Sinopsis How, Boss Wants to Marry Me Episode 9 - 3

 Sinopsis How, Boss Wants to Marry Me Episode 9 - 3


Malam harinya, Xia Lin jejeritan heboh memanggil Bibi Huang dan memintanya untuk mengobati punggungnya. Tapi yang datang malah Yi Zhou. Bibi Huang sudah tidur, jadi Yi Zhou yang akan membantu mengobati punggungnya.


Xia Lin jadi gugup dibuatnya, "Apa itu tidak akan merepotkan?"

"Apa maksudmu merepotkan? Kau kan selalu bilang kalau kau Nyonya Ling dan aku adalah suamimu? Buka bajumu."

"Tapi itu agak... tidak usah diobati saja deh."

Terserah saja sih. Tapi kalau tidak sembuh dengan benar, maka Xia Lin tidak akan bisa pakai bik*ni dan sejenisnya. Dia cuma bisa pakai baju-baju jelek nantinya.


Hmm, benar juga. Xia Lin akhirnya menyerah dan membuka tali bajunya sambil memalingkan muka. Tapi saat Yi Zhou memijatnya, Xia Lin tiba-tiba saja menyatakan perasaannya pada Yi Zhou.

"Aku menyukaimu. Aku menyukaimu lebih daripada yang kukira."

Yi Zhou kaget mendengarnya. Tapi Xia Lin menolak menatap matanya, takut kalau dia tidak akan bisa mengatakannya. Dia takut kehilangan kesempatan ini karena entah kapan Yi Zhou akan sebaik ini lagi padanya.

"Aku menyesal karena tidak menyatakan perasaanku saat kau masih mengingatku. Aku juga takut. Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan jika kau tidak akan pernah mengingatku dan tidak menyukaiku lagi. Dalam 22 tahun tahun hidupku, kau orang pertama yang kusukai. Aku tidak bisa melepaskan cinta yang kau berikan padaku."

Yi Zhou kontan tersenyum bahagia mendengar semua itu. Tapi dengan cepat dia menormalkan ekspresi wajahnya saat Xia Lin berbalik menatapnya.


"Jika saat ini tidak ada orang yang kau sukai, bisakah kau memberi kesempatan pada dirimu sendiri untuk mengenalku, menyukaikua, dan jatuh cinta padaku?"

Dan Yi Zhou langsung menjawabnya dengan sebuah c**man mesra. Xia Lin kaget dan bingung dengan maksud c**man itu.

"Kayak aku nggak pernah menc**mmu saja."

"Apa maksudmu?"

"Tuan Ling yang kau kenal, sudah mendengarkan pengakuan cinta Nyonya Ling. Dia ingin aku memberitahumu kalau dia sangat bahagia. Tapi, seharusnya pria lah yang melakukan pengakuan cinta."

Xia Lin senang. "Apa kau ingat segalanya sekarang?"

 

"Mumu, aku mencintaimu. Aku mencintaimu lebih daripada yang kukira." Ucap Yi Zhou lalu menc**m mesra... dan selanjutnya bayangin sendiri-sendiri saja yah.

Saat Xia Lin tertidur, Xia Lin memakai kembali cincin kawin mereka ke jarinya dan jari manis Xia Lin juga.


Saat Xia Lin bangun keesokan paginya, Yi Zhou sudah tidak ada di sisinya. Tapi kemudian dia melihat cincin kawinnya dan sebuah pesan manis yang ditinggalkan Yi Zhou yang meminta 'Nyonya Ling' untuk pindah ke kamar utama.


Yi Zhou sendiri ternyata memanggil An Ran ke sebuah gedung kosong dan to the point mengonfrontasinya.

"Aku pernah kemari, kan?"

"Benarkah?" An Ran tampak gugup.

"Pada hari kecelakaan itu, kau membawaku kemari."

An Ran dengan gugup menyangkal. Yi Zhou sudah tak sadarkan diri saat dia menemukan Yi Zhou waktu itu. Jadi kenapa juga dia membawa Yi Zhou ke tempat menakutkan seperti ini dan bukannya bergegas melarikannya ke rumah sakit?

"Tenang dulu dan dengarkan ini."

Yi Zhou lalu memutar rekaman seorang wanita yang mengaku bahwa dia diminta An Ran untuk menghipnotis Yi Zhou dan membuat Yi Zhou melupakan Xia Lin. Pada si hipnoterapis itu, An Ran mengaku sebagai istrinya Yi Zhou dan Xia Lin adalah perusak rumah tangga orang.


An Ran menyangkal keras, mana mungkin dia melakukan sesuatu untuk menyakiti Yi Zhou. Yi Zhou sontak menampik tangannya dengan marah.

"Mencampur obat tidur ke dalam makananku. Apa itu namanya bukan menyakitiku?" Yi Zhou dengan cepat menarik lepas kalung salibnya An Ran. "Berbohong pada hipnoterapis dan membuatnya mengunci ingatanku selama 2 tahun terakhir, apa itu yang namanya 'tidak menyakitiku'?! An Ran, kenapa kau jadi begini?"

"Ini salahmu. Kau yang meamaksaku jadi begini!"

"Aku memaksamu?"

Yah, An Ran mengakui kalau semua ini adalah perbuatannya. Karena jika Xia Lin menghilang, hubungan mereka akan kembali seperti dulu biarpun Yi Zhou tidak mencintainya.


Tapi Yi Zhou tidak mengerti, setelah dia melupakan Xia Lin, kenapa An Ran masih menaruh obat tidur ke dalam supnya?

Karena An Ran takut. Takut Yi Zhou akan mengingatnya dan tergila-gila padanya lagi. Makanya dia harus mengambil resiko. Hanya dengan menggunakan hipnotis dia bisa memperkuat penghalang ingatannya Yi Zhou dan membuat Xia Lin semakin jauh dari Yi Zhou. Dia tidak akan melakukan ini seandainya Xia Lin berhenti mengganggu Yi Zhou.

Yi Zhou benar-benar kecewa padanya. "An Ran, bagiku, kau adalah adikku, tapi sekarang aku tidak mengenalmu lagi. "

"Tapi aku tidak mau jadi adikmu!"

"Kalau begitu, kita hanya bisa menjadi orang asing."


An Ran kontan panik berusaha memluknya dan menghalanginya pergi. Dia bahkan berjanji tidak akan mempermasalahkan pernikahan mereka lagi asalkan Yi Zhou tetap berada di sisinya.

Tapi Yi Zhou langsung melepaskan plukannya dan menegaskan bahwa pernikahannya adalah yang paling penting.

"Apa kau akan mencampakkan hubungan kita selama bertahun-tahun hanya demi dia?"

Tidak, bukan demi istrinya, tapi karena An Ran memang salah. Hanya karena dia masih mempertimbangkan hubungan masa lalu mereka, makanya dia tidak akan menindaklanjuti perkara ini lebih jauh.

"Tapi jika kau bersikeras tidak mau mengakui kesalahanmu, maka aku tidak bisa menjamin kalau aku tidak menindakmu. Dan satu lagi, apakah kecelakaanku ada hubungannya denganmu?"

"Apa gunanya menanyakan itu sekarang?"

"An Ran, jangan menghancurkan sedikit kasih sayang terakhir yang masih kumiliki untukmu."


Yi Zhou langsung pergi tanpa mempedulikan teriakan An Ran yang berusaha meyakinkan kalau dia tidak bersalah dalam kecelakaannya Yi Zhou.

Tepat setelah Yi Zhou pergi, Ah Nan tiba-tiba muncul dari persembunyiannya dan menawarkan selembar sapu tangan untuk An Ran.

"Kau kalah."

"Tidak perlu kau ingatkan!" Kesal An Ran lalu pergi.

 

Xia Lin baru saja selesai memindahkan pakaiannya di lemari kamarnya Yi Zhou lalu menutup pintunya... dan hampir saja jantungan melihat Yi Zhou mendadak sudah ada di balik pintu entah sejak kapan.

"Ngagetin orang aja."

"Apa yang kau takutkan? Ini kan kamar kita. Tidak akan ada orang ketiga yang masuk kemari."

"Jujur saja. Dari mana kau?"

"Keuntungan apa yang akan kudapatkan dengana memberitahumu?"

Dasar! Xia Lin pun menghadiahinya dengan k***pan di bibir. Yi Zhou tidak puas, Xia Lin kasih lagi, Yi Zhou masih saja belum puas. Dasar serakah! Xia Lin bisa cari tahu lewat cara lain kok.

"Wen Li?"

"Dia benar-benar sangat setia padamu. Dia bahkan melaporkan hal-hal kecil padamu."

"Dia saudaraku, sama seperti Chu Yan."

"Apa kau akan hancur jika suatu hari Asisten Wen berada di pihakku?"

"Kenapa tidak kau coba saja?"


Xia Lin langsung menelepon Wen Li dan pura-pura tanya apakah Yi Zhou masih di kantor, kok dia tidak bisa dihubungi? Dan Wen Li langsung berbohong mengklaim Yi Zhou lagi meeting.

Setelah itu dia langsung meng-sms Yi Zhou dan memberitahu kalau Xia Lin mencarinya. Wah, dia benar-benar setia.

"Makanya, lain kali kalau kau punya pertanyaan, tanya langsung saja padaku."

"Apa kemarin kalian sekongkol membohongiku? Dia bilang kau meeting padahal kau keluar."


Yi Zhou akhirnya mengaku kalau kemarin dia pergi menemui hipnoterapis untuk memulihkan ingatannya, karena ternyata ingatannya gilangaa bukan karena trauma pasca kecelakaan, melainkan karena hipnotis.

"An Ran pelakunya?"

Benar, dan Yi Zhou sudah mengonfrontasinya. Jangan khawatir, An Ran tidak akan lagi muncul dalam hidup mereka.

Xia Ln tak enak padanya. "Kau kehilangan seorang teman karena aku."

"Bukan salahmu. Dia sendiri yang mengambil jalan yang salah."


Sebentar! Kalau begitu, berarti sudah cukup lama ingatan Yi Zhou kembali dan Yi Zhou cuma berakting di hadapannya.

"Jika tidak, bagaimana bisa aku menyaksikan pengakuan cinta Mumu-ku?"

"Dasar pembohong!!!"


Bersama Chu Yan dan Shuang Shuang, Xia Lin diundang di sebuah acara talkshow. Masing-masing diberi misi, tapi Xia Lin langsung panik saat membaca misinya. Karena ternyata dia disuruh menelepon seorang cowok dan menyuruh si cowok untuk bilang 'Aku mencintaimu' ke dia.

Canggung, Xia Lin minta waktu untuk memikirkan siapa kira-kira pria yang harus diteleponnya. Chu Yan membantu memberi ide untuk menelepon pria mana saja yang ada di perusahaan mereka.

Tapi tepat saat itu juga, tiba-tiba saja ponselnya berbunyi... dari Yi Zhou. Waduh!

Parahnya lagi, si MC menyuruh Xia Lin untuk mengangkat saja teleponnya itu. Siapapun yang menelepon, baik pria atau wanita, yang penting Xia Lin bisa menyelesaikan misinya. Xia Lin galau, angkat telepon atau tidak nih?

Epilog:


Saat Xia Lin tidur sepanjang hari itu, Yi Zhou ternyata selalu setia menjaganya dari siang sampai malam. Dia bahkan mengcup lembut kening Xia Lin dan tidur di sisinya.

Bersambung ke episode 10

Post a Comment

10 Comments

  1. Cerita nya bikin gregeeett bgt... chemistry bagus bgt nih... hehehe lanjut ya ka sinop nya...

    ReplyDelete
  2. Cerita nya bikin gregeeett bgt... chemistry bagus bgt nih... hehehe lanjut ya ka sinop nya...

    ReplyDelete
  3. Hari ini di kasih 2 part..mksih.lanjut mba

    ReplyDelete
  4. Lnjutin kakk..wadaaaoww bgtt..bikin baper skli ni psangan

    ReplyDelete
  5. mksih sinopsis nya kak..lanjutin ya kak ..😁💪

    ReplyDelete
  6. Jadi baper min😍😍😍😜
    Lanjut min keren keren keren.....👍👍👍😍

    ReplyDelete
  7. jangan lupa jga kesehatan biar 💪💪💪 lanjutin sinopsisx 👍👍👍

    ReplyDelete

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam