Manager Im mendekati Tae Soo untuk menc**mnya tapi Tae Soo langsung bereaksi cepat untuk menghindar dengan memalingkan wajahnya.
Manager Im pun tak memaksanya dan setelah itu Tae Soo membuatkan minuman madu untuk manager Im.
Saat sedang menunggu Tae Soo membuatkannya minuman madu, manager Im melihat ada pesan masuk ke ponsel Tae Soo.
Ia berusaha memanggil Tae Soo untuk memberitahunya tentang pesan masuknya tapi Tae Soo sama sekali tidak mendengarnya.
Pesan itu berasal dari Ji Hoo yang mengirimkannya dari dalam taksi dalam perjalanan ke rumah Tae Soo, ia menjelaskan bahwa pesan putus yang tak sengaja terkirim itu salah. Saat ia tidak menerima pesan balasan dari Tae Soo, ia langsung mengirim pesan permintaan maaf.
Karena Tae Soo masih sibuk sampai tidak mendengar panggilannya, maka manager Im langsung membuka pesan-pesan dari Ji Hoo itu. Ia membaca pesan dari Ji Hoo yang mengatakan: Aku menyadari bahwa kau harus dicintai sebanyak kau mencintai seseorang.
Pesan itu sepertinya membuat manager Im menyadari sesuatu.
Tae Soo akhirnya selesai membuat minumannya dan mengingatkan manager Im bahwa biasanya dia bukan orang yang berbuat seperti itu tadi bahkan setelah minum-minum.
"Kukira aku tidak akan dicintai lagi"
Manager Im memberitahu Tae Soo bahwa dia selalu patah hati bahkan saat umurnya terus bertambah. Tae Soo memberinya semangat, manager Im saat ini masih berusia 31 tahun jadi dia pasti akan bertemu dengan orang baik.
"Apa kau pikir Ji Hoo orang yang baik untukmu?" tanya manager Im
Tae Soo juga tidak tahu tapi Ji Hoo memang orang yang baik dan ia bertanya-tanya apakah dia sendiri orang yang baik untuk Ji Hoo.
Manager Im mengeluh, mencintai ataupun tidak ternyata sama sulitnya dan sama-sama membuat orang kebingungan.
"Kau jangan tersesat" manager Im akhirnya mau melepaskan Tae Soo, ia lalu langsung beranjak pergi.
Melihat manager Im pergi begitu saja, Tae Soo langsung mengejarnya untuk mengantarnya pulang.
Saat mereka hendak masuk ke mobil, mereka melihat Ji Hoo datang. Tae Soo sangat terpanah oleh kedatangan Ji Hoo dan saat manager Im melihat Tae Soo, ia memutuskan untuk bicara berdua dengan Ji Hoo.
Manager Im lalu menghampiri Ji Hoo dan mengomelinya karena Ji Hoo terlalu banyak berpikir, seharusnya yang perlu Ji Hoo lakukan hanya mencintai (Tae Soo) lebih banyak lagi.
"Lagipula bukan berarti kalian berdua tidak saling mencintai bukan?"
Manager Im lalu pamit pergi sendirian.
Setelah manager Im pergi, Tae Soo langsung menghampiri Ji Hoo yang mengaku pada Tae Soo bahwa dia merasa ketakutan, Ji Hoo merasa takut semuanya akan lenyap seperti mimpi. Mereka bahkan belum mulai, lalu apakah mereka akan berakhir seperti ini.
"Aku takut"
"Siapa yang ingin putus? Aku sama sekali tidak punya niat untuk putus denganmu"
"Aku tidak mengerti kau"
Tapi Tae Soo juga tidak mengerti Ji Hoo, kenapa Ji Hoo marah-marah waktu Ji Hoo di rumahnya waktu itu.
Ji Hoo membela diri bahwa dia hanya ingin ingin tahu tapi Tae Soo bahkan tidak mengatakan apapun, dia hanya ingin Tae Soo mengatakan padanya bahwa Tae Soo menyukainya.
Ji Hoo bertanya-tanya berapa lama lagi dia harus menunggu, Ji Hoo menyadari bahwa dialah yang paling lemah karena dialah yang lebih menyukai Tae Soo, dia sangat menyukai Tae Soo.
Ji Hoo menangis saat dia mengaku bahwa sekarang dia lebih menyukai Tae Soo lebih dari saat pertama kali dulu. Ji Hoo merasa lebih baik baginya untuk tidak bimbang terus menerus karena itulah dia ingin menanyakannya pada Tae Soo.
"Apa kau benar-benar menyukaiku?"
Tae Soo lalu mendekati Ji Hoo untuk menghapus air matanya "Ji Hoo-ssi, kau benar-benar bodoh"
Sejak saat Ji Hoo bertanya apakah dia menyukai Ji Hoo, Tae Soo selalu bertanya pada dirinya sendiri. Apakah dia menyukai Ji Hoo, kenapa dia menyukai Ji Hoo, apakah karena Ji Hoo menyukainya.
Ada banyak alasan bagi Tae Soo untuk menyukai Ji Hoo. Ji Hoo pernah memukulnya dengan sepatu lalu tidak tahu apa yang harus ia lakukan, Ji Hoo menyatakan cinta padanya saat mabuk lalu merasa malu. Ji Hoo menangis saat bertanya apakah dia menyukai Ji Hoo. Ji Hoo yang seperti itulah yang membuat Tae Soo menyukainya.
Tapi sekarang Tae Soo tidak seperti itu, sekarang dia hanya menyukai Ji Hoo "Tanpa alasan. Sekarang aku hanya menyukai Ji Hoo.
"Aku menyukaimu"
Ji Hoo sangat terharu mendengarkan pernyataan cinta Tae Soo itu. Tae Soo lalu memluknya dan meminta maaf karena butuh waktu lama untuk menyadarinya. Ji Hoo akhirnya bisa tersenyum dalam plukan Tae Soo.
Keesokan paginya, Tae Soo tersenyum memandang Ji Hoo yang tidur disebelahnya. Saat Ji Hoo membuka matanya, Tae Soo langsung menarik Ji Hoo kedalam plukannya.
Saat Ji Hoo hendak berangkat kerja, langkah kakinya yang bersepatu high heels terhenti di tengah jalan saat dia melihat kedatangan Tae Soo yang menjemputnya.
Ji Hoo bernarasi "Hanya perlu sepuluh langkah dari beranda menuju pintu gerbang. Aku membuka pintu dan melihatnya (Tae Soo) berdiri disana seperti sebuah kebohongan. Langit masih terbentang, angin berhembus dengan lembut"
Mereka kemudian berangkat ke kantor bersama-sama dengan hati riang, saling senyum malu-malu dan berpegangan tangan. Ji Hoo bernarasi bahwa saat itu adalah pertama kalinya mereka bergandengan tangan, orang yang dia suka ternyata membalas perasaannya, dan hari-hari yang seperti sebuah keajaiban telah dimulai.
Saat Tae Soo dan Ji Hoo berduaan di atap gedung kantor, Tae Soo langsung mendekatinya dan menc**mnya.
Ji Hoo dan Tae Soo sedang berada di lift untuk bersama-sama dengan anggota tim yang lain, ditengah-tengah mereka terlihat ada travel bag karena Tae Soo akan pergi untuk perjalanan bisnis.
Tae Soo dan Ji Hoo berdiri berdampingan di belakang pemimpin tim dan diam-diam Tae Soo mendekatkan tangannya untuk memegang tangan Ji Hoo.
Ji Hoo kaget dan langsung menjauhkan tangannya dari Tae Soo. Tapi Tae Soo langsung memegang tangannya lalu menautkan jari-jari mereka tanpa mempedulikan rekan-rekan kerja mereka. Tae Soo dan Ji Hoo langsung tersenyum malu-malu.
Saat Ji Hoo telah sampai ke rumah, dia mengirim pesan saling menanyakan kabar masing-masing. Tae Soo lalu teringat bahwa besok adalah hari ulang tahun Ji Hoo,.
Ji Hoo terkejut, bagaimana Tae Soo bisa tahu tentang hari ulang tahunnya. Tae Soo mengatakan bahwa dia punya cara untuk mengetahui sesuatu.
Tapi sayangnya Tae Soo tidak bisa ikut merayakan ulang tahun Ji Hoo karena itulah dia mempersiapkan hadiah lebih awal.
Tae Soo lalu meminta Ji Hoo untuk bertemu dengannya besok di tempat pertama kali mereka bertemu.
"Tempat pertama kali kita bertemu?" tanya Ji Hoo dalam pesannya.
Pertanyaan itu langsung membuat Tae Soo protes apakah Ji Hoo sudah lupa dimana mereka pertama kali bertemu. Ji Hoo menyangkalnya dan mengaku bahwa ia tahu dimana mereka pertama kali bertemu.
"Apa... kau tidak merindukanku?" goda Tae Soo dalam pesannya.
Ji Hoo lalu membalasnya dengan malu-malu "Aku... aku merindukanmu"
Tae Soo lalu memintanya untuk menunggunya selama 2 hari saja dan setelah itu mereka bisa bertemu lagi. Setelah mengirimkan pesan itu, Ji Hoo langsung cekikikan sendiri.
Dan setelah selesai mengirim pesan, Ji Hoo langsung berteriak kegirangan sambil menc**mi ponselnya berkali-kali.
Keesokan harinya, Soo Young mengajak Ji Hoo pergi ke club tetapi Ji Hoo langsung menolak. Soo Young kecewa tapi dia tidak mempermasalahkannya karena dia mengerti bahwa Ji Hoo sedang pacaran.
Tapi Ji Hoo penasaran dimana pertama kali dia bertemu dengan Tae Soo, dia sudah berusaha keras memikirkannya tapi tetap tidak tahu, dia juga sudah mencoba menelepon Tae Soo tapi tidak dijawab.
"Bukannya di toko sepatu?" Soo Young mengingatkan Ji Hoo
"Mana mungkin dia ingat itu, aku tidak pernah bicara tentang hal itu dengannya"
"Ikuti saja kemana langkah kakimu membawamu" Saran Soo Young.
Maka Ji Hoo pun mulai melangkahkan kakinya yang membawanya menuju toko sepatu tempat pertama kali dia dan Tae Soo bertemu.
Tapi Ji Hoo melihat toko sepatu itu sudah tutup dan gelap maka ia pun memutuskan untuk pergi saja.
Tapi langkahnya langsung terhenti saat dia melihat ada setangkai bunga mawar tertempel di pintu toko, Ji Hoo mengambil bunganya dan memutuskan untuk masuk kedalam toko yang gelap itu.
Begitu Ji Hoo masuk kedalam toko, tiba-tiba saja lampu-lampu di sebuah rak didepan Ji Hoo langsung menyala dan memperlihatkan berbagai frame foto yang berisi foto-foto Ji Hoo hasil jepretan Tae Soo. Ji Hoo tersenyum melihat semua foto-foto itu.
Tiba-tiba terdengar suara Tae Soo "Ji Hoo-ssi, kau sudah lama menunggu yah? Tolong mengertilah, aku sedang sibuk dalam perjalanan bisnis. Selamat atas ulang tahunmu yang ke-24 tahun"
Tiba-tiba lampu di rak sebelah juga ikut menyala dan memperlihatkan sebuah sepatu pria dan wanita yang saling membelakangi, dan saat itulah terdengar suara Tae Soo lagi.
"Sepatu-sepatu itu saat kita hampir saja putus. Apa kau tahu betapa sedihnya aku?"
Sepatu kedua adalah sepatu wanita dan pria yang saling berhadapan dan Tae Soo mengatakan bahwa sepatu itu adalah saat mereka pertama kali berc**man.
Lalu sepatu ketiga adalah sepatu wanita yang membelakangi sepatu pria, Tae Soo memberitahu bahwa sepatu itu adalah saat Ji Hoo menghindari Tae Soo.
Dan yang terakhir adalah sepatu wanita yang menginjak sepatu pria dan itu adalah saat Ji Hoo menghancurkan hatinya Tae Soo.
Tae Soo akhirnya memperlihatkan dirinya lalu berdiri dihadapan Ji Hoo dengan memegang sesuatu dibelakang punggungnya.
Tae Soo memberitahu Ji Hoo bahwa dari semua sepatu itu hanya ada satu sepatu yang tidak akan dia lupakan yaitu sepatu yang telah memukulnya.
Tae Soo lalu memperlihatkan sepatu high heels yang disembunyikannya di belakang punggungnya pada Ji Hoo, ia mengatakan bahwa didunia ini adalah banyak sekali sepatu yang cantik, tapi bagi Tae Soo sepatu yang paling cantik baginya adalah sepatu yang berjalan ke arahnya.
"Aku mencintaimu, Ji Hoo-ssi" Tae Soo menyatakan cintanya dan membuat Ji Hoo bahagia.
Tae Soo lalu membantu Ji Hoo melepaskan sepatu lamanya dan memakaikan sepatu barunya pada Ji Hoo sama seperti saat mereka pertama kali bertemu dulu.
Flashback,
Kembali ke masa saat Ji Hoo dan Soo Young pertama kali masuk ke toko sepatu tempat pertama kali Ji Hoo dan Tae Soo bertemu. Tapi kali ini diperlihatkan dari sudut pandang Tae Soo.
Waktu itu Tae Soo sedang sibuk melakukan penelitian pasar dengan kameranya saat dia pertama kali melihat Ji Hoo dan Soo Young masuk ke toko.
Dan saat itu pula Tae Soo langsung tertarik pada Ji Hoo sampai-sampai dia langsung mengarahkan kameranya untuk memotret Ji Hoo.
Tae Soo bercerita bahwa dia pertama kali bertemu dengan Ji Hoo di toko sepatu "Secara kebetulan, dia masuk kedalam kamera ku. Dia mengira aku adalah pegawai toko sepatu dan aku berpikir bahwa ini adalah takdir yang sulit dipercaya"
Saat masih asyik memotret Ji Hoo, tiba-tiba Ji Hoo memanggilnya untuk menanyakan ukuran sepatu yang dipilihkan oleh Soo Young untuknya.
Setelah itu, Tae Soo membantu Ji Hoo untuk memakaikan sepatu yang dipilihnya. Dia terus memperhatikan Ji Hoo saat Ji Hoo merasa khawatir karena ini adalah pertama kalinya dia memakai high heels.
Tae Soo bernarasi "Siapa yang tahu pertemuan pertama kami mungkin bukan kebetulan"
Tae Soo sama sekali tidak menjelaskan bahwa dia bukan pegawai toko bahkan saat Ji Hoo memberitahunya bahwa dia akan membeli sepatu itu.
Tae Soo lalu membantu memakaikan sepatu lama Ji Hoo kembali dan saat itulah dia melihat tumit belakang Ji Hoo terluka karena sepatu high heels.
Dia langsung memandang Ji Hoo. Ji Hoo langsung menunduk malu saat Tae Soo menatapnya dan hal itu membuat Tae Soo tersenyum.
Tae Soo melanjutkan narasinya "Jika aku tidak bertemu dengan gadis yang memakai sepatu high heels dan jatuh cinta pada pandangan pertama. Hatiku yang tidak mempercayai cinta akan tetap sedingin es, iya kan?"
Kembali ke masa kini,
Saat Ji Hoo melihat Tae Soo berdiri setelah membantunya memakaikan sepatu, dia langsung ikut bangkit dan masih tersenyum pada Tae Soo.
Tae Soo berkata dalam hatinya bahwa Ji Hoo memang orang yang kikuk, tapi jika bukan karena cinta Ji Hoo yang tulus, apakah ia akan percaya pada cinta lagi.
"Terima kasih Ji Hoo" ujar Tae Soo dalam hatinya saat Ji Hoo memluknya.
Mereka saling berplukan selama beberapa saat sebelum mereka pulang.
Mereka lalu pulang sambil bergandengan tangan tetapi kemudian Ji Hoo melepaskan genggaman tangannya untuk menggenggam lengan Tae Soo dan bersandar di bahunya.
Tae Soo langsung berhenti untuk melepaskan pegangan tangan Ji Hoo lalu merangkul Ji Hoo. Mereka lalu melanjutkan langkah kaki mereka.
Namun beberapa saat kemudian, Tae Soo berhenti untuk menc**m Ji Hoo.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam