Sinopsis Kleun Cheewit Episode 8 - 5

Sinopsis Kleun Cheewit Episode 8 - 5


Dan baru setelah melihat Jee tenggelam dan tak berdaya, Piak punya hati untuk berteriak-teriak kalau Jee tenggelam. Untunglah salah seorang staf terdekat segera terjun ke sungai dan menyelamatkan Jee.


Seorang staf lalu datang membawakan handuk untuk Jee. Tapi dia bilang kalau dia disuruh Piak membawakan handuk ini untuk Jee. Dan karena kaki Pim terluka, dia tidak akan syuting hari ini.

Jee jelas curiga saat mendengar handuk itu dari Piak. Dan benar saja. Saat dia membuka handuk itu, dia malah menemukan sebuah cutter di dalamnya.

"Dari luar tampak lembut dan tenang seolah tak ada apapun, tapi dalamnya sangat berbahaya." Sindir Piak.


Pim ngamuk-ngamuk gara-gara tukang pijatnya nggak becus memijat kakinya. Managernya kembali tak lama kemudian setelah mata-matai Jee barusan dan langsung melaporkannya ke Pim.

Jelas itu berita bagus untuk Pim yang lagi dendam kesumat sama Jee. Si Manager meyakinkan kalau mereka cuma perlu melakukan satu dorongan, maka Piak pasti akan meledak.


Si staf memberitahu Jade bahwa syuting sudah selesai hari ini lalu memberikan dua kartu kunci kamar hotel untuk Jee dan Suki (satu kamar).

Sayangnya Jade tidak tahu kalau dia menerima kartu kunci itu saat ada Managernya Pim. Parahnya lagi, Si Manager kemudian mendengar si staf kebingungan mencari Chaiyan karena dia ingin menyerahkan kunci kamar hotelnya.

Saat melihat si staf meletakkan kartu kunci itu di saku belakangnya, Si Manager langsung punya ide licik. Dia sengaja mengalihkan perhatian si staf lalu dengan cepat mencuri kartu kunci itu.


Tanpa menyadari Managernya Pim yang sedang menunggu kesempatan, Jade santai saja menyerahkan barang-barangnya Jee beserta salah satu kartu kunci kamarnya. Sekarang Jee mandi dan istirahat saja, Jade akan tetap di lobi untuk menunggu Suki.

"Terima kasih banyak sudah mengurus segalanya."

"Kalau aku bekerja sebaik ini, kau boleh menyewaku sebagai bodyguard sepanjang hidupmu." Goda Jade. Jee meng-oke-kannya saja lalu pergi, sama sekali tidak menganggapnya serius.


Kesempatan, Managernya Pim langsung mendekati Jade lalu sengaja menyenggol tangannya yang memegang kartu kunci sampai benda itu terjatuh.

Dia sontak bergerak cepat mengambil kartu itu dan menukarkannya dengan kartu kuncinya Chaiyan (Nih orang bakat banget jadi maling), dan Jade bahkan tidak sadar kalau itu kartu kunci yang salah.

Si Manager lalu memberikan kartu kunci itu ke resepsionis dan memintanya untuk menelepon Chaiyan dan suruh Chaiyan untuk mengambil kartu kuncinya di resepsionis.


Setelah itu dia bergegas kembali ke Pim dan antusias melaporkan keberhasilannya barusan. Sekarang mereka cuma perlu menunggu hasilnya dan santai menonton pertunjukkan yang akan segera terjadi nanti. Tepat saat itu juga, mereka melihat Piak datang. Pim langsung antusias mendekatinya dengan senyum licik.


Pada saat yang bersamaan, Chaiyan masuk ke kamar 3305 yang dia kira kamarnya. Saat dia hendak meletakkan kartu kuncinya, dia melihat sudah ada kartu kunci lain di sana.

Tapi mungkin dia berpikir Piak yang ada di sana, dan santai saja melepaskan bajunya sambil kebingungan mencari tasnya. Jee sendiri pun baru saja selesai mandi.

Dia memakai baju mandinya lalu membuka pintu... tepat mengenai Chaiyan yang berte*****ng d**a dan membuatnya terjatuh ke kasur. Jelas saja keduanya kaget mendapati satu sama lain di sana.


Suki akhirnya datang tak lama kemudian dengan panik, tapi Jade meyakinkannya kalau Jee baik-baik saja dan sekarang sedang menunggu Suki di kamar.

Tapi saat Jade menyerahkan kartu kuncinya, Suki bingung melihat nomor kamarnya beda dengan informasi dari Jee, kok ini kartu kunci kamar 3303 dan bukannya kamar 3305?


Jee dan Chaiyan langsung ribut mempermasalahkan kesalahan kamar mereka. Masalahnya, Chaiyan juga tidak tahu nomor kamarnya yang sebenarnya dan kunci kamar inilah yang dia dapatkan.

Jee kontak mendorongnya keluar sambil menyuruh Chaiyan untuk menelepon Piak. Mereka membuka pintu dalam kondisi setengah basah dan setengah te*****ng seperti itu... dan langsung berhadapan dengan Piak yang jelas salah paham melihat mereka.

 

Piak sontak menyerang Jee, menjambak rambutnya, dan menamparinya dengan ganas. Tapi untung saja para pria bergegas datang saat itu juga dan Chaiyan cepat-cepat menjauhkan Piak dari Jee.


Tidak terima, Jee langsung balas menampar Piak keras-keras. "Dengarkan aku baik-baik! Seseorang sepertimu tidak akan pernah menang melawanku! Biarpun kau memiliki lebih daripada aku, kau tidak akan pernah menang. Karena seseorang sepertimu hanya akan kalah. Kalah sepanjang hidupmu. Karena kau bahkan tidak mampu memenangkan hatimu sendiri. Teruslah terkungkung dalam kecemburuanmu, maka kau tidak akan pernah menang melawan siapapun."

"Jika aku tidak menang, maka jangan harap kau akan hidup bahagia. Karena aku akan menarikmu dari semua lakorn! Akan kuhancurkan segalanya sampai kau tidak akan punya masa depan di industri ini. Mengerti kau, Nang Jee!"

"Silahkan saja! Bahkan sekalipun kau membunuhku, kau tidak akan bisa menahan suamimu. Karena dia akan keluar dari hidupmu. Bukan karena adanya wanita lain, tapi karena dia sudah muak dengan kelemahanmu."


Piak sontak mau menyerangnya lagi. Tapi untunglah Chaiyan langsung menggendongnya pergi dari sana. Puas melihat kehebohan barusan, Pim dan Manager pun pergi dengan hati riang.

Akhirnya Jee akan dipecat dari semua lakorn. Jadi semua pekerjaannya yang selama ini direbut Jee darinya, akan kembali padanya. Senangnya~~~


Sesampainya di kamar mereka, Chaiyan berusaha meminta Piak untuk mendengarkan penjelasannya dulu. Tapi Piak malah menghantam Chaiyan dengan tasnya sampai bibir Chaiyan berdarah.

Chaiyan benar-benar kecewa padanya. "Kaulah yang tidak pernah berubah."

"Kaulah yang tidak pernah berubah. Tak peduli sebaik apapun aku, kau lebih suka makanan kotor seperti Jeerawat! Karena kau suka wanita jahat, maka aku akan jadi jahat untukmu."


Dia langsung mengeluarkan semua bajunya Chaiyan dan dengan piciknya melemparkannya satu per satu ke Chaiyan sambil mengingatkan Chaiyan kalau semua itu dibeli dengan uangnya dan cuma satu clana yang dibeli pakai uangnya Chaiyan sendiri.

Segala yang Chaiyan miliki hari ini adalah berkat dia. Jika Chaiyan tidak punya dia, maka hari ini Chaiyan hanya akan memiliki satu celana.

"Tapi dulu kaulah yang memilihku. Aku ingat saat aku masuk ke dalam hidupmu, aku datang dengan tangan kosong. Dan hari ini, aku akan pergi dengan tangan kosong."

Chaiyan berjalan pergi, tapi Piak langsung menghentikannya dan melarangnya pergi kecuali dia yang menyuruh.

"Karena hidupku bergantung padamu, begitu?" Chaiyan langsung mengembalikan kartu ID-nya dan menyatakan kalau dia mengundurkan diri.

 

Sembari berjalan ke lobi, Suki meminta Jade untuk membawa Jee kembali ke Bangkok. Suki sendiri akan tetap di sini untuk mengurus masalah kunci yang tertukar itu dulu.

Jade bilang bertubrukan dengan Managernya Pim di sini, kan? Jade membenarkan. Suki lalu mengedarkan pandangannya ke sekeliling tempat itu hingga dia melihat sebuah CCTV di pojokan.


Piak masih menangis saat pintunya diketuk. Mengira Chaiyan kembali, Piak langsung semangat membuka pintu, tapi malah mendapati Suki yang datang dengan membawa sebuah CD.

"Khun Piak, apa kau punya waktu untuk melihat kebenarannya?"

Bersambung ke part 6

Post a Comment

8 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam