Sinopsis Kiss - The Series Episode 8 - 1

Sinopsis Kiss - The Series Episode 8 - 1


Keesokan paginya, Thew datang untuk menjemput Sandee. Sekarang setelah dia resmi pacaran dengan Sandee, Chacha dan Sanrak langsung menginterogasinya habis-habisan. Mereka penasaran bagaimana bisa mereka pacaran secepat ini? Dan apakah Thew benar-benar menyukai Sandee?

"Itu... sebenarnya aku belum tahu juga. Yang kutahu hanyalah, aku selalu merindukannya setiap saat"


Chacha dan Sanrak langsung heboh mendengar jawaban romantis itu. Mereka bahkan jadi semakin getol memberondong Thew dengan berbagai pertanyaan tentang bagaimana cara Thew mendekati Sandee hingga dia sukses mendapatkan Sandee secepat ini? Lalu bagaimana ekspresi Sandee saat dia sedang malu-malu? dan lain sebagainya sampai membuat Thew lama-lama tidak nyaman dengan semua rentetan pertanyaan mereka.


Sandee turun tak lama kemudian. Saat dia melihat kedua kakaknya sedang sibuk menghimpit Thew, dia berusaha melarikan diri takut kedua kakaknya akan menggodanya. Tapi Sanrak melihatnya dan langsung memanggilnya.

Terpaksalah Sandee akhirnya turun dan sesuai dugaannya, Chacha dan Sanrak langsung menggoda mereka berdua. Sandee cepat-cepat mendorong Thew keluar sebelum kedua kakaknya menggodai mereka lebih banyak lagi.


Dalam perjalanan ke kampus, Sandee langsung memprotes Thew karena datang menjemputnya dan membuat kedua kakaknya malah menggodainya habis-habisan. Tapi Thew tidak merasa apa yang dilakukannya salah.

Lagipula mereka kan sekarang sudah resmi pacaran jadi wajar kan kalau dia mengantar jemput Sandee. Selain itu, Thew juga membawakan sekotak makanan hadiah dari ibunya yang beliau buat khusus untuk Sandee.

Sandee shock "Ibumu tahu tentang kita?"

"Iya, aku memberitahukan tentangmu padanya sejak pertama kali aku mengejarmu"

Sandee jelas tidak nyaman dengan semua ini. Dia meminta Thew untuk menyampaikan ucapan terima kasihnya pada ibunya Thew, tapi dia juga meminta Thew untuk menyampaikan pada ibunya untuk tidak lagi membuatkan hal-hal seperti ini untuknya.

"Tidak masalah, ibuku senang kok membuatkan itu untukmu. Dan satu lagi"

"Hah? Satu lagi?"

"Karena kita sudah resmi pacaran. Mulai hari ini, aku akan mengantar jemputmu setiap hari"

"Setiap hari?" ulang Sandee tak percaya. Semua ini benar-benar membuatnya tak nyaman tapi dia tidak membantah lagi.


Na baru tiba di depan kantor bersamaan dengan Sanrak yang diantarkan oleh First. Dia berhenti agak jauh dari mereka untuk mendengar pembicaraan mereka dimana First lagi-lagi menuntut Sanrak untuk berhenti magang di perusahaan ini.

Sanrak mengaku kalau saat ini dia belum bisa berhenti, dia berusaha menjelaskan pada First kalau saat ini dia belum bisa pergi karena masih banyak tugas yang harus dia selesaikan. Tapi dia berjanji, jika semua masalah di kantor ini selesai maka dia pasti akan berhenti.


Gara-gara itu sikap Na jadi dingin pada Sanrak. Saat Sanrak datang membawakan dokumen untuknya, dia pura-pura bodoh dan menuntut siapa yang orang yang mengantarkannya ke kantor tadi pagi sampai Sanrak membatalkan janji pertemuan mereka berdua.

Sanrak meminta maaf karena membatalkan janji ketemuan mereka dan mengaku bahwa First lah yang mengantarkannya kemari. Dia mengaku bahwa First ingin mengantar jemputnya mulai sekarang jadi Sanrak merasa tidak ingin lagi membebani Na untuk mengantar jemputnya.

"Baguslah kalau pacarmu mengurus masalah ini, memang seharusnya seperti itu"


Sudah bisa diduga, Fahsai lah orang yang sengaja memprovokasi May untuk merusak hubungan Thada dan sandee. Kali ini dia mengirimkan rekaman saat Sandee mengatakan kalau May itu kurang sehat dan dia kasihan pada May. Jelas saja May langsung kesal dan jadi semakin benci pada Sandee.


June datang terburu-buru dengan membawa kabar buruk. Katanya Prof. Pang tahun ini akan memberikan nilai F di mata kuliah analisis struktur yang mana hari ini mereka akan melakukan presentasi grup. Sandee langsung cemas mendengarnya


Saat kelas dimulai mereka disuruh presentasi grup dan menyuruh grup mana saja yang sudah siap untuk maju. Sandee belum siap karena dia lupa menganalisa satu topik, tapi June malah asal angkat tangan. Jadilah mereka jadi grup pertama yang harus maju untuk presentasi.

Satu per satu semua grup maju untuk presentasi. Tapi setelah semua grup selesai mempresentasikan tugas masing-masing, Prof. Pang malah memanggil grupnya Sandee untuk maju kedepan kelas lagi dan mengomeli hasil kerja grup mereka karena mereka telah melewatkan topik paling penting dalam tugas presentasi mereka.

Prof. Pang akan memberikan mereka satu kali kesempatan lagi untuk memperbaiki tugas mereka. Tapi dia memperingatkan bahwa jika presentasi mereka masih belum komplit juga, maka mereka bertiga akan dapat nilai F dan harus ulang kelas tahun depan.


Setelah kelas usai, Sandee mengaku bahwa semua ini adalah kesalahannya karena lupa menyebutkan topik paling penting dalam tugas mereka dan dia baru mengingatnya tepat sebelum kelas mulai.

June langsung protes karena Sandee tidak memberitahukan hal ini padanya dulu, kalau dia kan dia tidak akan asal angkat tangan dan beralasan kalau grup mereka belum siap. Thada cepat-cepat melerai perdebatan mereka dan mengingatkan mereka kalau nasi sudah jadi bubur jadi tidak ada gunanya disesali.

"Semua ini salahku, aku akan bertanggung jawab. Kita pasti akan lulus kali ini" janji Sandee.


Tiba-tiba dia mual. Thada cemas dan bahkan sekalipun Sandee bersikeras kalau dia baik-baik saja, Thada tidak mau dengar dan bersikeras mendorongnya ke klinik.


June heran melihat mereka berdua. Dilihat dari kepedulian mereka terhadap satu sama lain, dia curiga pasti ada sesuatu yang terjadi diantara Thada dan Sandee. Dia semakin yakin jika mengingat hubungan mereka berdua selama ini yang kadang bertengkar hebat tanpa alasan yang jelas.

June curiga, jangan-jangan Thada dan Sandee sudah pernah tidur bersama. Pete dan Kao pura-pura bodoh dan sengaja tidak memberitahu June kebenaran tentang Sandee dan Thada.


Thew menemui Fahsai untuk mencari informasi tentang apa saja hal-hal yang disukai dan tidak disukai Sandee. Dengan bangga dan senyum lebar dia mengabarkan kalau sekarang dia sudah resmi jadi pacarnya Sandee.


Sanrak masih terus berusaha menghubungi kolumnis Daoduen tanpa hasil. Jane langsung menghentikannya dan menyuruhnya untuk tidak lagi menghubungi Daoduen dan dia akan berusaha mencari kolumnis lain untuk menggantikan kolumnis Daoduen.

Tapi Sanrak bersikeras ingin bertanggung jawab atas masalah ini. Akhirnya Sanrak memutuskan untuk mencari kolumnis Daoduen langsung ke rumahnya. Jane yakin cara itu tidak akan berhasil tapi karena Sanrak bersikeras, akhirnya dia mengizinkannya.


Tapi sesampainya dirumah kolumnis Daoduen, yang menyambutnya adalah seorang anak remaja dan dia memberitahu Sanrak bahwa tidak ada orang yang bernama Daoduen di rumah itu lalu cepat-cepat masuk kembali ke rumah. Tentu saja Sanrak bingung karena dia yakin kalau alamatnya benar. Dia tidak boleh kembali ke kantor dengan tangan kosong.


Baru tiba di pojok kompleks, Sanrak melihat si anak remaja tadi keluar rumah untuk buang sampah. Walaupun ragu, tapi Sanrak akhirnya menetapkan hati untuk menyelinap masuk ke rumah itu. Dan didalam, dia mendapati kolumnis Daoduen ternyata ada di rumah, tapi tengah terbaring sakit.


Saat anak remaja itu memergokinya, dia akhirnya mengaku kalau dia telah membohongi mereka karena keadaan ibunya yang menderita penyakit katup jantung selama beberapa bulan ini.

Dan semua artikel selama 3 bulan terakhir ini, ditulis olehnya. Dia terpaksa membohongi mereka karena dia butuh uang untuk pengobatan ibunya.


Sandee akhirnya dirawat di klinik. Tapi saat dia meminta Thada untuk pergi, Thada menolak meninggalkannya sendirian, dia bahkan tidak peduli walaupun dia harus bolos. Tak lama kemudian, Thew juga datang.


Sandee jadi tambah stres. Kehadiran Thada saja sudah membuatnya tak nyaman, sekarang Thew juga ikutan datang. Dia meyakinkan Thew kalau dia baik-baik saja dan cuma pusing sedikit.


Thew menyuruh Thada pergi saja, biar dia sendiri yang menjaga Sandee. Tapi Thada menolak dan bersikeras ingin menjaga Sandee.

Thew langsung mengklaim bahwa dia lebih berhak menjaga Sandee karena dia adalah pacarnya Sandee. Thada shock mendengarnya. Kesal, akhirnya dia langsung pergi.


Sanrak kembali ke kantor sambil melamun sampai tidak mendengar saat Jane memanggilnya. Jane sampai harus menjentikkan jari untuk menyadarkannya dan bertanya apakah dia sudah bertemu dengan kolumnis Daoduen.

Na datang saat itu juga untuk menanyakan masalah artikelnya kolumnis Daoduen. Sanrak mengaku kalau dia memang sudah bertemu kolumnis Daoduen, tapi ada masalah.

"Khun Daoduen... sakit parah. Jadi dia tidak bisa lagi menulis artikel untuk majalah kita"

Mereka lalu membahas masalah ini lebih lanjut di ruangannya Na. Sanrak memberitahu mereka penyakit apa yang diderita kolumnis Daoduen yang telah dialaminya beberapa bulan terakhir.

Dan artikelnya selama beberapa bulan terakhir ini, bukan ditulis sendiri olehnya, melainkan oleh putrinya. Tapi yang jadi masalah, putrinya kolumnis Daoduen tidak punya gelar dalam hal penulisan karena dia masih anak SMA.


Jane sekarang mengerti kenapa artikel kolumnis Daoduen beberapa bulan terakhir ini, agak berbeda dari biasanya, tidak begitu menarik seperti sebelumnya.

Jane menyarankan sebaiknya mereka mencetak majalah mereka tanpa artikelnya saja. Tapi Na tidak setuju karena dia tidak mau artikel majalahnya tidak lengkap tanpa alasan yang jelas.


"Izinkan aku menulisnya?" pinta Sanrak.

Na dan Jane kaget mendengarnya. Sanrak beralasan karena semua masalah ini berawal darinya jadi dia ingin bertanggung jawab. Jane tidak setuju tapi Na setuju dan memberi Sanrak izin untuk menulis artikel itu. Tapi Sanrak punya satu permintaan lagi.

"P'Na, jika mungkin bisakah kau membantu membayarkan biaya pengobatan Khun Daoduen?" pinta Sanrak karena dia cemas kalau putri kolumnis Daoduen sudah tidak punya uang lagi untuk membayar biaya pengobatan ibunya.

"Kau tidak usah mencemaskan urusan orang lain" omel Na.


Tapi setelah Sanrak pergi, Na mengintruksikan Jane untuk mentransfer sejumlah uang pada kolumnis Daoduen tapi Jane tidak boleh memberitahu dari siapa uang itu.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments