Sinopsis Kiss - The Series Episode 8 - 2

Sinopsis Kiss - The Series Episode 8 - 2



Sandee terbangun dan mendapati Thew sedang tidur. Dia bertanya-tanya pada dirinya sendiri apakah menjadi Thew sebagai pacarnya adalah keputusan yang benar. Pada akhirnya dia memutuskan untuk mencobanya saja dulu.


Thew tiba-tiba terbangun dan mendapati Sandee sedang menatapnya "Kenapa? Apa sekarang kau sudah mulai jatuh cinta pada pacarmu ini?"

"Kau sudah gila apa?"

"Kau menatapku seperti itu. Kau membuatku tersipu malu, tahu ga? Tapi aku yakin kau pasti lebih tersipu malu dari ku, iya kan?" goda Thew yang sontak membuat Sandee langsung menyembunyikan wajahnya dibalik selimut dengan malu-malu.


Jane cemas apakah Sanrak benar-benar bisa menulis artikel majalah dengan baik mengingat menulis artikel itu sama sekali tidak mudah.

Sanrak meyakinkannya bahwa dia akan berusaha melakukan yang terbaik, lagipula dia punya cukup banyak pengalaman menulis. Di kampus, dia sering menulis untuk fakultasnya.

Memang menulis di kampus dan di majalah profesional beda. Tapi Jane dan Na selama beberapa bulan ini bahkan tidak mengenali perbedaan artikel Daoduen dan anaknya, jadi dia yakin kalau dia pasti bisa. Jane akhirnya setuju, lagipula sebentar lagi dia akan meninggalkan perusahaan ini dan menyerahkan semuanya pada Sanrak.


Sandee benar-benar ingin memenuhi janjinya untuk bertanggung jawab atas kegagalan presentasi grup mereka dengan cara mengambil alih topik-topik paling berat untuk dia revisi sendiri, dia menugaskan June untuk mengerjakan satu topik saja sementara Thada dia tugaskan mengerjakan 2 topik. Thada cemas jika Sandee harus mengerjakan semuanya sendiri, tapi Sandee tetap bersikeras.


Saat Sandee mau pulang, Thada berniat untuk mengantarkannya. Tapi Thew datang saat itu juga untuk mengklaim haknya sebagai pacarnya Sandee untuk mengantarkan Sandee pulang.

Dia bahkan membuat semua orang tercengang saat dia menggoda Sandee dengan memanggilnya 'sayang'. Thada kesal tapi tidak bisa berbuat apa-apa.


Thew masih mencemaskan Sandee saat mereka berjalan pulang walaupun Sandee sudah meyakinkannya kalau dia baik-baik saja. Thew ingin mengajak Sandee untuk kencan hari sabtu nanti.

Tapi sayangnya, Sandee tidak bisa karena sudah janjian dengan teman-temannya untuk belajar kelompok. Tapi tidak enak mengecewakan Thew, Sandee akhirnya berinisiatif untuk mengubah kencan mereka hari ini saja.


Pulang kerja, Sanrak makan malam bersama Noina. Dengan antusias, Noina memberitahu Sanrak kalau saat ini dia sedang jatuh cinta. Ternyata selama ini Sanrak selalu menceritakan tentang pekerjaannya pada Noina.

Sanrak memberitahu Noina kalau sekarang dia harus menulis artikel majalah tentang travelling menggantikan kolumnis Daoduen.

Masalahnya walaupun tadinya dia bicara dengan penuh keyakinan kalau dia bisa, padahal sebenarnya dia tidak yakin, dia bahkan tidak tahu dari mana dia harus mulai menulis artikelya. Noina menyarankan sebaiknya dia menulis tentang Bangsaen saja. Tapi Sanrak merasa Hua-Hin lebih baik.


Thew mengajak Sandee kencan ke akuarium. Ditengah-tengah asyiknya menikmati pemandangan ikan-ikan itu, Sandee tiba-tiba terkejut mendapati Thew diam-diam menggenggam tangannya. Dia tidak nyaman dengan hal itu tapi Thew bersikeras dengan alasan mereka pacaran sekarang.


Thew lalu mengajak selfie. Awalnya Sandee mau-mau saja melakukannya dengan senang hati. Tapi Thew terus menerus berselfie ria dengan berbagai macam angle sampai membuat Sandee lama-lama tidak nyaman.


Begitu dia pulang, Sandee langsung mengerjakan tugas revisinya. Chacha tiba-tiba datang membawakan somtom (salad pepaya pedas). Tapi Sandee tidak tahan dengan baunya, dia berusaha menahannya tapi lama-kelamaan dia jadi mual-mual.


Pembicaraan Sanrak dan Noina sekarang mulai beralih ke First. Noina langsung mengeluh sebal mendengarnya, dia tidak mengerti kenapa First suka sekali memerintah Sanrak ini dan itu dan yang lebih tidak dia mengerti kenapa Sanrak mau-mau saja menurutinya. Tepat saat Noina masih nyerocos panjang lebar tentang keegoisan First, First tiba-tiba muncul.


Saat Sanrak menawari First makan, First menolaknya dengan alasan tidak lapar. Noina langsung memanfaatkan kesempatan itu untuk menyindir First "Kau tidak lapar atau kau ingin makan tengah malam dengan orang lain?"

Tak mau kalah, First langsung menyindir balik "Maaf yah Noina, aku tidak makan tengah malam karena aku harus menjaga penampilanku. Bagaimana denganmu? Kau kelihatan gendutan sekarang. Seperti apa kau makan belakangan ini?"

"P'First, apa lehermu terasa sakit?"

"Tidak juga, kenapa?"

"Kalau begitu, itu bukan urusanmu. Apapun yang kulakukan, bukan urusanmu, iya kan?" sindir Noina dengan senyum manisnya.


Menyadari suasana jadi semakin tegang dan tak nyaman, Sanrak cepat-cepat menyudahi makannya dan mengajak First pergi sekarang juga.

Di luar, Sanrak mengajak First untuk pergi ke Hua Hin bersamanya weekend nanti. Saat dia memberitahu kalau dia harus ke Hua Hin untuk kerja, First langsung kesal.

Sanrak meyakinkannya kalau pekerjaannya di Hua Hin nantinya akan menjadi pekerjaan terakhirnya, lagipula di sana kan mereka bisa kencan juga. First akhirnya setuju dengan syarat pekerjaan itu benar-benar harus jadi tugas terakhir Sanrak.


Sandee akhirnya baikan tak lama kemudian. Dia yakin kalau semua ini mungkin cuma karena dia sedang stres, takut kalau dia akan dapat nilai F. Kalau dia sampai dapat nilai F maka pastinya dia harus mengulang tahun depan dan lulus setahun lebih lama.

Awalnya Chacha berusaha menyemangatinya bahwa nilai F itu tidak masalah. Tapi saat dia mendengar kalau nilai F artinya telat lulus, dia langsung berubah pikiran dan menekan Sandee untuk tidak membiarkan hal itu terjadi. Dia tidak boleh dapat nilai F dan tidak boleh telat lulus.

"Sandee ku orang yang berbakat. Aku yakin kau pasti bisa"


Sandee beranjak bangkit naik ke kamarnya sambil menghela napas berat. Tepat saat itu juga, Sanrak pulang dan sama seperti Sandee, dia juga mendesah berat, stres memikirkan pekerjaannya.

"Saudara perempuan di keluarga ini benar-benar sesuatu. Kalian semua bermasalah" gumam Chacha


Sandee menyibukkan diri di kamarnya, mengerjakan revisi tugasnya. Tapi saat dia melihat kalender, perhatiannya langsung teralih.

Dia mulai cemas karena sudah telat beberapa hari dan kecemasan itu makin menjadi-jadi saat dia mulai teringat saat dia tidur dengan Thada.


Sanrak pun sedang sibuk memikirkan pekerjaannya. Dia benar-benar bingung tapi dia sudah janji, jadi dia tidak boleh mengecewakan Jane dan Na. Dengan semangat itu, Sanrak pun mulai bersemangat mengerjakan tugas barunya.


Keesokan harinya, Sanrak dan Na hendak naik lift ke kantor. Tapi Na tiba-tiba disms First yang memintanya untuk bertemu sekarang.

Na tidak memberitahukan sms itu pada Sanrak dan sengaja membiarkan Sanrak naik lift dulu sebelum dia pergi.


First mengkonfrontasi Na dan menuduh Na telah mengeksploitasi Sanrak yang cuma seorang pegawai magang. Dia sangat yakin kalau Na sengaja melatih Sanrak untuk tetap bekerja bersamanya dan mencuri Sanrak darinya.

"Aku kan sudah pernah bilang padamu. Jika aku menginginkan pacarmu, aku bisa mendapatkannya dengan mudah. Aku tidak perlu menggunakan alasan pekerjaan untuk mendapatkannya"


"Aku mau lihat apa nantinya kau akan bersedih atau tidak setelah Sanrak tidak bekerja disini lagi"

Na tercengang mendengarnya. Melihat ekspresi Na, First langsung tahu kalau Na belum tahu rencana Sanrak yang akan mengundurkan diri setelah dia menyelesaikan pekerjaannya menulis artikel tentang Hua-Hin. Fakta kalau Na tidak mengetahui masalah ini, membuat First yakin kalau Na bukanlah orang yang penting bagi Sanrak.


Hari ini adalah hari terakhir Jane. Dia bahkan sudah mulai mengepaki barang-barangnya. Na tiba-tiba muncul dan minta bicara berdua dengan Jane di ruangannya. Sanrak cemas dan penasaran mereka ngomong apa.


Fahsai bertemu dengan Thada. Dia sengaja mengungkit-ngungkit masalah Sandee yang sekarang pacaran dengan Thew, betapa serasi dan bahagianya mereka.

Tapi Thada tiba-tiba malah minta putus, dia meminta maaf dan beralasan kalau mereka sudah tidak cocok lagi.

Fahsai tidak mengerti memangnya apa salahnya "Katakan padany dan aku akan mengubah segalanya demi kau"

"Kau tidak perlu mengubah apapun. Kurasa kita tidak akan cocok"

"Tidak. Semua itu cuma pikiranmu saja"

"Fahsai, kau sama sekali tidak perlu berubah. Kita tidak cocok. Semakin kau berusaha untuk berubah, kau akan semakin capek"

"Tidak mau. Aku tidak mau putus denganmu"


June sedang berusaha menggodai salah satu cewek di kelas. Sayang, dia malah dapat tanggapan ketus dari cewek itu. June malah semakin getol menggodainya dan bertanya-tanya kenapa dia semarah ini, apa dia telat datang bulan.

Teman-teman mereka langsung mengomeli June. Obrolan mereka lama-lama menjurus pada telat datang bulan dan kehamilan.


Mendengar itu, Sandee langsung cemas. Dia lalu membrowsing tentang tanda-tanda kehamilan yang sontak membuatnya jadi semakin cemas. Thada memperhatikan kegelisahannya.

Bersambung ke episode 9

Post a Comment

0 Comments