Sinopsis Master Devil Don't Kss Me Season 2 - Episode 16

Sinopsis Master Devil Don't Kss Me Season 2 - Episode 16


Semua masakannya Man Kui sudah jadi dan mereka bertiga pun berkumpul bersama di meja makan. Qi Lu benar-benar senang, semua ini makanan kesukaannya, ada bagusnya juga punya juru masak yang handal di rumah.

Qi Lu mencoba mencicipinya dan langsung memuji-muji rasanya yang sangat enak dan kehebatan Man Kui dalam memasak.

Dia bahkan langsung menyuruh Chu Xia mencicipinya juga sambil terus menerus memuji kelezatan masakan Man Kui tanpa menyadari wajah sedih Chu Xia.


Man Kui menawarkan diri untuk datang dan memasak untuk mereka setiap hari kalau mereka tidak keberatan. Chu Xia cuma bisa diam sementara Qi Lu langsung setuju tanpa ragu, dia malah terang-terangan mengejek masakan gosongnya Chu Xia.

Qi Lu benar-benar perhatian pada Man Kui bahkan menawarkan diri untuk mengantarkan Man Kui ke rumah sakit untuk memeriksakan kakinya (yang sakit gara-gara kejatuhan tutup panci). Man Kui menolak, dia baik-baik saja.

 

Chu Xia jadi semakin sedih diabaikan seperti itu hingga akhirnya dia tidak tahan lagi dan langsung membanting sumpitnya dan menyatakan kalau dia sudah kenyang padahal baru makan seuprit.

Qi Lu jelas tak percaya kalau dia sudah kenyang, Chu Xia ngotot kalau dia sedang diet.

Qi Lu tiba-tiba mencubit pipinya. Chu Xia memang gemuk, tapi tetap saja dia harus makan banyak agar dia punya cukup energi untuk jadi pembantunya.

"Siapa yang mau jadi pembantumu?"

"Kau."

"Dasar!"


Perdebatan mereka terhenti saat itu gara-gara ponselnya berbunyi. Qi Lu melarangnya menjawab telepon, tapi Chu Xia tak peduli. Cheng Chuan mengajaknya keluar dan Chu Xia langsung pergi saat itu juga tanpa mempedulikan Qi Lu.

Man Kui dengan sengaja menyinggung Chu Xia dan Cheng Chuan yang menurutnya serasi. Qi Lu langsung kesal, dia tidak setuju.


Saat Chu Xia belum datang, Feng Shao menasehati Cheng Chuan untuk tidak membiarkan Chu Xia pulang ke rumah keluarga Han malam ini. Caranya? Buat Chu Xia mabuk.

Maka saat Chu Xia datang, mereka terus menerus mengajaknya bersulang sambil mendengarkan curhatan kesal Chu Xia tentang Qi Lu yang terang-terangan bermesraan dengan Man Kui di hadapan matanya.

 

Selesai makan malam, Qi Lu dan Man Kui ke balkon. Qi Lu tiba-tiba bersin, sepertinya ada yang sedang menggosipkannya nih.

"Sejak kapan kau jadi percaya takhayul?" Heran Man Kui.

"Semua ini gara-gara An Chu Xia. Belakangan ini IQ ku juga menurun."

"Apa Chu Xia tahu kau akan pergi ke Inggris?"

"Tidak."

"Apa kau tidak berniat memberitahunya?"


Qi Lu rasa, lebih baik dia tidak menyeret Chu Xia ke dalam masalah ini. Man Kui berjanji bahwa dia akan selalu menemani dalam menghadapi apapun masalahnya.

Walaupun saat ini dia tidak punya kemampuan untuk menyelesaikan masalahnya Qi Lu, tapi dia janji akan selalu berada di sisi Qi Lu.

Man Kui tiba-tiba memluknya dari belakang dan mencoba membahas hubungan mereka. Tapi Qi Lu buru-buru menghindar. "Sudah malam, ayo kuantar pulang."

 

Chu Xia sudah mulai mabuk. Feng Shao dan Cheng Chuan saling lempar kontak mata dengan penuh arti. Feng Shao menyuruhnya mengajak Chu Xia keluar. Cheng Chuan malah kepedean mengira Feng Shao menyuruhnya tidur dengan Chu Xia.

"Kau mikir apa sih?!" Bentak Feng Shao kesal. "Kalau kau berani mengambil keuntungan saat dia mabuk, aku akan putus hubungan denganmu!"

"Kau pikir aku ini orang macam apa? Kan sudah kubilang kalau segalanya akan sesuai rencana. Setelah dia mabuk, aku akan membawanya ke hotel. Dan saat dia tidur, aku akan pergi."

"Oke. Asal mereka berdua tidak punya kesempatan untuk bermalam bersama."


Tapi Cheng Chuan cemas. Setelah malam ini selesai, lalu bagaimana dengan malam-malam selanjutnya?

Tenang saja, Feng Shao sudah punya rencana. Pokoknya selama beberapa hari ke depan sampai Ayahnya Qi Lu pulang, mereka tidak akan punya kesempatan untuk bermalam bersama.

Tiba-tiba Feng Shao ditelepon pacarnya yang minta dijemput sekarang. Feng Shao pun punya alasan untuk pergi meninggalkan mereka berduaan.

Cheng Chuan mencoba mengajak Chu Xia pergi, dia sudah kebanyakan minum. Tapi Chu Xia tidak mau pergi, siapa juga yang kebanyakan minum?

Karena ajakannya tidak berhasil, Cheng Chuan berpikir kalau dia mungkin harus membuat Chu Xia lebih mabuk lagi sampai roboh. Maka dia pun memesan lebih banyak bir.


Qi Lu cemas karena Chu Xia belum ada kabar sampai sekarang. Dia mencoba menghubungi Chu Xia, tapi nomornya tidak aktif.

Biarpun sudah menghabiskan puluhan bir, Chu Xia masih saja kuat minum. Cheng Chuan sendiri sudah hampir teler. Tapi kemudian teleponnya berbunyi dari Qi Lu yang tanya apakah Chu Xia bersamanya sekarang?


Mendengar Cheng Chuan menyebut nama Qi Lu, Chu Xia langsung mengambil alih ponselnya. Qi Lu tanya di mana sekarang, dia akan datang menjemput Chu Xia.

Tapi Chu Xia menolak menjawab, kenapa juga Qi Lu peduli padanya? Dia tidak akan bilang di mana dia berada sekarang.

"Han Qi Lu, bukankah sekarang kau sudah punya Xiang Man Kui? Pergi cari dia sana. Kukasih tahu kau, kau itu telur bodoh, telur tolol, telur puyuh, telur dinosaurus, telur apa lagi yah?"

"Telur mata sapi."

Kesal, Qi Lu sontak membanting ponselnya dan batal menjemput Chu Xia dan menyuruh supirnya untuk langsung pulang saja.


Cheng Chuan masih ingin minum-minum lagi. Tapi Chu Xia menghentikannya, ayo pergi. Han Qi Lu mau datang. Mereka pun bergegas pergi padahal belum bayar.


Walaupun di depan Qi Lu tadi dia mengklaim kalau kakinya baik-baik saja, tapi sepertinya kakinya benar-benar sakit sampai jalannya terpincang-pincang, tangannya pun masih sakit.

Flashback.


Dulu saat mereka masih pacaran, Qi Lu menemani Man Kui lari-lari keliling lapangan hanya karena dia salah menjawab satu pertanyaan.

Qi Lu berusaha membujuknya untuk berhenti, tapi Man Kui tidak mau dan bersikeras ingin menjadi seseorang yang memiliki impian agar dia tidak jadi orang biasa.

Qi Lu tidak peduli mau dia orang biasa atau tidak, toh cepat atau lambat Man Kui akan jadi istrinya.

"Siapa yang mau jadi istrimu?"

Flashback end.



Keesokan harinya, anak-anak Si Di Lan heboh memotreti Chu Xia dan Cheng Chuan yang entah bagaimana bisa ketiduran bersama di bangku taman.

Chu Xia pun terbangun mendengar suara ribut kamera mereka dan langsung kaget melihat banyaknya orang yang memotretinya.

Dia buru-buru membangunkan Cheng Chuan dan mulai teringat kembali kejadian semalam.

Ternyata saking mabuknya, Cheng Chuan bukannya membawa Chu Xia ke hotel, malah membawanya ke taman sekolah. Dia mengklaim kalau itu adalah tempat paling aman, Qi Lu tidak akan menemukan mereka.

Bukannya panik, Cheng Chuan malah pose bak model. Chu Xia yang panik dan langsung bergegas kabur.


Chu Xia hendak kembali ke kelas, tapi malah berpapasan dengan Qi Lu di tengah jalan yang langsung menuntut dari mana saja Chu Xia semalam?

Xin Wei dan Wan Zi datang tepat saat itu juga dan dengan sengaja menggosip lantang tentang Chu Xia dan Cheng Chuan yang menghabiskan malam bersama di halaman sekolah kemarin.

Qi Lu jelas marah mendengarnya. "Apa yang kau lakukan dengan Jiang Cheng Chuan semalam?"

"Kau mikir apa?"


"Tidak penting apa yang kupikirkan, lebih penting apa yang kau lakukan?"

"Han Qi Lu, jangan bicara padaku dengan nada seperti itu. Apa aku melakukan hal yang tak termaafkan olehmu?"

"Kau yang paling tahu perbuatanmu sendiri."

"Apa yang kutahu? Yang kutahu adalah kau dan Xiang Man Kui sedang kasmaran dan memperlakukanku seolah aku tak ada. Aku juga tahu kalau kalian makan malam sambil menyalakan lilin. Membakarku seperti lilin untuk menerangi suasana hatimu! Han Qi Lu, hadapi hati nuranimu. Kalau kau menyukainya, maka kembalinya bersamanya. Jangan serakah. Aku bukan barang beli satu gratis satu dalam hubunganmu."

Kesal, Qi Lu langsung melempar seragamnya Chu Xia dengan kasar. Tapi dia tak sempat memikirkannya lebih jauh karena ditelepon seseorang saat itu.


Tuan Han kedatangan tamu seorang pasien yang centil abis. Dia bahkan terang-terangan merayu dan menyuapi Tuan Han tepat di hadapan Nyonya Han. Cemburu, Nyonya Han langsung menganggu mereka dengan batuk-batuk.

Si pasien malah nyinyir, Nyonya Han belum pulang juga? Apa dia tidak lelah datang kemari terus setiap hari? Seharusnya dia pulang saja dan istirahat beberapa hari. Biarkan dia yang merawat Tuan Han.

Nyonya Han balas nyinyir. Dia sendiri apa tidak lelah tiap hari datang kemari dan membawa buah-buahan? Tersinggung, si pasien akhirnya pergi. Tapi dia janji besok akan kembali lagi.


Kesal sama si pasien tadi, Nyonya Han memutuskan untuk pulang saja tak peduli biarpun Tuan Han masih belum boleh pulang. Tapi kemudian Han Tua memberinya isyarat, mereka tidak boleh membiarkan Tuan Han pulang hari ini.


Nyonya Han mengerti maksudnya dan cepat-cepat berubah sikap lebih manis. Dia tadi cuma berpikiran terlalu sempit, lebih baik mereka tetap tinggal di rumah sakit saja sampi kondisi Tuan Han pulih.

Istirahat di RS jauh lebih baik. Makanannya sudah diatur dan lain sebagainya, rumah sakit juga tidak berisik. Ngomong-ngomong tentang berisik, Tuan Han jadi kangen Qi Lu.

Apa yang terjadi dengan anak itu? Kenapa belakangan Qi Lu tak pernah menjenguknya? Apa dia lagi banyak PR?

Nyonya Han asal mengiyakannya saja. Tuan Han percaya saja. Tapi kemudian dia minta ponselnya, dia mau menghubungi Sekretaris Liu untuk menanyakan masalah perusahaan saat ini.

Tak mau membiarkan Tuan Han memikirkan perusahaan, Nyonya Han langsung nyerocos panjang lebar tentang radiasi ponsel yang tidak bagus untuk kesehatan manusia bla-bla-bla.

Bahkan Han Tua yang sedang bermain tablet pun cepat-cepat menghindar dengan alasan mau menyerahkan tabletnya ke dokter biar tidak menganggu kesehatan Tuan Han.


Dalam perjalanan, Qi Lu ditelepon ibunya. Qi Lu meyakinkannya untuk tidak cemas, dia sudah menemukan cara menyelesaikan masalah perusahaan.

Setibanya di hotel, Sekretaris Liu memberitahunya bahwa orang ini bersedia membantu mereka berinvestasi dan melewati krisis ini selama investor lainnya juga mau berinvestasi.

Mereka juga akan mendapat jawaban dari Le Xi dalam dua hari ini. Mereka sudah melihat design mereka, tapi masih belum memberi jawaban pasti.

Qi Lu mengerti, Le Xi ingin menguji jaminan kualitas dan sikap perusahaan Han dalam menghadapi kondisi sulit seperti ini. Dengan begitu, mereka punya alasan yang jelas untuk membayar 100 juta dan menjadi salah satu pemegang saham.

"Jadi, siapa yang akan kita temui sekarang?"

"Saya tidak tahu. Mereka hanya bilang kalau dia adalah salah satu teman baik lama anda."

"Teman baik lamaku?"


Mereka pun masuk ke salah satu kamar hotel dan mendapati orang itu berdiri membelakangi mereka. Dia lalu berbalik, dan ternyata dia Han Yu.

"Aku direktur eksekutif perusahaan Li Hang, Lin Han Yu."

Bersambung ke episode 17

Post a Comment

0 Comments