Sinopsis Before We Get Married Episode 5 - 3

Sinopsis Before We Get Married Episode 5 - 3

Keesokan harinya, Ke Fei terbangun dan santai saja menurunkan kakinya dari tempat tidur tapi malah tak sengaja menginjak 'itunya' Bai Yang yang tidur lantai. Wkwkwk! Kenapa Bai Yang ada di kamarnya?


"Kau sendiri yang memanggilku untuk datang ke bar? Masa lupa?"

"Terus kau berbaring di lantai sepanjang malam?"

"Kenapa tidak?"

Wah! Ke Fei tersinggung dan langsung menendangi Bai Yang dengan kesal. Bai Yang ada di kamarnya tapi malah tidak naik ke tempat tidurnya? Ke Fei nggak terima dianggurin! Dia merasa terhina! (Wkwkwk! Ke Fei! Ke Fei! Bukannya marah ada cowok tidur di kamarnya, malah marah gara-gara dianggurin)


Di kamar sebelah, Wei Wei terbangun tapi malah kaget melihat tangannya bertautan dengan tangan Ke Huan yang tidur di lantai. Kenapa Ke Huan bisa ada di sini?

"Kau yang meneleponku waktu mabuk semalam."

"Aku meneleponmu? Nggak mungkin. Kenapa juga aku meneleponmu?"

"Kau tidak percaya? Periksa saja ponselmu."

Masih belum percaya juga, Wei Wei langsung mengecek ponselnya tapi malah melengos menyadari dia beneran menelepon Ke Huan semalam. Wei Wei sontak mengomeli dirinya sendiri dengan kesal.

Jadi, ke Huan yang mengantarkannya pulang semalam? Lalu... apa terjadi sesuatu? Ke Huan langsung tersenyum geli mendengarnya lalu menunjuk ke samping... ke tempat dalemannya Wei Wei berada yang jelas saja langsung membuat Wei Wei menjerit heboh. Jadi... jadi... mereka berdua... mereka?

Ke Huan geli mendengarnya. "Kau dan aku? Kau memberitahuku rahasia."

"Rahasia? Rahasia apa?"

"Kau bilang kalau aku menyebalkan."

"Iya. Kau memang sangat menyebalkan."

"Kau bilang kalau aku mengacaukan hidupmu... kau bilang aku menghancurkan hubunganmu."

Wei Wei nggak percaya. Dia mabuk semalam, bagaimana dia tahu apa yang dia katakan? Bahkan sekalipun dia mengatakan itu, tapi dia waktu itu mabuk.


Tepat saat itu juga, Ke Fei mendadak masuk dan langsung kaget melihat Ke Huan ada di kamarnya Wei Wei. Mereka berdua...?

"Ada apa dengan wajahmu?" Heran Ke Huan gara-gara melihat muka kusutnya Ke Fei.

"Aku... aku... aku yang seharusnya tanya ngapaina kau ada di sini?!"

Ke Huan tak percaya mendengarnya. Kemarin Ke Fei mabuk dan menelepon Bai Yang, sedangkan Wei Wei meneleponnya. Jadi wajar dong kalau dia ada di sini.


Tiba-tiba bel pintu berbunyi. Ke Fei bergegas membuka pintu, tapi malah kaget melihat Hao Yi yang datang. Dia sontak membanting pintu sambil beralasan kalau dia belum pakai celana lalu bergegas menyembunyikan kedua pria itu di kamarnya dan menyuruh Wei Wei pakai dalemannya sekarang juga.

Ke Fei akhirnya menyilahkan hao Yi masuk tak lama kemudian dan tetap berdiri di sana mengawasi mereka selama kedua orang bicara. Hao Yi datang auntuk menjemputnya dan meminta maaf karena dia mengundurkan diri dan mengumumkan pernikahan mereka tanpa persetujuan Wei Wei.

Ke Fei tak percaya mendengarnya, cuma begitu doang? Memangnya satu permintaan maaf bisa menyelesaikan masalah? Seharusnya Wei Wei memanfaatkan kesempatan untuk mengungkapkan segalanya saja. Wei Wei sontak berbisik panik, mengungkapkan apa?

"Dia harus minta maaf lagi! Yang tulus!"

Hao Yi menurutinya dan meminta maaf sekali lagi. Ke Fei kesal banget dan terus mengomelinya. Wei Wei berusaha menghentikannya dengan mencubit kaki Ke Fei, tapi Ke Fei tak peduli dan terus mengomeli Hao Yi. Bagaimana bisa dia selalu bersikap seperti ini, apa susahnya berkomunikasi?!


Ke Huan yang sedari tadi berusaha keras untuk bersabar, akhirnya tidak tahan lagi dan langsung keluar untuk memarahi Hao Yi, mengingatkan Hao Yi tentang janji Hao Yi saat Hao Yi membeli rumahnya dulu.

Hao Yi bilang kalau Hao Yi akan menjaganya, melindunginya, dan membuatnya bahagia. Tapi sekarang dia malah membiarkan Wei Wei mabuk berat dan baru muncul pagi ini!

Hao Yi bingung, kenapa Ke Huan bisa ada di sini? Ke Huan beralasan kalau dia cuma membantu Bai Yang, dia tidak mungkin bisa mengurus dua wanita mabuk sendirian. Bai Yang itu siapa? Tanya Hao Yi.

"Aku pacarnya." Ujar Bai Yang sambil merangkul Ke Fei.


Ke Fei go with flow aja dan mengklaim bahwa kemarin Bai Yang tidak bisa mengurus mereka berdua sendirian, makanya dia memanggil Ke Huan untuk membantunya. Untung saja Hao Yi percaya dan sekali lagi meminta maaf karena tidak menjaga Wei Wei dengan baik sampai merepotkan Ke Huan. Hao Yi lalu mengajak Wei Wei pulang dan Ke Huan cuma bisa menatap kepergiannya dengan sedih.


Bai Yang tidak mengerti kenapa Ke Huan malah pergi menemui Wei Wei semalam. Ke Huan balas bertanya, bagaimana bisa Zi Yuan tahu tentang apa yang terjadi di kantor? Dan bagaimana pula dia bisa ada di pesta itu?

Bai Yang mengaku dialah yang memberitahu Zi Yuan. Mereka berdua kan sudah bersama selama bertahun-tahun, Zi Yuan selalu mengurus Ke Huan dengan baik. Makanya dia pikir kalau Zi Yuan harus tahu.

Ke Huan kesal mendengarnya. Kenapa juga Bai Yang menelepon Zi Yuan, memangnya dia pernah menyuruhnya? Apa sekarang Bai Yang lebih memihak Zi Yuan? Bai Yang mengklaim kalau dia memihak Ke Huan, tapi ujung-ujungnya dia tetap saja membela Zi Yuan dan mengingatkan Ke Huan bahwa Zi Yuan lah yang bisa menbantu Ke Huan, bukan Wei Wei.

"Sudahlah. Aku akan menyelesaikan masalahku sendiri. Di masa mendatang, kau jangan ikut campur. Kau sudah terlambat kerja."


Di kantor, Ke Fei tiba-tiba mengonfrontasi perbuatan Wei Wei semalam. Dia menelepon Ke Huan saat mabuk, lalu tadi pagi Ke Huan ada di dalam kamarnya. Yang itu artinya, ke Huan menjemput Wei Wei saat mereka mabuk semalam dan dia menjaga Wei Wei sepanjang malam. Apa artinya semua itu.

Wei Wei malah pura-pura. Itu artinya dia semalam nelpon nomor yang salah. Ke Fei jelas tak percaya, dia masih ingat betul apa yang Wei Wei katakan pada Ke Huan waktu dia mabuk. Wei Wei bilang kalau dia punya sedikit rahasia dan bilang kalau Ke Huan itu menyebalkan.

Waktu 321 datang tadi, Ke Fei ingin sekali mengunyahnya habis-habisan. Eh, Ke Huan alah mengomelinya lebih parah daripada apa yang mungkin akan dilakukan Ke Fei. Apa Wei Wei tahu apa itu artinya?

"Itu artinya, Chu Ke Huan itu psiko."

"Menurutku bukan itu. Cu Ke Huan itu bukan psiko. Dia menyukaimu., peduli padamu, tapi dia tidak punya hak untuk itu. Makanya dia melampiaskan kemarahannya pada 321."

"Kau berpikir terlalu berlebihan."

"Aku berpikir terlalu berlebihan atau kau terlalu menyukainya sebesar itu?"

Wei Wei masih saja bersikeras menyangkal dan menegaskan kalau dia semalam nelpon orang yang salah. Jadi tolong diam aja!


Tak menyerah begitu saja, Ke Fei langsung mengajak Bai yang ketemuan untuk mendiskusikan masalah kedua orang itu. Mereka berdua sama-sama yakin kalau kedua orang itu punya perasaan pada satu sama lain.

Karena itulah, mereka kemudian bekerja sama untuk mengetes kedua orang itu. Bai Yang menelepon Ke Huan dan berbohong kalau Wei Wei pingsan, sekarang dia dibawa ke rumah sakit yang jelas saja membuat Ke Huan langsung panik dan bergegas pergi.

Ke Fei lalu menelepon Wei Wei dan berbohong bahwa Ke Huan mengalami kecelakaan dan sekarang lagi di UGD. Wei Wei tidak mengatakan apapun dan langsung mematikan sambungan mereka, tapi tampak jelas dia khawatir.


Ke Huan tiba di rumah sakit tak lama kemudian dan langsung berlarian kesana-kemari mencari Wei Wei tanpa menyadari Bai Yang dan Ke Fei yang sedang mengawasinya.

Bai Yang langsung lemas melihat reaksi Ke Huan yang jelas-jelas menunjukkan dia punya perasaan pada Wei Wei. Kalau Wei Wei datang juga, berarti mereka memang saling menyukai. Tapi bagaimana dengan Zi Yuan. Kalau begini jadinya, mending dia tidak tahu apa-apa?

"Apa ada masalah dengan otakmu? Kau sendiri yang ingin mengetahui kebenarannya, kenapa sekarang kau malah bingung? Kita sudah mengonfirmasi salah satu dari mereka. Masih ada satu lagi."


Baru diomongin, Wei Wei muncul saat itu juga dan langsung panik berlarian kesana-kemari mencari-cari Ke Huan... hingga akhirnya, keduanya tak sengaja bertemu di eskalator dan jelas kaget melihat satu sama lain dalam keadaan baik-baik saja.

Ke Huan langsung sadar apa yang terjadi, mereka sama-sama dibohongi. Dia begitu bahagia melihat Wei Wei datang kemari karena mengkhawatirkannya dan langsung memeluk Wei Wei erat-erat.

"Itu tidak penting. Setidaknya sekarang kita tahu bahwa kau peduli padaku... dan mencintaiku."

Bersambung ke part 4

Post a Comment

0 Comments