Sinopsis Bupphae Saniwaat Episode 2 - 1

Sinopsis Bupphae Saniwaat Episode 2 - 1


Por Date membanting gelasnya dengan penuh amarah sambil menyindir Kadesurang (yang dia kira Karakade). Bisa-bisanya dia masih punya nafsu makan setelah melakukan dosa besar.

Tak enak pada Karakade, Ayah berusaha mengingatkan Por Date bahwa mantra bulannya sudah selesai dan itu sudah membuktikan kalau Karakade tidak bersalah. Apa sebenarnya tujuan Por Date berkata seperti itu?

Tapi Por Date jelas tidak bisa tidak berpikir kalau Karakade tidak bersalah, semua orang juga tahu kalau Karakade itu orang yang iri hati dan cemburuan pada orang lain. Sulit menyimpulkan dia tidak terlibat dalam pembunuhan seseorang.


Kesal, Ayah langsung pergi tanpa mengatakan apapun lagi. Khun Ying Jumpa pun langsung nyinyirin Kadesurang dengan sengit, sementara Kadesurang sendiri cuma bisa bengong tak mengerti.

"Apa kau puas sekarang?!" Sentak Por Date.

Kadesurang bingung. "Apa kau bicara padaku?"

"Aku tidak pernah bertemu dengan orang yang bermuka tebal dan menyebalkan sepertimu! Beberapa hal yang tidak perlu kau akui, orang lain bisa menyimpulkan sendiri tentang perbuatanmu!" Sembur Por Date.

"Mae Karakade, jangan pikir kau bisa lolos dari kutukan mantra bulan! Lihat saja bagaimana takdirmu nanti." Rutuk Khun Ying Jumpa.


Tak tahu harus menanggapi bagaimana, Kadesurang akhirnya memutuskan beranjak bangkit. Tapi Khun Ying Jumpa sontak membentaknya lagi karena dia berdiri saat ada orang tua yang sedang duduk (yang dianggap tidak sopan pada zaman itu). Karakade pun cepat-cepat membungkuk dan merangkak keluar.

"Menjijikkan dan menjengkelkan!" Geram Khun Ying Jumpa.

"Aku sangat membencinya lebih dari apapun. Dia sudah setahun tinggal di sini, tapi tidak pernah satu hari pun dia melakukan sesuatu yang tidak jahat, sejak hari pertama dia datang dari Muang Papisanuloke."

Flashback.


Hari pertama Karakade datang ke rumah itu, para pelayan menyambutnya bak tuan putri raja dengan siraman bunga dan lain-lain.

Tapi saat Juang (Pelayan pribadi Khun Ying Jumpa) keluar dan memberitahunya bahwa Tuan dan Khun Ying Jumpa sudah menunggu di dalam, Karakade langsung menunjukkan sikap sombongnya, dia kesal dan tersungging karena hanya disambut oleh pelayan.

Dia tetap bersujud dengan sopan pada Ayah dan Ibu Por Date dan tersenyum sangat manis pada calon suaminya.

Tapi kemudian, alih-alih bermulut manis pada calon mertuanya, Karakade malah kurang ajar berkomentar bahwa Khun Ying Jumpa ternyata jauh lebih tua daripada yang dia kira.

Jelas saja semua orang kaget mendengar komentar tidak sopannya, Khun Ying Jumpa dan Por Date pun langsung tak suka padanya.

Tapi Karakade sama sekali tidak tampak peduli dengan semua itu dan fokus memperhatikan calonnya. Dia benar-benar kesengsem dengan ketampanannya, dan langsung cinta mati pada Por Date saat itu juga, bahkan terang-terangan menyatakannya pada kedua pelayan pribadinya.


Suatu hari saat dia diam-diam mengawasi Por Date yang sedang adu ayam, Karakade dengan senyum jahatnya memberitahu Pin dan Yam bahwa siapapun wanita yang berniat mau merebut calonnya itu, maka dia bersumpah tidak akan membiarkan wanita itu hidup.


Tapi kemudian datanglah Mae Ying Janward ke rumah mereka, membawakan makanan dan rangkaian bunga melati yang dia buat sendiri. Sikapnya yang lemah lembut, anggun, dan sopan jelas membuat Khun Ying Jumpa dan Por Date menyukainya.

Por Date dan Janward bahkan saling lirik-lirikan malu-malu yang tak luput dari tatapan tajam Karakade. Raut wajah Karakade sontak mengeras penuh dengan kebencian pada Janward.

Tapi senyum Por Date seketika menghilang saat dia berpaling ke Karakade dan melihat ekspresi wajahnya yang jahat itu.


Parahnya lagi, saat Por Date keluar untuk mengantarkan Janward ke perahunya, Karakade sengaja menimpuk kepala Janward dengan buah pinang.

Karakade dan Yam refleks bersembunyi saat kedua orang itu mencari pelakunya, tapi Pin dengan lugunya masih berdiri di tempat dan akhirnya ketahuan Por Date.


Saat Por Date mengkonfrontasinya, Karakade langsung akting nangis dengan wajah merana sambil bersikeras menyangkal dirinya sebagai pelaku.

Por Date jelas tak percaya, tak ada orang lain selain Karakade yang akan melakukan hal semacam itu. Tapi Karakade terus ngotot menyangkal sambil nangis air mata buaya sampai akhirnya Por Date menyerah dan tak membahasnya lebih jauh.

Setelah kejadian itu, kedua pelayannya berusaha menyuruh Karakade untuk belajar membuat kerajinan seperti Janward, tapi Karakade malah ngamuk-ngamuk dan langsung menghajar kedua pelayan pribadinya itu tanpa ampun.


Suatu hari saat seorang pelayan rumah menolak perintahnya dengan alasan harus menyiapkan barang-barangnya Khun Ying Jumpa, Karakade sontak menendangnya dan menghajarnya dengan kejam.

Untung saja Khun Ying Jumpa datang saat itu juga, si pelayan pun selamat. Khun Ying jelas kesal dan langsung memerintahkan si pelayan untuk tidak lagi menyiapkan makanan untuk Karakade dan mengalihkan tugas itu pada kedua pelayan pribadi Karakade yang anehnya, sengaja tidak mengangkat kepala mereka pada Khun Ying Jumpa.


Khun Ying Jumpa jelas kesal dengan sikap kurang ajar kedua pelayan itu dan bersikeras menuntut mereka untuk menatapnya.

Tapi alangkah terkejutnya ia saat duo pelayan mengangkat wajah mereka dan memperlihat wajah mereka yang babak belur.

"Astaga! Apa ini? Kenapa kau menghajar para pelayanmu?!"

"Mereka kan bukan orang lain, mereka pelayanku."

"Lalu yang ini pelayannya siapa?!" Kesal Khun Ying Jumpa sambil menunjuk pelayan rumahnya yang barusan dihajar Karakade.

Tapi alih-alih meminta maaf dan mengakui kesalahannya, Karakade malah langsung masuk kamar dengan wajah cemberut.


Khun Ying benci setengah mati pada Karakade dan langsung protes pada suaminya. Ia bahkan menyuruh Por Date untuk melakukan apapun untuk membuat Karakade batal jadi menantunya.

Rumah ini tak pernah tenang sejak saat wanita itu datang kemari. Pokoknya kalau sampai wanita itu tetap di sini, Khun Ying Jumpa mengancam akan pergi dari sini dan tinggal di tempat lain.

Tapi Ayah Por Date tetap bersikeras mau menepati janjinya dengan mendiang sahabatnya untuk menikahkan anak-anak mereka. Lebih baik ia mati daripada harus mematahkan janjinya dengan sahabatnya yang telah tiada.

Flashback end.


Pokoknya Por Date bersumpah tidak akan pernah mau menikahi Karakade.

Di kamarnya, Kadesurang yang penasaran dengan kejadian tadi, memutuskan untuk menginterogasi kedua pelayannya.

Dengan alasan hilang ingatan, dia tanya kenapa semua orang di rumah ini membencinya... kecuali Ayahnya Por Date?

Kedua pelayan malah diam membisu sembari saling melempar tatapan galau. Kadesurang sampai gregetan dibuatnya.

"Apa aku ini penjahat di drama TV?" Herannya sambil mempelototi dirinya sendiri di cermin. LOL! Duo pelayan bingung melihat tingkah anehnya.

Apalagi kemudian dia melempar pelototannya pada Yam yang langsung mundur ketakutan. Kadesurang jadi semakin heran melihat reaksinya, apa dia sungguh seburuk itu?

Yam akhirnya memberanikan diri menjawabnya. Dia tidak bisa tidak mengingat kekejaman Karakade padanya dan Pin dulu.

Flashback.


Pernah suatu hari, Karakade lewat di dapur dan mendengar dua orang pelayan menggosipkan kekejamannya pada Pin dan Yam. Karakade sontak ngamuk-ngamuk melabrak mereka dan langsung menghajar mereka seperti orang gila.

 

Suatu hari, dia melihat Janward lagi-lagi datang bertamu. Tapi kali ini dia datang bersama Ayahnya. Dan lagi-lagi, dia melihat Por Date dan Janward saling lirik-lirikan malu-malu yang jelas saja membuatnya cemburu berat.

Sejak saat itu kebenciannya pada Janward jadi semakin berlipat ganda. Dia bukan cuma benci pada Janward, tapi juga pada ayahnya. Dia bahkan menuduh Ayah Janward mau menjual putrinya pada keluarga ini.

"Suatu hari, akan kubunuh dia agar aku tidak akan lagi memiliki saingan." Geram Karakade.

Flashback end.

 

Kadesurang melongo lebar saking kagetnya mendengar semua cerita kekejaman Karakade. "Jahatnya!"

"Itu baru sedikit, jao ka." Ujar Pin

"Masih ada lagi?"

"Iya, jao ka."

"Bagaimana? Katakan!"

"Anda memberi perintah untuk menggulingkan perahunya Mae Ying Janward. Dan pelayannya, Ee Dang, tidak bisa berenang dan akhirnya mati tenggelam."

 

Kadesurang tambah shock mendengarnya. "Seseorang mati? Aduh! Kenapa seburuk ini? STRESS!!!"

Duo pelayan kontan bengong mendengar bahasanya yang aneh. Tapi Kadesurang menolak menjelaskan apapun. Kalau mereka tidak mengerti, yah sudah, tidak usah mengerti.

"Aku? Membunuh orang? Orang hidup beneran?! Hah, P'Yam?!"


Ketakutan, Pin sontak bersujud di kakinya sambil menangis. "Saya yang melakukannya, jao ka. Sayalah yang menggulingkan perahunya. Saya sendiri yang melakukannya."

Prihatin, Kadesurang dengan menisnya mengusap lembut Pin dan berusaha menenangkannya. "Jangan menangis. Aku yang memerintahkan, jadi aku juga berdosa."

Pin dan Yam tersentuh mendengarnya. Apalagi kemudian nona mereka itu mengajak mereka untuk melakukan derma untuk arwah Ee Dang. Pin dan Yam kontan menangis penuh haru mendengarnya.


Kadesurang sungguh tak percaya dengan nasibnya ini. Biasanya kan orang yang time travel buat jadi heroine, lah ini kok malah jadi penjahat? LOL!


Malam harinya, Kadesurang bermimpi buruk tentang Karakade yang diseret ke neraka. Dia jadi tidak bisa tidur lagi gara-gara itu dan memutuskan untuk keluar kamar.

Sembari melihat bulan purnama yang indah di langit, Kadesurang termenung sedih memikirkan permintaan Karakade untuk mengambil alih t**uhnya dan berbuat kebajikan dengan menggunakan t**uhnya.

"Aku akan melakukan derma untukmu, Karakade." Janji Kadesurang.


Tapi saat dia berniat balik ke kamar, dia malah mendapati Por Date sudah ada di belakangnya dan menatapnya dengan curiga.

"Kau akan melakukan derma untuk siapa?" Tanya Por Date. (Waduh! Dia dengar?)

Bersambung ke part 2

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam