Sinopsis About is Love Episode 9 - 1
Fei Fei akhirnya sadar bahwa dia sebenarnya bersedih sebenarnya bukan karena dia putus dari Gao Yang, tapi hanya kehilangan rasa aman yang Gao Yang tawarkan.
"Rasa aman? Setidaknya kau pernah memilikinya. Sedangkan aku tidak pernah memilikinya." Ujar Ning Fei miris.
Mengalihkan topik dari masalah itu, Fei Fei terus membuka-buka buku gambar itu hingga halaman terakhir dan mendapati Ning Fei menggambar sketsa wajahnya Xou Zhi. Wah, dia suka sama Zhou Shi? Ning Fei sontak merebut buku gambarnya sambil menatap tajam Fei Fei.
"Jangan pelototi aku. Jangan khawatir, aku tidak akan bilang-bilang ke tantemu. Tapi... kau harus membuatku bahagia."
Gampang saja kok untuk wanita bahagia, cukup gunakan black card-nya untuk membelikannya tas, maka Fei Fei janji akan jaga rahasia ini. (Pfft! Maunya)
"Aku nggak bawa."
"Bilang saja kalau kau sudah tidak punya uang!"
Ning Fei tiba-tiba punya ide bagus lainnya lalu pergi sebentar entah untuk melakukan apa.
Wei Qing tiba di taman lalu membuat papan pengumuman bahwa semua yang ada di dalam gerobak itu gratis. Terng saja orang-orang langsung berdatangan. Seorang pria melihat Zhou Shi dan langsung antusias, si cantik ini juga gratis?
"Maaf, yang ini milikku." Kata Wei Qing lalu membopong Zhou Shi pergi.
Zhou Shi tak percaya melihat semua itu, bisa-bisanya dia memberikan semua bunga-bunga itu secara cuma-cuma. Dasar pemborosan! Turunin!
Wei Qing menolak. Zhou Shi sontak kesal dan langsung heboh bergerak-gerak untuk melepaskan dirinya. Tapi perbuatannya itu malah membuat Wei Qing jadi tersandung kakinya sendiri. Jadilah Zhou Shi tersungkur ke tanah dan Wei Qing terjatuh tepat mengenai bibirnya Zhou Shi. Hehe.
Shock, Zhou Shi sontak mendorong Wei Qing darinya, tapi kejadian barusan benar-benar jantungnya berdebar kencang. Wei Qing pun jadi canggung karenanya.
"Barusan..."
"Barusan kenapa kau melempar dirimu padaku?!" Kesal Zhou Shi.
Wah, Wei Qing tidak terima, Zhou Shi duluan yang salah. Jelas-jelas Zhou Shi yang gerak-gerak sampai membuatnya kehilangan keseimbangan dan akhirnya terjatuh. Zhou Shi pikir dia mau jatuh apa? Tapi diam-diam sebenarnya dia senang juga bisa c**man sama Zhou Shi.
Kesal, Zhou Shi langsung beranjak bangkit tapi malah membuat kakinya jadi keseleo. Wei Qing mau melihat lukanya, tapi Zhou Shi langsung menepisnya dengan kesal.
"Tidak akan terjadi apapun hanya karena aku melihatnya. Aku tidak akan melakukan apapun, kalau parah maka aku bisa membantu membawamu ke rumah sakit."
Zhou Shi akhirnya berhenti melawan dan Wei Qing langsung mencoba menekan luka Zhou Shi. Sepertinya tidak terlalu parah, yang penting dia jangan jalan saja selama beberapa hari ke depan. Dia istirahat saja di rumah.
Yang benar saja? Kalau Zhou Shi tidak jalan, terus gimana caranya dia bisa pergi ke kampus? Dia tidak seperti Wei Qing yang punya orang untuk mengantar-jemput dia.
Wei Qing meyakinkan kalau Zhou Shi juga bisa seperti itu asalkan dia setuju untuk jadi pacarnya Wei Qing. Memangnya sesulit itu untuk menerimanya?
"Masalahnya bukan menerima atau tidak!"
"Oh, aku mengerti. Ini karena kau sudah punya orang lain yang kau sukai, makanya kau tidak setuju jadi pacarku."
"Sudah tahu masih tanya."
Tapi menurut Wei Qing, cintanya Zhou Shi itu sepertinya tidak akan membuahkan hasil. Di antara semua bunga yang dia kirimkan, Wei Qing memperhatikan Zhou Shi menyimpan bunga sea lavender dan daisy. Itu artinya, kedua bunga itu sangat spesial bagi Zhou Shi.
"Kau bahkan mengukir bunga-bunga itu di surat cintamu." Ujar Wei Qing sambil menunjukkan cincinnya Zhou Shi yang ada padanya.
Jelas saja Zhou Shi kaget melihatnya. Jadi surat cintanya ada pada Wei Qing? Wei Qing mengakuinya, dia bahkan sudah membacanya.
Di antara begitu banyak bunga, Zhou Shi memilih sea lavender dan daisy untuk menyatakan cintanya. Bukankah perpaduan kedua bunga itu artinya adalah cinta rahasia selamanya atau bisa juga diartikan sebagai persahabatan tanpa akhir?
Wei Qing bisa menduga kalau Zhou Shi sudah membuat rencana cadangan sejak lama. Jika pengakuan cintanya gagal, maka dia bisa berkilah dengan menyatakan bahwa mereka adalah teman. Jelas dugaan Wei Qing tepat sasaran dan Zhou Shi tak nyaman mendengarnya.
Tapi Wei Qing tak peduli. Zhou Shi tidak punya kepercayaan diri dalam cintanya itu, lalu haruskah dia tetap meneruskannya? Dia dengar kalau Zhou Shi memilih masuk ke universitas ini karena Ming Cheng padahal jurusan yang dipilihnya butuh biaya besar. Keluarganya tidak sanggup menanggupnya, baukan?
"Demi keinginan egoismu, kau menjatuhkan orang tuamu dengan biaya kuliah yang sangat tinggi. Cinta pertamamu benar-benar menyakiti dirimu sendiri dan orang lain."
"Tutup mulutmu! Aku mencari uang sendiri! Aku tidak pernah menghabiskan uang orang tuaku barang satu sen pun! Kau tidak tahu apapun tentangku, apa hakmu bicara begitu tentangku!"
"Jadi kau bekerja begitu keras hanya demi Li Ming Cheng?"
"Bukan urusanmu!"
"Baiklah, aku mengerti."
Bagus kalau Wei Qing mengerti. Jangan lagi datang dan mengganggunya! Tapi tentu saja Wei Qing menolak melepaskannya begitu saja dan langsung ganti strategi dengan mengajak Zhou Shi berteman saja.
Dia mengerti kalau Zhou Shi tidak mungkin bisa tiba-tiba berhenti menyukai pria yang dia taksir sejak remaja. Jadi lebih baik hubungan di antara mereka berdua dikembangkan pelan-pelan saja.
Zhou Shi tak percaya mendengarnya. "Apa kau bahkan mendengarkanku?!"
"Aku masih ada urusan di kantor. Tetaplah di sini dan jangan berkeliaran, akan kukirim mobil untuk menjemputmu."
"Siapa juga yang menginginkanmu mengirim mobil untuk menjemputku?"
Wei Qing lagi-lagi mengacuhkan protesnya Zhou Shi lalu mengembalikan cincin itu ke Zhou Shi. "Mari kita mulai segalanya dari awal lagi. Bersiaplah. Aku tidak akan menyerah!"
"Menyerahlah, br*ngsek!"
Wei Qing tak peduli dan langsung pergi dengan senyum ceria.
Fei Fei masih meratapi gambar dirinya yang digambar Ning Fei. Ternyata di mata orang lain, dia cuma seekor kelinci. Pantas saja dia sering tertipu.
Tiba-tiba Ning Fei kembali dengan membawa gelembung sabun yang sangaaaat besar dan sukses membuat senyum Fei Fei kembali merekah. Jadilah mereka bermain gelembung sabun dengan penuh kegembiraan bak sepasang kekasih yang lagi kencan.
Tiba-tiba Ning Fei tak sengaja membuat air sabun itu mengenai matanya Fei Fei. Ning Fei pun cepat-cepat meniup mata Fei Fei dan kontan membuat Fei Fei jadi gugup karena kedekatan mereka.
"Apa sudah baikan?"
"Jadi ini caramu menghibur seorang gadis tanpa perlu mengeluarkan uang? Tidak masalah, kuakui cukup berguna juga."
"Kau ini bicara apa?" Ning Fei malu.
Fei Fei terus bermain gelembung sabun bersama anak-anak kecil di sekitarnya, sementara Ning Fei hanya duduk dan menatapnya dengan terpesona.
Tapi di rumah, Qiu Jing langsung nyinyirin Fei Fei dan mengatainya kekanak-kanakan karena bermain gelembung sabung seharian bersama Ning Fei.
Fei Fei tidak terima, yang kekanakan tuh Ning Fei, dia sendiri cuma bekerja sama dengan Ning Fei.
"Dia melihatmu bad mood, makanya dia menemanimu, mengerti tidak? Jika tidak, ngapain juga dia pergi melukis di tempat kau minum-minum?"
Fei Fei tercengang mendengarnya, jadi Ning Fei pergi ke sana bukan buat melukis melainkan mencarinya?
Tentu saja! Jelas-jelas Fei Fei tuh patah hati, tapi dia pura-pura kuat. Untung saja Ning Fei memperhatikan ada yang salah dari Fei Fei. Apa dia tidak tahu betapa berbahayanya jika wanita minum-minum di luar?
"Baiklah, baiklah, aku salah. Tapi si bocah kunyuk ini benar-benar berbakat. Dia sangat pintar membaca orang."
"Benar juga."
Ning Fei keluar dari kamar mandi tak lama kemudian dan langsung mendengarkan musik dengan earphone-nya. Qiu Jing bergegas ke kamar mandi dan kembali beberapa detik kemudian dengan membawa tongkat pel lalu mengisyaratkan Fei Fei menjauh dari Ning Fei.
"Semuanya sama." Kata Qiu Jing. "Tadi setelah kau selesai mandi, aku masuk untuk mencuci tanganku. Aku ingat segala sesuatunya berada di tempat yang biasanya."
"Buat apa kau mengingatnya?" Bingung Fei Fei.
"Aku bukan sengaja mengingatnya. Jangan sela aku!"
Intinya, setelah Ning Fei selesai mandi barusan, segala sesuatunya masih berada di tempat yang sama persis seperti saat Fei Fei meninggalkan kamar mandi tadi.
Yang itu artinya, Ning Fei mengembalikan letak barang-barang sesuai tempatnya setelah dia mandi. Fei Fei tidak mengerti di mana masalahnya, mungkin saja Ning Fei tidak menggunakannya.
"Apa kau mengepel lantai setelah mandi?"
"Tidak."
"Dia mengepelnya!"
Ning Fei jelas kurang pintar dalam hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan rumah tangga dilihat dari tongkat pelnya yang tidak dikeringkan setelah dipakai, tapi dia tetap mengurus segalanya.
Sikapnya ini seolah dia takut seseorang menemukan jejak keberadaannya. Dia takut merepotkan orang lain. Sepertinya dia hidup dengan terlalu berhati-hati.
Wah! Fei Fei jadi curiga, jangan-jangan Ning Fei itu penjahat buron dan dia takut orang lain akan mengetahui identitasnya?
"Apa kau jadi bodoh karena kebanyakan nonton drama?" Nyinyir Qiu Jing.
"Terus, apa maksudmu dia tidak terbiasa tinggal bersama orang makanya dia sangat berhati-hati."
Tidak. Menurut Qiu Jing justru kebalikannya. Sepertinya dia sudah terbiasa tinggal di rumah orang lain.
"Dia kan cuma anak kecil. Latar belakang misterius apa yang mungkin dia miliki?" Santai Fei Fei.
"Dia bukan anak biasa. Setidaknya dia anak tajir."
Informasi itu jelas menarik perhatian Fei Fei, apa maksud Qiu Jing? Maka Qiu Jing pun mengajak Fei Fei ke kamarnya untuk menunjukkan sesuatu.
Bersambung ke part 2
5 Comments
Akhirnya....lanjut.....semangat...
ReplyDeleteMksih.lnjut min
ReplyDeleteAkhirnya nongol jg sinopsisnya...
ReplyDeleteMakasih...lanjut min
Akhirnya...saya juga seneng akhirnya dilanjut,slalu ku tunggu
ReplyDeleteAkhirnya...saya juga seneng akhirnya dilanjut,slalu ku tunggu
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam