Sinopsis Put Your Head on My Shoulder Episode 13 - 2

 Sinopsis Put Your Head on My Shoulder Episode 13 - 2

Wei Yi membawa mikroskopnya ke lab keesokan harinya dan Zhou Lei langsung semangat mencobanya. Tapi saat melihat bulu kucing di tangannya, dia langsung berusaha lagi membujuk Wei Yi untuk membantunya memelihara kucingnya.


Soalnya cuma Wei Yi seorang di antara mereka yang tinggal di luar asrama, Prof Jiang juga tidak mengizinkannya memelihara kucing di lab. Wei Yi ngotot menolak.


Di kantor, Sha Sha memberitahu mereka bahwa perusahaan klien mereka sudah memutuskan untuk mengganti model iklannya dengan seorang artis baru yang namanya Lin Zhi Cun.

Dia memerintahkan Jie Er untuk mencari segala informasi tentang si artis baru ini. Pokoknya mereka tidak perlu memikirkan masalah rumitnya syuting, fokus saja pada kreatifitas. Satu lagi, belakangan ini ada kompetisi design, mereka lihat saja pengumumannya di web perusahaan kalau tertarik.


Saat Jie Er membrowsing Lin Zhi Cun, dia langsung heboh mengagumi ketampanannya. Mo Mo malah biasa-biasa aja, lumayan lah.

"Lihatlah bibirnya. Bukankah kau ingin menc~~mnya?"

"Nggak!"

"Eh, kau setia banget yah sama Fu Pei."

"Sudah kubilang kalau aku dan Fu Pei bukan pasangan!"

"Terus siapa pacarmu?"

Mo Mo mendadak melamun memikiran c~~mannya dengan Wei Yi malam itu. Jie Er jadi makin penasaran, kasih tahu dong! Tapi berhubung Li Na kembali, terpaksa mereka harus melanjutkannya lewat chat.

Jie Er penasaran banget apa Mo Mo lagi jatuh cinta? Mo Mo menyangkal. Jie Er tidak percaya, wajah Mo Mo jelas menunjukkan kalau dia lagi jatuh cinta.


Fu Pei sedang menemani Shan Shan belanja buku saat mereka bertemu Wei Yi yang ternyata sedang mempelajari buku tentang advertising. Dia sekarang tertarik sama advertising sekarang?

"Cuma tertarik saja."

Fu Pei mana percaya, dia yakin nggak begitu. Sebentar, siapa ya yang kerja di perusahaan periklanan? Wei Yi berniat mau menghindar saja tapi Fu Pei dengan cepat mencegahnya. Ada yang mau dia katakan. Kalau begitu, mereka bicara berdua saja, Shan Shan mau keliling.

Wei Yi langsung curhat kalau belakangan ini sering marah tanpa alasan yang jelas, makanya dia menduga kalau itu ada hubungannya dengan pekerjaannya.

Fu Pei malah mendadak terharu. "Aku merasa bahagia untukmu, akhirnya kau menjadi dwewasa dan mau mengambil inisiatif sendiri."


Tapi apa Wei Yi pikir kalau dia akan bisa mendapatkan jawaban dari buku itu? Cewek marah itu biasanya cuma karena beberapa sebab: Tidak bisa makan dan tidur dengan baik, atau sakit datang bulan. Memangnya apa yang terjadi belakangan ini?

Wei Yi akhirnya menceritakan segalanya. Fu Pei mengerti, jadi kesimpulannya, Mo Mo cemburu sama seniornya Wei Yi. Tapi Wei Yi tak yakin. Soalnya pada kejadian terakhir di depan lab, seniornya tidak ada bersama mereka kok waktu itu.

"Kau yakin? Coba pikirkn lagi, yakin kalau seniormu tidak ada di sana?"

Wei Yi mencoba mengingat-ingat lagi dan seketika itu pula dia ingat. Gawat! Seniornya memang berada di dalam ruang lab waktu itu, sedang bermain-main dengan kucing. Mo Mo pasti cemburu dengan percakapan mereka.

"Anak pintar. Aku sangat mengenal Mo Mo. Datang saja padaku kalau kau punya masalah, aku akan jadi penasehatmu biar kau bisa mendapatkan Mo Mo dengan mudah."

"Kau sendiri tidak bisa mendapatkannya." (Wkwkwk!)

Fu Pei tersinggung dan langsung mengajak Shan Shan pergi. Tidak usah pedulikan si cowok jomblo ini!


Saat Wei Yi kembali ke lab, Zhou Shi langsung sinis mengatainya kejam. Yu Yin berusaha memohon untuk Zhou Lei, tapi Zhou Lei cepat menyela dengan sinis. Nggak usah memohon pada manusia berdarah dingin itu.

Tapi yang tak disangka semua orang, Wei Yi tiba-tiba saja menyatakan diri mau merwat kucing itu. Tapi Zhou Lei masih kesal dan menolak dengan penuh harga diri. Dia dan kucingnya tidak akan memohon-mohon sama Wei Yi biarpun mereka kelaparan setengah mati.

Bagaimana kalau dia titipkan saja kucingnya ke penampungan hewan selama 2 hari. Wei Yi mendadak ngotot meminta Zhou Lei untuk menyerahkan kucingnya padanya saja. Tapi Zhou Lei masih saja bersikeras menolak.

"Kau mau aku melakukan apa?"

"Memohonlah padaku."

"Kumohon padamu." (Pfft!)

Zhou Lei sampai bengong dibuatnya. Segampang itu Wei Yi memohon padanya, Zhou Lei nggak merasa puas sedikitpun.

"Taruh kucingnya di tas nanti."


Tak lama kemudian, Wei Yi menunggu Mo Mo di halte bis sambil menggendong kucing itu di dalam tasnya. Tepat saat itu juga, ada dua wanita yang datang dan langsung tertarik melihat wajah tampan Wei Yi.

Salah satu wanita langsung mencoba mendekatinya dengan alasan pura-pura tertarik pada kucingnya tapi ujung-ujungnya nekat minta add friend Wei Yi di medsos.


Untung saja waktu itu Mo Mo akhirnya sampai dan Wei Yi langsung pergi mengacuhkan wanita itu untuk memperlihatkan kucingnya ke Mo Mo.

Mo Mo yang sempat cemburu melihat kedekatan Wei Yi dan wanita itu, kontan berubah sumringah melihat kucing lucu itu. Dari mana Wei Yi mendapatkan kucing ini? Dia mau pelihara kucing?

"Ini kucingnya Zhou Lei, dia butuh bantuanku untuk merawatnya selama beberapa hari. Imut, kan?"

Mo Mo mendadak berubah manyun lagi mendengar kata 'imut' itu. "Lumayan lah."

"Seniorku bilang kalau ini adalah kucing paling imut." Ujar Wei Yi penuh arti yang malah membuat Mo Mo jadi tambah manyun dan langsung jalan mendahuluinya.


Dia terus saja pura-pura cuek saat mereka naik lift. Padahal saat ponselnya Wei Yi berbunyi, dia langsung kepo ingin ngintip, mungkin mengira Yu Yin yang mengirim pesan.

Tapi Wei Yi sengaja menjauhkan ponselnya. Soalnya yang nge-chat ternyata Fu Pei yang memberinya tips cara menggaet Mo Mo, yaitu tempeli Mo Mo ke mana pun dia pergi.


Begitu sampai rumah, Mo Mo langsung masuk kamar. Tapi Wei Yi langsung mengetuk pintunya lalua menyerahkan kucing itu ke Mo Mo soalnya dia tidak tahu cara mengurus kucing.

Zhou Lei tidak bisa merawatnya karena aturan asrama sangat ketat... seniornya juga tinggal di asrama loh. Nih, tolong rawat nih kucing yah.

"Kenapa harus aku?"

"Karena aku tidak suka kucing."

"Terus ngapain kau membawanya pulang?"

"Karena seseorang salah paham. Saat kami berada di ruang sebelah tangga, yang kumaksud imut adalah kucing ini dan bukan seniorku."

Mo Mo kontan malu dan langsung menyodorkan kembali kucing itu ke Wei Yi lalu membanting pintunya.


Wei Yi jadi galau sekarang. Dia bahkan langsung pakai masker dan menggunakan bantal sofa bak sebuah tameng seolah dia akan diserang si kucing. Wkwkwk! Mo Mo sampai keluar dari kamarnya gara-gara itu. Ada apa sih?

"Aku alergi."

Mo Mo heran, Wei Yi alerginya banyak banget. Kemarin alergi udang, sekarang alergi kucing. Yah sudah, akhirnya Mo Mo mau juga membawa kucing itu ke kamarnya.

Dan dia dengan cepat mengakrabkan dirinya dengan si kucing. Bahkan dari kamarnya, Wei Yi bisa mendengar Mo Mo sedang menamai si kucing sebagai Si Tu Ding Dang.


Fu Pei mengajak Shan Shan kencan nonton bioskop sesuai kesepakatan mereka dulu. Dia bahkan benar-benar romantis dengan menyingkirkan lengan kursi yang menghalangi mereka demi menggenggam tangan Shan Shan.

Tiba-tiba ponselnya berbunyi dari Wei Yi yang melapor kalau Mo Mo lagi ada di kamar, jadi dia tidak bisa menempeli Mo Mo.

"Pergilah ke kamarnya kalau begitu." Bisik Fu Pei.

"Ada kucing di kamarnya."

"Ada kucing? Kalau begitu, pancing dia keluar. Aku lagi nonton, udah yah!"


Dan jadilah Wei Yi ngumpet di balik tirai kamarnya Mo Mo sambil berusaha membujuk Mo Mo keluar. Tapi Mo Mo menolak saking senangnya main sama Si Tu Ding Dang.

"Aku mau main sama dia. Tutup pintunya setelah kau keluar biar dia tidak bisa keluar."


Terpaksalah Wei Yi akhirnya keluar lagi tanpa hasil dan langsung menggalau ria lagi. Tapi saat si Lingkaran datang, tiba-tiba dia punya ide baru.

Dia mengetuk pintu kamar Mo Mo lagi... dan langsung bersin begitu Mo Mo membuka pintu. Ngapain Wei Yi memanggilnya?

"Ayo bersih-bersih rumah."

Hah? Malam-malam begini? Wei Yi ngotot, soalnya seluruh rumah penuh dengan bulu-bulu kucing. Mo Mo santai, suruh saja si Lingkaran membersihkannya.

"Lingkaran capek, butuh istirahat."

"Aku juga capek. Aku juga butuh istirahat." Melas Mo Mo.


Gagal lagi, terpaksalah Wei Yi harus bersih-bersih sendiri. Tak lama kemudian, Mo Mo keluar ke kamar mandi mau memandikan Si Tu Ding Dang.

Tapi sesaat kemudian, tiba-tiba saja terdengar suara Si Tu Ding Dang menjerit yang kontan saja membuat Wei Yi melesat ke kamar mandi. Lalu tanpa pikir panjang, dia mengambil Si Tu Ding Dang dari tangan Mo Mo, mengira dia dicakar Si Tu Ding Dang.

"Enggak kok. Dia cuma takut air, makanya dia menjerit waktu kumasukin ke air."

"Terus itu apa?"

"Aku digigit nyamuk, terus kugaruk."

Wei Yi akhirnya lega. Tapi... bukannya Wei Yi alergi kucing? Wei Yi baru sadar dan langsung bersin-bersin lagi.


Mereka akirnya duduk di ruang tamu dengan Wei Yi yang masih saja bersin-bersin. Bahkan saat Mo Mo beranjak bangkit sambil membawa Ding Dang, Wei Yi kontan mundur ketakutan sambil memperingatkan Mo Mo untuk mundur.

Tapi reaksinya itu malah membuat Mo Mo jadi usil ingin mengerjai Wei Yi. Jangan marah, Ding Dang tidak bermaksud menyakiti Wei Yi kok.

"Aku akan mendekat kalau kau marah."

"Aku nggak marah kok! Jangan mendekat!"

"Ding Dang mau makan ikan kering."

"Aku cuma punya makanan kucing."

"Nggak mau! Mau ikan kering!"

"Iya deh, ntar kubeliin."


Mo Mo jadi tambah getol mendekatkan Ding Dang padanya yang kontan saja membuat Wei Yi melompat mundur. "Ding Dang ingin bilang makasih padamu. Dia ingin menc~~mmu."

"Mau apa kau?"

"Jangan malu. Sini, sini!"

"Kubilang mundur!"

"Kalau aku nggak mau gimana? Kau mau apa? Hah?"

"Akan kuc~~m kau!"

"Cih! Kita sudah pernah melakukannya sebelumnya..." (Oops! Keceplosan!)

Mo Mo kontan panik lalu bergegas kembali ke kamarnya dan membuat Wei Yi kebingungan.

Epilog:


Sebelum mengembalikan ponselnya Meng Lu dan kartu kantinnya Mo Mo waktu itu, Wei Yi terus menerus memandangi foto Mo Mo lalu memutuskan untuk memotret kartu kantin itu.

Bersambung ke episode 14

Post a Comment

3 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam