Sinopsis Memory Lost Episode 3 - 2

Sinopsis Memory Lost Episode 3 - 2


Setelah rapat itu, Jin Xi bersikeras menegaskan bahwa terlepas dari apapun yang dikatakan pimpinan mereka, kasus ini adalah miliknya dan dia tidak mau ada yang ikut campur. Apa Han Chen mengerti?

"Tidak!"

"Baiklah. Aku akan bicara dengan baik dan tenang. Aku tahu kalau kau meremehkan deduksi detektif sepertiku. Kalau begitu, katakan pandangan brilianmu."

"Psikolog kriminal adalah penyidik yang paling bodoh dan sombong. Kenapa juga aku harus menyetujui dan mendukung pencarian kriteriamu yang konyol itu?"

"Kau bilang psikologi kriminal itu bodoh? Baiklah. Kalau begitu aku akan membersihkan telingaku dan mendengarkan ide brilianmu"


Tapi Han Chen malah diam saja. Kesal, Jin Xi mulai nyerocos panjang lebar tentang teori jenis-jenis pemer**sa. Ada 4 jenis pemer**sa.

Pertama adalah tepi pemer**sa yang gagal dalam kehidupan mereka. Orang-orang yang introvert dan penyendiri dan melakukan kejahatan untuk membuktikan kehebatan diri mereka. Tipe pertama ini jelas tidak sesuai dengan kriteria penjahat yang sedang mereka cari

Tipe kedua adalah orang agresif atau sadis. Orang-orang yang menyiksa korban untuk mendapatkan kesenangan mereka sendiri. Mengingat bagaimana pelaku memperlakukan korban, si pelaku sudah pasti bukan tipe kedua ini.

Tipe ketiga adalah orang yang impulsif. Mengingat bagaimana pelaku merencanakan kejahatannya dengan sangat teliti dan tenang, maka sudah pasti dia bukan tipe ketiga ini.


Jin Xi yakin kalau pelaku kasus ini adalah orang yang unik, maka dia pastilah penjahat tipe ke-4, penjahat yang sok. Orang semacam ini biasanya tidak dikenal dan punya banyak ketidakpuasan.

Maka selama melakukan kejahatannya, dia berusaha membuatnya sempurna dengan membuat korban bermimpi dan berilusi indah. Ini bisa dilihat dari caranya menata TKP. Semakin indah mimpinya, berarti dia semakin jauh dari kenyataan yang sebenarnya.


Han Chen tetap cuek sampai membuat Jin Xi kesal setengah mati padanya. "Kenapa kau tidak mengatakan apapun? Bukankah kau meremehkan psikologi kriminalitas? Kenapa kau tidak mengatakan apapun?"

"Kata-katamu mungkin benar. Tapi semua teori itu, bagaimana mereka bisa membantu dalam pemecahan kasus ini? Hanya kebenaran yang bisa dijadikan dasar untuk berdebat. Apa untungnya berdebat berdasarkan hipotesis?"

Jika mereka menggunakan metode itu untuk menemukan pelaku, sama saja seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami. Han Chen berani jamin akan susah menemukan pelaku dalam waktu singkat.

Jin Xi percaya diri, penggambarannya akan pelaku sangat detil, sebentar lagi juga pasti mereka akan mendapatkan daftar tersangka.

Baiklah, Han Chen menawarkan taruhan. Jika Jin Xi menang maka Han Chen berjanji tidak akan mengatakan apapun lagi. Jin Xi dengan pedenya berkata bahwa jika Han Chen menang maka dia akan mengikuti apapun yang Han Chen katakan.


Tepat saat itu juga, Xiao Zhuan kembali dengan membawa kabar baik dan kabar buruk. Jin Xi mau dengar yang mana dulu. Jin Xi memilih kabar baik.

"Kabar baiknya, kita sudah menemukan daftar tersangka."


Jin Xi langsung tersenyum penuh kemenangan, tapi Han Chen tetap tenang. Xiao Zhuan melanjutkan dengan kabar buruknya. Kabar buruknya adalah, tersangka yang sesuai kriteria yang Jin Xi sebutkan itu ada 75 orang. (Pfft! Banyak amat)

Jin Xi sontak melotot kaget mendengarnya. Jin Xi malu, tapi terpaksalah dia mengaku kalah. Kalau begitu, apa yang harus mereka lakukan sekarang?

"Mulai sekarang, kau, tundukkan kepalamu dan tutup mulutmu." Geram Han Chen lalu pergi.


Di tengah jalan, dia berpapasan dengan Si Bai yang baru datang. Mereka hanya saling menundukkan kepala singkat lalu pergi ke arah masing-masing.


Jin Xi menggerutu kesal saat Si Bai datang membawakan makan siangnya. Seolah tahu Jin Xi lagi bad mood, Si Bai juga membawakan kue manis untuk Jin Xi. Mood Jin Xi seketika membaik begitu memakan kue itu.

Si Bai memberitahu kalau hasil tes DNA si pencuri sudah keluar, sekarang mereka sedang membandingkannya dengan hasil tes DNA pelaku pemer**saan. Hasilnya akan keluar hari ini.


"Departemenmu memang yang paling cepat. Sekarang aku bingung dengan kasus ini. Si pelaku merencanakan kejahatannya dengan sangat teliti, dia juga sangat tenang. Bahkan kemampuan profiling yang kubanggakan, sama sekali tidak berguna di sini. Ada terlalu banyak orang yang sesuai profil tersangka. Aku tak tahu lagi harus bagaimana?"

Berusaha menghiburnya, Si Bai mengingatkan Jin Xi tentang kata-katanya sendiri. Jin Xi selalu bilang kalau dia seorang detektif jenius yang cantik sekaligus pintar, jadi percayalah pada dirinya sendiri, dia pasti bisa memecahkan kasus ini.


"Betul. Aku harus memecahkan kasus ini. Aku siapa? Aku Bai Jin Xi. Aku cantik dan pintar, itulah Bai Jin Xi. Orang sepertiku hanya muncul sekali dalam seratus tahun. Aku tidak akan kalah dari baj*ngan ini. Kau benar-benar teman baikku."

Si Bai senang melihatnya semangat lagi, "Itulah Bai Jin Xi yang kukenal."

Sekarang setelah makan, Jin Xi jadi ngantuk. Tapi dia tidak boleh tidur, dia masih harus melakukan interogasi sore nanti.

Si Bai meyakinkannya untuk tidur sejenak. Tidur siang singkat bisa membantunya mengembalikan energinya. Baiklah, Jin Xi akan tidur sepuluh menit. Si Bai tidak akan kemana-mana kan? Bangunkan dia nanti. Oke!


Jin Xi pun tidur... dan lagi-lagi dia bermimpi dirinya berada di tengah hutan. Dia melihat sesosok pria misterius di sana, tapi kali ini pria itu berteriak-teriak menyuruhnya pergi.

"Kau siapa?" Tanya Jin Xi.

"Jangan mendekat kemari! Jangan kemari! Bukankah kita setuju untuk menikah setelah kau lulus? Bukankah kau tidak akan menikah dengan orang lain selain aku?"

Jin Xi terus bertanya dia siapa, tapi pria itu terus menerus menyuruhnya pergi dan jangan mendekat padanya.


Saat Si Bai kembali setelah mencuci rantangnya, dia melihat Jin Xi gelisah dalam tidurnya. Si Bai tiba-tiba memanfaatkan kesempatan itu untuk mendekat dan menc**m Jin Xi.

Tapi belum sempat melakukannya, Han Chen kembali tepat saat itu juga. Dia melihat apa yang hendak dilakukan Si Bai, tapi dia cuek.

Tapi kemudian mereka melihat Jin Xi semakin gelisah hingga menangis dalam tidurnya. Si Bai cepat-cepat menyeka air mata Jin Xi dengan lembut.


"Dia menangis, bagaimana bisa kau menc**mnya?" Sindir Han Chen.

Suasana di antara mereka mendadak berubah tegang, bahkan ekspresi Si Bai yang biasanya lembut, langsung berubah mengeras penuh amarah.

Bahkan Xiao Zhuan yang baru saja tiba dan tak tahu apa yang terjadi pun, bisa merasakan aura persaingan mengerikan di antara kedua pria itu dan langsung buru-buru keluar dari sana.


Jadilah Xiao Zhuan mondar-mandir bingung memikirkan kedua pria itu. Si Bai berbakat dan punya prospek masa depan yang bagus. Tapi Han Chen juga berbakat dan tampan. Siapa kira-kira yang akan dipilih Jin Xi?

Saat Si Bai keluar, Xiao Zhuan langsung tergagap menyatakan kalau dia mendukung Si Bai kok, jangan khawatir. Si Bai hanya meminta Xiao Zhuan untuk menjaga Jin Xi dengan baik, jangan biarkan siapapun menindasnya.

"Baik. Aku akan menjaganya untukmu. Jangan khawatir."


Jin Xi terbangun tak lama kemudian. Han Chen yang masih gelisah memikirkan sketsa wanita tanpa wajah itu, langsung mengalihkan perhatiannya ke Jin Xi dan tanya bagaimana sebenarnya prosedur investigasi di sini?

Tentu saja mengkonfirmasi arah investigasi dulu, lalu menginterogasi orang-orang yang terlibat, mengumpulkan bukti dan informasi. Jika berhubungan dengan kasus lain, maka mereka harus melihat dokumen kasus sebelumnya dulu.

"Seingatku, untuk mendapatkan file dan dokumen, kau harus mendapat persetujuan resmi dari komisaris."

"Betul. Tapi aku tidak memerlukannya. Aku hanya perlu minta dari Lao Zhou di balai kota. Aku hanya perlu menunjukkan mukaku."

Entah apa yang Han Chen pikirkan, tiba-tiba saja dia setuju untuk membantu Jin Xi menangani kasus ini. Tapi sebagai gantinya, dia ingin Jin Xi membantunya melakukan sesuatu... masalah pribadi. Jin Xi setuju.


Xiao Zhuan masuk kembali tak lama kemudian dengan membawakan beberapa barang yang mereka dapatkan dari rumah kedua korban. Xiao Zhuan tetap ragu mengingat ada 75 tersangka dalam kasus ini. Apa yang harus mereka lakukan sekarang?

Jin Xi santai, mereka hanya perlu menginterogasi ke-75 tersangka ini. Pada akhirnya, mereka pasti akan menemukan pelakunya. Tapi jangan menyinggung-nyinggung kasus ini, karena itu bisa membuat si pelaku waspada dan juga bisa merusak reputasi korban.

"Lalu apa yang harus kita lakukan?"


"Apa yang harus kita lakukan? Kita kan punya dewa di sini (Han Chen). Dewa Han, katakan apa yang harus kami lakukan?"

"Metode investigasi tradional, walaupun agak bodoh, tapi itu lebih berguna daripada psikologi kriminalitas yang hanya mengandalkan keberuntungan. Aku tidak tahu apa yang lebih baik daripada (metode) ini."

Jin Xi jelas kesal setengah mati mendengar ejekannya, tapi Xiao Zhuan buru-buru menenangkannya. Han Chen tiba-tiba menduga tepat sasaran kalau Jin Xi adalah orang yang buta arah.


Jin Xi kaget, dari mana dia tahu? Dia langsung ngamuk ke Xiao Zhuan, pasti dia yang kasih tahu. Han Chen tanya seberapa parah ketidakmampuannya itu, Jin Xi mengklaim tidak seberapa parah kok.

"Dengarkan baik-baik. Kau bisa memecahkan kasus ini dengan hanya satu langkah. Tapi bagi seseorang yang buta arah, kau perlu 3 langkah."

Semua orang pasti memiliki rute jalan yang unik. Semua orang memiliki peta pergerakan masing-masing yang mereka lalui tiap hari. Begitu pun dengan si pelaku.

Baik dari rumah maupun tempat kerjanya, pasti ada suatu titik waktu dan tempat tertentu dimana pelaku bisa memilih kedua korbannya. Fakta kalau pelaku membutuhkan banyak usaha untuk mengatur TKP, menunjukkan kalau dia menggunakan banyak waktu untuk mengamati korban-korbannya.


Tapi orang ini sangat pintar menutup jejaknya. Jadi menurut Han Chen, percuma saja jika mereka hanya mengecek rekaman CCTV di sekitar TKP.

"Maksudmu, yang harus kami selidiki sekarang bukanlah rekaman sekitar TKP, melainkan rekaman di sekitar area yang sering didatangi korban dan menemukan orang yang paling sering muncul di sekitar korban."

Sepintar apapun si pelaku, bahkan sekalipun dia bisa menghindari deteksi setiap kali dia melakukan kejahatan, tapi pastinya dia harus bepergian dari rumahnya ke tempat para korbannya berada.

Dia tidak mungkin bisa mengubah rutenya setiap saat hanya untuk menghindari kamera. Karena itulah, Han Chen menyuruh mereka untuk mengecek rekaman sekitar seminggu sebelum kejadian dan perhatikan siapa saja yang muncul paling sering di sekitar rute area yang sering dilewati korban.

Xiao Zhuan benar-benar kagum mendengarnya. Dia benar-benar dewa, dia bahkan bisa memikirkan semua ini.

Baiklah, Jin Xi setuju menggunakan caranya Han Chen. Begitu mereka bisa mengidentifikasi tersangka maka mereka bisa segera mengumpulkan bukti dan melakukan serangan dadakan pada si pelaku. Jin Xi pun segera menyuruh Xiao Zhuan untuk mengecek rekaman sekitar rumah korban.


"Cari aku kalau kau sudah mengidentifikasi pelaku," santai Han Chen lalu pergi.

Jin Xi langsung nyinyir, apaan sikapnya itu. Kesempatan mumpung Han Chen tak ada, dia mendekati mejanya Han Chen dan melihat kertas gambar menyembul dari dalam map.

Penasaran, perlahan dia mengeluarkan kertas itu... saat tiba-tiba saja Han Chen kembali dan langsung menegurnya.


"Melihat-lihat barang orang lain saat orangnya sedang tidak ada itu hobimu atau kebiasaan kerjamu?"

Jin Xi langsung tergagap menyangkal dan beralasan. Tapi Han Chen tiba-tiba menutup mulutnya untuk menjejalkan permen. "Kau tidak perlu minta maaf padaku. Makanlah permen, itu bisa membuat mulutmu jadi lebih manis."

"Dasar psiko!"


Di tempat lain, seseorang tampak sedang mencampur bubuk obat ke dalam minuman di tempat seorang wanita muda. Hmm... akankah ada korban ketiga?


Beberapa jam kemudian, Xiao Zhuan dan Xiao Qi masih sibuk mengamati rekaman CCTV sementara Jin Xi masih kesal menggerutui Han Chen dan mendata segala macam sifat buruk Han Chen.

Setelah berjam-jam mengamati puluhan video, Xiao Zhuan akhirnya menemukan sesuatu. Ada sebuah mobil yang muncul sebelum kejadian di sekitar kota tempat Nona Ma dan Nona Ji tinggal.

Sayangnya mereka tidak bisa melihat pelat nomornya karena gambarnya terlalu jauh. Tapi ada sesuatu yang menarik perhatian Jin Xi di mobil itu. Saat mereka memperbesar gambarnya, mereka melihat ada gambar sesuatu semacam es krim tapi ada benderanya.


Jin Xi yakin pernah melihat gambar itu sebelumnya dan mencoba mengingatnya hingga akhirnya dia ingat pernah melihat gambar itu di bros si anak TK, itu gambar tenda  sirkus.

Jin Xi ingat pernah menemukan beberapa poster sirkus taman hiburan di rumahnya Nona Ma. Dia langsung memerintahkan mereka untuk mendata siapa saja dari ke-75 tersangka yang memiliki hubungan dengan sirkus.

Dia memerintahkan Xiao Qi untuk tetap di sini dan menghubunginya jika ada berita terbaru lalu mengajak Xiao Zhuan pergi ke sirkus.


Setibanya di taman hiburan, mereka langsung berkeliling. Xiao Zhuan memberitahu Jin Xi tentang informasi sirkus itu. Bahwa sirkus itu dulunya tampil berkelana ke seluruh penjuru negeri dan baru datang ke kota ini sekitar 2 tahun yang lalu.

Dan dari ke-75 tersanga, ada 4 orang yang sesuai dengan profil tersangka. Yang pertama adalah Zhang Yuan si pemain pisau terbang, tapi dia pulang kampung sebulan sebelum kejadian itu terjadi.

Kedua adalah Xu Zida si pemain akrobat, ketiga adalah Chen Lijiang si badut dan terakhir adalah Zheng Fangping si pesulap dan dia cukup populer.

Bersambung ke episode 4

Post a Comment

0 Comments