Sinopsis Accidentally in Love Episode 4 - 1

 Sinopsis Accidentally in Love Episode 4 - 1

Feng pura-pura tak kenal Qing Qing dan mengacuhkan uluran tangannya. Tapi Bu Guru langsung mengomeli sikap tidak sopannya pada teman sekelas barunya.

Feng terpaksa menurutinya, tapi alih-alih menjabat tangan Qing Qing, dia cuma menepuk kasar tangan Qing Qing lalu cuek lagi. Jelas saja Qing Qing jadi sebal.


Saat dia duduk, dia lebih tercengang lagi mendapati Nan Xi ternyata juga teman sekelasnya. Sekarang dia baru sadar kalau Feng dan Nan Xi mengerjainya malam itu dengan pura-pura tidak saling mengenal.


Bu Guru lalu menyuruh para murid untuk mengeluarkan buku pelajaran mereka. (Err... sebenarnya aku rada bingung. Ini tuh universitas apa SMA? Dibilang SMA, tapi murid-muridnya kayak udah mahasiswa. Tapi sesi kelas mereka kayak masih SMA. Bingung aku)

Qing Qing dengan antusias mengeluarkan buku pelajarannya... lalu dengan pedenya menyeret kursinya maju tepat di hadapan meja Bu Guru dan berkata. "Bu Guru, saya sudah siap. Pelajaran bisa dimulai."

Pfft! Jelas saja semua murid langsung ngakak menertawai sikap anehnya. Bu Guru langsung ngomel-ngomel memarahinya. Balik ke mejanya!


Qing Qing akhirnya balik ke mejanya dengan kebingungan. Ah, ternyata selama ini dia home schooling, makanya dia tidak tahu menahu tentang sesi belajar di kelas umum.

Dengan antusias dia mengedarkan pandangannya ke sekeliling kelas sampai akhirnya tatapan matanya bertabrakan dengan tatapan Feng. Tapi Feng langsung berpaling dengan acuh.

Beberapa kali dia curi-curi pandang ke Qing Qing dan mendapati Qing Qing ternyata terus memperhatikannya, tapi itu membuatnya sebal.


Kesal, Qing Qing malah tambah gencar menatap Feng terus. Feng malah menutup mukanya, Qing Qing jadi tambah sebel dan langsung berbisik mengonfrontasinya.

"Jadi kau pikir dengan pura-pura tidak kenal aku, maka semuanya akan terlupakan, begitu?"

"Aku kan sudah memberimu uang. Apa lagi maumu? Kau bahkan mengikutiku sampai kemari dan masih saja menyangkal kalau kau adalah penggemarku?"

"Hei, Si Tu Feng. Kau itu benar-benar tidak tahu malu. AKu mengikutimu? Apa kau tahu bahwa bertemu denganmu itu kes*alan terburuk dalam hidupku? Kau tidak tahu kesulitan apa saja yang kuderita gara-gara dirimu!"

"Aku tidak tahu kalau itu bakalan dipotret dan di-upload online. Nasi sudah jadi bubur. Mulai sekarang, kau tidak diizinkan untuk mengungkit masalah itu pada siapapun. Jika tidak, kau akan lebih menderita lagi."

"Kau pikir masalah ini... bisa dilupakan begitu saja?" Geram Qing Qing lalu menginjak kaki Feng keras-keras. 

Kesal, Feng langsung balas dendam dengan menarik kursinya Qing Qing hingga Qing Qing terjerembap ke lantai. Bu Guru jadi marah dengan ulah mereka dan langsung menghukum mereka berdua untuk piket hari ini.


Tapi begitu kelas usai, alih-alih melaksanakan tugasnya, Feng malah menggunakan pesonanya untuk membuat para gadis heboh mengaguminya. Qing Qing gregetan banget melihat tingkahnya.

Qing Qing dulu bertanya-tanya apakah pelajaran taekwondo yang dipelajarinya sejak kecil, akan berguna suatu hari nanti. Tapi hari ini, dia tahu kalau hal itu sangat berguna.

Maka Qing Qing pun mendekati Feng dengan wajah seram lalu mendadak tersenyum manis dan membungkuk seperti yang dilakukannya sebelum melakukan taekwondo.

 

Lalu tanpa aba-aba, dia menendang Feng dengan tendangan berputar dan kontan membuat Feng melayang... hingga tersungkur tak berdaya di lantai.


Saat hendak mengerjakan hukumannya tak lama kemudian, Qing Qing mendadak menyadari dirinya jadi bahan gosip semua murid. Mereka kasak-kusuk mengatainya 'murid pindahan yang aneh' dan 'penggemar gilanya Si Tu Feng' sampai dia berani menc**m paksa Feng.

Qing Qing tidak tahan mendengar gosipan mereka. "Kukasih tahu sekali lagi. Aku penggemar gilanya Si Tu Feng!"

Tapi tak ada yang percaya, gosipnya Qing Qing menyebar rumor kalau dia adalah tunangannya Feng. Wah! Qing Qing tidak terima. Cek kebenarannya dulu napa? Feng sendiri yang memintanya untuk jadi tunangannya.

Tapi semakin dia ngotot, para wanita itu malah semakin sinis tak mempercayainya dan semakin mempercayai gosip itu.

Qing Qing hampir saja mau melabrak mereka, tapi Fang Fang dengan cepat menghentikannya dan berusaha menenangkan emosi Qing Qing. Tidak usah dengarkan omong kosong orang-orang ini, mending dia melakukan tugasnya sekarang.


Karena Feng mangkir dari hukuman piketnya, Fang Fang-lah yang akhirnya membantu Qing Qing mengambil air di toilet. Qing Qing masih terus menggerutui Feng sampai Fang Fang harus mengingatkannya untuk tidak cari masalah apapun, apalagi sampai melawan Feng.

"Aku tahu! Kau pikir aku pengen? Aku bahkan tidak sudi terlibat dengan si iblis itu."

Baguslah. Dan juga, jangan pernah cari masalah dengan Bu Guru Chen Xiao. Dia itu terkenal sebagai penyihir tua yang dingin dan tak punya hati. Fang Fang pernah mendengar cerita yang terjadi beberapa tahun yang lalu.

Ada seorang murid yang cari masalah dengan Bu Guru Chen Xiao. Dan akibatnya, si murid itu tiba-tiba menghilang dan kabarnya tak pernah terdengar lagi.

"Sereeeem!"

"Intinya. Bersikap baiklah dan jangan terlibat dengan orang-orang aneh."


Saat Qing Qing membersihkan papan tulis sambil mengutuki Feng, Nan Xi memutuskan untuk mendekatinya. Dia memberitahu Qing Qing kalau Feng sakit dan sekarang berada di klinik. Jadi, dia menawarkan diri untuk menggantikan Feng membantu Qing Qing piket.

Qing Qing langsung menyerahkan penghapus papan tulisnya. "Setidaknya kau masih punya hati nurani."

Nan Xi merasa bersalah atas kejadian di pesta pernikahan malam itu. Dia sungguh tidak bermaksud untuk membodohi Qing Qing. Semua itu gara-gara Feng. Maaf, yah?

"Tidak masalah. Aku bukan orang sepicik itu kok."


Tiba-tiba ponselnya Qing Qing berbunyi. Orang di  seberang mengaku kalau dirinya adalah kurir dan meminta Qing Qing ke atap. Qing Qing pun langsung pergi ke sana saat itu juga dan mendapati yang menunggunya ternyata Managernya Feng.

Daniel menatapnya dengan sinis, tak disangka kalau dia dan Feng ternyata berjodoh dengan sama-sama sekolah di sini, teman sebangku lagi. Tapi setelah melihat Qing Qing, Daniel sangat yakin tak mungkin akan ada skandal di antara mereka berdua.

Qing Qing yang tidak mengenalnya, jelas emosi dinyinyirin oleh orang asing dan langsung mencengkeram baju Daniel dengan kesal. Dia siapa?!

"Aku managernya Si Tu Feng! Apa yang kau lakukan?!" Daniel sontak mendorong Qing Qing darinya.


Feng tiba saat itu juga. Qing Qing langsung sinis, Feng bawa managernya kemari untuk membuatnya membayar kompensas atas lukanya Feng?

"Kukasih tahu kalian berdua, jangan mimpi!!!"

"Hei, jangan suka berpikiran jahat tentang orang lain."

"Kau duluan yang jahat, jangan asal nuduh. Siapa yang menyeretku ke pernikahan ayahmu? Siapa yang menyebutku tunangannya dia hadapan banyak orang? Siapa yang menc**mku dua kali?! DUA KALI!!!"


Feng sontak panik membungkam Qing Qing sebelum ada orang yang mendengar teriakannya. Dia kan sudah membantu mengembalikan tasnya Qing Qing dan memberinya uang, Qing Qing mau apa lagi?

Qing Qing tidak terima. Dialah yang rugi dalam masalah ini. Feng panik dan mencoba menyuruhnya diam, tapi Qing Qing terlalu kesal padanya dan langsung menamparnya.

"Sampai sekarang tidak pernah ada seorangpun yang berani memukulku. Kau orang pertama."

"Baiklah. Kuberitahu kau, mulai sekarang, aku akan memukulmu lebih sering."


Daniel buru-buru menengahi mereka dan tanya apakah Qing Qing yang mengunggah foto ini? Qing Qing jadi tambah kesal melihat foto c**man itu... "Siapa yang memotretku sejelek ini?! SIAPA?! Siapa yang memotret ini?"

"Memangnya itu penting?! Tapi baguslah kalau bukan kau yang mengunggahnya. Alasanku memanggil kalian berdua kemari adalah untuk menjernihkan skandal ini."


Jadi nanti, jika ada reporter atau fans-nya Feng tanya, Qing Qing bilang saja kalau dia adalah asisten barunya Feng. Tapi Qing Qing dan Feng sontak menolak keras ide buruk itu.

"Lebih baik kau jangan melakukannya, aku lebih tidak setuju kau jadi asistenku!"

"Aku juga tidak mau terlibat apapun dengan iblis sepertimu!"

"Kalau kau bukan cewek..."

"Kau mau apa?!" Tantang Qing Qing sambil mengayunkan sikutnya dan Feng kontan mundur ketakutan. Pfft!


Daniel buru-buru menengahi kedua orang itu dan berusaha menyelesaikan masalah ini dengan menyodorkan selembar kertas ke Qing Qing.

Qing Qing kira itu cek, tapi ternyata itu tiket konser VIP-nya Feng. Nggak butuh! Qing Qing langsung membantingnya kembali ke Daniel. Siapa juga yang mau nonton konsernya?

Wah, Daniel dan Feng tak percaya mendengarnya. Ini tuh tiket VIP, Qing Qing takkan sanggup membeli tiket semahal ini. Tapi baiklah, Daniel ganti menawarkan kartu namanya, Qing Qing pikirkan dulu baik-baik lalu telepon dia, yah?


Qing Qing sinis. Feng takut image-nya rusak, kan? "Kalau begitu, kukasih tahu kau. Mulai sekarang, aku adalah musuhmu! Aku akan menyebar rumor tentangmu ke manapun aku pergi!"

Daniel kagum juga padanya, gadis ini benar-benar sulit diprediksi. Sudah berapa kali coba dia musti bilangin Feng, jangan suka seenaknya menunjukkan muka seriusnya biar orang-orang tidak salah paham. Ngerti, nggak?! Tapi Feng malah langsung pergi dengan cuek.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments