Tian Xin sedang makan siang sendirian saat tak sengaja dia bertemu dengan seniornya, Chen Xian.
Tian Xin mengaku kalau sekarang dia adalah agennya Xing Yu, dan Chen Xian mengaku kalau sekarang dia jadi kolomnis makanan yang mencicipi makanan di sana-sini dan kadang-kadang memasak sendiri.
"Bagus sekali. Pria manis yang pintar masak sekarang lagi populer. Istrimu pasti sangat senang."
Tapi Chen Xin mengaku kalau dia belum menikah. Lalu bagaimana dengan Tian Xin sendiri? Tentu saja belum, dia malah seperti menikah dengan pekerjaannya sekarang.
Begitukah? Su Xing Yu kan kekasih impian para wanita. Saat Tian Xin bekerja padanya, apa dia akan jatuh cinta pada Xing Yu? Tian Xin langsung speechless.
Di tempat lain, Xing Yu sedang didandani bersama May Li. Dia cuek main game sementara May Li nyerocos antuasias karena mereka lagi-lagi dipasangkan dalam pekerjaan mereka, mungkin nantinya mereka bisa jadi pasangan betulan.
"Aku cuma akting, jangan terlalu serius." Dingin Xing Yu.
May Li penasaran apakah Xing Yu punya pacar. Xing Yu bilang tidak, tapi May Li tak percaya. Insting wanita itu sangat kuat, dia tahu kalau Xing Yu mencintai seseorang. Ucapannya itu jelas langsung menarik perhatian Xing Yu.
Tian Xin menyangkal, seorang agen memang harus mencintai artisnya, tapi bukan dengan cara semacam itu.
"Lalu bagaimana kalau aku bilang kalau aku ingin merayumu? Apa kau akan memberiku kesempatan?"
Tian Xin langsung bungkam tak bisa menjawab. Mendapat reaksi tak enak seperti itu, Chen Xin mengklaim kalau dia cuma bercanda.
Xing Yu tanya apakah instingnya May Li tahu siapa orang yang dia cintai itu. May Li langsung menyuruh Xing Yu mendekat lalu dengan pedenya berbisik. "Aku."
Xing Yu geli mendengarnya. May Li jadi semakin kepedean mendapat reaksi seperti itu, mengira dugaannya benar.
Xing Yu santai menyindir May Li yang suka mengkhayal 3 hal. Pertama, dia berkhayal ada seseorang yang meneleponnya. Kedua, dia berkhayal teleponnya berdering. Dan ketiga, May Li berkhayal dia menyukai May Li.
Bos perusahaan talent agent sedang bersama Mei dan mendiskusikan kepopuleran Xing Yu yang sekarang semakin meroket.
Mei nyinyir, semua itu berkat kesuksesannya, dialah yang telah membuat Xing Yu mencapai level itu, Tian Xin cuma meneruskan buah kesuksesannya.
Bos tanya apakah Mei menyesal. Mei menyangkal. Dia orang yang berhasil mencapai kesuksesannya dengan usahanya sendiri tanpa bantuan siapapun, dan Su Xing Yu itu malah sombong dan meragukan kemampuannya. Makanya mereka sudah berhenti bekerja sama sekarang, dan dia berharap Xing Yu sukses.
Ngomongnya sih seperti itu. Tapi saat sendirian di ruang kerjanya, dia langsung membaca biodatanya Tian Xing sambil mendengus sinis.
Sekarang Meu menangani artis baru yang mulai naik daun, Gao Mang, yang popularitasnya hampir menyamai Xing Yu. Tampak jelas dia berniat menjadikan Gao Mang sebagai saingan ketatnya Xing Yu.
Hari itu, mereka semua berkumpul di ruang meeting di mana bos mereka memperkenalkan Gao Mang (Leon Zhang) yang sekarang resmi bergabung di perusahaan mereka.
Gao Mang langsung mengulurkan tangan, mengajak Xing Yu salaman. Xing Yu awalnya ragu, tapi akhirnya dia mau juga menjabat tangan Gao Mang. Tapi Gao Mang malah mencengkeram erat tangan Xing Yu, terasa sekali aura persaingan di antara mereka.
Mei mengumumkan kalau sekarang dia akan mencasting Gao Mang dan May Li ke dalam film idol remaja yang dia bicarakan waktu itu.
Lalu sambil melirik Xing Yu, Mei dengan sinisnya memperingatkan jika ranking 'seseorang' jatuh, maka dia tidak boleh marah.
Tian Xin mengklaim kalau Xing Yu tidak terlalu ingin cepat sukses. Jika tidak, maka tidak mungkin dia akan meninggalkan Mei.
Mei dengan sengaja memberitahu mereka bahwa produser legendaris, Song Ming, sekarang sudah kembali ke industri hiburan dan sedang mencari bakat baru.
Siapapun yang bisa bekerja sama dengannya untuk membuat album baru, posisinya dalam industri musik pasti akan langsung melesat tajam. Mei sudah lama bertemu dengan Song Ming, jadi dia akan memanfaatkan kesempatan ini untuk Gao Mang.
Informasi itu jelas menarik perhatian Tian Xin dan Xing Yu. Tian Xin langsung mencari informasi tentang Song Ming dan berusaha menghubunginya. Tapi bahkan sebelum dia sempat menyelesaikan ucapannya, Song Ming langsung menutup teleponnya.
Tak menyerah, Tian Xin terus berusaha mengejar Song Ming. Tapi Song Ming dingin menolaknya, mengklaim kalau dia tidak ada waktu untuk membantu albumnya Xing Yu.
Tian Xin tetap gigih mengejarnya ke kolam renang dan berusaha memperlihatkan karya musiknya Xing Yu. Tapi Song Ming sama sekali tak percaya dengan bakat musiknya Xing Yu dan menolak melihat karya-karyanya. Bahkan dengan kejamnya dia melempar semua music sheet itu ke kolam renang.
Tian Xin tetap bersikeras meminta Song Ming untuk memberi mereka kesempatan. Song Ming sinis dan dengan sengaja mengerjai Tian Xin dengan menyuruhnya lompat ke kolam untuk mengambil music sheet itu.
Tian Xin tak bisa berenang, tapi dia tetap nekat nyebur ke kolam dan langsung panik minta tolong.
Song Ming sinis menyuruhnya berdiri saja dan baru saat itulah Tian Xin menyadari kalau kolamnya cetek dan dia cuma dikerjai.
Lagu baru Gao Mang langsung sukses di pasaran dan popularitasnya pun semakin meningkat tajam. Dia bahkan berhasil memenangkan voting pria idaman yang paling ingin dinikahi yang selama 3 tahun sebelumnya berturut-turut dimenangkan oleh Xing Yu.
Tak ingin Xing Yu terpengaruh oleh berita itu, Tian Xing langsung mematikan berita itu dan menyemangati Xing Yu untuk fokus pada ciptaannya saja.
Tapi Xing Yu sudah tidak mood menulis lagu lagi. Lebih baik mereka melupakan si Song Ming itu, dia tetap tidak akan mau mendengarnya. Tian Xin menolak menyerah, apa Xing Yu tidak tahu betapa pentingnya hal ini bagi mereka?
Tian Xin begitu emosi sampai piggangnya tiba-tiba sakit gara-gara dia melompat ke kolam waktu itu. Xing Yu langsung cemas dan cepat-cepat mendudukkan Tian Xin ke sofa.
"Aku tidak apa-apa. Gubahlah musikmu sana."
Tapi Xing Yu benar-benar tidak bisa menggubah lagu sekarang. Mendengar itu, Tian Xin langsung mengajaknya keluar biar Xing Yu bisa punya insipirasi. Dia tahu sebuah tempat yang takkan diketahui paparazi.
Tak lama kemudian, mereka masuk ke sebuah club jazz remang-remang yang penuh bule yang tampaknya sukses membuat Xing Yu bersemangat kembali.
Setelah band itu selesai main, mereka mengundang Xing Yu bermain bersama mereka. Xing Yu mulai memainkan sebuah lagu yang membuat mereka berdua terkenang kembali masa lalu mereka yang indah. Tanpa mereka sadari, Song Ming ternyata ada di sana dan tampak terkesan dengan bakat musiknya Xing Yu.
Malam berikutnya, Tian Xin ikut berpesta merayakan ultah Manajernya Xing Yu. Mumpung Xing Yu tak ada, mereka bebas merutuki Xing Yu sambil minum-minum sampai teler.
Sudah mabuk, Tian Xin santai mengirim sms merutuki Xing Yu sekaligus mengakui kalau dia sebenarnya masih cinta. Begitu sms itu terkirim dia langsung pingsan.
Manajer membangunkannya tak lama kemudian. Tapi karena Tian Xin tidak bangun-bangun, dia membaca sms yang barusan dikirimnya ke Xing Yu. Wah, dia tidak menyangka. Ternyata Tian Xing ada rasa pada Xing Yu. Jangan khawatir, dia akan menjaga rahasia Tian Xin.
Tian Xin terbangun dengan bingung gara-gara itu. Tak mengerti apa yang dimaksud si Manajer, Tian Xin mengecek ponselnya dan langsung galau.
Hari itu ada syuting MV pakai balon udara, Xing Yu ngotot menuntut penjelasan atas sms-nya Tian Xing semalam, tapi Tian Xing terus berkelit dengan menyuruh Xing Yu fokus syuting.
Tian Xin cemas, sutradara tidak akan benar-benar menerbangkan balon udara itu kan? Tapi Sutradara bilang kalau dia benar-benar akan menerbangkannya, tidak masalah, jangan khawatir.
Balon udara itu pun mulai terbang. Masalahnya, yang memegangi tali pengikat balon udara itu cuma satu orang yang jelas saja tidak kuat dan balon udara itu terlepas dan terbang semakin tinggi.
Panik, Tian Xin buru-buru mengejarnya dan berhasil menggelandot ke keranjang balon udara itu. Xing Yu cepat-cepat menariknya masuk dan mereka pun terbang semakin jauh mengelilingi seluruh kota. Tian Xin jelas panik, tapi Xing Yu santai, nanti juga mereka pasti akan turun kalau bahan bakar balon udara ini habis.
Malam tiba saat akhirnya balon udara itu akhirnya mulai turun di tempat antah beranta. Xing Yu tetap santai, kalau hari sudah terang nanti, pasti akan ada yang datang menjemputnya.
"Aku besok punya banyak janji. Studio rekaman, bernegosiasi untuk artikel majalah, iklan..."
"Bisa tidak kau diam?" Kesal Xing Yu. "Tidak bisakah kau nikmati momen sunyi ini? Malam yang indah ini?"
Mereka akhirnya hanya bisa menunggu sambil senderan di keranjang balon udara itu dan menikmati indahnya bintang di langit. Tian Xin menunjuk bintang yang paling terang. "Itu kau, sang superstar."
"Yang itu kau," ujar Xing Yu sambil menunjuk bintang kecil yang ada di sebelahnya si bintang terang. "Ada satu kata bahasa inggris yang memiliki dua makna: Miss. Bisa berarti rindu atau kehilangan."
Dulu dia selalu berpikir, apakah karena dia sangat merindukan Tian Xin hingga dia kehilangan Tian Xin. Seandainya dia tidak pernah pergi ke London, Tian Xin pasti akan tetap bersamanya sekarang.
"Kalau kau tidak pergi ke London, kau akan tetap sama seperti dulu, mengeluh setiap hari tentang impianmu yang tak terwujud. Sebenarnya aku putus denganmu karena aku merasa kau menyia-nyiakan terlalu banyak energimu untukku."
Semua uang yang dia hasilkan dari cuci piring, selalu dia habiskan untuk membayar panggilan internasional hingga dia selalu kekurangan. Karena itulah Tian Xin benar-benar merasa dia jadi bebannya Xing Yu. Mendengar itu, Xing Yu berusaha menc**mnya. Tapi Tian Xin cepat mengelak.
"Kalau kau mencintaiku, lalu kenapa kau menghindar?"
"Sekarang segalanya sudah berbeda. Aku ini agenmu. Jika kau jatuh cinta, apa yang akan dipikirkan orang, fans-mu dan sainganmu? Kau bilang kau menyesal. Tapi melihat pencapaianmu sekarang ini, tak ada yang perlu disesalkan."
Begitu kembali ke rumahnya, Tian Xin menambahkan gambar dua bintang di lukisannya. Tapi gara-gara semalaman di luar, Tian Xin jadi jatuh sakit.
Saat Xing Yu meneleponnya, dia mengklaim kalau dia baik-baik saja. Tapi tentu saja Xing Yu tak percaya dan ngotot mau ke rumahnya Tian Xin untuk merawatnya.
"Tidak. Jangan datang. Ada banyak fans di luar gedung apartemenmu, lindungilah keselamatanmu sendiri."
"Tapi kau sakit dan sendirian, itu menyedihkan sekali."
"Aku tidak sedih kok. Aku sangat bahagia nonton TV sendirian. Dengarkan aku, kau gubahlah lagu. Kalau kau datang kemari, aku akan sangat marah. Mengerti? Oke? Dadah!"
Tak lama setelah itu, Tian Xin mendengar pintu rumahnya terketuk. Chen Xin datang membawakan kue mochi, tapi malah mendapati Tian Xin lagi sakit. Jadilah dia merawat Tian Xin dan membuatkannya sup hangat.
Xing Yu mana mau dengar dan tetap nekat pergi. Awalnya dia berusaha menyamar pakai topi dan kacamata hitam saja. Tapi begitu dia muncul di lobi, para fansnya tetap mengenalinya dan langsung jejeritan heboh.
Xing Yu terpaksa harus balik ke apartemennya dan mendadak punya ide bagus... pakai baju cewek dan kali ini penyamarannya sukses. Xing Yu berhasil menyelinap keluar tanpa ketahuan.
Begitu tiba di apartemennya Tian Xin, dia langsung nyelonong masuk dan hampir saja memluk Tian Xin, tapi malah mendapati ada pria lain di sana.
Parahnya lagi, Chen Xin bisa langsung mengenalinya dan mengulurkan tangan mengajak salaman. Kesal dan cemburu, Xing Yu langsung menghajarnya tanpa ampun.
Err... tapi itu cuma khayalan ding. Nyatanya dia sama sekali tak berani menghajarnya, malah menerima jabatan tangan Chen Xin dengan ramah.
Tapi tak ayal dia jadi cemburu karenanya. Xing Yu pun balas dendam saat syuting adegan romantis bersama May Li.
Dari yang awalnya cuma c**man bohongan, Xing Yu malah minta syuting ulang dengan benar-benar menc**m May Li yang jelas saja membuat May Li kesenengan.
Dengan sengaja dia melirik Tian Xin saat menc**m May Li dan rencananya sukses membuat Tian Xin cemburu berat sampai-sampai dia mematahkan pensilnya.
Selesai syuting, Xing Yu langsung menggodainya. Apa Tian Xin kesal? Profesional dikit lah, jangan cemburu cuma karena satu c**man.
"Tidak. Aku menikmati tontonanmu dan bahagia untukmu!" Geram Xing Yu.
"Baiklah. Jangan marah. Datanglah ke rumahku besok untuk candlelight dinner sebagai permintaan maafku padaku. Oke?"
"Oke."
Maka malam harinya, Xing Yu langsung sibuk menyiapkan dua porsi makan malam untuk mereka berdua plus lilin-lilin untuk membuat suasana lebih romantis. Bel pintunya berbunyi tak lama kemudian.
Tapi saat dia membuka pintu, Tian Xin tidak datang sendirian, malah membawa Chen Xin. Tian Xin beralasan kalau dia membawa Chen Xin karena dia sudah berjanji akan mentraktir Chen Xin makan malam sebagai ungkapan terima kasih karena Chen Xin merawatnya selama dia sakit. Xing Yu tidak keberatan, kan?
Jelas keberatan. Tapi Xing Yu bahkan tak berani mengatakannya, dan terpaksa harus menyambut ramah Chen Xin. Tak senang dengan situasi ini, Xing Yu balas dendam dengan mengundang May Li juga.
Dia datang tak lama kemudian dengan dandanan cantik nan s**si. Tapi saking buru-burunya, dia sampai tak sempat menutup resleting bajunya dan dengan suara manjanya meminta Xing Yu untuk membantunya menutup resletingnya.
Xing Yu dengan senang hati mau melakukannya, tapi Tian Xin sigap menariknya dan maju sendiri untuk menutup resletingnya May Li dengan terlalu keras sampai slider-nya copot.
Mereka lalu menuju meja makan. Tapi berhubung makanan yang Xing Yu siapkan cuma dua porsi, Chen Xin usul agar dia memasak untuk mereka semua. Tian Xin langsung setuju, bahkan langsung memuji-muji kehebatan masaknya Chen Xin.
"Tapi aku cuma punya sayuran dan telur di rumah."
"Tidak masalah. Selama kau memasak dengan hati, kau bisa memasak makanan enak hanya dengan telur."
"Apa bagusnya memasak telur, aku juga bisa."
Jadilah kedua pria itu lomba masak telur. Chen Xin memasak bak chef profesional dan Xing Yu berusaha menirunya tapi gagal. Dia bahkan tak berani memecah telur langsung di atas wajan dan musti pakai celemeknya dan tutup panci sebagai perisai untuk melindungi dirinya dari cipratan minyak panas.
Tak lama kemudian, masakan mereka pun jadi. Chen Xin menata masakannya dengan sangat cantik. Tak mau kalah, Xing Yu pun menata telor ceplok buatannya jadi gambar emoji.
Tian Xin langsung memuji-muji penampilan cantik masakan Chen Xin. Cemburu, Xing Yu langsung nyinyir menyindir pekerjaanya Chen Xin. Dia dengar kalau kolomnis makanan hanya akan memberikan kritik bagus untuk restoran yang membayarnya dengan harga tinggi.
Kesal, Tian Xin berusaha memperingatkannya dengan menyepak kakinya, tapi yang dia sepak malah kakinya May Li. Dia terus memuji-muji masakannya Chen Xin yang jelas membuat Xing Yu semakin cemburu.
Saking kesalnya, dia langsung menghancurkan tatanan indah masakannya Chen Xin.
Jelas saja Chen Xin jadi kesal dan tak segan mengkritik sikap buruk Xing Yu.
Kedua pria itu hampir saja saling adu jotos. Saat berusaha menghentikan kedua pria itu, resleting bajunya May Li mendadak copot lagi yang sontak membuat perhatian para pria teralih. Tepat saat itu juga, Tian Xin ditelepon Song Ming yang akhirnya mau juga bekerja sama dalam membuat album terbarunya Xing Yu.
Terkejut, Tian Xin dan Xing Yu langsung berpelukan saking senangnya tanpa mempedulikan kedua pasang mata yang keheranan memperhatikan mereka.
1 Comments
Lanjut...
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam