Sinopsis Once Upon a Time... In My Heart Episode 2 - 4
Di Hong Kong, Chen Biao melapor ke Daniel tentang Chen Ming yang sekarang sedang berusaha mendekati Fah di Thailand. Dia yakin kalau Chen Ming pasti akan memanfaatkan Fah untuk melakukan sesuatu dan hal itu ada hubungannya dengan Daniel.
"Bagaimana kau tahu?"
"Karena anda menc~~m Khun Fahsai. Tentu saja mereka tahu apa yang anda pikirkan tentang Khun Fahsai."
"Aku cuma ingin mengucap selamat tinggal padanya." (Pfft! Sesuatu banget ucapan selamat tinggalnya)
"C~~man selamat tinggal saat peluru berterbangan, Bos. Tapi Bos, apa anda yakin mau membiarkan Chen Ming dekat dengan Khun Fahsai? Entah apa yang akan mereka lakukan pada Khun Fahsai."
di Thailand, Fah baru saja pulang tapi malah mendapati kedua orang tuanya sedang ngobrol dengan Chen Ming. Mereka bahkan tampak suka banget sama Chen Ming, apalagi Chen Ming bersikap sangat sopan sesuai adat Thailand pada mereka.
Ayah bahkan memanggilnya sebagai 'Tuan Hong Kong' dan tanya apa yang dilakukannya di sini. Chen Ming mengaku kalau dia datang mencari seorang teman yang rumahnya berada di sekitar area ini.
Ibu dengan senang hati menawarkan bantuan untuk mencari temannya Chen Ming itu, siapa orang yang dia cari.
Chen Ming langsung berpaling menatap Fah. Fah kontan panik dan buru-buru pamit pergi dengan alasan mau ke kantor tanpa mempedulikan Ayah yang berniat mau memperkenalkannya pada Chen Ming.
Tapi di tengah jalan, Chen Min tiba-tiba menyusulnya. Fah lansung saja minta penjelasan tentang gambar dua orang digantung itu. Kenapa Chen Ming menggambar ini di buku diary-nya?
"Bekerjalah padaku, maka kau akan mengetahuinya." Ujar Chen Ming.
Dia lalu memperkenalkan dirinya bahkan memberikan kartu namanya untuk Fah. Dan tujuannya datang kemari adalah untuk mengundang Fah untuk bekerja padanya.
Fah jelas curiga. "Bekerja apa?"
Dia mengklaim kalau dia menyukai gammbar yang Fah buat di buku diary-nya. Karena itulah, dia ingin Fah menggambar untuk kakaknya. Mungkin kondisi kakaknya bisa membaik berkat gambarnya.
"Memangnya ada apa dengan kakakmu?"
"Jika kau ingin tahu jawabannya, maka bekerjalah padaku. Aku akan memberitahumu tentang detilnya. Dan tentang bayarannya, kau bisa minta sebanyak apapun yang kau inginkan. Karena aku rela membayar berarapun demi kau."
Tepat saat itu juga, Itt kebetulan lewat dan langsung berhenti karena mencemaskan Fah. Berniat melarikan diri dari Chen Ming, Fah langsung saja naik mobilnya Itt tanpa menerima kartu namanya.
Chen Ming tak melepaskannya begitu saja dan ngotot memaksa Fah untuk menerima kartu namanya. Fah tidak perlu terburu-buru membuat keputusan, karena dia sendiri tidak terlalu tergesa kok. Itt cepat-cepat pergi, tapi dia penasaran siapa pria tadi.
"Aku juga tidak kenal."
Itt langsung mengomelinya dengan cemas, mengingatkannya untuk tidak pulang larut malam seperti dulu. Fah mulai tak nyaman dan minta diturunkan di depan saja.
"Apa kau masih marah padaku?"
"Tentang kau tunangan dengan Dokter Kwan?"
"Aku ingin menjelaskan padamu. Sebenarnya aku tidak bermaksud untuk tidak setia padamu. Tapi Kwan, benar-benar orang yang paling tepat untukku. Aku mencoba untuk melepaskannya, tapi aku tidak bisa."
Memilih seseorang yang kita cintai itu tidak salah, yang salah adalah Itt tidak pernah memberitahunya. Dia sendiri juga bodoh karena kupikir mereka masih saling mencintai.
"Aku tidak berani karena kupikir kau mungkin akan mengetahui tentang Kwan dan aku melalui berita."
Fah bergumam nyinyir. Tapi Itt tidak usah khawatir karena dia benar-benar sudah tidak lagi marah pada Itt. Malah sebenarnya, dia harus berterima kasih pada Itt. Karena berkat Iyy, dia jadi bertemu dengan hal-hal bagus di Jepang.
Itt senang. Kalau begitu, bisakah mereka jadi kakak-adik seperti dulu? Fah setuju-setuju saja. Dia bahkan tidak keberatan saat Itt menyatakan amau mengantarkan Fah sampai kantor.
Tapi mereka tidak sadar bahwa saat mereka melewati tikungan, Kwan kebetulan melihat mereka. Dia langsung mengikuti mereka sampai ke kantor majalahnya Fah dan jelas saja itu langsung membuatnya marah besar.
Dia langsung menghadang mobilnya Itt yang baru saja selesai mengantarkan Fah dan melabraknya. Itt berusaha menjelaskan, tapi Kwan tidak mau dengar dan langsung pergi. Kebetulan sekali kejadian itu disaksikan Jane yang baru datang.
Itt mengejarnya sampai ke rumah sakit sambil terus berusaha menjelaskan kalau dia dan Fah tadi tak sengaja bertemu, tapi Kwan ngotot hanya mau mempercayai apa yang dia lihat dan menyimpulkan kalau Itt masih belum bisa melupakan Fah.
Apalagi waktu Itt mengaku bahwa yang memulai duluan adalah Fah. Kwan dengan sinisnya menyimpulkan kalau Itt sepertinya orang yang gampang dibujuk.
Mungkin jika ada rumah sakit lain yang membujuknya untuk jadi dokter di sana, Itt pasti akan langsung menyetujuinya seperti apa yang terjadi barusan dengan Fah.
Dia bahkan mengingatkan Itt bahwa beasiswa yang ayahnya berikan untuk Itt agar dia bisa bekerja di rumah sakit ini, mungkin akan hilang.
Tak lama kemudian di kantor majalah, Ramet tiba-tiba mengumumkan bahwa perusahaan ini bakalan harus ditutup. Sambil tertawa histeris dia mengingatkan para karyawannya bahwa penjualan mereka kurang baik belakangan ini, ditambah dengan kebakaran kemarin.
Dan sekarang rumah sakit milik Dokter Aphiwat yang merupakan ayahnya Kwan barusan menelepon dan berkata kalau mereka membatalkan iklan mereka.
"Terus kenapa anda tertawa?" Heran Nuch.
"Karena kalau aku tidak tertawa, maka aku akana menangis. Hiks!"
Berusaha menyemangati Ramet, Fah meyakinkan kalau mereka semua keluarga, mereka pasti akan membantu mencari jalan keluarnya. Fai tidak mengerti, kenapa rumah sakit Dr. Aphiwat tiba-tiba membatalkan iklan mereka padahal mereka sudah bekerja sama selama 10 tahun lamanya?
"Aku aanggak tahu. Putrinya tadi menelepon dan minta pembatalan. Hik!"
Nudee dan Jane langsung tahu apa penyebabnya, ini gara-gara Fah! Tadi Fah dianterin sama Itt kan, gara-gara itu Itt sama Kwan bertengkar. Perusahaan ini bangkrut gara-gara Fah!
Fah mengakui kalau dia memang dianterin Itt tadi, tapi mereka bertemu hanya sebagai kakak dan adik kok. Nudee dan Jane tambah nyinyir mendengarnya.
Nuch tidak terima hinaan mereka dan sontak saja para wanita itu langsung perang jambak-jambakan sampai Ramet stres gara-gara ulah mereka. dengan cepat dia menghentikan mereka semua dan berkata bahwa perusahaan ini akan tetap ditutup bukan karena kesalahan siapapun, tapi karena kesalahannya sendiri.
Karena itulah, Ramet ingin mereka memikirkan apa yang akan mereka lakukan selanjutnya. Ramet sendiri akan pergi bertobat ke kuil karena sudah membuat majalah warisan neneknya ini bangkrut.
Chen Ming memandikan kakaknya sembari mengenang masa lalu, betapa sayangnya kakaknya padanya dulu. Suatu hari, Chen Xiao Yao melihat gambar pistol dengan simbol White Tiger buatan Chen Ming itu.
Xiao Yao suka banget dengan gambarnya itu, dia benar-benar kagum dengan bakat Chen Ming. Bahkan menurutnya, Chen Ming pantas untuk masuk universitas seni di Perancis.
Tapi Chen Ming mengaku kalau ia ingin menyerah saja. Dia mau membantu Ayah dan Xiao Yao mengurus geng mereka saja. Xiao Yao tidak setuju, Chen Ming harus pergi. Dia akan membantu Chen Ming untuk bicara pada Ayah.
"Lindungi tanganmu dan pergilah menggambar mengikuti impianmu. Tugas memegang pistol dan mengurus geng, itu tugasku. Mengerti, adikku sayang?" Itulah yang dikatakan Xiao Yao dulu.
Chen Ming berlinang air mata teringat kenangan itu. Gambar pistol bersimbol White Tiger itu sekarang benar-benar dia buat betulan. Sebenarnya dia tidak ingin membuatnya karena tak ingin Xiao Yao membunuh orang.
"Tapi sekarang aku mengerti. Jika kita tidak memiliki senjata, maka merekalah yang akan menggunakan senjata untuk menyakiti kita. Aku janji, aku akan menggunakan senjatamu demi membalaskan dendammu dan ayah kita."
Tian Kong datang melapor bahwa menurut nata-mata mereka di Hong Kong, Daniel masih bekerja seperti biasanya, sama sekali belum ada pergerakan baru darinya.
"Tidak masalah. Tunggu saja sampai Fahsai setuju untuk bekerja bersama kita. Kita lihat saja nanti apakah Daniel masih bisa santai."
"Apa Tuan Muda yakin kalau Khun Fahsai akan setuju?"
Tentu saja. Karena sekarang Chen Ming sudah tahu umpan apa yang harus dia gunakan untuk menangkap si ikan kecilnya itu.
Di rumah, Ayah diam-diam menyelinap masuk ke kedai mereka lalu mengambil beberapa lembar uang... tapi malah ketahuan Ibu.
Fah baru pulang saat itu tapi malah kaget mendengar jeritan ibunya yang tiba-tiba saja menyerang Ayah dengan ganas. Fah kontan panik melerai mereka, ada apa sih?
Bersambung ke part 5
3 Comments
lanjut terus ya min sampai tamat
ReplyDeletesemangat lanjut terus
ReplyDeletemin sinopsis oan gia cay nong dong
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam