Sinopsis Kiss - The Series Episode 2 - 2

Sinopsis Kiss - The Series Episode 2 - 2


Keesokan paginya, Thew benar-benar bergerak cepat dengan tiba-tiba datang ke butiknya Chacha untuk mencari Sandee. Karena kemarin Sandee belum memberinya jawaban tentang apakah dia boleh menjemput Sandee atau tidak, jadi sekarang dia datang langsung untuk mendapatkan jawaban Sandee. 

Tepat saat itu juga, Thada datang dengan tujuan yang sama, menjemput Sandee. Suasana antar kedua pria itu langsung tegang, Chacha sampai ketakutan dan cepat-cepat kabur.


Apa boleh buat, jadilah ketiga orang itu pergi ke kampus bertiga dengan menggunakan mobilnya Thew. Dalam perjalanan, Thew bertanya-tanya apakah Sandee punya jadwal kelas pagi setiap hari. Sandee mengiyakannya, Thew mengklaim kalau dia juga sama jadi bagaimana kalau dia menjemput Sandee tiap pagi.


Belum sempat Sandee menjawab, Thew memberitahu Thada bahwa dia boleh ikut kalau dia mau. Thada menolak dan kedua pria itu langsung tegang lagi... sebelum akhirnya Thew cepat-cepat mencairkannya dengan candaan.

Jadi bagaimana dengan pertanyaannya yang tadi, apa boleh dia menjemput Sandee tiap pagi? Sandee menolak dengan sopan dan beralasan kalau biasanya dia pergi bersama kakaknya jadi Thew tidak perlu menjemputnya.

"Ngomong-ngomong, apa kalian berdua akrab sejak masih mahasiswa baru?" tanya Thew


Sandee membenarkannya. Jadi kalau Thew ingin mendapatkan Sandee, lalu apakah itu artinya dia harus melewati Thada dulu. 

Sandee bingung apa hubungannya dengan Thada tapi Thada cepat-cepat membenarkannya dan mengklaim bahwa semua ini ada hubungannya dengannya.

"Kau pasti sangat dekat dengannya sampai begitu peduli padanya?" sindir Thew.

"Aku bukannya mempedulikannya. Tapi posesif terhadapnya" aku Thada.


Setelah kemarin cuma mengobservasi tugas-tugas Jane, hari ini Sanrak bertugas mengerjakan beberapa pekerjaannya Jane. Membagi-bagikan beberapa dokumen pada tiap-tiap pegawai dan dia melakukannya dengan cukup lancar. 

Dan begitu berhasil menyelesaikannya, Sanrak langsung melompat kegirangan seperti anak kecil. Jane cuma geleng-geleng kepala melihat tingkahnya.


Tapi saat mereka kembali ke ruang sekretaris, Jane tiba-tiba dapat telepon dari salah satu pegawai yang mendapat dokumen yang salah. 

Jelas ini kesalahan Sanrak dan Jane langsung mengomelinya panjang lebar karena mengerjakan pekerjaan sederhana seperti itu dia tidak becus.

Sanrak merasa bersalah dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan seperti itu. Tapi Jane tidak menerima maafnya begitu saja dan terus mengomel mengkritiki Sanrak. 

Jane makin kesal saat Sanrak tiba-tiba hendak menangis. Dia memperingatkan Sanrak untuk jangan pernah memperlihatkan air mata di kantor karena jika klien sampai melihat mereka maka mereka akan mengira tempat ini tidak profesional.

Sanrak berusaha menahan tangisnya dan berkata bahwa dia akan pergi untuk mengambil file yang benar. Tapi Jane melarangnya dan berkata kalau dia sendiri yang akan mengurusnya. Kali ini Sanrak benar-benar tidak bisa menahan tangisnya dan langsung melarikan diri ke toilet.


Dia ingin curhat pada First tapi First beralasan kalau saat ini dia sedang sibuk dan tidak bisa diganggu. Akhirnya dia hanya bisa curhat ke Sandee, mengeluhkan kecerobohannya sendiri dan menyesali keputusannya untuk menerima tawaran magang disini.


Na mendengarkan segalanya dari luar toilet. Sedih melihat Sanrak seperti itu, dia langsung memarahi Jane karena bersikap kelewatan pada pegawai magang yang notabene masih belum mengerti apapun. 

Jane berusaha membela diri karena apa yang dia lakukan pada Sanrak tidak salah, Sanrak salah jadi sudah seharusnya dia memberi peringatan.

"Kau boleh memberi peringatan padanya. Tapi kau sudah kelewatan. Dia masih muda, tolong kau pikirkan perasaannya sebelum kau mengatakan apapun padanya"

Jane akhirnya menyerah dan meminta maaf atas kesalahannya karena menetapkan standard yang terlalu tinggi pada Sanrak. Tapi Sanrak tiba-tiba muncul saat itu juga untuk membela Jane dan mengakui semua ini adalah kesalahannya sendiri.


Di kelas, bukannya mendengarkan kuliah, Sandee malah asyik chattingan dengan Thew. Melihat ekspresi kesal Thada gara-gara melihat Sandee chattingan dengan Thew, ketiga teman mereka di belakang langsung bergosip. 

Sepertinya kali ini shipping Dee-Da couple mereka akan segera berlayar tapi Sandee sudah punya pria lain jadi sepertinya shipping mereka akan tenggelam.


Tiba-tiba Thew menelepon. Belum sempat mengangkatnya, Thada tiba-tiba merampas hapenya, mengangkat telepon Thew, memberitahunya kalau mereka masih di kelas lalu mematikannya. 

Kesal, Sandee langsung berteriak-teriak memarahi Thada. Ujung-ujungnya mereka bertengkar sengit tanpa menyadari kalau mereka masih di kelas dan seluruh kelas langsung berpaling menatap mereka.


Pulang kerja, Sanrak hendak menunggu taksi saat Na tiba-tiba datang dan menawarkan tumpangan. Sanrak menolak karena dia masih harus bertemu teman jadi dia ingin naik taksi saja, lagipula apa Na tidak akan bersama Ella. 

Na terus bersikeras ingin mengantarkan Sanrak, lagipula Ella sedang ada schedule lain saat ini. Saat Sanrak masih bersikeras menolaknya, Na jadi bertanya-tanya apakah Sanrak masih marah padanya atas apa yang terjadi hari ini?

"Tidak, aku yang salah jadi kaulah yang seharusnya marah padaku"

"Naiklah, aku akan mengantarmu"


Sanrak akhirnya menyerah dan naik ke mobilnya Na. Sanrak bertanya-tanya apakah Jane marah padanya, Na langsung mengiyakannya dan mengklaim kalau Jane sudah punya kesan buruk padanya. Tapi dia meyakinkan Sanrak untuk tidak cemas, karena masalah itu sudah biasa dalam dunia kerja.

"Dan jangan menyerah. Kau harus berusaha lebih keras dan memperbaiki kesan buruk Jane padamu" nasehat Na. Sanrak berjanji akan melakukannya, dia akan berusaha membuat Jane mengubah pandangannya tentangnya.


Na menurunkan Sanrak di sebuah restoran tempatnya ketemuan dengan Noina. Tapi tepat setelah Sanrak masuk restoran, Na melihat First datang bersama wanita lain. Tapi dia memutuskan untuk tidak mempedulikannya dan pergi.


Noina sudah menunggu saat Sanrak datang dan langsung menjerit heboh saat dia Sanrak memberitahunya kalau dia datang diantarkan Na. 

Noina mengaku kalau dia mengajak Sanrak ketemuan karena Sandee yang meneleponnya dan memberitahunya tentang masalah Sanrak di tempat kerja tadi.


Setelah beberapa lama, pesanan mereka masih juga belum diantarkan. Tak lama kemudian, seorang pelayan mendatangi mereka dan meminta maaf karena pesanan makanan mereka salah diberikan pada orang lain yang kebetulan memesan menu yang sama dengan mereka. 

Sanrak tidak mempermasalahkannya tapi Noina tidak terima makanannya dimakan orang lain dan karenanya dia langsung beranjak bangkit untuk melihat orang bodoh mana yang sudah memakan makanan pesanan mereka.


Tapi saat dia menemukan orang yang memakan pesanannya, dia malah shock mendapati orang itu ternyata First yang sedang kencan dengan wanita lain. Dia langsung menyeret Sanrak untuk memperlihatkan perbuatan pacarnya itu.

Tapi bahkan sekalipun sudah melihat bukti nyata di depan matanya, Sanrak tetap menolak mempercayainya dan bersikeras kalau First dan wanita itu mungkin cuma rekan kerja dan mungkin mereka cuma sedang membicarakan masalah pekerjaan sambil makan malam bersama.


Noina tak percaya melihat kekeraskepalaan Sanrak, jelas-jelas First dan wanita itu duduk sangat berdekatan, mana ada orang bicara bisnis dalam jarak seintim itu "Kalau kau tidak mau bicara denganya maka aku yang akan untukmu"

"Jangan, jangan. Jangan lakukan itu. Aku akan meneleponnya besok"

"Dia ada disini sekarang. Kalau kau meneleponnya besok maka dia hanya akan membuat kebohongan lain"

Saat Sanrak masih saja keras kepala, Noina akhirnya berinisiatif merekam kencan First dengan wanita lain itu sebagai bukti. Bukti itu bisa membantu Sanrak jika besok Sanrak memutuskan untuk melabrak First dan First berusaha membuat-buat alasan. Tapi Sanrak tetap saja tidak suka dengan perbuatan Noina dan cepat-cepat menyeret Noina pergi.


Sandee benar-benar kesal pada Thada dan berusaha menghindarinya. Tapi bahkan setelah kelas selesai, Thada terus saja mengejarnya dan menuntut kenapa Sandee terus berusaha menghindarinya, dia cuma ingin pulang bareng Sandee.

"Kenapa kau ingin pulang bersamaku?"

"Kenapa? Apa kau ada janji dengan Thew?"


Kesal, Sandee langsung pergi tapi Thada terus saja mengejarnya dan bertanya apakah Sandee benar-benar menyukai Thew. 

Sandee mengingatkan Thada bahwa dia suka atau tidak pada Thew, itu sama sekali bukan urusan Thada. Tapi Thada bersikeras kalau dia hanya mengkhawatirkan Sandee sebagai teman. Dia cemas karena mungkin saja Thew cuma mempermainkannya saja.

"Aku bukan orang bodoh. Aku tidak akan semudah itu dibodohi orang lain"

Thada langsung mendengus sinis mendengarnya "Kau? Kau tidak akan pernah tahu apa yang dipikirkan pria"

"Dulu mungkin iya, aku tidak tahu tentang apa yang pria pikirkan. Tapi sejak malam sial*n itu, aku bisa melihat semuanya. Aku tahu sifat pria yang sebenarnya"


"Apa kau ingin bertanggung jawab atas kejadian malam itu?"

"Tidak, aku tidak mau kau bertanggung jawab"

"Kau ingin aku bertanggung jawab"

"Aku bilang tidak!"

"Kau baru saja menunjukkan sifat asli wanita"

"Apa? Memangnya seperti apa sifat asli wanita?"

"Tidak jujur pada dirimu sendiri"


Sandee menyangkalnya. Dia benar-benar tidak menginginkan pertanggung jawaban Thada. Mungkin wanita lain akan melakukan itu tapi dia tidak. Tak percaya, Thada langsung menarik Sandee dan menciumnya.

Post a Comment

0 Comments