Setelah acara lelang selesai, set final pun dimulai. Tapi saat si model pertama muncul, Paman Korn malah mendengar suara ribut burung-burung dari balik tirai. Ia jadi cemas karenanya.
Sekretarisnya Beauty juga baru menyadarinya dan langsung bergegas kembali ke kamar hotel. Tapi sesampainya dia di sana, dia malah mendapati panitia sudah datang dengan membawa seekor burung ke hadapan Beauty dan memintanya untuk memegang burung itu nanti.
Beauty jelas ketakutan dan menolak melanjutkan acara ini dengan burung. Dia sama sekali tidak peduli biarpun tema acara ini adalah perlindungan hewan. Dia tidak mau berpartisipasi kalau mereka pakai burung.
"Burung itu menjijikkan. Aku bahkan tidak mau melihat mereka. Jika aku harus memegang burung itu, aku akan pulang sekarang."
Tepat saat itu juga, Orn yang sepertinya mendengar pembicaraan mereka, muncul dan berkata kalau dialah yang akan memegangi burung-burung itu. Dia bahkan berjanji takkan memegangi burung-burung itu terlalu dekat dengan Beauty.
Beauty akhirnya menyerah, tapi dia mengancam akan menuntut perusahaan ini kalau sampai terjadi sesuatu padanya. Mereka pun cepat-cepat ke panggung. Tapi saat Sekretarisnya Beauty hendak mengejar mereka, seorang staf tiba-tiba panik mencari Orn karena ternyata dia tadi tak sengaja merusak kunci sangkar burung yang dibawa Orn.
Sekretaris kontan cemas dan berusaha mengejar mereka secepatnya, tapi terlambat. Beauty dan Orn sudah jalan ke panggung.
Orn keluar terlebih dulu dengan membawa kedua burung itu, Beauty mengikuti di belakangnya, sementara Paman Korn hanya bisa mengawasinya dengan cemas.
Tee tampak sumringah melihat Orn dan antusias memotretinya. Pat langsung nyinyir cemburu menyebut Orn sebagai
goody two-shoes (cewek yang terlalu baik atau sok alim).
"Jangan bicara tentangnya seperti itu."
"Kenapa? Kau marah demi pacarmu?"
"Dia bukan pacarku, belum."
"Tapi kalian tetap setuju dijodohkan. Aneh sekali."
Beauty berusaha tetap tenang berlenggak lenggok sembari berusaha agak menghindar setiap kali burung-burung itu dekat padanya. Dia lalu berdiri di depan sebuah tirai.
Tapi saat tirai dibuka, dia malah mendengar suara-suara burung dari belakangnya. Cemas, Beauty berbalik dan mendapati banyak sekali burung-burung dalam sangkar.
Para penonton jelas bingung dengan sikap aneh Beauty. Cemas, Paman Korn berusaha menenangkan Beauty. Kehadiran Paman Korn berhasil menenangkan Beauty dan membuatnya teringat akan janji Paman Korn bahwa ia akan selalu ada untuk Beauty dan menjaga Beauty menggantikan mendiang ayahnya.
Beauty pun kembali menghadapi penonton dengan profesional. Para model lainnya dan Orn pun ikut bergabung di sana. Orn menenteng burungnya cukup dekat dengan Beauty, tapi untunglah Beauty bisa menenangkan diri walaupun masih sangat ketakutan.
Tee lagi-lagi memotreti Orn. Cemburu, Pat dengan sengaja nempel-nempel ke Tee. Melihat itu, Orn jadi tidak konsen lagi dengan tugasnya dan tak sengaja membuat sangkar burung itu terlalu dekat ke Beauty.
Kontan saja Beauty panik dan langsung mendorong sangkar itu sampai jatuh. Sialnya, sangkar burung itu terbuka dan burung-burungnya terbang ke arahnya.
Beauty jadi semakin panik yang akhirnya malah membuat sangkar-sangkar lainnya terbuka dan semua burung langsung menyerang Beauty.
Sontak saja Beauty jejeritan histeris dan panik bukan main hingga tak sengaja dia tersungkur ke lantai. Dan jelas saja kejadian itu langsung jadi santapan para wartawan yang heboh memotretinya dari dekat.
Beauty semakin histeris saat dia kembali ke kamarnya. Bahkan saat Sekretarisnya mengaku kalau dia sebenarnya sudah tahu tentang burung itu tapi terlambat memberitahunya, Beauty langsung menggila dan mencekiknya erat-erat.
Tanpa mereka sadari, semua perbuatan Beauty itu disaksikan oleh Ibunya Beauty, Lalita, yang sekarang menjadi malaikat di surga.
Lalita benar-benar khawatir melihat kegilaan Beauty hingga ia memohon dari lubuk hatinya yang terdalam agar semua kebaikannya selama ini bisa membantu menghentikan kegilaan dan semua dosa-dosanya Beauty.
"Kau melanggar aturan, Malaikat Lalita." Tegur Parama Tewee (Dewi)
Dewi mengingatkan Lalita bahwa malaikat tidak boleh ikut campur dalam takdir manusia. Jika tidak, maka Lalita akan bereinkarnasi ke dalam t**uh seekor anjing.
Lalita bersikeras ingin menyelamatkan putrinya. Jika tidak, maka putrinya pasti akan hancur. Tapi Dewi juga bersikeras tidak mau membiarkan Lalita melanggar aturan. Karena jika ia melakukan itu, maka semua roh ibu juga akan meminta untuk melanggar aturan demi membantu anak-anak mereka.
Lalita kontan menangis dan berlutut di hadapan Dewi. "Kumohon Dewi. Jika engkau tidak mengasihaniku, maka aku akan meninggalkan surga dan menghadapi dosa-dosaku."
"Percuma berkorban. Tidak ada seorang pun yang bisa menebus dosa orang lain. Orang yang berbuat dosalah yang harus menebus dosanya sendiri."
Orn datang tak lama kemudian bersama Tee. Orn benar-benar merasa bersalah dan memohon maaf setulus hati, tapi Beauty terlalu marah padanya dan mengusirnya.
Saat Orn bersikeras tak mau pergi dan terus menangis, Beauty sontak melemparinya dengan bantal sampai Tee harus maju untuk melindunginya.
"Dia datang untuk meminta maaf, kenapa kau malah marah-marah? Sikap burukmu masih sama saja."
"Kau siapa? Ini bukan urusanmu!"
Kesal, Tee mengajak Orn pergi saja, tidak ada gunanya bicara dengan orang semacam ini. Tapi Orn terus ngotot meminta maaf pada Beauty yang malah membuat Beauty jadi makin kesal dan langsung menghantamnya dengan bantal lagi.
Untunglah Tee sigap menggunakan t**uhnya sendiri untuk menamengi Orn. Tapi Orn terus saja meminta maaf berulang kali sampai Tee dan Ibunya Orn harus menyeretnya keluar dari sana.
Setelah mereka pergi, Beauty juga mengusir semua staf-nya. Saat Sekretarisnya tak segera pergi, Beauty langsung ngamuk-ngamuk lagi dan melemparinya dengan bantal sampai Sekretaris terpaksa harus pergi.
Lalita benar-benar cemas melihat Beauty seperti itu. Apa yang harus dia lakukan agar Beauty bisa menyesali kesalahannya. Apa yang harus dia lakukan untuk memberi pelajaran dan menyadarkan Beauty bahwa apa yang dia lakukan itu salah dan berdosa.
"Pelajaran?"
"Iya, Dewi. Pelajaran yang tak pernah didapatkan oleh anakku. Semua ini adalah salahku sebagai ibunya."
Dalam
flashback, Beauty memang sangat dimanjakan oleh orang tuanya sejak kecil. Pernah suatu hari dia melihat Lalita berdandan cantik mau ke pesta, dan Beauty langsung ngotot sengotot-ngototnya mau ikut dan dandan cantik kayak mamanya.
Demi menenangkannya agar mereka bisa segera pergi, Lalita menyuruh pengasuh untuk membelikan Beauty banyak mainan dan baju-baju.
"Aku memberikan segalanya padanya. Tapi aku tak pernah punya waktu untuk mengajarinya apapun," sesal Lalita.
Mendengar itu, Dewi mencoba mencari-cari dalam daftar aturan surga tentang apakah memberi pelajaran itu termasuk pelanggaran di surga. Dan ternyata ia mendapati itu bukan pelanggaran.
Lalita senang, apa dia sungguh bisa mengajari anaknya sekarang? Tapi Dewi berkata bukan Lalita yang boleh memberinya pelajaran.
Beauty masih jejeritan histeris saat Dewi mendadak menampakkan diri di hadapannya dengan menyamar jadi pelayan hotel dan mengingatkan Beauty untuk tidak marah-marah. Beauty jelas kaget, dari mana dia bisa masuk?
"Hanya memikirkan dirimu sendiri sebagai korban tapi tidak pernah memikirkan kesedihan yang kau sebabkan bagi orang lain."
"Ngoceh apa kau? Keluar dari kamarku sekarang atau akan kupanggilkan penjaga untuk mengusirmu!"
"Lihatlah, kemarahanmu menguasai dirimu dan menghancurkan kecantikanmu."
Panik, Beauty langsung mengecek dirinya di cermin tapi mendapati mukanya masih baik-baik saja. Beauty langsung kesal melabraknya. "Kau siapa? Berani sekali kau bicara seperti itu pada tamu VIP, bibi tua!"
Wah, Dewi gregetan mendengarnya. Beauty jelas tidak bisa dikasih pelajaran dengan hanya kata-kata. "Memberi pelajaran pada manusia sepertimu, aku mungkin harus menyelesaikan masalah dengan masalah."
Beauty mencoba membuka pintu kamarnya, tapi anehnya tidak bisa dibuka padahal tidak dikunci. Beauty jadi semakin kesal melabrak Dewi. Tapi tiba-tiba saja Dewi menggunakan kekuatannya dan Beauty pun membeku seketika.
Bersambung ke episode 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam