Sinopsis Accidentally in Love Episode 13 - 1
Qing Qing akhirnya memutuskan untuk menelepon kakeknya. Kakek benar-benar senang dia menelepon, Kakek sangat merindukannya. Kakek hanya mengira Qing Qing sedang ngambek dan memberontak, Kakek tak menyangka kalau Qing Qing ternyata pergi sampai berbulan-bulan lamanya.
"Qing Qing, dengarkan kakek. Pulanglah ke rumah. Kakek janji apapun yang kau inginkan..."
"Aku ingin tanya. Bersumpahlah atas nama orang tuaku. Kakek hars memberitahuku yang sebenarnya. Apa Kakek berbohong tentang apa yang sebenarnya terjadi pada ibu dan ayahku?"
"Ada hal-hal yang tidak bisa kukatakan padamu demi kebaikanmu sendiri."
Jelas jawaban Kakek itu mengonformasi dugaannya. Qing Qing begitu marah dan langsung mematikan teleponnya.
Kakek curiga, jangan-jangan Qing Qing menanyakan itu karena dia sudah menemukan sesuatu. Berarti dia benar-benar mendatangi sekolah ibu dan ayahnya.
Fang Fang cemas begitu Qing Qing kembali ke asrama. Dia begitu lama mengunjungi Guru Chen. Dia pasti ketakutan?
"Aku ngobrol dengan Guru Chen." Ujar Qing Qing.
Fang Fang kaget mendengar Qing Qing memanggilnya sebagai Guru Chen, biasanya kan Qing Qing memanggilnya 'Penyihir Tua'. Apa dia tertangkap oleh pengawas?
"Fang Fang, kali ini aku benar-benar mengakui Guru Chen. Guru Chen benar-benar orang yang baik."
Fang Fang makin curiga mendengarnya. Aoa Qing Qing diancam? Oh, yah. Besok Fang Fang libur kerja, bagaimana kalau mereka keluar?
Err, Qing Qing menolak. Besok dia mau ketemuan dengan orang misterius soalnya. Fang Fang penasaran, siapa? Si Tu Feng? Apa mereka berdua tenggelam terlalu dalam dalam karakter drama mereka sehingga akting mereka jadi sungguhan dan diakhiri dengan c**man?
Qing Qing menyangkal dan langsung ganti topik menginterogasi Fang Fang tentang hubungan Fang Fang dan Ge Yang. Apa yang terjadi dengan mereka berdua? Apa Fang Fang menyukai Ge Yang? Dia itu menculik mereka berdua loh!
Fang Fang canggung menyangkalnya. Dia hanya berpikir kalau terkadang, Ge Yang itu menyembunyikan dirinya sendiri. Dia cuma penasaran.
"Oooh! Jadi di asrama kita, ada seseorang yang sedang jatuh cinta." Goda Qing Qing.
Fang Fang langsung balas menggodai Qing Qing tentang kedekatannya dengan Feng. Qing Qing menyangkal, dia dan Feng itu saling membenci satu sama lain. Kebencian mereka pada satu sama lain teramat sangat tinggi. Jadi itu tidak mungkin terjadi.
Jangan terlalu yakin, ada seorang penulis yang berkata bahwa antara cinta dan benci itu hanya beda tipis. Qing Qing mendengus sinis, si penulis itu bicara omong kosong.
"Tapi aku mau tanya padamu. Menurutmu, bagaimana mengetahui apakah kau telah jatuh cinta pada seseorang?"
"Aku belum pernah jatuh cinta. Tapi menurut buku, saat kau benar-benar menjadi dirimu sendiri di depan orang itu berarti kau mencintai dia."
"Bagaimana kalau kau tidak menjadi dirimu sendiri, tapi berubah menjadi orang yang berbeda?"
"Itu mungkin bukan karena kau sudah berubah menjadi orang yang berbeda, tapi kau telah menemukan dirimu yang sebenarnya."
"Wah, Fang Fang. Itu perspektif yang unik. Kau bisa langsung mengalahkan semua ahli cinta di Weibo. Hebat, hebat, hebat." Qing Qing jadi makin semangat untuk terus konsultasi cinta.
Feng dan Nan Xi sedang menatap langit berbintang bersama. Nan Xi memberitahu Feng bahwa minggu depan adalah ultah neneknya, jadi dia meminta Feng untuk belanja hadiah dengannya besok.
Feng setuju saja. Setiap tahun juga mereka melakukannya, kenapa Nan Xi masih memintanya?
"Aku hanya mengingatkan diri sendiri bahwa tahun berikutnya sudah berlalu dan aku masih belum punya pacar."
"Kau orang baik. Akan ada seseorang yang menyukaimu. Semangat!"
Sebenarnya, belakangan ini bermunculan gosip tentang preferensi se*****l-nya Nan Xi. Hah? Feng kaget, dia digosipin sama siapa?
Dan Nan Xi langsung menjawabnya dengan lirikan penuh arti ke Feng. Wkwkwk! Itu buruk sekali. Nan Xi harus punya pacar, kenapa juga Nan Xi selalu mengandalkannya.
"Kau tidak akan benar-benar berakhir menyukaiku, kan?"
"Aku tidak punya bintik-bintik, rambutku juga tidak ikal, aku selalu menjaga kebersihan gigiku, suaraku tidak terdengar seperti guntur di telingamu. Bagaimana mungkin 'Yang Mulia' tidak menyukaiku?"
"Enyah kau. Kau bisa berkencan dengan Qing Shen." Usul Feng. Nan Xi terkejut mendengar sarannya. Dia sudah mencobanya berkali-kali tapi tetap gagal, entah kenapa.
Keesokan harinya, Qing Qing melepaskan samrannya saat bertemu dengan Guru Chen di sebuah cafe sambil ngobrol seru tentang masa lalu ayah dan ibunya Qing Qing. Tapi Guru Chen harus pamit duluan, mereka lanjutkan lain kali saja.
Tepat setelah Guru Chen pergi, Qing Qing malah melihat Feng dan Nan Xi muncul di sana. Waduh, gawat! Mana Feng sudah terlanjur melihatnya lagi.
Feng bahkan langsung menyeret Nan Xi untuk menghampiri Qing Shen. Jelas tujuannya untuk mendekatkan Nan Xi dengan Qing Shen. Apa Qing Shen sibuk nanti?
"Sibuk."
"Err... Yah, tak masalah. Kita bisa ngobrol." Ujar Feng lalu memberi kode ke Nan Xi untuk bicara.
Tapi tentu saja Nan Xi jadi canggung dengan situasi ini. Dia meminta maaf atas ucapan Feng. Belakangan ini dia suka menggodai seorang gadis di sekolah, makanya dia agak terlalu bersemangat.
"Gu Nan Xi. Kau bicara apa?"
"Aku harus membeli hadiah. Kalian bicaralah, aku pergi." Ujar Nan Xi lalu pergi.
Canggung, Feng akhirnya berusaha sendiri untuk meyakiankan Qing Shen bahwa Nan Xi itu saudara yang baik, dia pria yang sangat baik.
"Aku tahu. Dan semua orang memanggilmu 'Yang Mulia', si iblis yang sangat dingin. Tapi kau tidak terlihat dingin bagiku."
"Benarkah?"
"Benar."
Oh, yah. Tadi Nan Xi bilang kalau Feng sedang menggoda seorang gadis di sekolah. Siapa gadis itu?
"Temanku yang gila." Jawab Feng.
Jelas saja itu jawaban yang kontan membuat Qing Qing berubah kecut. Tapi kemudian Feng mengaku bahwa setiap kali bersama gadis itu, dia bisa menjadi dirinya sendiri. Dia merasa lebih nyaman.
Qing Qing tercengang mendengarnya, teringat ucapan Fang Fang bahwa jika kita benar-benar menyukai seseorang, maka kita akan benar-benar menjadi diri kita yang sebenarnya.
Qing Qing berubah sumringah seketika. "Sepertinya, temanmu ini bukan cuma sekedar teman."
"Benar. Dia... bukan cuma seorang teman."
Qing Qing semakin berbunga-bunga mendengarnya. Tapi dasar Feng, dia malah berkata kalau gadis itu... sudah seperti saudara yang baik baginya. Dia bahkan berniat memperkenalkan Qing Shen dengan gadis itu suatu hari nanti biar gadis itu belajar sopan santun dari Qing Shen. Pfft! Rusak deh kebahagiaan Qing Qing.
Tapi kalau dipikir-pikir, dia merasa kalau tingkah Qing Shen itu sangat mirip dengannya. Aneh sekali. Wah, bahaya. Qing Qing buru-buru pamit dan pergi.
Qing Qing masuk ke toilet untuk ganti baju dan memakai penyamarannya kembali. Menjadi Qing Shen benar-benar tidak nyaman. Dia bahkan tidak bisa bicara banyak dengan Feng.
Tapi... Qing Shen adalah dirinya yang sebenarnya. Lalu kenapa dia begitu marah setiap kali mendengar Feng menghina Chen Qing Qing?
"Chen Qing Qing! Kau pasti memiliki kepribadian ganda sekarang!"
Dia lalu keluar sambil celingukan dengan penuh kewaspadaan. Tapi yang tidak disangkanya, dia malah bertemu lagi dengan kedua pria itu. Aish! Sebel!
"Bukankah kalian sedang minum kopi? Kenapa malah di sini?!"
Oops! Keceplosan. Feng heran, dari mana Qing Qing tahu. Qing Qing mengklaim kalau ada sisa kopi di bbir Feng. Ngapain kalian berdua di sini?
"Aku membeli beberapa barang. Dan kau?" Tanya Nan Xi.
"Oh, aku datang untuk melihat-lihat apakah ada pekerjaan part-time di sini."
"Lalu, apa kau sudah menemukannya?"
"Tidak mudah untuk menemukan pekerjaan part-time."
Feng tak senang mendengarnya. Memangnya Qing Qing miskin dengan menjadi asistennya? Dia bisa kehilangan muka kalau sampai ketahuan pers. Masalah mencari pekerjaan, mereka tidak bisa membantu. Tapi mereka bisa memberi tumpangan pulang untuk Qing Qing. Ayo!
Dalam perjalanan, Nan Xi membahas Qing Qing yang berasal dari luar kota. Dia belum sempata mengajak Qing Qing jalan-jalan keliling kota ini.
Masalahnya, sejak Qing Qing datang ke kota ini, dia sudah sibuk dengan berbagai hal, dia mana ada waktu untuk bersenang-senang.
"Sebentar lagi ultah nenekku, bagaimana kalau kau datang?"
Feng setuju, Qing Qing memang harus sedikit bersantai. Dia juga boleh mengajak Fang Fang. Tapi apa Qing Qing punya gaun? Mau dibelikan?
"Tidak perlu. Aku benci memakai baju semacam itu."
"Kurasa, bahkan sekalipun kau memilikinya, kau tidak akan bisa memakainya."
"Gaun apapun yang kukenakan... akan mengejutkanmu sampai mati!"
Bersambung ke part 2
2 Comments
lanjut,jgn lama2 ya,semangat
ReplyDeleteLanjut terus kak.
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam