Sinopsis How, Boss Wants to Marry Me Episode 13 - 1

 Sinopsis How, Boss Wants to Marry Me Episode 13 - 1

Setelah Xia Lin pulang dari belanja, Yang Tong terburu-buru turun dengan panik lalu memberikan ponselnya ke Xia Lin, terjadi sesuatu yang buruk pada Chu Yan.


Dalam berita itu, di kabarkan bahwa kamar rawat di rumah sakit tempat Chu Yan dirawat, mengalami kebakaran hebat. Xia Lin langsung pergi saat itu juga ke rumah sakit.


Yi Zhou sudah ada di rumah sakit, baru saja selesai bicara dengan polisi saat Xia Lin baru datang. Bagaimana keadaan Chu Yan? Apa dia terluka? Di mana Chu Yan?

Tapi Yi Zhou hanya menatapnya dengan sedih sebeluma kemudian berkata. "Chu Yan sudah tiada."

Xia Lin tak percaya, sejak kapan Yi Zhou mulai belajar bercanda, tidak lucu sama sekali. Yi Zhou meyakinkan kalau itu fakta, polisi sudah menginvestivigasi TKP.

"Aku tidak percaya. Tidak mungkin. Kau bohong, kan?"

"Aku juga berharap semua ini palsu."

Yi Zhou langsung menarik menarik Xia Lina ke dalam plukannya dan membiarkan Xia Lin menangis.


Xia Lin terus termenung sedih di rumah, teringat kenangan-kenangan indahnya bersama Chu Yan selama ini. Berniat mau mencari udara segar, Xia Lin membuka jendela tapi malah mendapati Yi Zhou masih ada di bawah.


Seketika itu pula, Xia Lin tampak membuat keputusan lalu keluar untuk menemui Yi Zhou. Kenapa Yi Zhou masih belum pergi juga?

"Aku tidak ingin sendirian hari ini. Aku ingin sedikit lebih dekat padamu."

"Lalu kenapa kau tidak mengatakannya saja tadi?"

Karena Yi Zhou takut Xia Lin akan menolaknya. Tapi sekarang dia memberanikan diri untuk memluk Xia Lin. "Mumu, hanya kau satu-satunya yang kumiliki sekarang."

Yang tak disangkanya, Xia Lin kali ini tidak menolaknya, bahkan balas memluknya dan berkata. "Aku akan selalu berada di sisimu. Aku sudah memikirkannya. Hidup ini sangat singkat. Jika aku terus menerus melihat ke masa lalu dan ragu, maka semua itu hanya akan menjadi sia-sia. Karena aku masih mencintaimu, maka tak ada yang lebih penting selain bersamamu. Karena kecelakaan bisa terjadi setiap saat, aku tidak ingin memiliki penyesalan."

Terharu, Yi Zhou kontan memluknya makin erat. "Terima kasih, Mumu. Terima kasih karena kau bersedia kembali ke sisiku."


Xia Lin akhirnya kembali ke rumah mereka. Saat dia tidur, Yi Zhou termenung menatap foto masa lalunya bersama Chu Yan. Tepat saat itu juga, ponselnya berbunyi dan sepertinya dia mendapat kabar penting.

Tak lama kemudian, dua orang polisi datang untuk tanya apakah Yi Zhou tahu wanita yang dekat dengan Chu Yan? Yi Zhou jadi penasaran, apakah mereka sudah mendapatkan bukti?

"Kami tidak bisa mengungkap detilnya."

Tapi Yi Zhou perlu tahu situasinya seperti apa agar dia bisa memberikan informasi yang sesuai. Jangan khawatir, dia janji akan merahasiakan detil kasus ini.


Ketua Tim Wang akhirnya memberitahu Yi Zhou bahwa laporan forensiknya sudah keluar dan mereka menemukan sebuah anting-anting yang digenggam jenazah Chu Yan di tangan kanannya. Inilah bukti penting yang mereka miliki.

Yi Zhou mau lihat anting-anting itu. Tapi Ketua Tim Wang menolak karena hanya keluarga korban yang diizinkan melihatnya.

Tapi kemudian Wen Li memberikan surat pernyataan dari Tuan Chu yang mengizinkan Yi Zhou untuk membantu penyelidikan kasus ini mewakili keluarga Chu. Jadi mulai sekarang, Yi Zhou lah yang akan menangani segala hal terkait kasus ini.

Yi Zhou menjelaskan bahwa Tuan Chu mengalami serangan jantung dan sekarang sedang dirawat di rumah sakit. Ketua Tim Wang boleh mengeceknya kalau tidak percaya.

Ketua Tim Wang akhirnya memperlihatkan bukti temuan mereka itu ke Yi Zhou. Dia jelas mengenali bentuk anting-anting itu, tapi dia mengklaim kalau dia jarang memperhatikan aksesoris yang dipakai wanita, jadi dia tidak bisa membantu. Tapi dia bisa memberikan daftar para wanita yang dekat dengan Chu Yan.


 

Xia Lin turun tak lama setelah semua orang pergi, dia tadi melihat polisi datang, apa terjadi sesuatu? Yi Zhou langsung tanya apakah Xia Lin kehilangan sebelah anting-antingnya?

"Iya, bagaimana kau tahu?"

"Apa pasangannya masih ada padamu? Biar kulihat."

Xia Lin memperlihatkan anting-anting yang bentuknya persis dengan bukti itu. Apa Xia Lin pernah memakai anting-anting ini untuk bertemu Chu Yan sebelum kecelakaan itu terjadi? Tanya Yi Zhou.

Xia Lin membenarkan. "Aku bertemu dengannya sebelum dia dirawat di rumah sakit. Saat itulah aku kehilangan anting-anting ini. Apa ini ada hubungannya dengan kasusnya Chu Yan?"


Yi Zhou memberitahu bahwa sebelum kebakaran itu terjadi, CCTV di rumah sakit rusak. Jelas insiden itu bukan sekedar kecelakaan, tapi disengaja.

Polisi sudah menemukan sebuah petunjuk untuk mengidentifikasi tersangka, yaitu pemilik anting-anting ini.

"Aku? Bagaimana mungkin?"

"Chu Yan memegang anting-antingmu ini di tangannya. Sebelum polisi menemukan tersangka, semua bukti mengarah padamu sekarang ini."

"Tidak masuk akal. Kenapa juga aku ingin menyakiti Chu Yan?"

"Aku tahu. Aku tahu ini tidak ada hubungannya denganmu. Jangan khawatir Mumu, aku tidak akan membiarkan apapun terjadi padamu."

"Tapi, kenapa anting-antingku bisa berada di tangan Chu Yan?"

Jika Yi Zhou tidak salah tebak, orang yang merencanakan semua ini, sebenarnya bukan menarget Chu Yan, melainkan menarget Xia Lin.


Tepat saat itu juga, Yi Zhou mendapat pesan dari anonim: Apa kau suka hadiah yang kukirimkan padamu?

"Hadiah? Apa maksudnya anting-anting ini?" Xia Lin bertanya-tanya.

Mendengar itu, Yi Zhou langsung menelepon Wen Li dan menyuruhnya melacak sumber pengirim pesan ini.


Keesokan harinya, Xia Lin membawa Yi Zhou ke dermaga tempat dia kehilangan anting-antingnya sekaligus lokasi pengiriman pesan anonim itu. Yi Zhou yakin seseorang sengaja memancing mereka kemari.

Sayangnya, Wen Li kemudian melapor bahwa rekaman CCTV terhapus sekitar 10 menit tepat pada saat pengiriman pesan anonim itu terjadi. Yi Zhou jadi semakin yakin seseorang sengaja memancing mereka kemari.

Tiba-tiba terdengar suara ponsel berbunyi dan saat itulah mereka melihat sebuah ponsel yang tergeletak di belakang mereka. Yi Zhou langsung cemas begitu melihat ponsel itu. Karena ternyata orang itu mengirim foto Xia Lin yang tampak seperti mau mendorong Chu Yan ke sungai.

"Tidak seperti ini! Aku tidak pernah berniat mendorongnya. Kenapa ini kelihatan sangat salah?"

"Mumu, selain kau dan Chu Yan, siapa lagi yang ada di sana waktu itu?"

"Tong Tong dan supir taksi menungguku di atas waktu itu. Dengan foto ini, akankah aku dituduh sebagai pembunuhnya Chu Yan?"

"Aku tahu bukan kau. Ayo, kita pulang dulu."


Tapi setibanya di rumah, mereka malah mendapati Ketua Tim Wang sudah menunggu mereka. Polisi juga sudah menerima foto itu, makanya mereka datang untuk menjemput Xia Lin ke kantor polisi untuk diinterogasi.

Yi Zhou berusaha membela Xia Lin, tapi Ketua Tim Wang mengingatkan Yi Zhou tentang perannya sebagai wakil keluarga Chu, jadi seharusnya dia mendukung investigasi mereka, alih-alih menginterupsi.

"Tapi tidak ada gunanya menginterogasi Xia Lin. Seharusnya kita menggunakan waktu untuk mencari petunjuk-petunjuk lain."


Yang tak disangkanya, malah Xia Lin sendiri yang bersedia diinterogasi. Dia sungguh berharap mereka segera menemukan pembunuh yang sebenarnya dan membuktikan dirinya tidak bersalah.

Yi Zhou jelas cemas. Tapi Xia Lin dengan penuh percaya diri meyakinkan Yi Zhou kalau dia tahu betul apa yang akan dia hadapi, anggap saja ini sebagai pengalaman baru. Siapa tahu di masa mendatang, dia bisa berakting di drama detetif. Jangan khawatir.

Wen Li melapor ke Yi Zhou kalau foto itu diposting online tepat saat mereka tiba di dermaga, dia sudah menyuruh orang untuk melacak IP address orang yang memposting foto itu.


Setibanya di kantor polisi, Xia Lin melihat Yang Tong ada di sana. Yang Tong mengaku kalau dia diinterogasi. Berhubung dia tidak mengerti situasinya bagaimana, dia katakan saja sejujurnya. Apa Xia Lin baik-baik saja? Iya, Yang Tong balik duluan saja.


Di ruang interogasi, Xia Lin langsung dicecar berbagai pertanyaan. Dari rekaman CCTV di rumah apartemennya Yang Tong, Xia Lin keluar sekitar jam 7-8 malam.

Xia Lin mengaku kalau dia belanja waktu itu. Seorang nenek memberinya uang kembali $20, nenek itu bisa jadi saksinya. Dia juga ngobrol sebentar dengan seorang gadis muda yang menjual gula merah, anaknya sekitar 7-8 tahun.

Tapi Ketua Tim Wang meragukan pernyataannya itu. Apalagi saksi yang disebutnya masih di bawah umur. Xia Lin mengaku kalau dia juga bertemu seorang kakek yang jalan bersama anjingnya di supermarket. Tapi Ketua Tim Wang malah mengira Xia Lin cuma asal jawab dan kesal karenanya.


"Pak Polisi, dibanding orang lain, sayalah yang sangat ingin menemukan pembunuh Chu Yan yang sebenarnya. Tapi saya sungguh tidak mengerti kenapa anda fokus pada fakta saya pergi belanja? Apa hubungannya dengan kasus ini?"

Karena waktu yang Xia Lin klaim sedang belanja bertepatan dengan waktu kebakaran itu terjadi. Ah, Xia Lin mengerti. Jadi mereka curiga kalau dia berbohong, mereka pikir dia tidak sedang belanja melainkan pergi ke rumah sakit? Ketua Tim Wang membenarkan.

Tepat saat itu juga, seorang polisi memanggil Ketua Tim Wang dan berkata kalau Yi Zhou menemukan bukti baru.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

6 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam