Sinopsis Master Devil Don't Kss Me Season 2 - Episode 20

Sinopsis Master Devil Don't Kss Me Season 2 - Episode 20


Patah hati mengetahui dia dan Chu Xia ternyata saudara sepupu, Cheng Chuan melampiaskan kesedihannya dengan nyanyi-nyanyi dengan suara merdunya. Saking merdunya, telinganya Xiao Nan sampai sakit mendengarnya.


Tidak tahan lagi, Xiao Nan langsung merebut mic-nya dan menyeretnya keluar ke arena permainan. Cheng Chuan lampiaskan saja frustasinya di tempat ini.

Cheng Chuan ingat tempat ini. Ini adalah tempat dia pertama kali bertemu dengan Chu Xia dulu. Kenangan itu terlalu menyakitkan hingga dia ingin pergi saja. Tapi Xiao Nan bersikeras menahannya.

"Kau harus bangkit dari tempat kau jatuh. Jiang Chen Chuan, kau pasti bisa!"


Cheng Chuan akhirnya mengalah dan bersedia menuruti apapun yang ingin Xiao Nan mainkan. Xiao Nan pun langsung menyeretnya ke arena lempar bola basket dan pura-pura mengajari Cheng Chuan seolah Cheng Chuan belum pernah memainkan permainan itu.

Dia asal melempar bolanya, tapi bolanya malah mental mengenai kepalanya. Dia mencobanya dan lagi-lagi kepalanya kena bola. Tapi Xiao Nan ngotot mau terus main dan terus melempar asal-asalan dengan kesal.


Cheng Chuan sampai heran sendiri. Xiao Nan kemari kan untuk menemaninya, tapi kenapa malah dia yang main bola.

"Aku benci bola itu!"

Cheng Chuan dengan mudahnya melempar bola dan memasukkannya ke ring dengan tepat sasaran. Apa itu bisa melampiaskan kemarahan Xiao Nan? Iya. Apa Xiao Nan masih marah? Iya. Cheng Chuan pun makin semangat memainkan bolanya.


Lama kelamaan mereka pun mulai menikmati suasana dan bersama-sama memainkan semua permainan yang ada di sana. Cheng Chuan bahkan unjuk kebolehan main drum dan membuat Xiao Nan semakin kagum padanya.


Setelah itu, mereka berjalan pulang bersama sambil makan es krim. Xiao Nan sungguh tak menyangka kalau Cheng Chuan pintar main drum. Tentu, dia diam-diam belajar main drum selama beberapa tahun tanpa sepengetahuan ayahnya.

"Kenapa kau mempelajarinya diam-diam?"

"Ayahku ingin aku belajar ekonomi. Seorang putra harus mewarisi bisnis orang tuanya. Sejak aku kecil, ayah selalu mencegahku berpartisipasi dengan segala hal yang tidak berhubungan dengan bisnis."

"Kasihan sekali kau."


Cheng Chuan sebenarnya memiliki sebuah impian. Dia ingin membuat sebuah band setelah dia pensiun nanti. Dia tidak mau hidup sebagai orang tua di rumah saja dan main mahjong. Kalau dia tua nanti, dia akan ke panti jompo dan membuat konser di sana.

"Saat kau tua nanti, kau bahkan tidak akan sanggup memegang stick drum dan kau masih ingin membuat konser? Jiang Cheng Chuan, buat saja sebuah band sekarang. Aku akan mendukungmu."

 

Saat Qi Lu tiba di rumah, dia malah mendapati rumah dalam keadaan gelap gulita. Dia memanggil-manggil Qi Lu, tapi tak ada jawaban.

Tapi tiba-tiba dari belakangnya, Qi Lu muncul dengan membawa kue sambil bernyanyi. "Selamat ulang tahun, selamat ulang tahun... Chu Xia, selamat ulang tahun."

Dia lalu membawa Chu Xia duduk di sofa dan menyuruhnya make a wish. Chu Xia berdoa dengan cepat lalu beranjak bangkit untuk menyalakan lampu.


Tapi Qi Lu menariknya kembali untuk memperlihatkan hadiahnya, sebuah lampu yang bentuknya lucu. Dia mengklaim kalau itu lampu harapan. "Dengan ini, setiap kali kau merayakan ultah setiap tahun, kau tidak perlu menununggu tiup lilin untuk membuat harapan."

"Terima kasih Qi Lu. Tapi aku tidak punya terlalu banyak harapan kok. Apalagi jika aku harus membuat harapan setiap hari."

"Ada. Misalnya, kau bisa berharap untuk melihatku setiap hari dan itu bisa terwujud setiap hari. Bukankah itu bagus?"


Chu Xia cuma ketawa garing. Baiklah, mereka bahas topik lain saja. Besok adalah hari penting dalam kompetisinya. Jadi Qi Lu mendoakan semoga kompetisinya sukses.

"Chu Xia, tidak masalah jika aku tidak bisa melihatmu setiap hari. Tapi kuharap saat aku melihatmu, kau bahagia dan tanpa beban, seperti saat aku pertama kali bertemu denganmu."


Dia lalu mendekat untuk menc**m Chu Xia... tepat saat lampu mendadak menyala. Tuan Han, Nyonya Han dan Han Tua pulang sambil bawa kue ultah. Qi Lu langsung kesal, kenapa mereka nggak bilang-bilang kalau mau pulang?

Soalnya Nyonya Han tahu kalau hari ini Chu Xia ultah, makanya Tuan Han keluar dari RS lebih cepat untuk memberi Chu Xia kejutan. Chu Xia benar-benar bahagia karena mereka semua ingat ulang tahunnya, cuma Qi Lu yang manyun sendirian.


Tuan Han bahkan memberinya angpao sebagai hadiah ultah. Chu Xia tak enak dan menolaknya. Tapi Tuan Han bersikeras meminta Chu Xia menerimanya, jangan sungkan, apalagi memperlakukannya seolah dia orang asing. Uang ini juga mewakili niat baik ibunya Chu Xia.

Chu Xia akhirnya mau menerimanya dan berterima kasih. Han Tua santai memakan kue ultah buatan Qi Lu dan langsung mengomentari rasanya yang menjijikkan.


Nyonya Han juga punya kabar baik, Tuan Han tadi menerima telepon bahwa semua saham mereka berhasil terjual. Perusahaan mereka akhirnya berhasil mengatasi krisis ini dan Qi Lu pun bisa bebas sekarang. Qi Lu jelas senang mendengarnya. Mereka lalu bersulang dengan penuh kegembiraan.


Xin Wei menelepon seseorang dan sepertinya dia mendapat kabar baik. Xin Wei senang, akhirnya dia tahu alasan yang sebenarnya kenapa Man Kui kembali.

Ayahnya masuk tak lama kemudian dan memohon pengertian Xin Wei. Dia sama sekali tidak peduli dengan hasil kompetisi ini. Apapun hasilnya, Xin Wei tetaplah putrinya. Xin Wei masih kesal dan menolak mendengarkan lebih lanjut dengan alasan mau tidur.


Keesokan harinya adalah babak final kompetisi. Tapi sebelum kompetisi dimulai, MC terlebih dulu mengundang pemenang kontes tahun yang lalu sekarang menjadi juri spesial mereka, Xiang Man Kui.

Man Kui pun maju ke panggung untuk menjelaskan aturan kompetisi final kali ini. Para kontestan akan dibawa ke ruang kerja khusus nantinya dan selama 3 hari ke depan, mereka harus bekerja menciptakan karya yang mampu mencerminkan kemampuan mereka.

Dan selama 3 hari itu pula, para kontestan tidak diperbolehkan membawa segala macam peralatan komunikasi. Man Kui yakin tiap-tiap peserta memiliki impian dan harapan masing-masing. Karena itulah, Man Kui berharap kompetisi ini adil dan profesional. Dia yakin mereka pasti bisa.


Tapi saat Man Kui hendak turun panggung, Xin Wei tiba-tiba menyela dan dengan liciknya menyinggung kenapa Man Kui belum menghasilkan karya baru selama setengah tahun ini? Dia sudah kehilangan kemampuannya, atau ada alasan lain? Tolong dijawab.

"Mo Xin Wei, jangan keterlaluan!" Bentak Chu Xia.

Xin Wei menyangkal. Dia tidak keterlaluan. Dia hanya seorang calon designer baru yang sedang belajar dari seniornya.

Man Kui dengan bijak meminta maaf karena telah mengecewakan mereka karena tidak membuat karya lagi selama setengah tahun ini. Tapi dia berjanji akan memperbaikinya pelan-pelan dan menunjukkan kemampuannya sesegera mungkin.


Xin Wei mau pergi, tapi Chu Xia langsung menghadangnya dan mengkonfrontasinya. Apa Xin Wei mengetahui sesuatu? Kesal, Xin Wei memperingatkan Chu Xia bahwa dia tidak akan membiarkan Chu Xia masuk ke dalam keluarganya.

"Aku akan menginjak-injakmu dengan sangat kejam dan tanpa ampun!"


Nyonya Han tak suka dengan situasi ini. Kenapa mereka mau mengurung Chu Xia tanpa bilang-bilang padanya? Dia bahkan tidak menyiapkan apapun untuk Chu Xia. Tapi Nyonya Han yakin kalau Chu Xia pasti akan menang.

"Ini kan cuma kompetisi. Kenapa kalian membuatnya seolah ini masalah hidup dan mati?" Nyinyir Qi Lu.

"Kau ini merusak suasana saja."


Chu Xia meyakikan Nyonya Han untuk tidak cemas, dia pasti akan berusaha yang terbaik. Guru Ma ngomel-ngomel menyuruh Chu Xia masuk mobil sekarang, mereka harus pergi ke tempat kerjanya.

Tapi You Tian tiba-tiba muncul dengan bingung soalnya Xin Wei menghilang. Dia sudah mencoba menghubunginya, tapi tidak dijawab. Guru Ma menyuruhnya untuk menelepon Wan Zi saja dan ngomel-ngomel lagi menyuruh Chu Xia masuk mobil.


Chu Xia mau pergi. Tapi Qi Lu tiba-tiba mendekat lalu menarik Chu Xia ke dalam plukannya. "Bekerja keraslah dan jangan gugup. Dadah."


Qi Lu menemui Han Yu dan tanya kenapa dia tadi dia tidak menyemangati Chu Xia. Karena Han Yu memberi kesempatan pada Qi Lu untuk menunjukkan dirinya.

Dia merasa, di saat seperti ini, Chu Xia perlu menenangkan diri dan memikirkan apa arti kompetisi ini baginya dan apa yang sebenarnya diinginkannya.


"Aku selalu merasa sejak kau kembali, kau berubah." Heran Qi Lu

"Masa? Bagian yang mana?"

"Entahlah. Aku hanya merasa kau jadi lebih tajam dan lebih mempesona."

Han Yu tersenyum mendengarnya. Tapi dia memperingatkan kalau dia tidak tertarik pada cowok. Qi Lu langsung menggerutu, sejak kapan Han Yu jadi seperti Cheng Chuan, narsis dan arogan.

Ngomong-ngomong tentang Cheng Chuan, Han Yu sungguh tak menyangka kalau Cheng Chuan dan Chu Xia ternyata saudara sepupu. Qi Lu juga prihatin, masalah ini pasti sangat mempengaruhinya.


Wan Zi sendiri juga tak tahu di mana keberadaan Xin Wei. Tapi di tengah kebingungannya, tiba-tiba dia menemukan Xin Wei sedang bicara dengan orang misterius. Dia langsung menyembunyikan dirinya di balik tembok dan menguping percakapan mereka.

Xin Wei tanya ke orang itu, apa dia sudah mengerti tugasnya. Tapi orang itu langsung kesal dan memperingatkan Xin Wei untuk tidak bicara dengan nada seperti itu padanya.

Kesal, Xin Wei memperingatkan orang itu bahwa sekarang ini musuh mereka sama, yaitu Chu Xia. Apapun yang terjadi, Xin Wei bersumpah akan menghancurkan Chu Xia hingga dia tidak akan bisa bangkit lagi.

Tak mau kalah, orang itu balas menyinggung rumor tentang keluarga Jiang yang belakangan ini viral. Tapi Xin Wei benar tentang satu hal. Dia tidak akan pernah melepaskan Chu Xia.

"Karena itulah, Xiang Man Kui tidak boleh muncul di kompetisi besok."

"Oke. Aku mengerti."

Bersambung ke episode 21

Post a Comment

0 Comments