Sinopsis Memory Lost Episode 5 - 2

Sinopsis Memory Lost Episode 5 - 2


Jin Xi langsung memerintahkan Xiao Zhuan untuk mengawasi Li Jiang sekarang. Tapi pastikan mereka berhati-hati. Li Jiang belum tahu kalau mereka memiliki petunjuk ini.

Dia sendiri akan melihat-lihat dinding pameran foto itu bersama yang lain. Dia akan menghubungi Xiao Zhuan kalau dia mendapatkan sesuatu.


Dari ratusan foto yang tertempel di dinding, Jin Xi akhirnya mendapati fotonya Nona Ma yang jelas membuktikan kalau Li Jiang memilih korbannya dari foto-foto itu.

Direktur taman hiburan dan ketua tim sirkus datang tak lama kemudian. Han Chen tanya siapa penanggung jawab yang mengurusi foto-foto ini. Direktur berkata bahwa dulu ini diurus oleh staf Rumah Hantu, tapi sekarang diurus oleh tim sirkus.

Ketua tim sirkus menambahi, Chen Li Jiang lah yang mengurus dinding pameran foto ini karena sebagai badut, jadwal kerjanya tidak begitu sibuk.

"Apa lagi yang dia urus?" Tanya Jin Xi.

"Selama setengah tahun, dia mengurus wahana, mengawasi peralatan dan gudang penyimpanan juga diurus olehnya."


Mereka lalu mengantarkan Jin Xi dan Han Chen ke gudang penyimpanan. Tampak tak ada yang aneh di dalam gudang itu. Tapi kemudian, sesuatu menarik perhatian Han Chen. Dia lalu mengetuk-ngetuk dinding. Jin Xi bingung, ada apa?

"Chen Li Jiang sebelumnya adalah pesulap. Bukankah keahlian pesulap adalah menipu penglihatan orang lain?"


Han Chen tiba-tiba menendang dinding... dan pintu pun terbuka, memperlihatkan sebuah ruang rahasia yang penuh dengan foto-foto korban.


Di Kantor pusat, Ketua Tim Ning mendapat kabar dari Jin Xi bahwa pelaku sudah teridentifikasi. Karena bukti sudah ada, mereka bisa melakukan penangkapan sekarang.

Ketua Tim Ning memperingatkan Jin Xi untuk bertindak hati-hati mengingat pelaku masih ada di taman hiburan yang penuh orang. Jangan sampai mereka melukai orang-orang yang tidak bersalah. Ketua Tim Ning lalu memerintahkan yang lain untuk bersiap melakukan penangkapan dan membantu Jin Xi.


Xiao Zhuan tengah mengawasi di ruang kontrol CCTV bersama Xiao Qi. Awalnya tak ada yang kelihatan aneh.

Tapi sesaat kemudian, Xiao Qi melihat ada yang aneh di wahana pendulum. Wahana itu belum berhenti juga padahal sudah cukup lama.


Pada saat yang bersamaan, seorang polisi menemukan salah satu surat yang berasal dari seseorang berinisial K itu. Penasaran, Jin Xi memerintahkannya untuk membawa surat itu ke badan pemeriksa.

Xiao Zhuan menghubunginya sesaat kemudian, terdengar panik mengabarkan wahana pendulum tidak bisa berhenti sedari tadi.


Jin Xi dan Han Chen pun buru-buru pergi melihat keadaan. Para pengunjung yang naik di wahana itu hanya bisa jejeritan ketakutan dan tak berdaya, sementara para pengunjung lainnya langsung heboh mengerumuni tempat itu.

Para staf cuma melihat dan tak ada satupun yang bergerak melakukan sesuatu. Mereka berkata kalau wahana itu biasanya hanya berputar selama 3 menit, tapi sekarang sudah lebih beberapa menit. Mereka sudah berusaha mematikan tombol powernya, tapi tetap saja tidak berhasil.


Han Chen memikirkan sesuatu lalu mengambil beberapa perkakas. Jin Xi cemas melihatnya, dia mau naik? Itu tinggi banget, terlalu berbahaya.

"Kalau terjadi sesuatu padaku, uruslah aku." Santai Han Chen lalu pergi menaiki tiang wahana itu.

Sesampainya di atas, Han Chen membuka ruang mesinnya lalu menyelipkan kunci inggris ke roda gigi mesinnya. Usahanya sukses, wahana itu perlahan mulai berhenti. Para staf pun bergegas membantu para pengunjung turun. Para penonton bertepuk tangan dan Jin Xi memberi Han Chen jempol.


Jin Xi masuk ruang kontrol tak lama kemudian sambil mengutuki Li Jiang. Tepat saat itu juga, mereka melihat Fang Ping diseret pergi oleh Li Jiang. Jin Xi langsung meminta bantuan untuk memblokir area sekitar.

Dia dan Xiao Zhuan lalu pergi. Di luar, Han Chen muncul dengan membawa mobil dan dengan ahlinya membuka pintu untuk mereka sambil berputar arah. Xiao Zhuan sampai terkagum-kagum dengan keahlian menyetirnya Han Chen.

"Ajari aku, yah?" Pintanya.

"Kau tidak bisa mempelajarinya."

"Aku ini pintar. Aku pasti bisa."


Jin Xi mempersiapkan pistolnya dan memperingatkan mereka untuk berhati-hati. Han Chen juga mengingatkan Jin Xi untuk berhati-hati. Karena jalan ini menuju jalan tol yang pastinya ada stasiunnya, dia rasa Li Jiang dan Fang Ping tidak akan mengambil resiko dengan lewat tol.

"Di depan adalah area kota lama yang daerahnya cukup kompleks. Semua kasusnya Chen Li Jiang terjadi di sana."

"Kita mengejar mereka dengan ketat dan mereka melarikan diri dengan panik. Apa mungkin mereka mengambil resiko melarikan diri di daerah itu?"

Han Chen rasa mungkin saja. Kalau begitu, Xiao Zhuan berinisiatif untuk memanggil bala bantuan ke daerah itu.

 

Dugaan mereka benar, Li Jiang dan Fang Ping tampak berkendara berputar-putar di gang-gang daerah itu. Han Chen cs pun tiba tak lama kemudian. Tapi sayangnya, mobil mereka tidak bisa masuk. Untunglah mereka melihat ada motor yang dijaga satpam.

Jin Xi pun langsung meminjam motor itu dan menyuruh Xiao Zhuan naik. Tapi Han Chen langsung menyenggolnya minggir dan duduk di belakangnya Jin Xi tanpa sepengetahuan Jin Xi. Mereka langsung ngebut meninggalkan Xiao Zhuan.


Jin Xi ngebut berkelok-kelok menyusuri berbagai gang dan baru sadar di tengah jalan kalau yang duduk di belakangnya ternyata bukan Xiao Zhuan.

"Kenapa bisa jadi kau?"

"Biarkan aku menyetir," kata Han Chen. Tanpa menunggu jawaban Jin Xi, dengan ahlinya dia memindahkan Jin Xi ke belakang lalu mengambil alih setir. Jin Xi sampai tercengang dibuatnya.

Seorang polisi patroli melihat motor tersangka lewat. Dia langsung melaporkan keberadaan kedua tersangka ke Jin Xi. Han Chen pun langsung ngebut ke sana dan Jin Xi memerintahkan polisi lain untuk memblokir area.


Yakin aman, Li Jiang dan Fang Ping akhirnya berhenti di tengah jalan. Fang Ping masih sempat-sempatnya minum alkohol sampai Li Jiang kesal melihatnya.

Li Jiang merasa mereka sebaiknya tidak melarikan diri terus. Fang Ping panik, lalu apa yang harus mereka lakukan? Mereka harus melarikan diri, jika tidak maka mereka akan ditangkap polisi.

Tapi Li Jiang malah mengusulkan agar mereka menyerahkan diri dan mengaku saja. Fang Ping panik menolak usulannya. Dia tidak mau mengaku. "Kalau kau menghubungi polisi, akan kubunuh kau!"

"Kalau begitu, beritahu aku apa yang harus kulakukan? Aku yang melakukan kejahatan dan bukannya kau! Apa yang harus kita lakukan sekarang?!"

Fang Ping semakin panik memohon pada Li Jiang untuk tidak meninggalkannya. Tapi Li Jiang terus menegaskan kalau mereka tidak punya pilihan selain mengaku.


Pada saat yang bersamaan, Si Si hendak membuang sampah saat tak sengaja dia melihat Fang Ping menggila dan Li Jiang berusaha menenangkannya.

Melihat Si Si, Li Jiang tetap tenang dan beralasan kalau temannya ini cuma sedang mabuk. Si Si cuma tersenyum sambil melanjutkan buang sampahnya, tapi kemudian dia bergegas menutup cafenya dengan panik.

Fang Ping jadi semakin kalap, dia yakin Si Si bisa berbahaya karena dia sudah melihat wajah mereka. Li Jiang berusaha menenangkannya dan meyakinkan kalau Si Si tidak melihat wajah mereka, tapi Fang Ping tak percaya dan langsung masuk ke cafenya Si Si dan minta whisky.

Si Si ketakutan, tapi dia berusaha tetap tenang menghadapi mereka. Li Jiang terus berusaha menenangkannya dan mengajaknya pergi, tapi Fang Ping tak bisa dibujuk sama sekali dan terus ngotot minta whisky.


Ketakutan, Si Si menurutinya. Sebenarnya ada satu botol penuh, tapi dia memutuskan untuk mengeluarkan botol yang tinggal sedikit agar dia punya alasan ke belakang lalu cepat-cepat menyembunyikan putranya di belakang sofa dan menyuruhnya diam di situ.

 

Fang Ping dengan cepat menghabiskan whisky-nya. Tapi dia tidak puas dan nekat masuk ke dalam counter. Di sanalah dia menemukan botol whisky yang masih penuh dan sadar kalau dia sudah dibohongi.

Fang Ping tambah menggila menyadari hal itu. Li Jiang merebut botolnya dan terus berusaha menenangkannya tanpa hasil, malah membuat Fang Ping makin beringas merebut kembali botol whisky-nya lalu mencari keberadaan Si Si.


Panik, Si Si menyembunyikan pisau buah di belakang punggungnya dan cepat-cepat menghubungi Han Chen dengan gemetaran. Tapi belum juga tersambung, Fang Ping menampik ponsel itu dari tangannya dan mencekik Si Si.

 

Han Chen berhenti di tengah jalan saat ponselnya berbunyi. Dia mengangkatnya dan mungkin dia mendengar suara Fang Ping  hingga dia langsung panik dan bergegas pergi ke cafenya Si Si.


Walaupun Li Jiang tampak begitu ketakutan di hadapan Fang Ping, tapi ekspresinya berubah total di belakang punggung Fang Ping. Dia bahkan tak melakukan apapun untuk menolong Si Si, malah santai menonton mereka.

Dalam kepanikannya, Si Si nekat menyayat perutnya Fang Ping. Si Si terus berusaha menyerangnya, tapi Fang Ping menghentikan pisau itu dengan tangannya hingga darahnya mengucur deras.

 

Fang Ping sontak murka dan langsung menampar Si Si dan mencekiknya makin kuat. Putranya Si Si keluar dari persembunyiannya. Melihat mamanya kesakitan, dia langsung menggelandot ke Fang Ping, berusaha menyelamatkan mamanya.

Munculnya anak kecil itu tampaknya mengejutkan Li Jiang dan sepertinya dia benar-benar mencemaskan anak itu.

Dia berusaha menjauhkannya dari Fang Ping, tapi anak itu langsung menggigit tangannya keras-keras lalu berusaha menyelamatkan mamanya lagi.


Kesal, Fang Ping langsung ganti menyakiti anak itu. Han Chen dan Jin Xi tiba saat itu juga. Fang Ping langsung menyandera anak itu dengan menempelkan pisau ke lehernya.

Dan entah apakah dia tulus atau cuma akting, Li Jiang tiba-tiba saja panik meminta Fang Ping untuk tidak menyakiti anak itu.

Han Chen dan Jin Xi saling bertukar pandang keheranan melihat sikap Li Jiang itu.

Berusaha menyelamatkan anak itu, Jin Xi menawarkan dirinya sebagai ganti anak itu. Sayangnya, Fang Ping tidak terperdaya dan mengancam Jin Xi untuk menjatuhkan pistolnya.


Jin Xi menyerah. Perlahan dia berjongkok lalu melemparkan pistol itu ke lantai. Saat itulah Han Chen melihat ada cela singkat.

Tepat saat tatapan Fang Ping fokus menatap pistol yang menggelinding di lantai, Han Chen secepat kilat melayangkan tinjunya ke Fang Ping dan Jin Xi bergerak cepat mengambil anak itu dari tangan Fang Ping.


Fang Ping berusaha menyerang Han Chen, tapi Han Chen menyerang balik dan membantingnya dengan ganas.

Melihat pisau terdekat, Fang Ping langsung mengambilnya dan hendak menyerang lagi... saat tiba-tiba saja terdengar suara pistol dan sebuah peluru bersarang di tbuhnya.


Li Jiang lah yang menembaknya. Fang Ping langsung ambruk. Li Jiang langsung memeluk tbuh Fang Ping dengan berurai air mata. "Maafkan aku, A Ping. Aku takut kau akan melakukan kesalahan yang sama."

Saat itulah Fang Ping sepertinya terlepas dari hipnotisnya, dia tidak tahu di mana mereka berada sekarang, dia bahkan tidak mengenali Han Chen dan Li Jiang. Tapi kondisinya sudah semakin melemah saat itu dan meninggal seketika.

Flashback.


6 bulan yang lalu, Li Jiang diejek anak-anak yang menuduh aksi sulapnya cuma kebohongan. Mereka bahkan langsung merobohkan semua peralatan sulapnya lalu melarikan diri.

Saat dia merana sambil memunguti peralatan sulapnya, seorang pria misterius tiba-tiba mendekatinya. Kita tidak melihat wajahnya tapi dia memakai cincin rantai di jari tengahnya.

Orang itu tanya apakah Li Jiang seorang pesulap. Li Jiang membenarkannya, tapi itu dulu. Sekarang dia jadi seperti ini. Bahkan ayahnya pun mungkin tidak akan mengenalinya lagi sekarang.

"Apa kau ingin hidupmu berubah total?" Tanya pria itu.


Pertanyaannya berhasil menarik perhatian Li Jiang yang langsung memperlihatkan bekas luka bakar yang cukup parah di dahinya. Orang itu mengulurkan tangannya dan memperkenalkan dirinya, "Aku K. Siapa namamu?"

"Chen Li Jiang," jawab Li Jiang menyambut jabatan tangannya.

Flashback end.


Beberapa saat kemudian Fang Ping dibawa ambulance dan Fang Ping dibawa ke kantor polisi untuk diinterogasi.

Tapi saat Xiao Zhuan masuk ke ruang kontrol CCTV, Xiao Qi menggerutu kesal karena Li Jiang masih terus bersikeras tutup mulut bahkan setelah diinterogasi selama 3 jam. Jin Xi ada di mana sih?

"Dia sedang diceramahi komisaris, entah kapan dia akan kembali."

Sekarang karena Fang Ping mati, Li Jiang jadi bebas menyalahkan Fang Ping sepenuhnya. Entah apakah mereka bisa mendakwa Fang Ping. Xiao Qi heran, bukankah mereka sudah menemukan cukup banyak bukti?

"Tidak. Hasil pemeriksaan tes sp***a itu ternyta milik Fang Ping. Jadi sekarang Chen Li Jiang bersikeras kalau dia melakukan semua itu karena Chen Fang Ping mengancamnya. Jika dia terus berakting tak bersalah, tak ada yang bisa kita lakukan."

Sekarang mereka hanya bisa bergantung pada hasil interogasinya Jin Xi. Jin Xi kan ahli psikologi kriminal, Xiao Zhuan yakin kalau Jin Xi bisa menemukan cela dibalik topengnya Fang Ping. Han Chen diam saja di belakang mendengarkan percakapan mereka.


Mereka akhirnya melihat Jin Xi masuk ke ruang interogasi. Dia membawa segelas air putih dan dengan sengaja fokus mengerjakan dokumennya dan mengacuhkan Li Jiang sampai Li Jiang sendiri yang harus bicara duluan.

Dia meminta Jin Xi untuk menanyakan apapun yang mau dia tanyakan. Dia pasti akan menjawab jika dia tahu jawabannya. Jin Xi santai menawarkan air putihnya dan meyakinkan Li Jiang untuk tidak cemas, investigasi mereka hampir selesai kok.

Dia mengaku sudah menerima hasil pemeriksaan forensik dan sp***a yang ditemukan di TKP itu cocok dengan DNA-nya Fang Ping. Jadi mereka yakin kalau pelaku utamanya adalah Fang Ping.

Tapi Jin Xi dengar kalau Li Jiang dan Fang Ping belajar pada satu guru yang sama. Bisa Li Jiang ceritakan tentang orang itu?


Li Jiang berkata kalau dia dan Fang Ping sama-sama belajar sulap di Distrik Yue. Waktu itu, Fang Ping gagal dalam ujiannya. Dia punya keinginan kuat untuk belajar sulap, tapi sayangnya dia tidak begitu berbakat sehingga gurunya tidak ingin mengajari Fang Ping.

Tapi Fang Ping itu orang yang gigih hingga sukses membuat guru mereka merasa tersentuh. Guru mereka akhirnya menerimanya dan menjadikan Fang Ping sebagai asisten. Dia berkata kalau Fang Ping itu sebenarnya bukan orang jahat, cuma agak temperamental dan kasar.

Tiba-tiba Li Jiang minta permen. Jin Xi kaget mendengarnya, tapi dia cepat-cepat menormalkan ekspresi wajahnya dan santai memberikan lolipopnya lalu mengomentari hubungan Li Jiang dan Fang Ping yang tampaknya cukup akrab.

 

"Dia berbuat salah, tapi kau berusaha membuktikannya tidak bersalah. Tapi Tuan Chen, aku tidak yakin kalau kau tidak tahu bahwa menutupi kejahatan itu juga sebuah kejahatan, iya kan?"

Jin Xi mendadak berubah sikap dan menuntut Li Jiang untuk mengaku, sejak kapan dia mengetahui kejahatan yang dilakukan Fang Ping dan bagaimana Li Jiang membuat kasus ketiga untuk mengacaukan investigasi mereka dan membantu Fang Ping untuk membuktikan kalau dia tidak bersalah.

Bersambung ke episode 6

Post a Comment

0 Comments