Ayah Piak mendapati Chaiyan tidur di kantor dan langsung mengomelinya. Dia kan punya rumah, kenapa dia malah tidak pulang.
"Saya cuma..."
"Menghindari istrimu?"
"Bukan begitu."
"Terus kenapa kau tidak pulang dan menyelesaikan masalah, Chaiyan?"
Karena Chaiyan ingin Piak berpikir sendiri. Jika Piak tetap tidak mempercayainya, maka masalahnya tidak akan selesai bahkan sekalipun dia pulang.
"Terkadang di dalam sebuah keluarga, tidak ada orang yang benar atau salah. Jika tidak saling memaafkan, lalu bagaimana bisa kalian hidup bersama?"
"Maaf, Ayah. Tapi Ayah bukan aku, makanya Ayah bisa berkata begitu."
Wah, Ayah tidak terima. Harap Chaiyan ingat bahwa dia berhasil menangani Ibunya Piak. Chaiyan mau tahu bagaimana caranya?
"Kutampar." (Wkwkwk!)
"Ayah menamarnya?"
"Menampar kedua tanganku lalu minta maaf pada istriku dengan cara baik-baik." (Pfft! suami-suami takut istri juga ternyata)
Ayah mengerti sih. Sebagai pria, mereka memang harus punya harga diri. Tapi memaafkan istri tidak akan membuatnya kehilangan harga diri.
Seorang pria sejati harus mengingatkan istrinya akan semua kebodohannya di masa lalu. Jangan malah membiarkan istri berpikir sendiri, karena mereka tidak akan berpikir dengan benar. Mereka akan selalu berpikir salah dan semakin lama akan semakin parah.
"Kalau kau tidak mau punya istri Godzilla, maka pulanglah dan selesaikan masalah kalian sebelum rekan satu timmu mati kelaparan gara-gara menunggu kalian berdua berbaikan."
Pan seorang diri menunggui altar pemakaman Nenek Jan. Jee, Suki dan Thit datang tak lama kemudian untuk memberikan penghormatan terakhir mereka. Jee kontan menangis melihat foto mendiang.
"Jangan menangis. Semakin kau menangis, Nenek akan semakin mencemaskan kita. Jangan khawatir, Nek. Jee dan aku tidak akan saling meninggalkan satu sama lain. Kami akan saling menjaga satu sama lain."
"Pan... Pan benar, Nek. Jangan mengkhawatirkan kami, beristirahatlah dengan tenang. Aku akan kuat. Sering kali aku membuat Nenek marah. Aku bilang kalau aku akan datang menemui Nenek, tapi aku tidak datang. Bahkan di hari terakhir Nenek, aku membiarkan Nenek menunggu. Bisakah Nenek memaafkan cucu Nenek yang tidak berbakti ini? Aku janji aku akan jadi orang yang baik. Aku akan menggunakan kebajikan untuk menaklukkan segalanya."
Dia lalu bangkit walaupun keadaannya masih sangat lemah dan akhirnya malah oleng dan pingsan. Tapi untunglah Thit sigap menangkap Jee ke dalam plukannya.
Suki dan Jee tiba di depan apartemennya Jee tak lama kemudian. Tapi Jee masih belum sadarkan diri biarpun Suki sudah berusaha berulang kali membangunkannya.
Thit menyusul mereka dengan taksi saat itu untuk membawakan obatnya Jee yang lupa Suki bawa tadi. Dan begitu Suki menerimanya, Thit langsung membopong Jee yang jelas saja membuat Suki heran dan bingung.
Bagaimana tidak bingung, apalagi tadi Khun Ying sudah memperingatkannya untuk menyingkirkan Thit dari hidup Jee secepat mungkin.
"Awalnya dia ingin membunuh Jee dengan tangannya sendiri, dan sekarang dia baik padanya. Ini tidak bagus."
Tanpa mereka semua sadari, diam-diam ada seseorang yang memotret mereka dari kejauhan.
Thit dengan hati-hati meletakkan Jee ke sofa, tapi Suki langsung menyingkirkan Thit untuk mengecek suhu tbuh Jee dan mendapatinya demam lagi.
Suki bergegas mengambil air dan kain. Tapi bahkan sebelum dia sempat mengompres Jee, Thit langsung bertindak duluan menyeka wajah Jee. Dia bahkan baru menyadari perbuatannya itu saat Suki berdehem.
Dia akhirnya menyerahkan kainnya ke Suki. Tapi dia benar-benar cemas dan langsung nyerocos mengingatkan Suki untuk menyuruh Jee meminum obatnya.
"Kau bicara seperti ini bukan karena kau lagi demam atau semacamnya, kan?" Sinis Suki.
Asal Thit tahu saja. Dia sangat amat mengkhawatirkan Jee. Thit sangat membenci Jee, tapi sekarang dia malah baik pada Jee. Kalau itu bukan karena Thit lagi sakit, terus apa?
"Kau boleh tidak percaya padaku. Tapi aku melakukan ini karena dia telah membantuku. Dia terluka karena aku, makanya aku sekarang membalas jasanya."
"Tapi ini bukan pertama kalinya Jee terluka karenamu. Kalau kau sungguh ingin membalas jasanya, maka tinggalkan dia sendiri."
Thit tahu sendiri kalau hidup Jee punya banyak kesulitan dan masalah. Neneknya, Chaiyan, dan Piak juga.
Kalau Piak sampai tahu Thit terlibat dengan Jee, entah apa yang akan terjadi... atau jangan-jangan Thit tahu apa yang akan terjadi dan dia ingin hal itu terjadi?
"Kau ingin menghancurkan hidup Jee, kan?"
Thit cuma terdiam galau. Tuduhan Suki jelas benar, tapi sepertinya Thit mulai ragu akan hal itu.
Saat Jee siuman tak lama kemudian, cuma ada Suki yang menjaganya sampai ketiduran. Jee langsung menangis lagi, berharap kematian Nenek Jan cuma mimpi buruk.
"Kenapa harus Nenek? Kenapa tidak aku saja yang mati. Orang jahat sepertiku, kenapa aku harus tetap hidup?"
"Jee, jangan bicara seperti itu. Ada orang-orang yang tidak akan bisa hidup tanpamu."
"Apa benar seperti itu? Apa benar-benar ada seseorang yang mencintaiku di dunia ini? Bahkan ibuku sendiri saja membenciku setengah mati."
"Orang yang mencintaimu dan peduli padamu, ada di sini. Ingatlah bahwa apapun masalah yang kau miliki ataupun saat kau tidak memiliki siapapun, kau akan selalu memiliki aku di sisimu. Berjanjilah padaku kalau kau tidak akan meninggalkanku. Mengerti?"
Jee langsung memluk Suki dengan penuh haru. "Terima kasih, P'Suki. Terima kasih karena selalu di sisiku, bahkan ketika aku selalu membuat masalah bagimu."
"Kau sadar kau suka membuat masalah?Kalau begitu, maukah kau mendengarkan omonganku dan apa yang kuperingatkan? Terutama tentang Khun Sathit. Aku berkata seperti ini karena aku mengkhawatirkanmu. Aku bahkan rela memohon-mohon. Bisakah kau berhenti terlibat dengan Khun Sathit?"
"Jika kau melihat seseorang yang hampir tertembak di hadapanmu, apa kau akan membiarkannya mati tanpa melakukan apapun?"
"Jika ini yang pertama kalinya, aku bisa mengerti. Tapi ini sudah terlalu sering, Jee."
Jee tidak peduli. Bahkan sekalipun ini yang ketiga, keempat ataupun kelima kalinya, Jee akan tetap melindungi Thit. Karena dia tidak ingin Bibi Wadee terluka karena kehilangan seseorang lagi.
Chaiyan akhirnya menuruti nasehat Ayah dan pulang. Saat dia baru masuk kamar, dia langsung melihat ponselnya Piak menyala, sementara Piak sendiri masih di kamar mandi.
Awalnya dia cuek. Tapi ponsel itu terus menerus berbunyi. Lama-lama dia jadi penasaran dan akhirnya memutuskan untuk melihat pesan-pesan yang masuk itu.
Tapi yang tidak disangkanya, pesan-pesan itu ternyata foto-foto Thit saat membopong Jee. Hmm... jadi orang itu mata-matanya Piak.
Piak baru keluar dari kamar mandi saat itu dan Chaiyan langsung mengkonfrontasinya dan menuntut penjelasan atas foto itu. Kenapa Piak menyuruh orang untuk membuntuti Jee?
Tentu saja untuk mengekspos Jee. Siapapun yang menghancurkan keluarganya, maka Piak akan balas menghancurkan masa depan orang itu.
"Kau tidak punya hak untuk melakukan itu pada siapapun, Piak! Kau menginvasi hak orang lain! Apa kau sadar itu?"
"Ini baru sedikit. Jika dia masih tidak tahu malu, maka aku bisa melakukan hal yang jauh lebih buruk daripada ini."
"Berhentilah mengganggu Jee atau aky akan putus hubungan denganmu."
"Putus? Tidak akan semudah itu, Chaiyan! Kau tahu sendiri kalau aku tidak pernah mengalah pada siapapun! Teruma pada wanita murahan seperti Jeerawat! Jika aku kalah darinya, aku rela jadi pembunuh dan membunuhnya! Bagaimana? Kau mau berhenti terlibat dengannya atau aku yang akan menghentikannya!"
Chaiyan sungguh tak habis pikir mendengar ancamannya itu. Dia langsung membanting ponselnya Piak dengan kesal lalu pergi lagi.
Piak membuka ponselnya setelah itu dan kaget melihat Thit membopong Jee, dan jelas saja foto itu membuatnya makin kesal.
"Merebut suamiku masih belum cukup, sekarang kau menganggu kakakku juga?! Aku tidak akan membiarkanmu, Nang Jee!"
5 Comments
Seru seru mkin seru ceritanya... Lnjuuutt ya min ....
ReplyDeletelanjut.....semangat
ReplyDeleteAyooo kak semangaaattt dilanjuuuttt.. ☺️☺️☺️☺️
ReplyDeleteLanjuuttt...
ReplyDeleteTiap pegang hp lngsung nengok k blog ini...sharian ini kok kluen cheewitnya blm update...ayooo semangaat min...
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam