah dan memintanya untuk menjaga Wu Shuang lebih lama.
Shao Yong tak tenang melihat Wu Shuang seperti itu dan menuntut apa sebenarnya rencana Ji Man. Ji Man jadi kesal dibuatnya, Shao Yong mau Wu Shuang berubah atau tidak sih? Tentu saja Shao Yong ingin Wu Shuang berubah.
"Kalau begitu, berhentilah cerewet dan dengarkan aku saja."
"Jangan begini, ikutkan aku dalam rencanamu. Katakan apa yang harus kuharapkan, aku bisa membantu."
Shao Yong terus berusaha membujuk Ji Man sambil memegangi tangannya. Dan tepat saat itu juga, Da Xi lewat dan jelas langsung senang melihat kedekatan mereka, mengira hubungan mereka berdua sudah berkembang pesat berkat dijauhkannya Wu Shuang dari mereka.
Saking senangnya, dia langsung memeluk Shen Jia, bahkan menggila mendekatkan wajahnya ke wajah Shen Jia sambil monyongin bibir yang jelas membuat Shen Jia merinding ngeri.
Dia lalu pergi ke kamarnya Ji Man sambil mengucap terima kasih berulang kali dan berjanji akan melakukan apapun yang Ji Man suruh.
Dia sudah melihat perkembangan hubungannya dengan Shao Yong tadi, makanya dia bersedia melakukan apapun untuk membalas kebaikan Ji Man. Bagaimana dia harus membalasnya?
"Aku ingin makan makanan yang enak sekarang dan tidur malam dengan nyenyak. Soalnya beberapa hari ini aku sangat kelelahan."
Mendengar itu, Da Xi langsung melesat ke dapur untuk membuatkan banyak sekali makanan enak untuk Ji Man. Mereka lalu makan bersama sambil suap-suapan tepat saat pelayan lain masuk dan pastinya langsung salah paham melihat kedekatan mereka.
Tak lama kemudian, 4 selirnya Ji Man datang menghadap ke Ibu Suri untuk ditanyai segala sesuatu yang mereka ketahui tentang Ji Man. Tapi jelas-jelas mereka semua berbohong dan Ibu Suri bisa langsung mengetahuinya.
Ibu Suri jelas marah, terpaksalah ke-4 selir harus mengakui kalau Raja sebenarnya tidak pernah sekalipun mengunjungi mereka.
"Aku memanggil kalian kemari bukan untuk mendengar permintaan maaf kalian. Jika kalian tidak mampu mendapatkan hati Raja, maka aku akan mengirim kalian semua ke tempat asal kalian!"
Qiu Shui berusaha menenangkan Ibu Suri, mungkin Raja cuma belum terbiasa dengan para selir itu. Tapi di tengah jalan, mereka malah tak sengaja mendengar beberapa pelayan sedang bergosip tentang kedekatan Raja dan Da Xi tidak biasa.
Mereka bahkan menduga kalau Da Xi mungkin akan diangkat jadi selir. Mereka sungguh tak menyangka kalau Raja akan jatuh cinta pada seorang pelayan, jangan-jangan mereka juga punya kesempatan.
Ibu Suri langsung menghadang mereka dan menuntut penjelasan. Katakan segala yang mereka tahu atau dia tidak akan mengampuni mereka.
Tak lama kemudian Qiu Shui membacakan data diri Da Xi. Umur 19 tahun, kedua orang tua sudah meninggal dunia. Dan sebelum masuk ke istana, dia adalah pemilik restoran yang sukses, restorannya pun terkenal.
Ibu Suri jelas tak senang mendengar latar belakangnya Da Xi yang sama sekali tidak sederajat dengan mereka. Bagaimana mungkin dia cocok dengan putranya.
Qiu Shui mengingatkan. Biarpun latar belakangnya biasa, tapi Raja menyukainya. Dia bahkan mendengar kalau Da Xi dipilih sendiri oleh Raja untuk menjadi pelayan pribadinya. Bukankah Ibu Suri takut kalau Raja menyukai pria?
Baiklah. Tapi karena sekarang dia disukai Raja, maka tidak seharusnya dia sembrono, dia harus memahami aturan dan etiket istana. Panggil Da Xi kemari Ibu Suri mau menginterogasinya.
Begitu Ji Man datang, Ibu Suri to the point mengakui kalau dia sebenarnya memandang rendah seseorang dengan latar belakang seperti Da Xi. Tapi karena Yang Mulia menyukai Da Xi, maka dia memutuskan untuk menerima Da Xi demi Yang Mulia.
Tapi, Da Xi harus belajar etiket istana agar tidak mempermalukan Raja di depan publik. Karena itulah, besok pagi Da Xi harus datang kemari untuk belajar etiket istana dari Qiu Shui sampai Da Xi lulus uji.
Keesokan harinya, Ji Man datang lagi. Tapi karena dia terlambat, Qiu Shui langsung menghukumnya dengan memukul tangannya. Qiu Shui memulai pelajarannya dengan dengan mengajari Ji Man cara bersimpuh yang benar di hadapan Raja.
Ji Man tentu saja malas mendengarnya, dia tahu betul aturan semacam itu dan langsung berusaha menghindar dengan alasan ada janji dengan seseorang. Memenuhi janji itu juga etiket loh.
Tapi Qiu Shui bersikeras melarangnya pergi. Dia tidak boleh pergi sampai dia menyelesaikan pembelajaran hari ini.
"Baiklah. Cuma etiket istana, kan? Gampang." ujar Ji Man lalu dengan mudahnya memperagakan cara berjalan dan bersujud yang baik dan benar. "Bagaimana? Aku bisa pergi kan?"
Qiu Shui sampai tercengang melihatnya. Berhubung Da Xi berhasil memperagakannya dengan teramat sangat baik, Qiu Shui jadi tidak punya alasan untuk menahannya.
"Mereka mau mengajariku? Mereka pikir aku siapa?" Nyinyir Ji Man dalam hati.
Dia lalu pergi menemui Shao Yong. Dia masih sangat cemas akan Wu Shuang yang belum dibebaskan dari kamp budak sampai sekarang, apa Da Xi sudah memikirkan sesuatu?
"Yang Mulia yang mengirimnya ke sana. Jadi, hanya dia yang bisa mengeluarkannya dari sana. Kita butuh rencana untuk membuat Yang Mulia memaafkannya dan membuat Wu Shuang berpikir kalau kaulah yang meminta pengampunan untuknya. Dengan begitu dia akan berterima kasih dan rencana kita sukses."
"Tapi bagaimana kita melakukannya?"
Belum sempat memikirkan rencana apapun, penjaga kamp budak bergegas datang dan mengabarkan kalau Wu Shuang terluka saat sedang mengerjakan tugasnya. Cemas, Shao Yong langsung melesat pergi ke kamp budak.
Wu Shuang terkejut melihatnya datang, tapi dia menolak perhatian Shao Yong. Seorang budak melapor kalau dia sudah berusaha melarang Wu Shuang, tapi Wu Shuang nekat memanjat tiang untuk membersihkannya dan pada akhirnya malah terjatuh. Kakinya keseleo gara-gara itu, entah apakah ada tulangnya yang patah.
Shao Yong benar-benar merasa bersalah. "Semua ini salahku. Maaf."
"Pergilah. Ini bukan tempatmu."
"Bagaimana bisa aku pergi saat kau terluka seperti ini?"
Dia mau menggantikan tugas Wu Shuang, tapi Wu Shuang bersikeras tak mau bantuan Shao Yong. Dia sudah bersumpah untuk berubah menjadi orang yang lebih baik. Dia akan berubah sehingga Raja dan Ibu Suri bangga padanya.
"Prajurit Shao. Aku minta maaf atas apa yang kuperbuat padamu sebelumnya. Jangan khawatir, aku sekarang sudah mengerti. Segala sesuatu yang didapat dengan paksaan itu tidak menyenangkan. Aku tidak akan menganggumu lagi. Kau tidak perlu bersembunyi dariku lagi. Terima kasih kau sudah bersabar terhadap kekasaranku. Lebih baik kau pergi."
Terpaksalah Shao Yong pergi, tapi dia memohon pada penjaga untuk menjaga Wu Shuang dengan baik. Tapi tentu saja si penjaga tidak mau kerja gratisan, dia hanya mau melakukannya kalau dibayar. Tapi Shao Yong tidak bawa uang, apa Da Xi bawa uang?
Melihat kecemasan Shao Yong, Ji Man jadi bertanya-tanya seberapa serius Shao Yong pada Wu Shuang dan memutuskan untuk mengujinya dengan mengklaim kalau dia sudah memberikan semua uangnya pada si penjaga tadi. Dia sudah tak punya persediaan uang lagi, Shao Yong tahu kan kalau dia suka makan.
Shao Yong usul, bagaimana kalau dia ngutang dulu. Nanti kalau dia sudah gajian, dia akan membayarnya. Penjaga menolak, dia pergi saja kalau tak punya uang dan jangan buang-buang waktunya.
Ji Man punya ide. Dia kenal beberapa pelayan dan kasim yang punya uang banyak, bagaimana kalau Shao Yong pinjam uang ke mereka dan membayarnya dengan jasa.
Ide bagus, Shao Yong pun langsung bekerja keras membantu memotong kayu bakar di dapur istana. Tapi saat Shao Yong masuk dapur, Ji Man diam-diam memerintahkan para kasim untuk memindahkan semua kayu-kayu bakar itu.
Salah satu kasim langsung pura-pura panik, takut dibunuh atasannya gara-gara kayu bakarnya menghilang. Merasa bersalah, Shao Yong berjanji akan membayarnya jika atasannya si kasim memotong gajinya.
Lalu saat dia membantu cuci piring, entah bagaimana piringnya mendadak pecah padahal dia tidak melakukan apapun yang kasar pada piring itu. Merasa bersalah dan tak berguna, Shao Yong akhirnya pergi dengan langkah lesu.
Seorang kasim penasaran kenapa dia mau melakukan pekerjaan semacam ini padahal dia jelas-jelas tidak cocok dengan pekerjaan ini.
"Melakukan semua ini bisa membantuku mencapai tujuanku dengan lebih cepat. Aku rela melakukan apapun demi mencapai tujuanku itu, dan aku bahagia melakukannya."
Ji Man senang mendengar pengakuannya itu, menyadari Shao Yong memang benar-benar orang yang bisa diandalkan dan bisa dipercaya. Pantas saja Wu Shuang menyukainya.
Saat Wu Shuang dimasukkan kembali ke penjara, para budak lainnya langsung mencemaskannya dan memperhatikannya sampai Wu Shuang tercengang dibuatnya.
"Apa kau tidak mau kami baik padamu?"
"Bukan, bukan begitu. Hanya saja terlalu tiba-tiba. Kukira kalian membenciku sebelumnya."
"Itu dulu. Kami sudah melihat perkembanganmu. Kami pikir kalau kau adalah orang yang baik dan kami bisa mempercayaimu. Jadi sekarang, kau sudah resmi jadi temanku."
Wu Shuang tentu saja senang. Tapi seorang budak lainnya langsung nyinyir, mereka itu baik pada Wu Shuang bukan karena Wu Shuang sendiri, kalau bukan karena ada bantuan dari luar, siapa juga yang mau menyukai Wu Shuang. Wu Shuang terkejut mendengarnya. Para budak yang langsung kesal mengkonfrontasi si budak.
Malam harinya, Wu Shuang membuntuti salah satu budak dan melihatnya menemui Shao Yong yang meminta si budak untuk baik dan selalu menyemangati Wu Shuang.
Saat Wu Shuang hendak kembali, Ji Man datang dan memberitahu Wu Shuang tentang betapa besarnya pengorbanan yang dilakukan Shao Yong demi Wu Shuang.
"Puteri, Shao Yong benar-benar peduli padamu."
"Kenapa? Kukira dia membenciku."
"Dia benci kau yang arogan dan congkak, dan bukannya kau yang sekarang baik."
Wu Shuang heran. "Kenapa kau membantu kami? Bukankah kau juga menyukainya? Raja bahkan mewakilimu menyatakan cinta."
"Apa gunanya menyukainya? Dia tidak menyukaiku."
"Nona Da Xi, aku tahu aku salah. Aku ingin pergi dari sini, bisakah kau membantuku memohon ampunan Paduka? Aku janji aku takkan pernah membuat masalah lagi, sungguh!"
"Baiklah. Kau bisa mengandalkanku."
Ji Man lalu membawa Da Xi ke arena panahan dan tanya apakah Da Xi bisa menunggang kuda. Tentu saja tidak, dia kan koki, jadi mana mungkin dia punya kuda.
"Baguslah."
"Baguslah? Jika aku sampai jatuh, apa kau akan mengkompensasiku?... sebenarnya kau tidak perlu mengkompensasiku. Ini kan tubuhmu sendiri."
"Dasar bodoh. Aku juga membawa Shao Yong kemari. Kalau sampai terjadi sesuatu padamu, maka dia pasti akan menyelamatkanmu. Begitu dia menyelamatkanmu, dia akan jadi penyelamatmu dan kau bisa memberinya hadiah dan kau tahu pasti apa yang harus kau lakukan selanjutnya."
Da Xi langsung semangat mendengarnya dan menuntut Ji Man untuk menjelaskan lebih detil. Ji Man menegaskan sekali lagi. Jika Shao Yong menyelamatkan Raja, maka Da Xi bisa mengabulkan satu permohonannya.
"Dia mungkin akan memintamu untuk mengizinkannya menikahiku. Jika kau setuju maka Da Xi bisa menikah dengan Shao Yong. Bukankah itu yang kau harapkan?"
Tentu saja, tapi bagaimana kalau saat itu juga, jiwa mereka masih belum kembali ke tubuh masing-masing. Ji Man yakin kalau jiwa mereka pasti akan bertukar kembali. Pokoknya dia kabulkan saja permintaan pernikahannya nanti.
Shao Yong datang tak lama kemudian dan Da Xi langsung mengajaknya balap kuda. Da Xi baik-baik saja awalnya, tapi dengan sengaja dia pura-pura menjatuhkan diri dan melayang dari kudanya.
Shao Yong sigap melompat dan melayang dari kudanya dan sukses menangkap Raja tepat sasaran. Da Xi langsung antusias menyatakan mau mengabulkan apapun keinginan Shao Yong.
"Terima kasih, Yang Mulia. Saya memohon agar Yang Mulia memaafkan Puteri Wu Shuang dan... mengizinkan saya untuk menikahinya."
Da Xi jelas shock mendengarnya, sama sekali tak menyangka akan mendapat permohonan semacam itu. Kok Wu Shuang dan bukannya Da Xi?
Ji Man malah santai mengingatkan bahwa Raja tidak boleh menarik kembali ucapannya. "Aku memang patah hati, tapi kau sudah berjanji pada Prajurit Shao. Jika Yang Mulia mengabaikannya maka reputasi Yang Mulia akan hancur."
Kesal, Da Xi terpaksa menyetujuinya lalu pergi. Tapi saat dia berbalik beberapa detik kemudian, dia malah mendapati kedua orang itu saling memberi isyarat jempol.
Sakit hati menyadari kalau mereka sudah merencanakan hal ini, Da Xi pergi ke kamarnya dan membanting meja dan mengusir Shen Jia.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam