Sinopsis The Eternal Love Season 2 Episode 11 - 1

 Sinopsis The Eternal Love Season 2 Episode 11 - 1

Untung saja Lian Cheng modern bertindak cepat memakai topeng Liu Shang-nya kembali saat Pangeran ke-8 masuk dan pura-pura seolah sedang ganti baju. Bajunya agak trbuka, sehingga Lian Cheng kuno bisa melihat tato mawar di d**anya.


"Ada apa Pangeran kemari?" Tanya Liu Shang

"Aku membawakanmu arak, aku tidak tahu kalau kau sedang mandi."

"Pangeran kan sudah tahu..." Sela Xiao Tan sebelum akhirnya sadar dia keceplosan dan buru-buru diam. Lian Cheng pun langsung memagari Xiao Tan dengan tangannya, biar dia tidak semakin mendekat ke Liu Shang.

Tapi pikiran Xiao Tan malah memikirkan hal yang aneh-aneh tentang kedua pria itu. Mengira hobinya Lian Cheng itu suka ngintipin cowok mandi.


Liu Shang minta izin merapikan diri dulu, nanti mereka bisa bicara di ruang belajar. Lian Cheng mengizinkan, Liu Shang pun masuk kembali ke tirainya sambil mendesah lega.

Lian Cheng mendengar desahannya itu dan kontan curiga, kenapa Liu Shang mendesah? Liu Shang menyangkal dengan tegang, mungkin Lian Cheng salah dengar.

"Aku memiliki pendengaran yang baik." Lian Cheng berjalan mendekati tirainya.

Liu Shang sudah pasrah saja, apalagi topengnya sebenarnya belum terpasang dengan benar. Lian Cheng pun mengulurkan tangan untuk menyibak tirai itu... saat tiba-tiba saja Xiao Tan berdehem dengan heboh.

Pfft! Sepertinya dia mengira kalau kedua pria itu bakalan melakukan sesuatu yang aneh-aneh, makanya dia cepat-cepat menyela dengan gugup dan buru-buru pamit... soalnya dia tidak mau mengganggu momen bahagia mereka. Dia pergi dulu yah, silahkan bersenang-senang.

Tapi bahkan sebelum dia sempat mengambil langkah, Lian Cheng mendadak membentaknya dan mengajak Xiao Tan pergi bersamanya. Sementara untuk Liu Shang, dia tidak perlu terburu-buru, nikmati saja tehnya.

Lian Cheng pun langsung mendorong Xiao Tan keluar, dan seketika itu pula topengnya Liu Shang terjatuh.


Begitu bertemu Jing Xin, Xiao Tan langsung menceritakan kejadian tadi pada Xiao Tan. Menurutnya, Lian Cheng itu bukannya g*y, cuma mungkin dia punya kecenderungan sifat yang aneh.

Tapi bodo amatlah, sekarang ini dia sedang menunggu Yi Huai untuk membawanya kembali. Tapi, mungkin Yi Huai masih ingin menjadi pangeran di Dong Yue.

"Tapi aku ingin pergi, dia boleh tinggal kalau dia mau."

Jing Xin benar-benar heran mendengarnya. "Nona, apa Nona sudah tidak peduli dengan cinta antara Nona dan Pangeran Yi Huai?"

"Kenapa kau memanggilku nona lagi? Rasanya terlalu formal."

Jing Xin akhirnya memutuskan untuk bicara serius tentang masalah ini. Menurut pendapatnya, setelah Tan Er jatuh ke danau, dia bukan cuma hilang ingatan, tapi sikapnya juga berubah total.

Tan Er sekarang memang tampak jauh lebih bahagia sekarang daripada sebelumnya, dan Jing Xin turut senang untuknya. Tapi... terkadang dia merasa Tan Er sangat aneh. Dia sama sekali tidak bisa melihat diri Tan Er yang dulu, dan itu benar-benar membuatnya cemas.


"Jing Xin, aku sungguh tidak ingin menyembunyikan kebenarannya darimu. Aku benar-benar bukan Nonamu. Aku juga bukan berasal dari Dong Yue."

"Lalu, siapa kau?"

"Kau percaya?"

"Saya tidak yakin, tapi saya merasa ada yang salah. Nona bahkan lupa dengan gelang peninggalan ibu Nona dan tanda cinta yang diberikan Pangeran Pertama pada Nona."

Karena itulah, daripada alasan hilang ingatan, Jing Xin lebih yakin kalau Xiao Tan memang bukan nonanya. Xiao Tan mengucap selamat untuknya. Baguslah kalau Jing Xin menyadarinya, dia sungguh bukan nonanya Jing Xin, dia adalah Qu Xiao Tan.

"Lalu di mana Nonaku? Dan kenapa kau menjadi Nonaku?" Suara Jing Xin mulai gemetar oleh emosi.

"Tenanglah dulu. Begini, aku berasal dari ruang dan waktu yang lain. Atau istilah lainnya, ruang dan waktu paralel lain."


Ini terjadi gara-gara dia mengenal seorang baj*ngan gila, lalu dia didorong ke laut oleh seseorang. Dia pikir kalau dia bakalan mati. Tapi saat dia bangun, dia malah mendapati dirinya berakhir di tempat ini dan menjadi nonanya Jing Xin.

"Mengenai nonamu, aku juga tidak tahu. Tapi aku juga korban."

Air mata Jing Xin mengalir mendengarnya. "Jadi maksudmu, Nonaku tidak akan pernah kembali, begitu?"

"Jing Xin, walaupun Nonamu menghilang, tapi aku ada di sisimu. Jangan khawatir. Aku akan memperlakukanmu dengan baik, sebagaimana yang dilakukan Nonamu."

"Tidak mau! Aku tidak berharap kau memperlakukanku dengan baik, aku hanya berharap Nonaku bisa kembali!" Jing Xin langsung pergi dengan berlinang air mata.


Jing Xuan lucu mendengar cerita Lian Cheng. Wah, dia tidak menyangka kalau ternyata Lian Cheng... menyukai Liu Shang. Pfft! Padahal Jing Xuan pikir kalau Lian Cheng menyukai Xiao Tan.

Lian Cheng menegaskan kalau dia hanya ingin tahu rahasia yang disembunyikan Liu Shang darinya. Jing Xuan tak percaya, lebih baik Lian Cheng jangan menyembunyikan perasaannya.

"Sesuai yang kupikirkan beberapa hari yang lalu saat Kakak mengajakku ketemuan. Kakak mengenakan pakaian sederhana, sama seperti selera bajunya Tuan Liu Shang. Kakak menyuruhku jangan bilang siapa-siapa, ternyata ini alasannya." Kata Jing Xuan keceplosan.

Tangan Lian Cheng yang hendak meminum tehnya, kontan membeku di udara. Jing Xuan bilang apa? Dia mengajak Jing Xuan ketemuan? Jing Xuan dengan polosnya membenarkan. Waktu itu dia sangat penasaran kenapa Lian Cheng sangat berhati-hati.

"Jing Xuan, ini sangat penting. Katakan dengan sedetil-detilnya, apa yang kukatakan dan kulakukan waktu itu?"


Walaupun masih bingung, Jing Xuan langsung menurutinya. Waktu itu dia kan menggoda Lian Cheng tentang Xiao Tan, bahwa sepertinya Lian Cheng mulai menyukai pangsit kukus karena Xiao Tan, tapi waktu itu Lian Cheng sepertinya tidak ingat apa-apa.

Lian Cheng malah terlihat sangat terkejut mendengar ucapannya lalu buru-buru pergi. Lian Cheng bahkan menyuruhnya untuk tidak bilang pada siapa-siapa tentang pembicaraan mereka waktu itu, tidak pula pada Lian Cheng sendiri.

Lian Cheng kontan mengepalkan tangannya penuh emosi. Apa Jing Xuan yakin kalau orang itu adalah dirinya? Jing Xuan yakin, dia tidak mungkin salah. Setiap gerakan orang yang ada di hadapannya waktu membuktikan kalau dia adalah Lian Cheng.

"Tapi orang itu bukan aku."

"Hah? Bagaimana bisa begitu?"

"Aku juga tidak percaya, tapi itu benar."


Yu Hao baru ingat sekarang. Malam itu saat mereka menangkap basah Xiao Tan mau kabur dari kediaman mereka, dia kan ngotot kalau dia disuruh oleh Lian Cheng. Sepertinya dia tidak bohong, Xiao Tan pasti pernah bertemu pria itu.

"Seseorang yang berpenampilan seperti Kakak?"

Betul sekali. Lian Cheng memang pernah mendengar tentang cara mengubah penampilan dan hanya orang yang tidak akrab dengannya yang akan mempercayai orang itu adalah dirinya. Tapi bahkan Jing Xuan pun percaya kalau orang itu adalah dirinya.

"Sengaja meniru anda. Apa sebenarnya tujuan orang itu?" Yu Hao penasaran.


"Apapun tujuannya. Aku tidak akan melepaskannya. Hanya jika kita menangkapnya, kita akan mengetahui kebenarannya."

"Tapi kita tidak tahu cara menangkapnya."

"Tidak. Kita punya petunjuk. Bukankah saat kalian berdua bicara, dia peduli tentang gadis itu?"



Xiao Tan baru selesai membereskan peralatan makan sambil ngedumel memikirkan Jing Xin. Sepertinya Jing Xin benar-benar marah padanya, sampai sekarang dia belum kembali juga.

Tiba-tiba Jing Xuan mendatanginya dengan antusias. Dia tanya kenapa Xiao Tan membereskan peralatan makan sendiri, tapi jelas inti pertanyaannya adalah menanyakan Jing Xin. Ke mana Jing Xin pergi? Kapan dia kembali?

"Agak lama," jawab Xiao Tan.

Jing Xuan kecewa mendengarnya, tapi kemudian dia jadi semakin antusias menanyakan segala sesuatu tentang Jing Xin. Apakah Jing Xin sudah makan? Apa makanan kesukaan Jing Xin? Dll.

"Pangeran ke-14. Sejak kapan anda mulai sangat peduli tentang Jing Xin? Anda masih sangat muda. Ingin memulai hubungan?"

"Hah? Apa maksudnya?"

"Maksud saya. Kalian berdua masih terlalu muda untuk memulai suatu hubungan."

Jing Xuan tersinggung. "Muda? Mananya? Aku bahkan bisa punya anak di usiaku ini."

Iya, deh. Iya, deh. Terus urusan negara apa yang ingin Jing Xuan diskusikan dengan Jing Xin?


Asal Xiao Tan tahu saja, biarpun Xiao Tan berpikir kalau Jing Xuan masih muda dan cuma tahu bersenang-senang, tapi hari ini dia akan membantu Lian Cheng melakukan hal besar. Xiao Tan pasti akan terkejut kalau dia berhasil menemukan dan mendapatkan kebenarannya. (Pfft!! Nih pangeran ember bocor banget)

Xiao Tan jelas penasaran, masalah besar apa itu? Kasih tahu dong! Tapi belum sempat mereka melanjutkan lebih jauh, Lian Cheng mendadak muncul dan mengajak Jing Xuan pergi sekarang juga. Dengan lantang dia berkata kalau dia dan Jing Xuan mau menonton pertunjukan.

"Pangeran ke-8 merencanakan hal besar. Kalau begitu, hari ini aku harus berhati-hati. Siapa tahu dia malah menyalahkanku."

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments