Sinopsis Master Devil Don't Kss Me Episode 19

Sinopsis Master Devil Don't Kss Me Episode 19


Wan Zi sedang di toilet saat tiba-tiba dia mendengar 2 anak kelas B, Ming Yue dan Jia Jia, sedang serius belajar di toilet. Dari mereka juga, dia tahu kalau Chu Xia ternyata sedang taruhan dengan Guru Ma untuk menjadikan kelas B nomor satu sedaerah.

Dia langsung bergegas keluar dan memberitahukan informasi penting ini pada Xin Wei. Awalnya Xin Wei tak percaya saat mendengar Chu Xia mendapat nilai sempurna dalam ujian. Tapi saat mendengar taruhan antara Chu Xia dan Guru Ma, dia mulai cemas.

Jika Chu Xia sampai menang maka bukan cuma posisi kelas B akan menggeser posisi yang selama ini dipertahankan kelas A, Chu Xia juga akan jadi pusat perhatian di sekolah, termasuk Qi Lu.


Di kelas, Chu Xia sedang sibuk mengajari teman-temannya saat Chen Chuan memanggilnya dengan sebutan 'XiaXia Kecil' dan memintanya untuk menerjemahkan soal Bahasa Inggris. Jelas Chu Xia heran, Chen Chuan kan pindahan dari Amerika.

Siapa bilang hanya karena dia pindahan dari Amerika, dia bisa Bahasa Inggris? Selama di Amerika, dia punya penerjemah.

"Melihat latar belakang keluargamu, kau membiarkan penerjemah mengerjakan ujianmu. Kurasa Guru Ma tidak akan protes. Tapi jika kau harus menggantungkan semuanya pada orang lain, tidakkah kau pikir hidupmu sia-sia?"

"Jika aku punya sumber daya, aku tidak akan membuang-buang waktu berhargaku untuk melakukan hal-hal yang tidak relevan."

Xiao Nan makin jatuh cinta melihat betapa kerennya Chen Chuan itu hingga dia langsung menawarkan diri menerjemahkannya untuk Chen Chuan.

Tapi Chen Chuan ilfeel duluan melihat tingkah kecentilan Xiao Nan dan langsung menolak mentah-mentah, lebih baik dia mencoba mengerjakannya sendiri saja.

"Terkadang membuang waktu berhargaku pada hal seperti ini, membuat hidup jadi makin menarik." Sinis Chen Chuan.


Chu Xia akhirnya mengalah mendengar sindirannya. Tapi belum juga sempat mengajarinya, Qi Lu dan Han Yu datang. Qi Lu to the point menyuruh Chu Xia untuk minta maaf pada Guru Ma jika dia gagal nanti, dia akan membantu memohon untuk Chu Xia.

Tapi ucapan Qi Lu itu benar-benar sebuah penghinaan bagi Chu Xia. Dia tidak mau, bahkan jika dia harus mati sekalipun.

"Kau bilang apa? Aku mencoba membantumu!"

"Terus aku musti bilang terima kasih begitu?"

Dia tidak terima Qi Lu menghalangi-halanginya. Dia hanya ingin membantu kelas B mendapat posisi pertama sedaerah. Kenapa mereka selalu saja ikut campur?

Qi Lu memperingatkan bahwa kelas A adalah hambatan terbesar jika mereka ingin menjadi juara pertama sedaerah karena  kelas A selalu menjadi juara pertama sedaerah setiap tahun.


Chu Xia mendengus sinis mendengarnya, kalau begitu mereka harus bekerja ekstra keras tahun ini karena apa yang Qi Lu yakini sebagai miliknya selama ini, sebentar lagi akan berganti pemilik. Segala sesuatu datang dan pergi.

"An Chu Xia, kurasa kau tidak akan tahu betapa susahnya sampai hasilnya keluar. Karena sudah terlanjur seperti ini, ayo kita bersaing."

Dia mengambil beberapa lembar soal ujian matematika dan menantang Chu Xia menyelesaikannya. Jian Ren langsung cemas, dia tidak bisa mengerjakan soal-soal itu. Han Yu dengan santainya bilang kalau ini soal matematika biasa untuk kelas A. Chu Xia tidak takut, ayo mulai.


Dua siswi langsung menggosip ria tentang Chu Xia yang menantang Qi Lu untuk lomba matematika dan Guru Ma yang jadi jurinya, mereka yakin kalau Chu Xia pasti akan kalah.

Gosip itu mulai menyebar makin panas, kali ini ada yang bilang kalau Qi lu dan Chu Xia saling mencintai dan menyakiti dan drama mereka itu disaksikan Xin Wei dan diamati oleh Guru Ma.

Lalu ada lagi yang bilang kalau rencana pernikahan Qi Lu dan Chu Xia terancam gagal gara-gara Xin Wei dan Guru Ma yang kelewatan mendorong Chu Xia ke tepi jurang.

Hingga akhirnya gosip itu sampai ke cowok penggosip yang bilang kalau Chu Xia sekarang tidak berharga tanpa dukungan Keluarga Han, bisakah Xin Wei menggantikan posisinya?


Di kelas, Chu Xia dan Qi Lu serius mengerjakan soal ujian mereka dan selesai pada saat yang bersamaan. Guru Ma langsung menilai hasil ujian mereka dan menyatakan bahwa dua-duanya mendapat nilai sempurna, tapi Qi Lu pemenangnya.

Xiao Nan protes tidak terima, seharusnya hasilnya seri dong kalau mereka berdua dapat nilai sempurna. Chu Xia langsung melihat kertas ujian Qi Lu dan mengakui dirinya kalah. Sedih, Chu Xia pun langsung keluar kelas dan Han Yu bergegas menyusulnya.


Begitu dia pergi, teman-temannya langsung membandingkan kedua kertas ujian itu. Memang hasilnya sama dan diselesaikan pada saat yang bersamaan. Tapi dalam batas waktu itu, Qi Lu berhasil mengerjakan soalnya dengan 2 cara. Walaupun menang, tapi Qi Lu tampak merasa bersalah pada Chu Xia.


Han Yu duduk di sampingnya dan berusaha menghibur Chu Xia. Chu Xia mengaku kalau dia memang agak kecewa. Tapi diatas semua itu, dia hanya merasa aneh karena dia sudah cukup lama tinggal bersama Qi Lu tapi dia tidak begitu memahami Qi Lu.

"Kupikir, dia hanya seorang tuan muda dari keluarga kaya yang sok bertingkah dingin dan tidak belajar. Selama ini aku tidak pernah mau diremehkan oleh orang lain, tapi aku selalu memandang Qi Lu dengan sebelah mata."

"Sejak kapan An Chu Xia jadi mudah sedih?"

"Sejak aku kalah dari Han Qi Lu."

"Kau sendiri yang bilang kalau kau tidak peduli."

"Aku cuma pura-pura. Bagaimana bisa aku tidak peduli?"

Han Yu meyakinkannya untuk tidak terlalu bersedih, siapa yang akan jadi pemenangnya kan mereka belum tahu.

Tapi tetap saja Chu Xia cemas, akan butuh banyak usaha dan kemampuan dari kelas B. Jika cuma mengandalkannya seorang, apa hasilnya akan berubah?


"Kalau begitu, bagaimana kalau kau menambahkanku? Aku akan membantumu."

Senyum licik Chu Xia langsung mengembang seketika, membayangkan dirinya dan Han Yu bak dua orang gangster yang menembaki Qi Lu. Chu Xia sontak ketawa ngakak membayangkan hal itu sampai-sampai Han Yu harus menyadarkannya dari khayalannya itu.


Sadar dari lamunannya, Chu Xia berpikir kalau lebih baik dia tidak lagi memikirkan hal tidak berguna dan lebih memikirkan bagaimana dia harus menerima kematian. Han Yu menyarankannya untuk memikirkan bagaimana melanjutkan hidup dengan kemuliaan saja seperti yang selama ini dia lakukan.

"Itu karena aku tidak punya ketakutan dulu. Tapi sekarang..."

"Sekarang, kita masih harus berjuang dengan keberanian." Sahut Han Yu.

Dia meyakinkan Chu Xia kalau dia tidak sendirian, Chu Xia punya dia dan kelas B juga. Dia berjanji akan membantu Chu Xia dan kelas B belajar. Tepat saat itu juga, beberapa anak kelas B muncul dan menyatakan dukungan mereka untuk Chu Xia, sekarang mereka punya waktu 10 hari untuk belajar dan mengalahkan kelas A.


Saat Guru Ma keliling kelas tak lama kemudian, dia keheranan melihat anak-anak kelas B yang biasanya malas-malasan, kali ini malah sedang serius belajar. Bahkan saat ponselnya tiba-tiba berbunyi nyaring, dia langsung dapat tatapan membunuh dari murid-muridnya.


Chen Chuan lagi-lagi mendekati Chu Xia untuk minta diajari. Xiao Nan cemburu dan langsung memanggil Han Yu untuk mengajarinya. Tapi saat Han Yu duduk disampingnya dan mulai mengajarinya, Xiao Nan malah tidak bisa konsen dan sibuk sendiri mengagumi ketampanan Han Yu.

Melihat sahabatnya tidak konsen belajar, Chu Xia langsung maju menggantikan Han Yu dan menyuruh Han Yu mengajari Chen Chuan saja.


Pulang sekolah, Chu Xia pergi ke toko buku. Chen Chuan tiba-tiba muncul mengagetkannya. Qi Lu juga kebetulan ada di sana dan langsung cemburu mengkritiki kemesraan mereka di tempat umum, apa ini cara mereka belajar?

Chu Xia langsung merngkul Chen Chuan dan menegaskan kalau dia akan mengajar sesuka hatinya. Tapi saat Chen Chuan kepedean membalas rngkulannya, Chu Xia langsung mendorongnya menjauh. Qi Lu makin panas melihat itu dan memperingatkan Chen Chuan kalau Chu Xia adalah...

"Pembantumu, kan? Sebutkan saja harganya, aku akan menebusnya."

"Kau tidak punya hak untuk itu bahkan sekalipun dia menjadi 'busuk'."

Chu Xia tidak terima mendengar perdebatan mereka. Apa mereka segitu bangganya hanya karena punya uang? "Aku ini tidak ternilai, tahu! Ah, sudahlah. Aku harus belajar. Chen Chuan, bayar sana. Han Qi Lu... lakukan saja apapun yang kau inginkan."


Tak lama setelah mereka pergi, Qi Lu menelepon seseorang dan meminta orang itu untuk menyelidikinya. Sepertinya dia mencurigai Chen Chuan dan sekarang sedang berusaha menyelidikinya.

"Jiang Chen Chuan, aku tidak peduli siapa kau. Mulai sekarang, kau tidak akan bisa hidup tenang." Geram Qi Lu.


Di rumah, Qi Lu mondar-mandir gelisah di luar kamarnya Chu Xia yang kedengaran sedang serius belajar entah dengan siapa. Dia sedang berusaha menguping saat Nyonya Han tiba-tiba muncul dan menegurnya.

Chu Xia langsung keluar begitu mendengar teguran Nyonya Han itu. Tapi begitu dia membuka pintu, tak ada siapa-siapa di sana.


Keesokan harinya saat sedang sarapan berdua, Chu Xia terus saja belajar. Saat ponselnya Chu Xia berbunyi, Qi Lu langsung emosi, mungkin mengira kalau yang menelepon Chen Chuan tapi ternyata Jian Ren dan Qi Lu lega.

Bersambung ke episode 20

Post a Comment

0 Comments