Sinopsis Kleun Cheewit Episode 7 - 3

Sinopsis Kleun Cheewit Episode 7 - 3


Di lokasi syuting, para kru dan pemain sudah siap, tapi Jee masih juga belum datang. Pim langsung menggerutu kesal mengeluhkan Jee. Piak pun nyinyir menanyakan di mana keberadaan nang'ek-nya Chaiyan itu.

Tepat saat itu juga, Chaiyan ditelepon Suki yang memberitahunya kalau Jee diculik. Chaiyan terkejut mendengarnya, tapi Pim sama sekali tak percaya.


Dao sedang senam aerobik bersama murid-muridnya saat Jade datang dengan membawa kabar bagus. Tapi berhubung Dao sibuk, jadilah Jade ikut-ikutan senam sambil memberitahu Dao kabar baiknya... dia sudah menemukan Nenek Jan.


Di tempat lain, Way membawa Thit melihat mansionnya Sitta dari kejauhan. Sebuah private mansion mewah yang dibangun di pinggir pantai yang pastinya menghalangi para warga untuk melaut dan mencari ikan.

Thit jelas kesal mendengarnya. "Dia tidak melihat masalah yang ditimbulkannya bagi orang lain. Dia tidak memikirkan perasaan orang lain."

Way dengar kalau Sitta menunggu seorang tamu penting hari ini. Jika Sitta bertemu dengan orang kuat yang mendukungnya, maka mereka akan bisa mendapatkan bukti untuk mengeksposnya.


Saat itu juga, mereka melihat sebuah yacht yang menuju ke mansion itu. Mungkin mereka mengira kalau yacht itu membawa tamu pentingnya Sitta, padahal yang di dalam yacht itu Jee.


Khun Ying shock saat Suki melapor kalau Jee diculik oleh sebuah mobil van. Suki tidak tahu siapa penculiknya, tapi dia menduga mungkin Sitta pelakunya. Bisakah Khun Ying menyelidikinya? Dia takut Sitta akan melakukan sesuatu pada Jee.

"Jangan biarkan siapapun tahu Jee menghilang. Aku akan mencarinya!"

Tepat saat itu juga, pelayan setianya Sitta lewat. Khun Ying langsung menuntut di mana Sitta berada sekarang. Si pelayan seperti biasanya, nyinyirin Khun Ying. Dia kan sudah mau dicampakkan, apa dia mau Sitta menyiksanya lebih banyak lagi?

"Aku tanya di mana Thun?!"

"Ibu dan anak saling bermain ngumpetin suami. Kenapa kau tidak tanya putrimu saja di mana dia menyembunyikan suamimu?"


Jee dipaksa menghadap Sitta yang sudah menunggunya dan langsung kurang ajar menyentuh Jee dan berkata kalau dia akan berbagi kepemilikan pulau ini dengan Jee.

Dia langsung mendekat untuk mencmbu Jee, tapi Jee langsung jijik mendorongnya. Jelas saja Sitta jadi kesal dan langsung ganas menyerang Jee dan berusaha memperk**anya.


Pada saat yang bersamaan, Way dan Thit melewati hutan untuk menerobos area mansionnya Sitta. Mereka berhasil bersembunyi dari seorang penjaga yang lewat sebelum kemudian memotret tempat itu.

Tapi tiba-tiba ada seorang penjaga lain yang melihat mereka dan langsung berteriak-teriak memanggil rekan-rekannya. Way dan Thit berusaha melarikan diri, tapi malah dihadang dua orang preman.

 

Awalnya para preman itu tidak mencurigai mereka dan cuma memperingatkan mereka untuk tidak masuk ke area ini. Thit pun berusaha tetap tenang berjalan melewati mereka seolah dia cuma salah masuk tempat.

Tapi saat Way hendak lewat, dia berjalan sambil memakai topinya yang kontan membuat para preman itu curiga kalau dia seorang reporter dan langsung menangkapnya.

Perkelahian pun pecah, Thit dan Way berusaha melawan para preman itu. Tapi kemudian Thit melihat seorang preman mengarahkan pistol ke Way, dia sontak mendorong Way hingga mereka terjatuh bergulingan sampai ke dasar.


Thit cepat-cepat membantu menarik Way berdiri lalu menuntun Way berlari ke suatu arah, tapi malah bertubrukan dengan Jee yang entah bagaimana berhasil melarikan diri dari Sitta.

Keduanya sama-sama terkejut melihat satu sama lain di sini. Tapi tepat saat itu juga, para preman berhasil menyusul mereka. Way kontan punya ide mengambil pisau lalu memanfaatkan Jee untuk disandera.


Rencananya membuat Thit punya kesempatan untuk menyerang para preman itu dan mengambil alih pistol mereka.

Mereka berjalan hingga sampai ke mobil para preman dan menuntut mereka untuk memberikan kunci mobil mereka.

Para preman itu menolak. Tapi yang tidak Thit sangka, Jee malah membantu mereka dengan mengancam para preman itu untuk memberikan kuncinya. Kalau sampai terjadi sesuatu padanya, apa yang akan mereka katakan pada Sitta?

Ancamannya sukses menakuti mereka dan terpaksalah para preman itu menyerahkan kunci mobilnya. Thit terus menodongkan pistolnya hingga dia memundurkan mobil itu dan kabur dari sana.


Salah satu preman berusaha menembak mereka, tapi gagal. Begitu mencapai area yang aman, Thit akhirnya menghentikan mobilnya. Way meminta maaf pada Jee, tapi dia ingin Jee membantu mereka kabur dulu, baru dia akan melepaskan Jee.

Melihat seorang preman mengejar mereka dengan motor, Way langsung menyuruh Thit pergi duluan, dia akan mengecoh para preman itu. Thit jelas cemas mendengar idenya, tapi Way meyakinkannya untuk pergi, percaya saja padanya, dia akan menemui Thit di desa nanti.

 

Way pun pergi dengan membawa pistol itu. Way bersembunyi di balik semak saat si preman itu mendekat. Dia membidik sebelum kemudian melepaskan tembakannya dan sukses mengenai si preman itu itu hingga membuatnya terjatuh.

Thit pun cepat-cepat membawa Jee melarikan diri bersamanya. Way lalu merebut sepeda motor itu untuk mengecoh para preman lainnya. Tapi sayang, para preman itu melihat mobil yang membawa Jee melaju ke arah lain. Para preman itu pun langsung putar arah mengejar Thit dan Jee. Way berusaha menembak mereka, tapi gagal.

Thit berusaha keras mengendalikan mobil itu, apalagi karena ban mobil itu bocor. Thit mau menghungi Chaiyan. Tapi gara-gara mobilnya terus berguncang hebat, ponsel itu terjatuh ke kaki Jee.

Melihat siapa yang dihubunginya, Jee langsung mengambil alih ponsel itu. Chaiyan jelas kaget dan bingung mendengar suara Jee di ponselnya Thit.

Tapi sebelum Jee sempat bicara apapun, dia kesal duluan sama Thit yang nggak becus nyetir dan langsung memprotesnya. Jadilah mereka ribut sendiri dan membuat Chaiyan makin bingung.


Mobil itu jadi semakin tak terkendali dan terus melaju tepat ke arah sungai dan menenggelamkan mereka berdua. Chaiyan jadi semakin cemas dibuatnya. Dia berusaha menghubungi mereka lagi, tapi gagal.


Thit berusaha keras mendobrak pintu mobil itu dan berhasil. Dia langsung keluar dan berenang sendirian meninggalkan Jee yang terperangkap tak berdaya, tak bisa keluar dan tak bisa berenang.

Dalam keadaan sekarat, Jee teringat kembali kilasan-kilasan malam saat dia menabrak Tiw, saat mata Tiw menatapnya dalam keadaan sekarat. Dia teringat kembali saat Thit melepaskan tangannya dan membiarkannya terjatuh ke sungai, dan juga saat-saat Thit mengancam akan membunuhnya.


Kondisinya mulai semakin lemah... tapi tiba-tiba Thit datang menolongnya. Fiuh! Dia mendobrak pintu mobil itu lalu membawa Jee ke permukaan.


Begitu mereka selamat dari air, Thit membaringkan Jee di rerumputan. Tapi saat dia mencoba memanggil Jee, dia malah mendapati Jee benar-benar pingsan.

Cemas karena tak bisa mendengar napasnya, Thit langsung berusaha memompa d**a Jee sembari memohon padanya untuk tidak mati semudah ini.

"Jeerawat! Bangunlah! Jangan buat aku jadi pembunuh sepertimu! Jeerawat! Bangunlah!"

Tapi tak peduli seberapa kalipun Thit berusaha memompa d**anya, Jee tetap tidak bangun-bangun hingga membuat Thit semakin ketakutan. Akhirnya dia mencoba melakukan pernapasan buatan sembari terus memompa d**anya.


Setetes air mengalir dari rambut Thit hingga mengenai pelupuk mata Jee dan seketika itu pula Jee mulai bereaksi dan akhirnya sadar.

Perlahan pandangan matanya fokus menatap Thit sebelum akhirnya dia memuntahkan air yang memenuhi paru-parunya. Thit pun akhirnya bisa bernapas lega.


Gara-gara perubahan situasi ini, Chaiyan akhirnya memutuskan untuk membatalkan syuting hari ini. Mereka istirahat saja di kamar hotel mereka, dan mereka bisa melanjutkan syuting lagi besok.

Pim langsung nyinyir. Apa dia yakin kalau besok Jee akan datang? Melakukan ini cuma menyia-nyiakan waktu saja. Ternyata kru ini sama sekali tidak punya etika kerja.

Kalau besok mereka tidak syuting juga, Pim tidak mau menunggu. Tidak adil membuatnya menunggu orang lain yang menerima pekerjaan lain.

"Aku akan menemukan Jee. Dan jika aku bisa membuktikan Jee tidak bersama om-om manapun, maka kau harus meminta maaf pada Jee di hadapan para kru karena telah menghujat reputasi orang lain."

"Itu karena seseorang selalu memihaknya seperti ini, makanya dia tidak menghormati siapapun. Terus saja lindungi dia. Aku mau tahu, jika aku menghilang seperti ini, apakah akan ada seseorang yang mencariku!"

Bersambung ke part 4

Post a Comment

4 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam