Sinopsis About is Love Episode 23 - 1

Sinopsis About is Love Episode 23 - 1

Beberapa saat kemudian, Wei Qing membawa Zhou Shi ke sebuah hotel. PTepat saat itu juga, onselnya berbunyi dari Fei Fei yang cemas menanyakan apakah Wei Qing sudah menemukan Zhou Shi?

"Sudah kutemukan, dia sedang mandi sekarang."

"Kalian ada di mana? Kami akan datang dan menjemputnya sekarang."

Wei Qing menolak. Keadaan Zhou Shi sudah mulai stabil sekarang. Kalau mereka datang, itu mungkin akan memperburuknya. Jangan khawatir, Wei Qing janji akan memulangkannya dengan selamat besok.


Semua orang akhirnya bisa lega sekarang. Qiu Jing sebal banget, ini gara-gara Li ing Cheng! Tapi Ning Fei rasa, Ming Cheng tidak salah apa-apa, Ming Cheng kan cuma menyukai Qiu Jing.

Fei Fei setuju, "Li Ming Cheng tidak salah apa-apa. Kenapa? Kau tidak akan membiarkannya menyukaimu? Lagian, bukankah seharusnya kau bahagia karena akhirnya ada seseorang yang menyukaimu?"

"Segala hal yang berbau cinta itu merepotkan, tidak cocok denganku."

"Menurutku kalian cocok. Kaosnya itu, kurasa hanya kau satu-satunya yang mengerti. Pikiran kalian bisa nyambung, jadi kenapa kalian tidak bersama saja?"

"Tidak. Bukankah seharusnya kita mendiskusikan bagaimana kita akan menghibur Zhou Shi? Kenapa kalian malah menargetku?"

"Kakak Li Ming Cheng yang disukai Zhou Shi lebih dari satu dekade itu, kau merebutnya semudah itu, jadi kau saja yang memikirkan cara menghibur Zhou Shi."


Kalau begitu, Qiu Jing mau mencari Ming Cheng dan menyuruh Ming Cheng menyukai Zhou Shi. Fei Fei rasa itu bukan sesuatu yang bisa dia ubah seenaknya. Ning Fei yakin kalau Zhou Shi tidak akan menyalahka Qiu Jing kok.

Tetap saja, Qiu Jing ngotot kalau dia harus melakukan sesuatu. Fei Fei malas membahas masalah ini lagi, Qiu Jing pikir aja sendiri. Tapi sekarang, sebaiknya Qiu Jing kirim pesan ke Ming Cheng dan beritahu dia kalau Zhou Shi baik-baik saja.

"Nggak mau!"

"Duh, kirim aja, napa! Dia pasti cemas sepanjang malam."

"Nggak mau. Kau saja yang kirim sana."

"Kau mau kirim tidak? Kalau tidak, aku tidak akan tidur!"


Kesal, Qiu Jing terpaksa menurutinya dan mengirim pesan ke Ming Cheng. Tapi dia jadi tidak bisa tidur memikirkan masalah ini terus. Dia bahkan mencoba mengalihkan pikirannya dengan nyanyi lagi tentang nama-nama benda-benda kimia lagi, tapi gagal dan ujung-ujungnya membuatnya tambah stres.

Tepat saat itu juga, dia mendapat pesan dari teman main baduk online-nya yang mengajaknya untuk tanding baduk. Qiu Jing menolak. Orang itu jadi cemas, apa ada masalah? Qiu Jing akhirnya cerita bahwa tadi ada orang yang nembak dia.

"Bukankah itu sesuatu yang bagus?" Heran si teman.

"Bagus apanya? Ini sangat rumit, aku tidak mau membahasnya."

"Apa kau benci orang itu?"

"Nggak... Tapi aku juga tidak menyukainya... Tapi..."

"Dia orang yang membosankan?"

"Iya."

"Kalau orang itu menyenangkan, apa kau mau menerimanya?"

"Tidak. Karena pacaran itu nggak ada gunanya."

"Jika dia ingin mendapatkanmu, berarti dia sangat tertarik. Ini pasti menarik sekali."

"Ya."

"Aku mengerti."

Hah? Qiu Jing bingung. "Dia ngerti apaan? Aku sendiri aja nggak ngerti. Arrrgh! Stres!"

 

Zhou Shi juga tidak bisa tidur memikirkan masalah ini. Karena Wei Qing juga belum tidur, Zhou Shi mengajaknya untuk ngobrol sebentar. Wei Qing penasaran, kenapa Zhou Shi menyukai Ming Cheng?

Zhou Shi agak ragu awalnya, tapi akhirnya dia mengaku bahwa segalanya dimulai dari saat mereka terjebak di lift.

Flashback.


Dulu saat Zhou Shi baru pindah rumah, mereka berdua pertama kali bertemu saat sama-sama naik lift. Ming Cheng menyapanya dengan ramah lalu memperkenalkan dirinya dan mengajak Zhou Shi salaman.

Tapi tiba-tiba lift itu macet dan lampunya mati. Zhou Shi ketakutan, tapi Ming Cheng tetap tenang dan dengan manisnya meyakinkannya untuk tidak takut lalu mengeluarkan senternya. Lift ini memang sering rusak, jadi jangan khawatir. Sebentar lagi pasti akan ada orang yang datang dan memperbaikinya.

Dia bahkan santai saja memanfaatkan saat itu untuk mengerjakan PR-nya. Dia bahkan dengan entengnya mengklaim kalau PR ini sangat gampang dikerjakan. Zhou Shi sampai heran, perasaan PR itu sangat sulit deh. Mana besok ada ujian lagi, Zhou Shi bingung harus bagaimana.

Ming Cheng jadi penasaran dan langsung meminta Zhou Shi untuk memperlihatkan PR-nya. Tapi begitu melihat PR-nya Zhou Shi, Ming Cheng berkata kalau PR ini gampang banget. Akhirnya, sambil menunggu lift-nya diperbaiki, Ming Cheng membantu merevisi semua PR-nya.

Flashback end.


Berkat pengajaran Ming Cheng itulah, pertama kalinya dalam hidup Zhou Shi, dia mendapat nilai 100 dalam ujian. Bahkan guru-gurunya pun memujinya. Begitu sekolah usai, Zhou Shi bergegas pulang karena ingin memperlihatkan hasil ujiannya itu pada Ming Cheng.

Tapi tak disangka, dia malah tenggelam di kolam bersama dengan lembar ujiannya itu. Dia diselamatkan seseorang, tapi lembar ujian itu basah kuyup sehingga Zhou Shi tidak bisa memperlihatkannya pada Ming Cheng.

"Sejak saat itulah, aku jatuh cinta padanya."

"Jadi, cuma karena dia membantumu mendapat nilai sempurna, kau menyukainya selama lebih dari satu dekade?"

"Kau itu tahu apa? Kak Ming Cheng itu idolaku. Waktu itu, kami tidak tahu apakah kami akan keluar hidup-hidup, tapi dia malah fokus mengerjakan PR-nya, bahkan membantuku belajar juga. Bisakah kau bayangkan, betapa terharunya hati si gadis kecil itu?"


Wei Qing heran, apa yang dia rasain itu beneran cinta? Zhou Shi ngotot kalau itu perasaan cinta. Zhou Shi mengaku kalau dia memutuskan untuk mengambil ujian masuk di universitas ini demi mengejar Ming Cheng. Dia ingin bersama Ming Cheng.

Tapi mengingat pengakuan cintanya gagal tiga kali berturut-turut, mungkin ini karena dia bodoh dan tidak cocok bersanding dengan Ming Cheng.


Keesokan harinya saat dia bersiap pergi, Zhou Shi baru ingat kalau dia kehilangan sebelah sepatunya. Bagaimana dia bisa pergi kalau dia cuma punya satu sepatu?

Tak perlu khawatir, Wei Qing langsung saja menyodorkan sebelah sepatunya. Dia bahkan langsung berlutut untuk membantu memakaikannya ke Zhou Shi. Kaget, Zhou Shi sontak menarik kakinya, dia bisa pakai sendiri kok. Tapi Wei Qing bersikeras memakaikannnya ala-ala sang pangeran memakaikan sepatu sang cinderella.


Tapi alih-alih membawa Zhou Shi pulang, Wei Qing malah membawanya ke kampus lalu mengemalikan surat cintanya Zhou Shi yang selama ini disimpannya. Zhou Shi kaget, kenapa surat ini bisa ada di Wei Qing?

Wei Qig mengaku kalau dia mencari surat itu setelah Zhou Shi memberitahunya tentang surat itu. Hah? Jadi maksudnya, surat ini ada di tangan Wei Qing selama ini? Terus kenapa Wei Qing baru mengembalikannya sekarang?

"Lupa."

"Lupa? Apa kau tahu betapa pentingnya ini bagiku?!"

"Kau mau terus mengomeliku tentang masalah ini atau melakukan apa yang harus kau lakukan?. Pergilah menyatakan cintamu pada Li Ming Cheng."


Buat apa? Zhou Shi sudah tahu kalau Ming Cheng menyukai Qiu Jing jadi ngapain juga dia nembak Ming Cheng. Wei Qing mengingatkan bahwa inilah yang selalu ingin Zhou Shi lakukan sejak pertama kali dia mendapat nilai sempurna.

Dia berusaha keras selama bertahun-tahun demi mengejar Ming Cheng agar dia bisa seseorang yang pantas bersanding bersama Ming Cheng. 10 tahun lamanya Zhou Shi menunggu kesempatan. dan sekarang, kesempatan itu di depan matanya. Terus apa dia mau menyerah begitu saja tanpa menyatakan cinta dengan benar sekali saja? Bukankah dia ingin tahu apa posisinya di dalam hati Ming Cheng?

"Sekarang kau masih memakai gaun itu, pertunjukkan belum berakhir. Pergilah dan tembak dia. Anggap saja ini menyelesaikan masalah dirimu versi muda. Semoga berhasil!"

Zhou Shi jadi punya semangat baru berkat ucapannya. Tapi... apa Wei Qing sudah membaca suratnya? Wei Qing menyangkal, tapi ekspresinya mencurigakan. Zhou Shi jelas tak percaya. Dia akhirnya pergi tanpa menyadari wajah sedih Wei Qing.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments