Sinopsis Accidentally in Love Episode 13 - 2

 Sinopsis Accidentally in Love Episode 13 - 2

Semua orang sudah berkumpul merayakan pesta Neneknya Nan Xi. Nan Xi dan ibunya memberikan hadiah berupa gelang giok, tapi Kakak tirinya langsung nyinyir mengejek hadiah mereka.


Dia sendiri memberikan hadiah berupa kalung berlian, dan Nenek menerima kedua hadiah itu dengan senang hati.


Tapi aksi Kakak Tiri tak berhenti sampai di situ, dia semakin menjadi-jadi menyindir ibu dan anak itu saat mereka menjauh dari Nenek dan menuduh mereka cuma bisa menjilat saja.

Feng yang mendengar itu dari kejauhan, langsung maju membela Nan Xi dan mengingatkan kakak Tiri bahwa hutang judi Kakak Tiri, Nan Xi lah yang mengurusnya. Kalau bukan karena Nan Xi, Kakak Tiri pasti sudah lama mati terbunuh.

"Dan sehrusnya kau bersyukur kau tidak membuat malu bagi keluarga Gu." Sinis Feng.

"Si Tu Feng, tutup mulutmu! Aku tidak membiarkanmu datang kemari untuk membuka mulutmu itu! Lagipula, kau tidak punya hak untuk mengkhawatirkan urusan keluarga kami." Kesal Kakak Tiri.

"Kak, ini ulang tahun nenek. Jangan seperti itu."


Qing Qing datang tak lama kemudian bersama Fang Fang yang tampak senang, ini pertama kalinya Fang Fang datang ke pesta seperti ini dan dia tidak tahu harus bersikap bagaimana.

"Fang Fang, kau cukup ikuti langkahku. Aku sudah pernah ke pesta seperti ini. Kalau kau mengikuti, kau tidak akan punya masalah."

Sayangnya, Xin Ya juga ada di sana dan langsung nyinyir melihat Qing Qing. Dia ngapain datang kemari? Mau ngemis? Di sini tempatnya para orang kaya, Qing Qing tidak perlu menjalankan bisnismu di sini.

Qing Qing tak gentar dengan nyinyirannya. Ngomong-ngomong, ada hal yang belum dia selesaikan dengan Xin Ya.

"Ku... Kuperingatkan kau, jangan berpikir macam-macam. Akan datang hari di mana kau akan berakhir!"

"Begitukah? Kebenaran telah terbukti, hasil dari setiap perbuatan yang kau lakukan padaku sebelumnya. Lan Xin Ya, mereka yang rendah diri sepertimu, hanya akan membuatku lebih kuat. Kau boleh mencobanya."


Perdebatan mereka tersela saat kedua pria itu datang dan Feng langsung memuji cantik. Xin Ya sudah senang saja mengira Feng memujinya, tapi ternyata Feng malah memuji Qing Qing. Xin Ya jelas kecewa. Tapi dengan cepat dia tersenyum kembali saat Feng tak lupa memujinya juga.

Tepat saat itu juga, seorang wanita bernama Lan Ting datang menghampiri mereka. Xin Ya langsung mengeluh manja pada wanita itu, dia kangen. Para pria itu kaget melihatnya sudah kembali, Feng pikir kalau Lan Ting bakalan tinggal di luar negeri selamanya.

"Ini hari ultah Nenek Gu, tentu saja aku harus pulang."

Nan Xi lalu memperkenalkan Qing Qing dan Fang Fang pada Lan Ting. Kedua wanita ini adalah teman baiknya di kampus. Dia juga memperkenalkan Lan Ting sebagai teman baik yang tumbuh bersama mereka walaupun dia lebih tua 2 tahun.

Lan Ting tampak jelas sudah mendengar tentang Qing Qing dan dia langsung tak suka menyadari wanita di hadapannya ini adalah Qing Qing. Sepertinya dia mengetahui Qing Qing dari Xin Ya.

Bahkan saat Xin Ya mengomentari pakaian Qing Qing yang kembaran dengan bajunya Lan Ting, Lan Ting dengan sinisnya berkata kalau dia tidak akan memakai baju ini lagi.


Begitu menjauh dari mereka, Fang Fang langsung menggosipkan Lan Ting. Dia sungguh tak mengerti dengan sikap Lan Ting pada mereka. Qing Qing juga tidak tahu, tapi dia memperhatikan, semua wanita yang ada di sisi Feng pasti selalu seperti itu. Mungkin para wanita itu sudah terinfeksi virus setannya Feng.

"Intinya, kurasa kau harus berhati-hati."

"Jangan khawatir, Fang Fang. Aku, Chen Qing Qing, tidak pernah takut pada siapapun sepanjang hidupku. Satu-satunya yang kutakutkan adalah diriku sendiri."


Baiklah. Kalau begitu, Fang Fang pamit ke kamar kecil sebentar. Tapi begitu Qing Qing sendirian, Lan Ting dan Xin Ya dengan sengaja mendekati Qing Qing tepat saat Qing Qing berbalik sambil bawa minuman yang jelas saja airnya jadi menumpahi bajunya Lan Ting.

Xin Ya langsung menuduh Qing Qing sengaja melakukan itu karena Qing Qing pakai baju yang sama persis dengan bajunya Lan Ting. Qing Qing jelas menyangkal keras.


Nan Xi, Feng, dan kakak tirinya Nan Xi buru-buru menghampiri mereka. Si kakak tiri langsung percaya omongan Xin Ya dan menuntut menuntut Qing Qing untuk meminta maaf pada Lan Ting.

Qing Qing menolak, kenapa juga dia harus minta maaf? Memangnya ada yang melihatnya menumpahkan jus pada Lan Ting? Jelas-jelas mereka sendiri yang melakukannya. Seharusnya Lan Ting dong yang meminta maaf padanya.

Lan Ting menyangkal tuduhannya dan Kakak Tiri mempercayainya, dia bahkan langsung memanggil sekuriti untuk mengusir Qing Qing. Parahnya lagi, dia malah menghina Qing Qing dengan kata-kata kasar.

Feng jadi kesal padanya. Karena Kakak Tiri tidak bisa menghormati tamu, maka sebaiknya mereka tidak perlu tinggal lebih lama lagi. Feng pun langsung menyeret Qing Qing pergi bersamanya.


Dalam perjalanan keluar, Qing Qing bertanya-tanya apakah Feng percaya dia tidak melakukan itu pada Lan Ting?

"Aku percaya."

"Bohong! Kau bahkan tidak memikirkannya."

"Masalah mempercayaimu, aku tidak perlu memikirkannya." (Sweet)


Tiba-tiba Qing Qing berkedip-kedip. Sepertinya matanya kelilipan. Mendengar itu, Feng mendadak menariknya mendekat secara paksa untuk mengecek matanya lalu meniupnya. Sudah lebih baik kah sekarang?

Qing Qing terperangah dengan kedekatan mereka. Tapi tiba-tiba dia menjerit kaget, baru ingat kalau dia meninggalkan Fang Fang di sana.

Feng sampai kaget mendengar teriakannya. Apa perlu pakai teriak-teriak begitu? Maaf, maaf, pinjam ponsel dong.


Feng meminjaminya, Qing Qing pun langsung menelepon Fang Fang untuk menjelaskan masalahnya dan meminta Fang Fang untuk balik sendirian ke asrama nanti.

"Lalu kau? Apa kau juga akan kembali ke asrama?" Tanya Feng.

"Bagaimana kalau tidak?"

"Ayo, pergi. Aku akan membawamu ke suatu tempat."

"Ke mana?"

"Ikut saja dan kau akan tahu."


Feng ternyata membawa Qing Qing ke lapangan basket. Qing Qing heran, buat apa Feng membawanya kemari? Buat main basket? Permainan basketnya Feng sendiri sangat kacau.

Wah. Feng tidak terima hinaannya. Apa dia tidak lihat wajah Nan Xi saat mereka bermain terakhir kali? Dia seperti makan kotoran!

"Itu mungkin karena kau bermain seperti kotoran, Si Tu Feng."

"Lalu apa kau mau bertanding?"

"Terserah."

Jadilah mereka tanding basket. Feng sangat pede dengan kemampuannya, apalagi Qing Qing bilang kalau dia tidak pernah main basket. Kekuatan lengan seorang gadis biasanya agak lemah, jadi Qing Qing harus melempar bola sangat keras ke ring.


Qing Qing mencoba melemparnya dengan sekuat tenaga. Bola itu gagal masuk, malah mental dan BUK! Menghantam muka Feng. Wkwkwk!

Qing Qing kontan cemas lalu ganti protes mengomeli Feng karena Feng malah menyuruhnya untuk menggunakan banyak kekuatan. Maaf, yah?

"Wajahku ini sangat penting, tahu. Aku membicarakan tentang gadis. Tapi tipe gadis sepertimu seharusnya lebih sadar dan menahan diri."


Feng lalu memperagakan cara dan gaya melempar bola ke ring dengan baik dan benar. Teorinya terdengar wow banget, tapi bola yang dia lempar bahkan tidak sampai mengenai targetnya. Wkwkwk!

Malu, Feng mencoba melempar lagi dalam jarak yang lebih jauh dan... sukses! WOW! Qing Qing kontan berteriak kagum, Feng sungguh luar biasa.

Tapi apa bagusnya? Feng cuma bisa bermain seperti ini di saat seperti ini, dia tidak pernah bisa bermain dengan baik di hadapan semua orang.


"Kenapa kau sangat mempedulikan image-mu? Tunjukkan karaktermu yang sebenarnya, itu lebih sempurna."

"Aku tidak bisa melakukannya. Aku dipuji sebagai Liu Chuan Feng dan Ming De."

Malas mendengarkan kenarsisannya, Qing Qing mencoba melempar bola lagi dan kali ini dia sukses memasukkan bola. Feng bangga padanya dan langsung memujinya.

Mereka terus bermain dengan riang gembira, saling berebut bola dan saling membantu memasukkan bola sampai akhirnya mereka kecapekan dan langsung berbaring di lantai.


Qing Qing heran, apa Feng lelah? Dia bisa bermain basket, tapi tak pernah bermain dengan benar. Dia seorang bintang, tapi dia harus menyembunyikan dirinya. Pekerjaannya pasti sangat sulit.

Itu sudah menjadi pilihannya. Bagaimanapun, Feng tidak butuh simpati. Dia lebih suka Qing Qing membencinya daripada mengasihaninya.

"Bukankah kau juga membenciku? Sejak awal kita sudah saling membenci."

"Sampai sekarang masih seperti itu."

"Bagaimana kalau kita membuat daftar apa yang kita benci dari satu sama lain."

Oke. Dan jadilah mereka saling berebut menyebutkan kejelekan masing-masing sampai akhirnya Feng yang kalah duluan.

"Wah, apa ini caramu mencoba mendapatkan wanita? Kau terlalu palsu." Goda Qing Qing.


Tapi, sebenarnya ada suatu hal yang Feng sukai dari Qing Qing. Qing Qing tidak memiliki rahasia yang dia sembunyikan, makanya dia bisa sangat bahagia.

Artis seperti dirinya selalu dikendalikan oleh perusahaan, dikuntit oleh wartawan. Bahkan sekalipun dia ingin melupakan masa lalu, tapi dia selalu diingatkan.

"Chen Qing Qing, aku benar-benar mengagumimu."

Senyum Qing Qing menghilang seketika. "Bagaimana kau tahu kalau aku tidak punya rahasia?"

Tentu saja Feng yakin, Qing Qing kan mulut ember. Dengan mulut seperti itu, bahkan informasi layanan rahasia bisa terungkap semuanya.

"Kau bilang kau menyukaiku?"

"Jangan berpikir berlebihan. Kau harus memperhatikan apa yang kukatakan sebelum dan sesudahnya. Yang kusuka darimu adalah kekaguman, penghargaan, dan pemujaan."

"Kosa katamu sangat bagus, tapi kenapa matematikamu tidak bisa sebaik itu? Bodoh."


Tiba-tiba terdengar suara aneh. Qing Qing kontan bangkit dengan waspada, suara apa itu? Feng menduga mungkin tikus. APA?! Qing Qing kontan ketakutan dan langsung melompat ke punggung Feng.

"Si Tu Feng, kau harus melindungiku!"

"Aku tidak tahu, tapi kenapa setiap kali aku bersamamu, selalu terjadi sesuatu seperti ini? Menyebalkan sekali. Ada seekor tikus, apa yang harus kulakukan?"

Feng geli mendengarnya dan langsung lari sambil menggendong Qing Qing. "Ayo pergi, cari tikusnya!"

Jelas saja Qing Qing jadi makin histeris minta diturunkan. Tapi Feng tiba-tiba berhenti dan menyuruhnya buka mata. Tuh, lihat!

"Nggak mau!"


Meong! Ternyata ada anak kucing. Qing Qing langsung turun dari punggung Feng dengan antusias, senang karena itu ternyata anak kucing dan bukannya tikus. Dia bahkan langsung menggendong sayang anak kucing imut itu.

"Kenapa kau menyukainya?" Heran Feng.

"Kau benar-benar tidak memiliki kemampuan logika untuk menyimpulkan. Aku benci tikus, dan kucing menangkap tikus. Makanya aku menyukai kucing. Iya, kan? Kucing kecil, bagaimana kalau aku membawamu pulang ke asrama dan merawatmu?"


Feng usul agar Qing Qing memberinya nama. Ide bagus, bagaimana kalau namanya adalah Chen Xiao Mao (kucing kecil)? Feng tidak terima, kenapa kucing itu pakai marga Chen? Pakai marga Si Tu dong, marganya jauh lebih menarik.

"Menarik? Apa kau linglung? Kita menemukannya bersama. Yang satu papanya dan yang satu adalah mamanya. Aku papanya dan kau mamanya."

Feng jelas bingung, kenapa Qing Qing yang jadi papanya? Karena Qing Qing jauh lebih kuat daripada Feng. Baiklah, mari ganti namanya. Bagaimana kalau Si Tu Er Guo (2 anjing)?

"Hei!" Feng lebih tidak terima.

Bersambung ke episode 14

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam