Sinopsis About is Love Episode 22 - 1
Selama beberapa hari berikutnya, Wei Qing terus melatih Zhou Shi dengan ketat. Pagi-pagi dia mengajak Zhou Shi olahraga sambil menghapal kosa kata bahasa Inggris, lalu dilanjutkan dengan latihan bersama kedua pegawai bule, lalu mengerjakan kisi-kisi ujian.
Hingga akhirnya, mereka tiba pada malam terakhir sebelum ujian. Setelah mengoreksi pekerjaannya Zhou Shi, Wei Qing meyakinkan kalau besok Zhou Shi bisa masuk ke ruang ujian tanpa perlu khawatir.
Lalu tak lama kemudian, dia muncul kembali mengejutkan Zhou Shi dengan membawa kue ultah sambil menyanyikan lagu ultah untuk Zhou Shi. Dia bahkan sudah menyiapkan hiasan dinding untuk merayakan ultahnya Zhou Shi. Zhou Shi terharu.
"Kau sangat sibuk belajar, kau mungkin lupa kalau hari ini hari ulang tahunmu, kan?"
Dia mengaku kalau dia sengaja menyuruh teman-temannya Zhou Shi untuk tidak mengirim ucapan selamat ultah karena itu bisa saja mengganggu belajarnya Zhou Shi, mereka bisa membicarakannya setelah ujian selesai.
Dan tentang hiasan dinding ini, Wei Qing mengaku kalau dia membuatnya secara diam-diam waktu Zhou Shi tidur kemarin malam. Karena ini dadakan, harap maklum kalau jadinya agak jelek.
"Tiup lilinnya, belum jam 12 jadi ini masih hari ultahmu."
Tapi alih-alih meniup lilinnya, Zhou Shi malah memeluk Wei Qing dengan penuh haru. "Terima kasih."
"Tidak perlu berterima kasih padaku."
"Aku tidak peduli, aku hanya ingin berterima kasih padamu."
Dia lalu make a wish dan meniup lilinnya bersama Wei Qing.
Zhang Shuai baru kembali saat ujian keesokan harinya. Dia benar-benar menyesal karena tidak bisa membantu Zhou Si belajar sampai akhir, bagaimana perkembangannya? Zhou Shi tidak mempermasalahkannya kok, dia sudah menemukan orang lain yang membantunya belajar. Tapi saat Zhang Shuai tanya siapa orangnya, Zhou Shi ragu memberitahukannya dan cuma bilang kalau orang itu temannya.
Para pengawas ujian masuk tak lama kemudian dan mulai membagi-bagikan soal-soal ujiannya. Semua orang langsung fokus mengerjakan soal-soal mereka... saat tiba-tiba saja Zhou Shi mendengar suara Wei Qing mengomentari pekerjaannya. Hah?
Zhou Shi jelas kaget melihat Wei Qing mendadak muncul dan duduk di sampingnya. Ngapain dia di sini? Tentu saja untuk mengawasi Zhou Shi ujian. Zhou Shi cemas dan berusaha mengusirnya, tapi Wei Qing ngotot tidak mau dan memaksa Zhou Shi mengerjakan soalnya saja. (Err... tapi kok aneh, kayaknya nggak ada satupun yang perhatian sama Wei Qing?)
Zhou Shi akhirnya fokus mengerjakan soal-soalnya lagi dengan terus menerus diawasi oleh Wei Qing. Ujian akhirnya selesai tak lama kemudian, tapi saat Zhou Shi berpaling kembali ke arah Wei Qing, dia malah bingung mendapati tempat itu sudah kosong. (Pfft! Cuma bayangan toh?)
Zhou Shi bisa lega sekarang, akhirnya dia bebas. Zhang Shuai heran, Zhou Shi tadi lumayan cepat mengerjakan soal-soalnya, sepertinya revisinya berjalan dengan cukup baik, yah?
"Ini adalah hasil dari sesi revisi dari neraka selama setengah bulan. Apa kau tahu apa yang kualami selama beberapa hari terakhir? Aku tidak bisa makan dan tidur dengan tenang. Kalau aku tidak setuju, dia malah memukulku! Tapi berkat bantuan dia juga aku bisa berhasil menyelesaikan ujianku."
Zhang Shuai jadi makin penasaran, "siapa orang hebat itu?"
"Wei Qing."
"Wei Qing dari Yun Ma? Dia ngajar juga?"
"Kau tidak menyangka, kan? Aku juga tidak menyangkanya. Tapi memang dialah yang membantuku. Beberapa hari ini, dia juga ikut menderita bersamaku. Jadi aku harus berterima kasih padanya."
"Kenapa dia membantumu?"
"Karena kami teman."
Zhang Shuai malah ragu, apa Wei Qing sungguh hanya memperlakukannya hanya sebagai teman? Zhou Shi jelas heran dengan pertanyaannya, maksudnya apaan? Tapi Zhang Shuai malah menolak menjelaskan apapun dan bergegas pergi. Aneh sekali.
Zhou Shi lalu pergi ke kantornya Wei Qing, tapi Sekretaris An berkata kalau Wei Qing sedang keluar menemui seorang klien penting. Mungkin dia akan kembali sebentar lagi, memangnya ada apa Zhou Shi mencarinya?
"Tidak ada sih, aku cuma baru selesai dengan ujianku, makanya aku datang untuk berterima kasih padanya."
"Bagaimana ujiannya?"
"Berkat dia, seharusnya tidak ada masalah."
"Selamat."
"Terima kasih, Sekretaris An. Kalau begitu, aku pulang sekarang. Aku akan berterima kasih padanya nanti malam."
Yang tidak Zhou Shi ketahui, klien penting yang Wei Qing temui itu ternyata Fei Fei. Wei Qing ingin mengadakan pesta ulang tahun untuk Zhou Shi, tapi dia ingin Fei Fei yang pura-pura menyelenggarakannya karena dia takut Zhou Shi akan menolaknya jika dia sendiri yang menyelenggarakan pesta itu. Dia bahkan sudah menyiapkan tempat dan bajunya Zhou Shi, Fei fei urus sendiri sisanya.
Tapi Fei Fei penasaran dengannya, apa sebenarnya yang Wei Qing inginkan? Sebagai sahabatnya ZHou Shi, dia hanya tidak ingin Zhou Shi terluka. Tapi dia memperhatikan, sejak pertama kali Wei Qing bertemu dengan Zhou Shi sampai sekarang, segala yang dia lakukan lebih daripada apa yang seharusnya dilakukan seorang teman.
Dia sudah tanya ke Zhou Shi, tapi Zhou Shi bilang kalau dia cuma salah paham. Tapi Fei Fei yakin bahwa seseorang tidak mungkin baik pada orang lain tanpa alasan. Kalau Wei Qing tidak mengejar Zhou Shi, lalu apa sebenarnya yang Wei Qing inginkan dari Zhou Shi?
"Apa yang kau katakan benar, aku punya alasanku sendiri, tapi aku tidak memberitahukan alasanku. Zhou Shi sangat penting bagiku, aku tidak akan menyakitinya."
"Jadi, apa kau menyukainya?"
"Suka? Apa itu suka?"
"Kau sudah memacari banyak wanita dan kau tanya apa itu suka? Atau semua ini cuma sekedar perbuatan tanpa melibatkan perasaan?"
"Bagaimana jika kubilang... yang terakhir?"
"Aku tidak peduli bagaimana perasaanmu pada orang lain, tapi aku harus yakin kalau kau tidak pura-pura terhadap Zhou Shi."
"Aku sungguh-sungguh terhadap Zhou Shi."
"Baiklah, aku percaya padamu. Yah walaupun aku tetap tidak tahu alasanmu, tapi sekarang aku yakin kalau kau tidak akan menyakitinya."
"Terima kasih. Aku tidak akan membiarkanmu melakukan apapun dengan sia-sia."
Nggak perlu. Lagian sekretarisnya Wei Qing bilang kalau dia akan membelikannya sesuatu. Sekarang Wei Qing juga ingin memberinya sesuatu, memangnya dia kelihatan kayak orang yang akan menjual temannya sendiri demi uang? Wei Qing menyangkal, dia ingin memberi Fei Fei hadiah hanya sebagai ungkapan terima kasih.
Ming Cheng juga baru kembali dari perjalanan bisnisnya. Dia penasaran bagaimana dengan ujiannya Zhou Shi? Tapi Zhou Shi malah menolak mengatakan apapun dengan muka sedih sampai membuat Ming Cheng jadi merasa bersalah, mengira ujiannya Zhou Shi gagal gara-gara dia tidak membantu mengajari Zhou Shi.
Zhou Shi geli mendengarnya, dia bohong kok. Ujiannya lumayan lancar, dia yakin kalau dia pasti akan lulus. Ujian bahasa Inggris level 4-nya juga lancar.
"Baguslah kalau begitu, sekarang kau juga belajar menipu orang, yah. Mengagetkanku saja, nakal!" Ming Cheng gemas menyodok hidungnya yang jelas saja membuat Zhou Shi senang.
"Karena aku sudah sangat patuh, bukankah seharusnya kau memberiku hadiah?"
Tentu saja. Karena Ming Cheng melewatkan ultahnya Zhou Shi dan kebetulan lusa weekend, Ming Cheng akan menemani Zhou Shi ke manapun dia ingin pergi, dia akan menuruti apapun yang Zhou Shi katakan. Zhou Shi senang.
Tepat setelah Ming Cheng pergi, Fei Fei menelepon lalu mengajaknya pergi melihat-lihat sebuah aula super mewah untuk menyelenggarakan pesta ultahnya Zhou Shi... yang malah membuat dirinya sendiri shock bukan main melihat betapa megahnya aula itu. Qiu Jing sampai bingung sendiri, dia sendiri yang booking kenapa dia sendiri juga yang kaget?
"Errr... iya. Aku antusias banget setiap kali melihatnya."
Zhou Shi cemas melihat tempat yang terlalu mewah ini. Mending mereka merayakan ulathnya dengan makan malam di restoran biasa aja. Fei Fei tidak setuju, mereka bukan hanya akan merayakan ultahnya Zhou Shi, tapi juga merayakan lulus ujiannya Zhou Shi.
Masalah harga, jangan khawatir. Fei Fei mengklaim kalau hotel ini bekerja sama dengan majalah mereka, jadi mereka akan dikasih diskon. Harganya setara dengan seporsi hotpot.
"Semurah itu? Kalau begitu, aku juga mau datang kemari kalau aku ultah nanti." Ujar Qiu Jing.
"Jangan ikut-ikutan. Kau kan jenius, tidak seharusnya kau bersikap seperti orang normal."
"Terkadang, kecerdasan juga butuh sesuatu yang mewah dan megah."
"Cukup bermewah-mewah satu kali saja. Nanti (giliranmu) makan hotpot di rumah aja."
Zhou Shi masih bersikeras menolak merayakan ultah di tempat ini. Lagian mereka kan cuma berempat, kalau ditambah Ming Cheng dan Wei Qing, maka akan jadi enam orang doang. Hotel ini terlalu besar untuk mereka berenam.
Siapa bilang cuma 6 orang. Zhou Shi undang aja semua kenalannya. Baik yang punya hubungan baik dengan Zhou Shi maupun yang punya hubungan buruk dengannya. Sekalian undang si Ran Yu itu.
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam