Sinopsis My Little Princess Episode 3 - 2

 Sinopsis My Little Princess Episode 3 - 2

 

Teman-teman Chu Yao mengkonfrontasinya atas apa yang dilakukannya pada Xing Chen di restoran. Mereka yakin kalau Chu Yao memang salah paham pada Xing Chen.

Tapi Xing Chen bersikeras tidak salah paham karena Xing Chen sendiri yang mengaku kalau dia membully Yang Yang.

Dia juga memberitahu teman-temannya bahwa jika Xing Chen menanyakan tentangnya, dia ingin mereka memberitahu Xing Chen kalau dia bergabung dengan orkestra untuk mengejar Yang Yang.

Zhou Wei ragu, kalau dia berkata begitu maka Xing Chen bisa marah. Tapi justru itu tujuan Chu Yao, dia mau lihat apakah Xing Chen serius mengejarnya atau tidak.


Dalam sesi tutoring mereka malam itu, Nian Yu malah ketiduran di meja sementara Xing Chen serius belajar.

Tiba-tiba dia dapat pesan dari Zhou Wei yang memberitahunya tentang Chu Yao yang bergabung dengan orkestra untuk mengejar Yang Yang.

Xing Chen tak peduli, lagian Chu Yao sudah masuk blacklist-nya.

"Dasar orang kekanak-kanakan, Jiang Nian Yu saja lebih baik darinya. Siapa juga yang mau menikah denganmu!" batin Xing Chen.


Mengalihkan kembali pikirannya ke pelajaran, Xing Chen melihat kunci jawaban di tangan Nian Yu yang sedang tidur.

Dia mencoba memanggil-manggil Nian Yu dan begitu yakin Nian Yu tidur nyenyak, Xing Chen mencoba mengambil kunci jawaban itu. Tapi Nian Yu langsung memeluk kunci jawaban itu dan kembali tidur.


Sepertinya Nian Yu tidur nyenyak sekali. Xing Chen tiba-tiba punya ide licik, menggelitiki wajah Nian Yu dengan pena bulunya untuk mencuri kunci jawaban itu.

Usahanya hampir saja sukses. Tapi saat dia hendak mengambil kunci jawaban itu, Nian Yu terbangun dan Xing Chen oleng ke arahnya.
Refleks Nian Yu berusaha mencegah Xing Chen terjatuh ke arahnya.... dengan tak sengaja memegangi d**a Xing Chen lagi. Pfft!


Sontak saja keduanya langsung menjerit heboh dan Xing Chen langsung memukulinya dengan kesal.

Berusaha menyelamatkan dirinya dari pukulan Xing Chen, Nian Yu mendorongnya tapi malah membuat Xing Chen oleng ke belakang.

Untunglah Nian Yu berhasil menariknya tepat waktu... kedalam peukannya.

Tapi hmm... anehnya, Nian Yu tampak seperti orang phobia dengan pelkan itu.


Dalam kilasan flashback, Nian Yu tampak menangis memluk seorang gadis kecil. Adiknya kah?

Nian Yu langsung sesak nafas dan panik mengingat kenangan itu, Xing Chen sampai cemas melihatnya.


Tapi kecemasan Xing Chen itu cuma berlangsung singkat, sedetik kemudian pikiran liciknya mulai kumat.

Sepertinya si muka es ini tidak bisa memluk orang lain. Xing Chen pun langsung berusaha menangkap Nian Yu, sontak Nian Yu menghindar.

Xing Chen jadi curiga melihat reaksinya, jangan-jangan Nian Yu alergi cewek cantik? Atau dia tidak bisa memluk?

Kalau begitu, dia bisa memanfaatkan kelemahan Nian Yu "Akan kubuat kau tahu konsekuensi karena melechkanku"


Keesokan paginya saat sarapan bersama, Nyonya Chen tak buang waktu untuk menginterogasi Xing Chen tentang perkembangan hubungannya dengan Chu Yao.

Dia memberitahu Xing Chen bahwa perusahaan mereka akan segera meluncurkan produk yang menarget pasar anak muda, jadi dia berencana untuk menjadikan Xing Chen dan Chu Yao sebagai model.

Mereka dipilih karena mereka adalah anak-anak konglomerat, jadi pasti akan bisa menarik perhatian. Ditambah lagi isu pernikahan mereka akan menjadi topik populer. Xing Chen keberatan, kenapa tidak menggunakan selebritis saja?

Tapi tentu saja Nyonya Chen tak peduli. Dia memberitahukan ini pada Xing Chen bukan untuk minta izin Xing Chen, tapi hanya sekedar memberitahu.

"Biarpun aku setuju, entah dengan Zheng Chu Yao"

"Maksudmu, kau itu sangat tidak berguna sampai-sampai kau bahkan tidak bisa memikat Zheng Chu Yao?"

"Tidak"

"Jangan lupa bagaimana kau bisa masuk ke keluarga ini. Kalau kau bahkan tidak bisa melakukan ini, entah apa gunamu tinggal di Keluarga Lin"

"Baiklah, jangan khawatir" ucap Xing Chen sedih.


Keesokan harinya, Xing Chen mendatangi Pak Guru yang saat itu sedang bersama Chu Yao yang sedang berusaha menjilat Pak Guru.

Melihatnya di sana, Xing Chen mengingatkan dirinya sendiri untuk bersikap layaknya seorang putri, lupakan saja semua hal tak menyenangkan di masa lalu.

Xing Chen langsung mendekati mereka dan menyatakan keinginannya untuk mendaftar ke klub orkestra. Tapi Pak Guru menolaknya, lagian mereka sudah punya pianis, yaitu Lei Ja Na.

Diam-diam tersenyum licik, Chu Yao mengingatkan Pak Guru kalau posisi violinis masih kosong.

"Benar juga. Apa kau juga bisa bermain biola?" tanya Pak Guru.


Tiba-tiba Yang Yang muncul, sedang membagi-bagikan dokumen pada para dosen. Xing Chen terperanga tak percaya melihat Yang Yang ada di sana. Katanya orkestra membutuhkan orang-orang berbakat, lalu kenapa Yang Yang bisa ikut gabung?

Pak Guru berkata kalau Yang Yang bertugas sebagai asisten orkestra. Karena situasi keluarganya, Yang Yang menjadi seorang pekerja keras, karena itulah dia kuliah sambil kerja dan bergabung dalam orkestra.

"Seseorang yang hidup serba mewah sepertimu, harus menghormati orang seperti dia" sindir Pak Guru

"Bukankah dia hanya bekerja untuk orkestra? Aku juga bisa"


Tapi Pak Guru menolak. Jika Xing Chen tidak bisa memainkan biola maka sebaiknya dia menyerah saja. Tapi tentu saja Xing Chen tidak mau menyerah begitu saja.

"Cuma perlu bermain biola. Sampai jumpa dalam audisi"

Tapi begitu keluar dari sana, Xing Chen sebenarnya menyesal sudah berkata seperti itu, apalagi dia sudah tidak pernah lagi menyentuh biola sejak dia SD.

Ini sih sama saja menggali kuburan sendiri. Tapi yah sudahlah, tidak ada gunanya menarik kata-katanya kembali. Dia, Lin Xing Chen, dia pasti bisa melakukan apapun.


Tiba-tiba dia mendapat telepon dari ibu kandungnya. Ibu berbasa-basi tapi Xing Chen tak begitu menyukainya dan langsung to the point menanyakan dimana ibunya berada sekarang. Ibu berkata di mall. Xing Chen pun langsung pergi ke sana.

Ibu kandungnya Xing Chen ternyata gila belanja sampai semua kartu kreditnya habis. Dan bahkan setelah mendapatkan barang sebanyak itu, Ibu masih saja merasa kurang. Xing Chen kesal melihat tingkah ibunya, Ayahnya sudah tidak ada, jadi tidak bisakah Ibu membatasi dirinya?

Ibu malah lebai, mengklaim kalau dia sangat sedih atas kepergian ayahnya Xing Chen, hatinya merasa seperti kehilangan sesuatu, jadi dia perlu belanja gila-gilaan sebagai gantinya.

Jelas saja Xing Chen protes, bagaimana bisa Ibu mengganti Ayah dengan barang-barang. Karena keegoisan Ibu lah, dia harus menderita dan sekarang dia malah harus bertunangan dengan Zheng Chu Yao.

Ibu malah semakin antusias menyemangati Xing Chen untuk menikah dengan Chu Yao. Karena jika dia menikah dengan Chu Yao yang kaya raya itu maka mereka bisa membeli lebih banyak barang.

"Ah, menyebalkan! Kalian semua sangat menyebalkan!" bentak Xing Chen kesal.


Yang Yang berusaha membujuk Nian Yu untuk bergabung dengan orkestra mereka. Nian Yu menolak, tapi Yang Yang terus berusaha membujuknya dan memberitahu Nian Yu bahwa audisinya besok dan dia berharap sekali kalau Nian Yu akan datang. Nian Yu hanya berkata kalau dia akan mempertimbangkannya.


Chu Yao sedang asyik main game saat Ayahnya datang dan langsung mengomel tak suka melihat Chu Yao leyeh-leyeh.

Chu Yao dengan bangga memberitahu Ayah kalau dia diterima dalam orkestra tapi Ayah tetap kecewa padanya karena Chu Yao selalu saja bermain-main sementara Xing Chen pintar melukis dan bermain piano.

Seharusnya Chu Yao meniru Xing Chen dan belajar lebih rajin lagi biar dia bisa duet dengan Xing Chen. Duet mereka berdua bisa sangat menguntungkan bagi kedua perusahaan.


Xing Chen diam saja menerima semua omelan sang ayah. Tapi begitu Ayah pergi, Chu Yao langsung menggerutu sebal.

Dia juga manusia, tahu. Jadi anak konglomerat ternyata tidak bisa memilih cinta dengan bebas. Nyebelin!


Xing Chen mendatangi Beruang di toko komik untuk memberinya sekotak kue sebagai ungkapan terima kasih yang waktu itu.

Sebagai balasannya, Beruang memberinya komik kesukaan Xing Chen. Tapi Xing Chen menolak, dia tidak bisa membacanya hari ini.

Xing Chen lalu curhat ke Beruang tentang kegundahannya karena harus memainkan biola yang tidak pernah disentuhnya lagi sejak dia SD.

Ditambah lagi nanti malam dia harus les privat dengan guru c***l. Beruang Nian Yu bertanya kenapa Xing Chen ingin masuk orkestra?

"Karena kalau tidak, ibuku akan marah. Tapi, apa gunanya juga aku bilang padamu? Walaupun begitu, aku tetap harus berterima kasih padamu. Walaupun aku tak tahu wajahmu seperti apa. Tapi kau sudah jadi teman dalam hatiku"

Xing Chen lalu pamit, sementara Nian Yu tersenyum di dalam kepala Beruangnya.


Xing Chen sedang belajar memainkan biola saat Nian Yu datang malam harinya. Dia langsung mengeluarkan buku-buku pelajarannya. Tapi kemudian dia teringat curhatan Xing Chen tadi siang.

Nian Yu akhirnya membuat-buat alasan kalau dia belum menyiapkan materi hanya untuk membiarkan Xing Chen meneruskan latihan biolanya. Xing Chen mempercayainya dan langsung bersemangat meneruskan latihan biolanya.

Suara alunan biolanya terdengar ke seluruh rumah, bahkan Nyonya Chen pun tampak menikmati alunan biola Xing Chen itu.

Tapi karena kelelahan, Xing Chen hampir saja roboh. Cemas, Nian Yu langsung mengambil biola itu dari tangannya dan memaksanya istirahat.


Xing Chen akhirnya duduk di kursi piano dan memejamkan matanya sejenak. Nian Yu mengusap lembut kepalanya lalu memainkan pianonya untuk Xing Chen hingga Xing Chen tertidur di bahunya.


Nian Yu lalu menggendong Xing Chen ke kasurnya. Tapi kedekatan itu membuat trauma Nian Yu kambuh lagi. Tapi dia cepat-cepat menenangkan dirinya lalu menyelimuti Xing Chen.

Terpesona melihat wajah Xing Chen dalam tidurnya, Nian Yu secara impuls mengusap lembut kepala Xing Chen... sebelum akhirnya dia sadar diri dan cepat-cepat pergi dari sana.


Keesokan harinya, Nyonya Chen tiba-tiba membanting surat tagihan dengan kesal ke meja Xing Chen. Itu adalah tagihan belanja ibu kandungnya Xing Chen yang kali ini sudah benar-benar kelewatan.

Nyonya Chen memperingatkannya untuk segera menaklukkan Chu Yao, jika tidak maka Xing Chen tidak akan bisa mengembalikan uang yang sudah dihabiskan Ibunya Xing Chen itu.

Xing Chen berusaha membujuk Nyonya Chen tapi Nyonya Chen tidak mau dengar apapun. Xing Chen jadi semakin stres dengan semua ini. Tapi, sudahlah. Dia pasti bisa melakukannya.


Beberapa saat kemudian, Xing Chen tiba di kelas musik untuk audisi biolanya. Sama seperti sebelumnya, kali ini pun orang-orang juga kagum dengan permainan biolanya.

Tapi Pak Guru tidak mau menerimanya begitu saja dan menginginkan Xing Chen untuk berduet. Jika dia bisa berduet maka dia akan diterima.

Tapi sayangnya, tidak ada satupun diantara mereka yang mau berduet dengan Xing Chen. Entah apakah karena kasihan atau apa, Chu Yao tiba-tiba saja menyuruh Zhou Wei untuk duet dengan Xing Chen. Tapi Zhou Wei menolak, kenapa tidak Chu Yao sendiri saja, mereka kan tunangan. Chu Yao berusaha membujuk Ja Na, tapi tentu saja Ja Na yang masih dendam pada Xing Chen menolak dengan alasan tangannya sakit.


Xing Chen hampir saja putus asa. Tapi tepat saat itu juga, Nian Yu masuk dan mengumumkan kalau dia yang akan duet dengan Xing Chen. Semua orang tercengang mendengarnya.

Nian Yu langsung duduk di depan pianonya dan mereka pun mulai berduet dengan begitu indahnya sampai membuat semua orang terkagum-kagum. Hanya Lei Ja Na yang tak senang dan langsung protes karena Nian Yu bukan anggota orkestra.

"Kalau begitu aku mau bergabung ke orkestra" ujar Nian Yu


Setelah audisi usai, Chu Yao menyuruh Xing Chen untuk menemuinya di atap gedung. Yang tidak disangkanya, Chu Yao memujinya. Xing Chen tentu saja senang.

"Apa kau menyukaiku?" tanya Chu Yao

"Kau tunanganku, tentu saja aku menyukaimu"

"Bagaimana jika aku bukan tunanganmu?"

"Tapi kau adalah tunanganku"


Chu Yao yakin Xing Chen pasti latihan keras untuk pertunjukannya tadi. Dia tidak mengerti kenapa Xing Chen berusaha sekeras ini? Dia kan sudah pernah bilang kalau dia tak punya perasaan apapun pada Xing Chen.

Tapi Xing Chen bersikeras kalau perasaan itu bisa dibuat. Chu Yao tidak mau, dia mau menjalin hubungan yang penuh cinta dan bukannya pernikahan antar keluarga demi bisnis.

"Zheng Chu Yao, aku tahu sulitnya menjalani perjodohan yang diatur. Sejujurnya, aku tidak membencimu. Tapi kau terlihat cukup baik dan keluargamu kaya. Jadi tak masalah bagiku"

Jelas saja Chu Yao makin kesal "Apa kau masih belum memahamiku? Apa kau mau terus melanjutkan hubungan tanpa dasar cinta dan membiarkan dirimu terluka?"


Teringat akan ancaman Nyonya Chen, Xing Chen dengan tegas menyatakan kalau dia tidak keberatan. Kesal, Chu Yao mencengkeram Xing Chen makin erat hingga membuat Xing Chen kesakitan.

Dia berusaha menghindar tapi Chu Yao langsung menariknya lagi dan berusaha menc**mnya. Tepat saat itu juga, Nian Yu datang ke sana dan melihat mereka.

Bersambung ke episode 4

Post a Comment

0 Comments