Tee dan Beauty masuk menemui Grace walaupun Grace masih jutek. Dia bahkan marah-marah pada sekretarisnya hanya karena kopinya belum dihidangkan.
Beauty berterima kasih karena Grace mau menemuinya. Grace dengan kasarnya membanting flashdisk dan menekankan kalau dia mau menemui Beauty hanya karena Orn memberinya bukti ini.
Beauty canggung berterima kasih pada Orn. Orn memeberitahu mereka kalau Tee lah yang sebenarnya menemukan bukti video ini. Mendengar itu, Beauty pun langsung berterima kasih pada Tee.
Tapi walaupun sudah ada bukti nyata itu, Grace bersikeras kalau Beauty tetap bersalah. Karena kecerobohan beauty lah, dia sampai harus malu seperti ini.
"Saya... minta maaf."
Pelayan datang tak lama kemudian dengan membawakannya kopi sementara Beauty mulai membicarakan bisnis dan meminta Grace untuk membantu mempromosikan brand mereka.
Beauty yakin kalau design mereka akan sangat cocok untuk kolom Mix and Match di majalahnya Grace. Beauty terus berusaha memuji-mujinya tapi Grace tetap cuek lalu meminum kopinya.
Tapi tiba-tiba saja dia heboh karena kopinya kepanasan dan sontak mengamuki sekretarisnya yang malang. Dia menegaskan kalau dia hanya meminum kopi yang suhunya 94 derajat.
Dia tidak mau meminumnya jika suhunya kurang atau lebih dari itu. Buat kopi baru sana! Dia bahkan menyuruh si sekretaris untuk berhenti menggunakan parfum murahannya itu. Beauty sontak ngeri menyadari sikap jahat Grace ini sama persis seperti dirinya di masa lalu.
Kesadarannya akan kesalahannya di masa lalu, sukses membuat warna kristal emasnya mulai bertambah lagi. Lalita dan Dewi pun senang, idenya Lalita untuk menyadarkan Beauty ternyata berhasil juga. Beauty akhirnya melihat cerminan dirinya dari seseorang yang dia kagumi.
"Saya berharap agar Lallalit menyadari sifatnya, agar dia punya keberanian."
"Kurasa tidak begitu. Tidak seharusnya dia melihat sifatnya karena berbuat baik harus dilakukan dengan hati dan bukannya demi mendapat imbalan. Dengan begitulah dia akan mendapatkan poin tambahan."
Grace nyinyir. Memangnya apa bagusnya brand perusahaan mereka. Kenapa juga dia harus buang-buang waktunya untuk merekomendasikan brand mereka?
Beauty meyakinkan Grace bahwa perusahaan mereka adalah yang terbesar di Thailand. Grace pasti akan tahu kalau dia melihat baju-baju rancangan mereka.
"Kurasa kau tahu kalau bukan cuma kau yang memohon bantuanku. Khun Jadecharn juga melakukannya. Jika aku harus menulis rekomendasi tentang siapapun, aku harus yakin bahwa karya-karyanya tidak akan merusak reputasiku."
Dia memberi Jade kesempatan untuk membuktikan dirinya sendiri. Apa Beauty bisa melakukannya? Tentu saja. Beauty pede menunjukkan sketsa rancangannya.
Tapi Grace bahkan cuma meliriknya sekilas dan langsung nyinyir mengklaim kalau dia tidak mau melihat baju-baju biasa seperti itu. Dia hanya mau melihat koleksi terbaru yang pantas untuk dilihat.
"Maksud anda... anda ingin kami men-design ulang seluruh koleksi kami?"
"Bukan 'kami', tapi kau sendiri."
Katanya Beauty pernah menang penghargaan. Grace mau lihat karya-karyanya. Kalau seleranya Beauty sesuai dengan seleranya, mungkin mereka bisa bekerja sama. Serahkan 10 sketsa dalam waktu 3 hari. What?!
Tee jelas cemas, itu kan terlalu cepat. Grace tidak peduli. Setelah dia menilai semua sketsa mereka, dia mau melihat karya nyatanya di atas catwalk seminggu setelah sketsa itu diserahkan padanya. Mana yang paling menarik di matanya, itulah yang akan dia rekomendasikan di majalahnya.
Tepat saat itu juga, matahari mulai terbenam dan Beauty langsung kesakitan. Panik, Beauty langsung saja menyetujuinya lalu buru-buru pamit dan melesat keluar dari sana. Grace jelas kesal ditinggal begitu saja. Tak enak, Tee meminta maaf atas Beauty.
Beauty panik mencari tempat persembunyian dan akhirnya merangkak ke bawah tangga tepat sebelum dirinya berubah jadi burung.
Lalita juga kesal. Membuat 10 sketsa dalam waktu 3 hari itu namanya pembulian serius. Beauty cuma punya sisa waktu 3 minggu. Kalau dia terlalu fokus pada pekerjaan, takutnya dia lupa kalau dia harus mematahkan kutukannya.
Orn senang karena Grace akhirnya mau memberi kesempatan pada Thanabavorn. Tapi Tee tidak bisa tenang karena sekarang hanya Beauty seorang yang harus men-design semuanya.
Tepat saat itu juga, Beauty muncul dan mendengarkan percakapan mereka. Tee mengakui kalau Beauty itu memang cukup berbakat. Tapi dia tak sepenuhnya yakin pada seseorang seperti Beauty karena Beauty itu selalu bikin perkara.
"Hei, aku tidak bikin perkara. Perkara yang selalu terjadi dengan sendirinya."
Tee sungguh berterima kasih pada Orn. Jika bukan karena Orn membantu mereka bicara pada Grace, dia pasti masih marah pada mereka.
Orn tersipu malu mendengarnya. Dia tidak melakukan apapun kok. Ini kan berkat Tee yang menemukan bukti. Jika tidak, Grace pasti tidak akan mau mendengarkan mereka. Tapi sepertinya Beauty masih marah.
"Aku tidak marah. Jangan kau sebut begitu, cewek sok imut!"
Menurut Tee, Beauty tidak berhak marah. Orang seperti Beauty justru harus dikasih pelajaran agar dia bisa berpikir dulu sebelum dia marah-marah pada seseorang.
"Aku tidak butuh pelajaran. Jangan caci aku di depan cewekmu!"
Kesal, Beauty langsung terbang ke Tee yang jelas senang bertemu dengannya lagi. Orn heran, bagaimana bisa burung itu terbang kemari?
"Dia sangat pintar. Dia mungkin tahu arah seperti halnya burung merpati. Kau pintar. Karena kau terbang jauh kemari, apa kau lelah?"
"Jangan menjilatku!"
"Dia cemberut persis seperti Beauty. Lihatlah, Nong Orn, tak ada seorangpun yang bisa meniru sikap arogannya (Beauty). Karena itulah aku menamainya Beauty."
Orn langsung sedih menyadari Tee hanya memikirkan Beauty. Apa Beauty bahkan tahu kalau Tee menamai seekor burung dengan namanya? Tentu saja tidak. Kalau Beauty sampai tahu, dia pasti akan diomeli habis-habisan.
"Kau akan mengomeliku, kan, Beauty?"
"Pasti!"
Dia terus saja menggodai burung itu bak seorang cowok yang godain cewek yang taksirnya tanpa menyadari kecemburuan Orn.
Lalita cemas melihat kesalahpahaman Beauty. Tee berkata seperti itu kan cuma karena dia berniat baik. Apa yang harus mereka lakukan agar Beauty mengetahuinya.
"Dia tidak tahu apa yang seseorang pikirkan. Karena dia bahkan masih bingung dengan perasaannya sendiri."
Lalita yakin kalau Beauty sebenarnya menyadari perasaannya sendiri, hanya saja dia takut kecewa. Dewi mengingatkan bahwa jika dia takut mencintai, maka tidak seharusnya dia mengharapkan cinta.
Lalu apa yang harus mereka lakukan agar Beauty mengetahuinya? Tanya Lalita. Dewi melarangnya melakukan apapun. Jika Beauty benar-benar memiliki cinta sejati, maka pada akhirnya dia pasti akan mengerti, dan dia tidak akan keberatan baik cintanya terbalas atau tidak.
Orn pulang dengan sedih sampai orang tuanya khawatir. Papa curiga, apa Tee melakukan sesuatu yang membuat Orn sedih? Orn menyangkal, Tee tidak melakukan apapun yang membuatnya sedih.
Hanya saja, Tee selalu membicarakan Beauty. Beauty begini, Beauty begitu. Tee bahkan menamai burungnya Beauty.
Mami berusaha menenangkannya, ia yakin kalau Tee membicarakan Beauty hanya karena masalah dengan Grace. Orn sedih. Apa dia tidak semenarik Beauty?
Menurut Papa, lebih baik Orn jangan terlalu memikirkan Tee. Jade Garment sekarang ini lagi naik daun, mereka bisa saja menyalip Thanabavorn. Papa merasa Jade jauh lebih menarik.
Mami setuju. Apalagi Jade satu-satunya presiden perusahaannya. Dia tidak punya co-presiden seperti Thanabavorn. Biarpun Thanabavorn adalah perusahaan yang lebih besar, tapi setelah dibagi, akan jadi kecil.
"Tapi Orn tidak menyukai Khun Jadecharn. Dan dia juga tidak menyukai Orn."
"Tidak benar. Bagaimana mungkin tidak ada seorangpun yang menyukaimu?"
"Tapi Khun Jadecharn juga menyukai P'Beauty. Semua orang menyukai P'Beauty. Kenapa? Apa aku harus jadi orang jahat agar seseorang menyukaiku?"
Berusaha menyemangati putrinya, Mami mengingatkan bahwa kecantikan itu tidak abadi bagi wanita. Kebaikanlah yang abadi. Kalau seseorang tidak mencintai Orn yang cantik, kaya dan baik hati, berarti pria itu gila.
Tee membawa Beauty pulang dan sudah ada Seua yang duduk manis di sana dan langsung ngegombal. "Cilukba! Aku baru saja merindukanmu. Sini, sini, biar kuc~~m pipimu."
"Astaga! Saat si burung datang, kau mengusir si kucing. Kau lebih menyukai si burung daripada si kucing."
"Tidak benar. Dia tidak pernah memandangku lebih baik daripada kau! Dia selalu saja mengomeliku."
Melihat si burung menurut padanya saat dikasih makan, Tee juga berharap akan Beauty mendengarkannya dengan baik seperti si burung.
"Bagaimana bisa aku bicara dengan mulut penuh seperti ini?"
"Kau mendebatku demi dia? Kurasa kau pasti burungnya Beauty. Tuh, kan. Kau mencicitku. Hei, lain kali, aku akan mengikutimu untuk melihat apakah kau tinggal bersamanya atau tidak."
"Lebih dari sekedar tinggal bersama, aku memang Beauty. Lihatlah baik-baik. Aku... BEAUTY!"
"Kau persis seperti Beauty, selalu membuatku khawatir."
"Kalau kau terus seperti ini, bagaimana bisa kau mengurus perusahaan di masa mendatang?" Cemas Tee.
"Kau tidak perlu berpikir sejauh itu. Bulan depan, entah apakah aku masih akan jadi manusia atau tidak. Entah apakah aku akan bisa mematahkan kutukanku atau tidak."
Tee bingung melihat si burung mendadak jadi dramatis. Apa dia sedih? Prihatin, Tee pun memeluk burung Beauty dan membelainya sayang lalu mengec~p lembut kening Beauty.
Beauty begitu terharu hingga dia mendekatkan dirinya dan menc~~m bibir Tee.
Tee kaget. "Kau baru saja menc~~mku? Kau mencintaiku, yah?"
"Kurasa aku... menyukaimu."
Tee balas menc~~mnya lalu pergi mandi. Tapi biarpun begitu, Beauty tetap tidak berubah kembali jadi manusia.
Dan tepat saat itu juga, terdengar suara Dewi yang mengingatkannya bahwa kutukannya hanya bisa terpatahkan jika dia menerima c~~man saat dirinya dalam wujud manusia.
Beauty bingung, bagaimana bisa dia menerima c~~man Tee saat dia dalam wujud manusia. Apalagi Tee hanya mencintai burung Beauty dan bukan dirinya yang sebenarnya.
Lalita tidak mengerti kenapa Dewi tidak memperhitungkan c~~man saat dia dalam wujud burung? Dewi tanya balik, apa tujuan dari kutukan ini?
"Agar Lallalit memberikan cinta sejatinya pada seseorang yang dia cintai lebih daripada dirinya sendiri."
Benar. Makanya Beauty harus membuat Tee menncintainya saat dia menjadi Beauty dan bukannya saat dia menjadi burung.
Beauty tidak bisa tidur, memandangi wajah damai Tee dalam tidurnya. "Aku mencintaimu, apa kau tahu itu? Tapi kau tidak mencintaiku."
Tee terbangun mendengar cuitannya lalu memeluk Beauty. Beauty yakin yang ada dalam mimpi Tee, pasti bukan dirinya. Pasti cuma Orn yang ada dalam mimpi Tee.
"Pasti mustahil bagimu untuk mencintaiku kurang dari sebulan. Bahkan setahun pun mustahil."
"Tidurlah, Beauty."
Saat Beauty terbangun keesokan harinya, dia mendapati Tee masih tidur... tapi hari sudah terang dan dirinya sudah kembali dalam wujud manusianya dan dalam keadaan tel~~~~ng bulat. OMG!
Parahnya lagi, alarmnya Tee mendadak berbunyi. Panik, Beauty berusaha meraih jam beker itu sepelan mungkin agar tidak membangunkan Tee.
Tapi tiba-tiba saja Tee bergerak dalam tidurnya mencari-cari jam bekernya. Beauty langsung menaruh jam itu ke tangan Tee dan mengubur dirinya dibalik selimut
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam