Sinopsis The Eternal Love Season 2 Episode 11 - 2

 Sinopsis The Eternal Love Season 2 Episode 11 - 2


Liu Shang mendatangi ruang belajar Lian Cheng dan hanya mendapati para pelayan yang sedang bersih-bersih. Dia bergegas pergi tanpa menunjukkan kedatangannya, tapi seorang pelayan sempat melihatnya sekilas.


Kesempatan itu dia manfaatkan untuk melepaskan topengnya dan mendatangi Xiao Tan. Saat mereka berpapasan, Xiao Tan jelas heran melihatnya ada di sana. Bukankah tadi dia...

"Tadi apa?"

Tapi Xiao Tan tidak mengatakan apapun lebih lanjut, mengira Lian Cheng sedang memainkan trik anehnya lagi.

"Memainkan trik. Aku jadi penasaran. Katakan padaku, apa yang aku lakukan hingga membuatmu berpikir kalau aku selalu bermain trik?"

"Pangeran, mengapa anda suka mengatakan itu hari ini. Terlalu banyak 'mengapa'."

"Kalau begitu, katakan padaku, apa yang kukatakan? Kalau kau tidak mengingatnya, berarti kau tidak menganggap serius ucapanku, dan aku akan memotong gajimu."

Silahkan, potong saja gajinya sesuka hati Lian Cheng, dia terlalu malas meladeni Lian Cheng hari ini. Pokoknya hari ini dia hanya ingin ketenangan! Tegas Xiao Tan lalu pergi.

Lian Cheng bingung sendiri. "Ada apa dengan Tan Er?"


Beberapa prajurit mendadak muncul di kediamannya Lian Cheng. Si pemimpin prajurit memberitahu Kepala Pelayan kalau mereka datang untuk menangkap Tan Er atas perintah Ibu Suri. (Hah?)

Kepala Pelayan jelas kaget. Tapi Pangeran ke-8 sedang tidak ada di rumah sekarang, jadi sepertinya itu tidak pantas dilakukan sekarang. Si pemimpin tak peduli, siapapun yang menentang perintah, akan dibunuh.


Tepat saat itu juga, Xiao Tan kebetulan lewat dan para prajurit itu langsung menangkapnya. Jelas saja Xiao Tan panik dan langsung teriak-teriak meminta pertolongan Pangeran ke-8.

Jing Xin baru pulang saat itu, tapi malah melihat Xiao Tan ditangkap para prajurit. Xiao Tan langsung menyuruhnya untuk memanggil Pangeran ke-8 untuk menolongnya saat tiba-tiba saja Lian Cheng modern muncul dari dalam rumah dan membentak para prajurit itu untuk melepaskan Xiao Tan.


Tapi alih-alih menghormat padanya, para prajurit itu kontan mengerubungi Lian Cheng dengan pedang terhunus dan tak gentar sedikitpun dengan ancaman Lian Cheng.



Yu Hao mendadak muncul dan langsung menyerangnya. Lian Cheng sigap mengambil pedang salah satu prajurit, tapi tak pelak serangan mendadak Yu Hao cukup mengagetkannya, menyadari dirinya dijebak.

Jing Xin dan Xiao Tan bingung melihat keduanya bertarung. Kenapa Yu Hao menyerang Pangeran ke-8? Apa dia mau memberontak?

Kedua pria itu adu pedang dengan sengit. Tapi Lian Cheng dengan cepat menyerang titik kelemahan Yu Hao lalu melarikan diri.


Tepat setelah Lian Cheng modern pergi, Lian Cheng kuno muncul bersama Jing Xuan. Xiao Tan dan Jing Xin jadi semakin bingung, bagaimana bisa Pangeran ke-8 muncul dari arah lain? Pakaiannya juga beda?

Yu Hao melapor kalau dia gagal menangkap si peniru itu, dia sudah kabur. Tapi dia yakin kalau orang itu masih berada di dalam kediaman ini karena ada beberapa prajurit yang berjaga di sekitar rumah ini.

"Blokir kediamanku ini. Jangan biarkan seekor lalat pun keluar. Setelah aku pergi, apa ada yang datang ke kamarku?"


Yu Hao melapor kalau tadi ada seorang pelayan yang sempat melihat Liu Shang sedang mencari Lian Cheng di ruang belajar. Tapi berhubung Lian Cheng tidak ada, jadi dia pergi.

Tapi menurut Kepala Pelayan, Liu Shang tidak mungkin ke ruang belajarnya Lian Cheng. Soalnya tadi dia ke kamarnya Liu Shang, dan dia sendiri yang memberitahu Liu Shang kalau Lian Cheng sedang keluar.

Mendengar itu, Lian Cheng langsung memerintahkan Yu Hao untuk memblokir Villa Salju. "Aku ingin tahu bagaimana Tuan Liu Shang menjelaskan hal ini padaku."


Semua orang berkumpul di Vila Salju dengan tegang. Para penjaga mengepung tempat itu, sementara Yu Hao mencari-cari keberadaan Liu Shang, tapi dia tidak menemukannya di mana-mana.

Xiao Tan dan Jing Xin berbisik-bisik membicarakan masalah ini. Menurut Xiao Tan, Liu Shang memang yang paling mencurigakan. Soalnya dia itu aneh banget.

Karena Liu Shang tidak ada di seluruh rumah, maka Lian Cheng pun memerintahkan untuk memblokir seluruh rumah, dia tidak boleh dibiarkan melarikan diri.


Baru dibicarakan, Liu Shang akhirnya datang dari luar dengan sikap yang sangat tenang dan polos seolah tak tahu menahu tentang kenapa semua orang berkumpul di kediamannya ini. Apa ada pembunuh masuk kemari?

Lian Cheng nyinyir, dia tidak tahu atau dia punya hal lain untuk dilakukan? Dengan tampang polos, Liu Shang mengaku bahwa dia memang punya hal penting untuk dia lakukan. Mungkin dia terlalu berkonsentrasi sampai tidak memperhatikan hal lainnya.

"Hal penting apa itu?"

"Saya memperbaiki lukisan untuk Pangeran, yang dipercayakan oleh seseorang." Ujar Liu Shang sambil melirik Kepala Pelayan.


Dengan takut-takut, Kepala Pelayan membenarkan ucapan Liu Shang. Waktu itu dia tak sengaja mencoreng salah satu lukisan Lian Cheng saat dia sedang bersih-bersih. Makanya tadi waktu Lian Cheng keluar, dia meminta bantuan Liu Shang untuk memperbaiki lukisan itu untuknya.

"Saya yakin Kepala Pelayan Zhou tidak bermaksud melakukannya. Saat saya memperbaiki lukisan ini, saya terkejut melihat semangat hidup dari lukisan Naga Terbang ini. Saya bahkan bermaksud untuk mengambilnya dan menghargainya, tapi tak disangka saya ketahuan oleh Pangeran. Mohon maafkan saya." Ucap Liu Shang lalu menyodorkan lukisan itu ke Lian Cheng.

Entah apakah Lian Cheng percaya atau tidak, tapi kemudian dia menerima lukisan itu dan mengakhiri masalah ini sampai di sini. Mungkin dia hanya terlalu khawatir, terima kasih sudah memperbaiki lukisannya.


Semua orang pun bubar dan kembali ke kediaman Lian Cheng. Tapi Lian Cheng masih ragu, apa dia benar-benar salah tuduh? Mungkinkah orang lain yang menyamar jadi dirinya?

Tapi menurut Jing Xuan, yang paling mencurigakan memang Liu Shang. Lian Cheng sendiri kan yang bilang kalau orang itu mungkin tinggal di rumah ini dan sangat peduli terhadap Xiao Tan. Tapi Liu Shang memang punya alibi yang kuat, aneh sekali.

Yu Hao juga merasa kalau Liu Shang yang paling mencurigakan. Si peniru itu tahu betul tentang kelemahan kungfunya Yu Hao. Dan waktu Liu Shang membantu mereka saat mereka dikepung waktu itu, bukankah kungfunya Liu Shang sangat mirip dengan kungfunya Lian Cheng.

"Liu Shang ini, benar-benar tidak sesederhana penampilannya."



Jing Xin dengan penuh perhatian memapah Xiao Tan balik ke kamar dan langsung heboh mengecek kalau-kalau Xiao Tan terluka. Dia benar-benar cemas dan perhatiannya itu membuat Xiao Tan terharu.

"Kau ternyata sangat peduli padaku. Kalau kalau itu bukan bohongan, aku pasti akan kehilangan temanku satu-satunya di sini. Jing Xin, kau bukan hanya teman bagiku. Setelah yang kita alami hari ini, aku sudah menganggapmu sebagai keluargaku. Jing Xin, jangan marah padaku, yah?"

Biarpun dia bukan nonanya Jing Xin, bisakah Jing Xin juga menganggapnya sebagai keluarganya? Jing Xin menitikkan air mata haru mendengar itu.

"Xiao Tan, baru hari ini aku menyadari. Di dalam hatiku, aku sudah menganggapmu sebagai teman berbagi suka dan suka."

Jing Xin sadar kalau apa yang terjadi pada nonanya itu bukan salah Xiao Tan. Biarpun Xiao Tan bukan nonanya, tapi dia berbagi tubuh dengan nonanya. Jadi melindungi Xiao Tan, sama artinya dengan melindungi nonanya. Kedua wanita itu kontan berplukan dengan penuh haru.

Bersambung ke part 3

Post a Comment

0 Comments