Sinopsis My Little Princess Episode 4 - 1

Sinopsis My Little Princess Episode 4 - 1 


Walaupun bergelimang harta tapi hidup Xing Chen ternyata sama sekali tidak mudah.

Sejak dia berusia 10 tahun, Xing Chen sudah dituntut untuk menguasai banyak hal. Mulai dari piano, melukis hingga balet.

Bahkan sejak kecil pula dia tidak boleh makan makanan manis dan berlemak. Semua makanan yang boleh dimakannya tidak ada yang enak dan dia harus bertahan dengan penderitaannya itu. Dan semua itu dijalaninya demi menjadi seorang putri yang sempurna.


Chu Yao berusaha menc**m Xing Chen, tapi Xing Chen langsung menamparnya sebelum dia sempat melakukannya.

Kesal, Chu Yao malah mengatai Xing Chen munafik. Bukankah ini yang Xing Chen inginkan?

Xing Chen ngotot untuk tetap jadi tunangannya karena dia ingin dipeuk dan dic**m, bukan? Bukankah orang yang menderita sindrom putri itu seperti itu? Xing Chen tetap bertahan walaupun dia tidak menyukainya sama sekali. Xing Chen jelas tak terima dengan tuduhannya itu.

"Dengar baik-baik, Lin Xing Chen. Siapapun kau, kau tidak akan bisa menyamai kepolosan dan kebaikan Yu Yang Yang. Aku, Zheng Chu Yao, tidak akan pernah menyukaimu seumur hidupku"


Dia mau pergi, tapi Xing Chen menghentikannya dan memperingatkannya.

"Semakin kau melawan, kau akan semakin gagal. Itu namanya takdir. Selain itu, di dalam takdirmu hanya ada aku seorang, Lin... Xing... Chen. Aku tidak akan pernah didicampakkan"

Xing Chen pun pergi dengan kepala tegak sementara Nian Yu memperhatikan segalanya dari atas, tanpa mereka berdua sadari.

 

Saat asistennya menelepon, Xing Chen berbohong kalau dia lagi kencan dengan Chu Yao. Padahal itu hanya alasan yang dibuatnya agar asistennya tak menjemputnya, dia ingin sendiri.

Walaupun tadi dia berusaha tampak tegar, tapi sebenarnya dia sedih mengingat ucapan kejam Chu Yao yang membanding-bandingkannya dengan Yang Yang tadi.

 

Dia berjalan dan terus berjalan hingga dia sampai ke toko komik. Saat Bos toko komik menyapanya, Xing Chen hanya membalasnya dengan senyum singkat lalu berjalan lagi... tanpa menyadari Nian Yu yang terus mengikutinya dengan cemas sejak dari kampus.

Xing Chen terus melangkahkan kakinya tak tentu arah. Saat dia tiba di zebra cross, dia tak menyadari ada seorang pria yang hendak mencuri isi tasnya.

Tapi Nian Yu menghentikan pria itu hingga pria itu kabur. Sementara Xing Chen terus melamun sampai tak menyadari apapun yang terjadi di belakangnya barusan.


Xing Chen akhirnya duduk di tepi air mancur. Rasa kesepian membuatnya merindukan Beruang yang datang padanya saat hujan waktu itu.

Alangkah baiknya jika Kesatria Beruang ada di sisinya saat ini, tapi tidak mungkin akan muncul kesatria setiap kali dia sedih.

Tanpa disadarinya, kesatrianya itu sebenarnya tengah memperhatikannya tak jauh darinya walaupun tidak dalam kostum beruangnya.

Tiba-tiba mereka melihat kembang api yang begitu indah di angkasa. Senyum Xing Chen seketika mengembang lebar melihat pemandangan indah itu. Nian Yu pun senang melihat Xing Chen kembali ceria dna bersemangat lagi.


Keesokan paginya setelah selesai berdandan, Xing Chen ditelepon Zhou Wei yang terdengar panik meminta Xing Chen untuk menyetujui permintaannya.

Dia memberitahu Xing Chen bahwa minggu depan akan ada pesta perpisahan untuk kelulusan para senior. Semua mahasiswa yang hadir harus berdansa dan Zhou Wei ingin Xing Chen mau menjadi pasangan dansanya.

Setibanya di kampus, Xing Chen menolak permintaan Zhou Wei. Pasangannya Zhou Wei kan Lei Ja Na, lagipula dia maunya berpasangan dengan Zheng Chu Yao. Zhou Wei tak yakin kalau Chu Yao bakalan mau. Tapi Xing Chen bersikeras.


Dia lalu membawa Zhou Wei ke sebuah ruang loker pribadinya. Zhou Wei benar-benar tak menyangka, Xing Chen ternyata benar-benar seorang putri sampai mendapatkan perlakuan spesial seperti ini.

Tentu saja, jawab Xing Chen bangga. Ini karena perbaikan jalan disponsori oleh keluarganya.

Dia lalu mengeluarkan kamera paparazinya dengan senyum licik lalu berjalan ke jendela. Zhou Wei tiba-tiba menyadari kalau ruang loker pribadi Xing Chen ini berseberangan ruang ganti pria. Jangan-jangan dia menggunakan kameranya ini untuk mengintip cowok-cowok?

"Tidak! Aku cuma mau lihat baju yang akan dipakai Chu Yao untuk menyesuaikan bajuku dengannya" ujar Xing Chen lalu mendorong Zhou Wei pergi dari sana.


Saat Xing Chen memulai aksi mata-matanya, dia tidak melihat Chu Yao di sana. Tapi tidak masalah sih, ada pemandangan cowok-cowok berotot lainnya sebagai gantinya. (Hadeh! dia ngatain Nian Yu c***l, lah dia sendiri c***l, wkwkwk).

Tak lama kemudian dia melihat Nian Yu masuk ke sana untuk ganti baju. Tapi tiba-tiba Nian Yu melihat ke arahnya.

Nian Yu melihat lebih dekat dengan curiga dan langsung melotot saat menyadari siapa yang sedang mengintip mereka. Xing Chen pun langsung panik dan cepat-cepat mundur dari sana.


Nian Yu langsung pergi ruang loker itu untuk melabrak Xing Chen... tepat saat Xing Chen sedang ganti baju.

Sontak saja keduanya langsung menjerit heboh. Nian Yu berusaha minta maaf tapi tak segera pergi dari sana, jadilah Xing Chen melemparinya dengan berbagai barang sampai Nian Yu akhirnya keluar.


Setelah ganti baju, semua orang berkumpul di arena berkuda dengan kuda masing-masing.

Saat yang lain pakai seragam berkuda warna biru, Xing Chen muncul tak lama kemudian dengan penampilan paling beda sendiri, sampai pakai kalung dan parfum segala.

Saat lewat di depan Chu Yao, dia sengaja tebar pesona dengan gaya lebai. Tapi Chu Yao malah menyindir bau parfumnya yang kelewat menyengat.


Tak lama kemudian, Nian Yu muncul sambil menunggung kuda dan membuat Xing Chen tercengang melihatnya, sungguh tak percaya melihat Nian Yu juga pintar berkuda apalagi tampak sebuah medali di saku bajunya.

Pak pelatih memberitahu mereka bahwa Nian Yu pernah memenangkan kejuaraan menunggang kuda saat dia kelas 11, makanya dia diundang secara khusus untuk menjadi tutor mereka.

Sementara gadis-gadis yang lain pada heboh mengagumi Nian Yu, Xing Chen malah menggerutu sebal dalam hatinya "Memangnya kampus ini kekurangan guru apa? Kemanapun aku pergi, kenapa aku selalu bertemu dengannya?"

Xing Chen tak mengerti kenapa berlebihan sekali, itu kan cuma satu medali. Zhou Wei memberitahu Xing Chen bahwa medalinya Nian Yu hanya diberikan pada juara. Chu Yao yang juga punya medali, langsung mendengus sinis mendengar pujian Zhou Wei.


Gara-gara keasyikan ngobrol, Pak Pelatih langsung mengomeli Xing Chen dan bertanya kenapa dia terlambat. Xing Chen mengklaim kalau dia punya alasan... sambil melirik Nian Yu.

Panik, Nian Yu langsung membekap mulut Xing Chen sebelum dia sempat mengucap apapun sambil berbohong pada Pak Pelatih bahwa tadi Xing Chen pingsan lalu menyeret Xing Chen pergi dari sana dengan alasan mau mengantarkan Xing Chen istirahat.


Setelah mereka sudah cukup jauh, Xing Chen akhirnya berhasil membebaskan dirinya dari bekapan Nian Yu.

Padahal tadi dia tidak ada maksud mengadukan perbuatan Nian Yu yang mengintipnya tapi Nian Yu malah bersikap seperti ini, apa dia mau diadukan?

"Kurasa si tukang ngintip itu bukan aku"

"Memangnya kau punya bukti apa? Aku ini putri, kenapa aku tidak boleh mengintipi cowok-cowok? Lagipula kau juga mengintipku. Kau harus minta maaf padaku"

Bukannya menuruti permintaannya, Nian Yu malah melarang Xing Chen naik kuda. Xing Chen protes, atas dasar apa Nian Yu melarangnya berkuda?

Berdasarkan penampilannya, jawab N8an Yu. Dia pakai perhiasan dan pakai parfum juga, jadi dia tidak boleh naik kuda.

 

Saat Xing Chen protes, Nian Yu beralasan kalau dia hanya ingin mempedulikan orang yang terkena sindrom putri.

Kesal, Xing Chen langsung memukuli Nian Yu dengan kesal, dia tidak kena sindrom itu. Kalaupun dia punya penyakit putri, itu tidak ada hubungannya dengan Nian Yu. Dia masih punya Chu Yao kok, jadi sebaiknya Nian Yu tidak usaah mikir kalau dia bakalan jatuh cinta padanya.

"Siapa yang punya pikiran seperti itu?" protes Nian Yu

"Kau! Kau mengharapkan semua orang menyukaimu" gerutu Xing Chen sambil terus memukuli Nian Yu dengan kesal.


Nian Yu berusaha menghentikannya tapi ujung-ujungnya malah jadi memluk Xing Chen dan seketika itu pula traumanya kambuh kembali. Nian Yu sampai lemas hingga membuat mereka berdua roboh ke tanah.

Nian Yu ngos-ngosan karena traumanya itu, tapi Xing Chen malah mikir yang nggak-nggak dan langsung monyongin bibir... padahal Nian Yu sudah berguling dari atasnya. wkwkwk!


Saat akhirnya dia bisa menenangkan dirinya, Nian Yu malah keheranan melihat bibir Xing Chen monyong mengharapkan c**man.

Padahal c**man yang ditunggunya tidak datang-datang tapi Xing Chen terus saja monyongin bibir.

Saat dia mulai membuka mata, dia malah mendapati Nian Yu sedang pose santai di sampingnya sambil menyindir.

"Siapa sebenarnya yang berharap untuk disukai?"

Aduh malunya...


Saat kembali ke lapangan, dia malah harus merana sendirian di pinggir lapangan melihat teman-temannya yang lain sedang asyik berkuda.

Padahal dia membayangkan dirinya berkuda dengan anggunnya hingga membuat Chu Yao dan Nian Yu terpesona padanya. (khayalannya alay banget xD).


Dia berusaha memanggil Chu Yao saat Chu Yao lewat di dekatnya, tapi Chu Yao langsung acuh. Saat dia sudah sangat bosan, Zhou Wei mendatanginya dan menawarkan kudanya untuk Xing Chen tunggangi. Tentu saja Xing Chen langsung antusias dan bersikeras mau berkuda sendiri.

Zhou Wei pun pergi. Tapi saat Xing Chen baru naik ke punggung kuda, si kuda malah meringkik panik dan hampir saja membuat Xing Chen terjatuh. Semua itu gara-gara si kuda mencium bau parfum menyengatnya Xing Chen.


Nian Yu yang melihat itu, langsung memacu kudanya menghampiri Xing Chen yang tengah berusaha keras bertahan di atas punggung kudanya. Chu Yao tampaknya cemas juga dan jelas-jelas dia kesal melihat Nian Yu tiba duluan di sana.

Saat Nian Yu tiba di sana, Xing Chen malah berlagak dan melabraknya kesal, apa lihat-lihat? Tidak pernah lihat cewek cantik naik kuda?

Kalau tidak butuh bantuan yah sudah, Nian Yu pun mulai membawa kudanya pergi. Tapi Xing Chen cepat-cepat menghentikannya dan akhirnya meminta maaf atas sikapnya barusan.

"Penc**man kuda itu sangat sensitif, jadi lebih baik tidak memakai parfum atau memakai perhiasaan saat berkuda. Jika tidak maka kudanya akan marah"

"Kenapa tidak bilang dari tadi? Kau sengaja, yah?"

Nian Yu langsung menatapnya tajam. Menyadari kesalahannya, Xing Chen meminta maaf dan memohon agar Nian Yu membantunya.

Tak lama kemudian, Nian Yu akhirnya membantu Xing Chen menenangkan kudanya dan menuntun kudanya Xing Chen keliling lapangan.


Xing Chen tidak puas dan langsung protes, dia tidak mau kalau cuma keliling pelan-pelan seperti ini, dia mau kudanya berlari. Nian Yu mengacuhkannya dan terus saja membawa kudanya keliling pelan-pelan.

Selama mereka berkeliling bersama, Chu Yao menatap mereka dengan kesal. cemburu nih yeee...

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments