Sinopsis How, Boss Wants to Marry Me Episode 19 - 3
"Makanya selama seminggu ini, saat anda sedang bersiap mengambil alih perusahaan Ling, aku juga sangat sibuk berlarian kesana-kemari untuk melindungi perusahaan Ling."
Ah Nan benar-benar sangat bodoh, dia tertipu oleh perhatian palsu Ibu terhadap Yi Zhou sampai dia berpikir kalau dia bisa menyakiti Ibu dengan cara menyakiti Yi Zhou. Mereka semua benar-benar tertipu oleh Ibu. Xia Lin sungguh menyesal karena pernah berusaha menjadi perantara antara Ibu dan Yi Zhou.
"Orang egois seperti anda, tidak cocok menjadi seorang ibu dan tidak pantas mendapatkan maafnya."
Chu Yan pulang dan dengan bangga melapor ke Tuan Chu kalau mereka menang. Kalau dia akalah, dia tidak akan berani pulanga menghadap Tuan Chu.
Flashback.
Kemarin, Chu Yan dengan sengit menuntut siapa yang akan Tuan Chu pilih dalam voting besok?
Tuan Chu akhirnya jujur mengaku bahwa perusahaan keluarga mereka sebenarnya sedang diambang kehancuran. Perusahaan mereka sudah kacau waktu Kakeknya Chu Yan menyerahkannya pada Tuan Chu.
Dan sekarang jadi semakin parah sejak perusahaan Ling berhenti memberikan bantuan finansial untuk mereka. Jika terus begini, kemungkinan mereka akan bangkrut.
Chu Yan terkejut mendengarnya. Sekarang dia baru mengerti kenapa Tuan Chu selalu memaksanya untuk melakukan pernikahan bisnis. Hanya itu satu-satunya cara yang bisa Tuan Chu lakukan.
Tapi yang tak disangkanya, Tuan Chu kemudian memberinya surat kuasa untuk menggantikannya voting besok sebagai wakil pemegang saham.
Tuan Chu awalnya memang berniat mendukung Ibu, tapi sekarang dia sadar kalau dia tidak boleh terus menerus membuat kesalahan.
"Kau jauh lebih penting dariku dibanding perusahaan." Ujar Tuan Chu.
Flashback end.
Karena itulah, Chu Yan sekarang dengan canggung memberitahu Tuan Chu untuk tidak berusaha keras seorang diri.
"Kan masih ada aku. Kalau terpaksa, aku akan berhenti jadi aktor dan belajar menjalankan bisnis dari si tua Ling. Intinya, aku tidak akan membiarkan perusahaan hancur!"
Chu Yan langsung melesat pergi setelah mengucap kata itu yang kontan membuat senyum Tuan Chu mengembang lebar.
Xia Lin berusaha tetap tegar saat dia memberitahu Yi Zhou kalau hasil votingnya sudah keluar tadi dan mereka menang, Yi Zhou masih tetap CEO perusahaan Ling.
"Kumohon bangunlah. Aku dan bayi kita sangat merindukanmu. Bukankah sebelumnya kau sudah janji kalau kau akan menyetujui semua keinginanku? Aku ingin kau kembali secepatnya. Sekarang juga."
Sayangnya, tetap tak ada reaksi apapun dari Yi Zhou. Frustasi, Xia Lin dengan berlinang air mata mengancam akan syuting adegan ci*man dengan cowok lain, kencan buta sama cowok lain, dia bahkan akan cari ayah baru untuk bayi mereka kalau Yi Zhou masih belum mau bangun juga.
Tapi tetap saja Yi Zhou tidak bereaksi, Xia Lin sontak menangis... saat tiba-tiba saja terdengar suara lemah berkata. "Berani sekali kau."
Yi Zhou akhirnya sadar! Xia Lin kontan semangat mau memanggil dokter, tapi Yi Zhou dengan cepat mencegahnya.
"Dasar cengeng. Kenapa kau menangis terus?"
"Karena kau tidak mau bangun."
"Maaf, semuanya salahku."
"Kau bahkan tidak tahu betapa takutnya aku belakangan ini. Aku takut kau tidak akan pernah kembali."
"Jangan takut lagi. Bagaimana bisa aku tega meninggalkan Mumu-ku sendirian di dunia ini. Aku masih harus cari duit untuk membesarkan Mumu."
"Ling Yi Zhou, aku sangat merindukanmu."
"Aku juga sangat merindukanmu."
Xia Lin kontan memluknya dengan penuh haru. "Jangan bohong, kau cuma mengatakan itu setelah aku mengatakannya."
"Orana bilang kalau wanita hamil itu jadi tidak masuk akal, sepertinya mereka benar."
Ngomong-ngomong tentang itu, Xia Lin langsung memberikan foto USG-nya ke Yi Zhou, ini hadiah ultahnya. Yi Zhou sungguh terharu, ini benar-benar hadiah ultah terbaik yang pernah diterimanya. Yi Zhou langsung mengecup lembut keningnya tepat saat Chu Yan datang.
Pemandangan itu membuatnya sedih, Chu Yan pun cepat-cepat keluar meninggalkan mereka... tepat saat dia berpapasan dengan Xiao You. Keduanya kontan kaget bertemu satu sama lain di sana.
Xia Lin lalu bicara dengan dokter yang memberitahu bahwa kondisi Yi Zhou sudah membaik kecuali sirkulasi darahnya gara-gara dia kelamaan berbaring dan juga kemampuan fisiknya sedikit bermasalah, jadi dokter menyarankan agar Yi Zhou lebih banyak jalan selama beberapa hari ke depan.
"Selamat Nyonya Ling, anda sudah membuat keajaiban ini terjadi."
"Bukan aku, tapi kami (dia dan bayinya)."
Chu Yan penasaran kenapa Xiao You ada di sini? Xiao You berterima kasih padanya. Kalau bukan karena uang yang Chu Yan berikan padanya, maka dia tidak akan bisa membawa ibunya ke rumah sakit sebagus ini.
"Ibumu sakit?"
"Iya. Kanker"
"Maaf, aku tidak tahu."
"Tidak masalah, aku sudah terbiasa."
Xiao You mengaku kalau ibunya sudah melewati beberapa kali operasi. Tapi kemudian sel kankernya mulai menyebar. Dokter bilang sudah tidak ada gunanya melakukan operasi lagi.
Makanya Xiao You ingin membuat ibunya menghabiskan saat-saat terakhirnya dengan nyaman. Dia dengar kalau ini rumah sakit terbaik di Gangdong. Makanya dia memindahkan ibunya di sini.
Chu Yan prihatin mendengarnya. Tapi Xiao You tetap santai meyakinkannya untuk tidak bersedih untuknya. Ibunya bilangaa bahwa hidup dan mati sudah ditakdirkan dan harta mereka berada di surga. Jadi kita harus bahagia dan bersyukur setiap hari karena kita masih hidup.
"Kau pasti mewarisi sifatmu dari ibumu, selalu optimis."
Oh yah, apa para rentenir iru datang lagi untuk menyakiti Xiao You? Xiao You mendadak canggung dan akhirnya mengaku kalau dia sebenarnya berbohong pada Chu Yan. Orang-orang itu sebenarnya bukan rentenir, mereka adalah anak-anak buah ayahnya.
"Ayahmu? Kenapa ayahmu mengirim orang untuk mengejarmu?"
"Ini ceritanya mirip-mirip drama melo."
Jadi begini, ayahnya Xiao You tuh orang yang ambisius. Dia tega meninggalkan istrinya yang hamil dan setia mendampinginya dalam kesusahan demi menikahi anak seorang konglomerat. Tapi kemudian, si anak konglaomerat ini ternyata mandul. Jadi terpaksa mereka harus mengambil anaknya si istri pertama ayahnya.
"Sayangnya. Anak yang kurang beruntung itu... adalah aku."
Chu Yan kontan mendengus geli mendengar kisah itu. Xiao You jelas kesal, kok Chu Yan malah ngetawain penderitaannya sih?!
"Bukan begitu. Aku cuma ingin memberitahumu kalau latar belakang keluargaku juga tak kalah dramatis."
Hari itu, Yi Zhou sibuk mengupas apel untuk Xia Lin sementara Xia Lin malah sibuk main sama boneka bayinya. Fei Fei sampai heran, ini yang pasien siapa, yang ngerawat siapa?
"Dia sendiri kok yang mau. Lagian dokter bilang kalau dia harus banyak-banyak gerak untuk melancarkan peredaran darahnya."
"Oke deh, oke. Kau yang sedang hamil, kau yang paling hebat."
Yi Zhou mendadak penasaran dengan situasi di perusahaan. Wen Li sudah hampir melapor, tapi Xia Lin dengan cepat menyela dan memuji-muji Wen Li.
Sekretaris Wen kan hebat, dia mampu menangani segalanya, Yi Zhou tidak perlu khawatir. Yi Zhou jelas bingung, sejak kapan Xia Lin mengagumi Wen Li? Wen Li kontan terbatuk-batuk canggung mendengarnya.
"Masa sih? Ini kan cuma mengurus perusahaan, apanya yang musti dikagumi, tidak sepertimu. Apel yang akau kupas ini rasanya jauh lebih manis." Santai Xia Lin.
"Kalian lanjutkan saja. Aku juga mau pergi kencan." Ujar Fei Fei lalu cepat-cepat menyeret Wen Li pergi.
"Kau lihat itu? Fei Fei benar-benar menguasai Sekretaris Wen dalam genggaman tangannya."
Yi Zhou tambah heran. "Apa ada sesuatu yang kulewatkan?"
Xia Lin menyangkal, pokoknya tugasnya Yi Zhou adalah pulih sepenuhnya. Ngomong-ngomong ke mana Chu Yan? Perasaan, dia pergi lama banget. Xia Lin mau keluar mencarinya.
"Jaga dia, yah." Xia Lin menitipkan si boneka bayi padanya lalu pergi.
Yang tak disangkanya, dia malah mendapati Chu Yan baru saja keluar dari ruang VIP bersama Xiao You. Dari percakapana mereka, ternyata Chu Yan membantu ibunya Xiao You pindah ke ruang VIP dan Xiao You sungguh berterima kasih padanya untuk itu.
Chu Yan tak mempermasalahkannya, anggap saja ini balas budinya karena Xiao You mentraktirnya minum malam itu. Dia sudah mau pamit apergi, tapi malah mendapati Xia Lin sedang menatap mereka dengan senyum penuh arti.
Epilog:
Xia Lin kembali tapi malah mendapati Fei Fei dan Wen Li sedang mengintip ke dalam kamar Yi Zhou dengan wajah geli... karena ternyata Yi Zhou sedang bermain dengan boneka bayi warna hijau itu. Pfft!
Tapi saat Xia Lin masuk, Yi Zhou kontan jaim mode on dan berubah haluan mengejek boneka bayi hijau itu. Siapa sih yang ngasih boneka jelek ini, ijo lagi warnanya? Lain kali jangan diterima!
"Baiklah, suamiku. Muah!"
"Singkirkan, singkirkan."
"Tapi kan ini lucu!"
Bersambung ke episode 20
3 Comments
Di tunggu lnjutannya tinggal 1 episode lg..
ReplyDeleteAkhirnya sadar juga tua ling.
ReplyDeleteLanjuuut mba...
So sweeeeet......1 eps lg....Semangat!!!!!
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam