Sinopsis About is Love Episode 21 - 3

Sinopsis About is Love Episode 21 - 3

Mengalihkan topik ke pekerjaannya Zhou Shi, Fei Fei penasaran apakah catatan-catatan pelajaran ini dibuat sendiri oleh Wei Qing?

Zhou Shi membenarkan, semua orang selalu mengira kalau Wei Qing itu cuma pintar melakukan bisnis dan tidak mengerti seni. Padahal sebenarnya, Wei Qing banyak membaca berbagai macam bidang. Dia jauh lebih pintar daripada para profesor di kampus.

Jika saja Wei Qing mengajarinya sejak awal, Zhou Shi pasti tidak perlu nyari bantuan kesana-kemari. Fei Fei geli sendiri mendengar segala pujian Zhou Shi, apa sekarang dia memuja Wei Qing?

"Apanya yang memuja? Aku cuma berpikir dia sangat pintar." Sangkal Zhou Shi canggung.

"Saat kau membicarakannya barusan, ekspresimu sama seperti saat kau membicarakan Li Ming Cheng atau Xun Ran. Makanya kau harus tahu dengan jelas posisinya di dalam hatimu."


Fei Fei pikir kalau Wei Qing cuma asal saja bilang mau membantu Zhou Shi, tapi ternyata dia serius juga. Zhou Shi juga tak menyangka, awalnya dia kira kalau Wei Qing cuma akan mengawasinya dan membantunya menghapal. Sungguh tak disangka kalau dia malah membuat semua catatan pelajaran ini.

Zhang Shuai memang membuat catatan pelajaran untuknya juga, tapi Zhang Shuai hanya mencatat beberapa poin penting saja. Sedangkan Wei Qing berbeda. Selain membuat catatan, dia cuma membuat contoh-contoh.

"Menurutmu, bagaimana bisa orang sesibuk dia, punya waktu untuk melakukan semua ini?"

"Bodoh. Tentu saja saat kau tidak bisa melihatnya. Misalnya saat kau tidur, saat itulah mungkin dia membuat catatan pelajaran untukmu. Makanya, kau harus berterima kasih padanya. Dia sangat perhatian dan tulus."

Zhou Shi setuju, "aku harus berterima kasih padanya."


Tapi gara-gara belakangan ini tidur subuh-subuh, Zhou Shi jadi sulit tidur sekarang. Tiba-tiba dia kepikiran mau memanjat masuk ke rumahnya Wei Qing, tapi pada akhirnya dia malah ragu karena teringat kemarahan Wei Qing tadi.
 

Tapi keesokan paginya, Wei Qing malah datang sendiri menjemputnya untuk belajar lagi. Kemaarahannya spertinya sudah sirna sepenuhnya, Zhou Shi senang.

Tapi kemudian, dia malah dibuat melongo shock saat Wei Qing menulis jadwal belajar mereka yang sangat ketat mulai dari subuh sampai tengah malam, itu pun khusus untuk belajar bahasa Inggris doang.

"Kau yakin ingin menulis semua ini?"

"Kenapa? Apa ini membangktkan pengalaman traumatismu? Apa ini mengingatkanmu pada kengerian yang kau hadapi saat kau ujian masuk universitas?"

Zhou Shi benar-benar heran dengan Wei Qing, "sepertinya kau semangat sekali."

"Oh, soalnya aku tidak pernah mengikuti ujian masuk universitas di sini, makanya aku ingin mengalaminya."


Pembelajaran ini akan sangat beramanfaat untuk Zhou Shi karena bisa membangkitkan saraf-saraf di seluruh tubuh Zhou Shi. Apalagi waktu ujiannya sudah semakin dekat, jadi selama beberapa hari ke depan, Zhou Shi akan sangat tersiksa. Apa Zhou Shi sudah siap?

"Aku sudah bersiap untuk kurang tidur."

"Bagus kau sadar hal itu. Tidak ada yang namanya jalan pintas dalam mempelajari bahasa Inggris. Tapi kau bisa menghapal dan ada banyak cara-caara cepat utuk menghapal pelajaran di luar sana."

Dia terus saja nyerocos antusias tentang berbagai macam teknik menghapal dan rencananya untuk mengkombinasikan semua teknik menghapal ini pada Zhou Shi. Dia bahkan langsung melemparkan kumpulan kisi-kisi soal bahasa Inggris selama sepuluh tahun terakhir, dia hanya mengambil soal-soal yang paling sering muncul untuk memudahkan Zhou Shi menghapalnya.

Waktu paling baik utuk menghapal itu setelah bangun tidur, jadi mereka akan belajar menghapal di waktu itu. Sore hari biasanya gampang ngantuk, tapi Wei Qing aapunya cara untuk mencegah itu terjadi. Dan malam hari adalah waktu terbaik untuk mengerjakan soal-soal. Apa ada pertanyaan?

"Itu... apa aku masih harus melaparkan diri?"

Tentu saja... "Saat kita kenyang, kita akan gampang lelah."

Zhou Shi langsung mewek mendengarnya.


Saat Fei Fei datang menyerahkan dokumen untuk He Wei tanda tangani, He Wei menyuruhnya untuk mengosongkan jadwal sore nanti dan menyuruh Fei Fei untuk menemaninya ke sebuah event.

Tapi sore harinya, He Wei ternyata membawa Fei Fei untuk merayakan satu bulan mereka bertemu. Dia menghias tempatnya seromantis mungkin plus buket bunga mawar untuk Fei Fei lalu mulai melancarkan rayun gombalnya tak peduli biarpun Fei Fei tidak tampak antusias sedikitpun.

"Selama satu bulan ini, kita saling bertemu, saling salah paham pada satua sama lain, hinga saling memiliki perasaan satu sama lain. Lebih tepatnya aku yang punya perasaan padamu. Sejujurnya, aku belum pernah begitu terpikat oleh seorang wanita. Biarpun aku belum lama mengenalmu, tapi setiap senyuman dn kerlipan matamu telah terukir di dalam hatiku. Fei Fei, maukah kau jadi pacarku?"

Fei Fei galau. Tapi saat He Wei hendak mengecup tangannya, Fei Fei sontak menariknya dan meminta He Wei untuk memberinya waktu untuk memikirkannya. He Wei setuju-setuju saja, asal Fei Fei tidak menolaknya, dia bersedia menunggu.

Tapi dia belum selesai lalu mengajak Fei Fei untuk makan malam dengannya. Fei Fei sebenarnya ragu, tapi akhirnya dia menyambut uluran tangan He Wei.

Wei Qing terbangun subuh-subuh lalu membangunkan Zhou Shi secara paksa. Seperti biasanya, dia mengajak Zhou Shi lari pagi di taman sambil menghapal kosa kata bahasa Inggris. Bahkan siang harinya, dia memanggil dua pegawai bule untuk jadi gurunya Zhou Shi biar mereka melatih kemampuan listening-nya Zhou Shi.

"Ini berlebihan. Bukankah cukup melatih kemampuan listening-ku pakai audio saja?"

Tapi Wei Qing ngotot kalau dua pegawai bule ini bisa membantu mempercepat peningkatan kemampuan listening-nya Zhou Shi.

Bersambung ke episode 22

Post a Comment

0 Comments