Sinopsis The Eternal Love Episode 20 - 1

Sinopsis The Eternal Love Episode 20 - 1


Alunan nada dari Seruling Pengembara Jiwa membuat kotak giok itu hancur seketika. Mutiara Penekan Jiwa itu pun melayang keluar dari dalamnya.

Yi Huai hendak mengambilnya. Tapi Mutiara Penekan Jiwa itu menghindarinya dan melayang masuk ke dalam diri Xiao Tan. Kening Xiao Tan tampak bercahaya ungu dan seketika itu pula, Xiao Tan terangkat ke udara dengan diselimuti kekuatan mutiara itu.


Saat dia menjejakkan kakinya kembali ke tanah, kekuatan yang menyelimutinya sontak membuat Yi Huai terdorong menjauh. Tbuh Xiao Tan mendadak pulih seketika dan dia langsung berlari ke plukan Lian Cheng.

"Tan Er, apa kau baik-baik saja?"

"Aku baik-baik saja."


Sementara itu di hutan, kedua penyihir mulai menyerang Kakek Liu dengan senjata masing-masing. Kakek Liu santai meluncur mundur menghindari mereka, menangkis serangan mereka dan memukul mundur mereka berdua dengan mudah.

Kedua penyihir akhirnya memutuskan memakai kekuatan sihir mereka. Si wanita mengerahkan sihir hitamnya ke si pria yang kemudian memancarkan sihir hitam dari segel sihir yang ada di dahinya.

Kakek Liu pun langsung mengumpulkan kekuatan sihirnya dan mengerahkannya pada mereka. Kekuatan sihir hitam mereka itu melindungi mereka dari serangan kakek Liu. Tapi tampak jelas kekuatan si penyihir sama kuat dengan kekuatan Kakek Liu.


Raja Iblis merasakan kekuatan para anak buahnya yang mulai melemah dan langsung memperkuat kekuatannya pada segel sihirnya.

Seketika itu pula, segel sihir di leher Yi Huai yang tadinya hampir pudar, tiba-tiba muncul kembali. Menyadari Yi Huai kumat lagi, Lian Cheng bergegas menyeret Xiao Tan melarikan diri.

Tapi Yi Huai mengejar mereka dengan kekuatan supernya. Menyadari mereka takkan bisa menghindar, Lian Cheng mendorong Xiao Tan menjauh dan Yi Huai pun menyerang Lian Cheng dengan sihir hitamnya hingga Lian Cheng tersungkur di tanah.


Melihat Yi Huai hendak melancarkan kekuatan hitamnya lagi, Xiao Tan dengan cepat melindungi Lian Cheng dengan menjadikan dirinya sendiri jadi tameng.

Tepat saat tangan Yi Huai hampir mengenai Xiao Tan, tiba-tiba dia berhenti. Terdengar suara Raja Iblis menghasutnya untuk membunuh Xiao Tan.

Tapi diri Yi Huai yang sebenarnya muncul saat itu dan berusaha menarik kembali tangannya dari kekuatan jahat yang menguasainya itu.

"Dia Tan'er! Tan'er ku!"

"Bunuh dia! Atau akan kucabik-cabik kau!"

"Enyahlah! Kau tidak akan bisa mengontrolku lagi! Aku ingin melindungi wanitaku!"

 

Kedua penyihir terus bertahan sekuat tenaga dari serangan sihir Kakek Liu. Tapi kemudian, Kakek Liu melancarkan kekuatan yang lebih besar hingga berhasil menembus pertahanan mereka dan kedua penyihir terlontar sampai mati.


Berusaha menyelamatkan Xiao Tan yang dia kira Tan Er, Yi Huai memutuskan mengorbankan dirinya sendiri dengan menarik tangannya sekuat tenaga lalu memukulkan kekuatan hitam itu pada dirinya sendiri hingga dia sekarat. Dan segel sihir itu akhirnya sirna dari lehernya.


Pasukan yang dipimpin Yu Hao dan Jing Xuan menerobos masuk istana dan menyerang para pasukan pemberontak yang sedang menyekap Kaisar.

Kaisar sungguh senang melihat kedatangan mereka. Jing Xuan meminta maaf karena datang terlambat dan mengaku kalau semua ini berkat rencana teliti Lian Cheng. Dia mengalihkan perhatian Yi Huai sementara Jing Xuan pergi ke Kota Ye untuk mendapatkan bala bantuan.

"Di mana si pemberontak Mo Yi Huai itu sekarang?"

"Kurasa sekarang dia sedang bertarung dengan Kakak Ke-8."

"Aku akan menyingkirkannya sendiri." Geram Kaisar.


Mereka pun pergi mencari Yi Huai, tapi malah mendapati Yi Huai sudah terkapar sekarat di tanah. Lian Cheng melapor bahwa Yi Huai telah dikendalikan oleh kekuatan jahat hingga dia kehilangan akal sehatnya dan karena itulah dia mencoba memberontak.

"Sekarang dia sudah sadar kembali. Demi menyelamatkan Tan Er, dia mengorbankan dirinya sendiri."


Kemarahan Kaisar langsung sirna seketika. Ia langsung menyandarkan tubuh lemah Yi Huai dalam plukannya. Kaisar menyalahkan dirinya sendiri, tidak seharusnya dia memaksa Yi Huai.

"Maafkan aku. Jika saja aku tidak bersikeras memisahkanmu dan Tan er, aku tidak akan memaksamu sampai jadi seperti ini. Maafkan aku!"

"Ayahanda. Aku tak pernah mengerti kenapa kau tidak menyetujui pernikahanku dan Tan Er?"

"Karena itu adalah wasiat Kakekmu. Dia sudah lama mengatur Cheng'er untuk menikah dengan Tan'er. Aku harus menghormati titah Kaisar terdahulu. Maukah kau memaafkanku?"

"Ayahanda juga memiliki kesulitan tersendiri. Aku tidak menyalahkan ayahanda."


Yi Huai mengulurkan tangan, meminta Xiao Tan mendekat padanya. Lian Cheng mengizinkannya, Xiao Tan pun mendekat dan menggenggam tangan Yi Huai.

"Aku telah melakukan banyak kesalahan. Aku mengabaikan cintamu yang begitu besar. Maukah kau memaafkanku?"

Melihat keadaan Yi Huai yang seperti ini, Xiao Tan tak tega untuk memberitahunya kalau Yi Huai sebenarnya sudah membunuh Tan Er yang asli. Maka dia memutuskan untuk pura-pura jadi Tan Er dan memaafkannya.

"Kuharap kau dan Tan Er bisa bersama selamanya di dunia lain. Jangan mengabaikannya lagi." Batin Xiao Tan.


Lega mendapatkan maaf dari Tan Er, Yi Huai akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya. Kaisar sontak menangis dan menjerit pilu sembari memluk jasad putranya.


Lian Cheng melamun menatap langit malam sambil mengingat percakapannya dengan Kaisar tadi, saat dia berusaha menghibur Kaisar agar ia tak terlalu bersedih atas kematian Yi Huai. Waktu itu, Kaisar menyuruhnya untuk membuka sebuah kotak yang di dalamnya berisi beberapa buku jurnal yang ditulis oleh Yi Huai.

"Aku tak pernah menyangka kalau Kakak membiarkan Ayah melihat semua ini."

"Itu belum semuanya. Huai'er sudah mengatakan semuanya padaku. Dia memintaku untuk menghukumnya atas kejahatannya."

"Kakak Pertama bersusah payah membuat semua ini, aku sudah keliru menyalahkannya sebelumnya."


"Aku tahu kau telah banyak menderita. Sejak aku menganugerahkan pernikahanmu dengan Qu Tan Er, Huai'er selalu mengirimi permohonan-permohonan ini. Sebenarnya dia selalu membenciku. Itu membuatku gelisah. Dia selalu membenciku."

"Yang diinginkan Kakak Pertama hanyalah supaya Ayahanda mengontrolnya, menghentikannya. Kakak Pertama bukan orang yang kejam. Hanya saja, dia tidak bisa menerima rasa sakit kehilangan orang yang dia cintai."

"Pernikahan itu adalah titah Kaisar sebelumnya! Aku tidak bisa tidak mematuhinya! Aku tak pernah menyangka kalau ini malah akan mendorong Huai'er ke jalan yang tak mungkin bisa kembali."


Kaisar mengakui bahwa Lian Cheng sebenarnya jauh lebih unggul dalam hal luasnya wawasan, sikap yang sopan dan kemampuan dalam berstrategi. Lian Cheng lah yang sebenarnya paling layak untuk meneruskan tahta.

Tapi karena ucapan Kaisar sebelumnya tentang Lian Cheng yang tidak akan panjang umur, Kaisar tidak bisa mengambil resiko untuk menyerahkan tahta pada Lian Cheng. Kaisar merasa bahwa ia sendiri tidak akan bisa melampaui prestasi besar Kaisar terdahulu seumur hidupnya.

Selain itu, Yi Huai sangat mirip dengan Kaisar terdahulu. Karena itulah, Kaisar merasa bahwa semua ini sudah diatur oleh Langit untuk memberikan Dong Yue pada penguasa baru. Itulah mengapa, Kaisar selalu lebih menyukai Yi Huai.

"Apakah kau mau memaafkanku?"


Tentu saja. Lian Cheng mengerti kalau Kakek dan Yi Huai sangat mirip. Hanya saja, dia yakin kalau Yi Huai mungkin tak ingin menjadi pengganti Kakek. Kaisar bertanya apa rencana Lian Cheng selanjutnya?

"Aku hanya ingin membaca dengan tenang selama dua tahun ke depan. Aku ingin mengabaikan masalah politik dan bermain catur dengan ayahanda. Aku ingin ngobrol dengan Nenek."

Kaisar menyetujuinya. "Cheng'er, ingatlah. Selama kau bisa bahagia mulai sekarang, aku tidak menginginkan apapun lagi."

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments