Sinopsis Memory Lost Episode 3 - 1

Sinopsis Memory Lost Episode 3 - 1


Jin Xi menemukan sebuah ruangan yang penuh dengan manekin yang didandani ala pesta kostum. Tempat itu ditata sedemikian rupa, sama persis seperti kasusnya Nona Ma.

Sementara itu, Han Chen menemukan sebuah ruang ganti. Saat dia membuka tirainya, dia menemukan puluhan foto-foto korban terpajang di dinding, sama persis seperti kasusnya Nona Ma.

Tapi kali ini, bukan cuma foto-foto korban kedua, foto-foto Nona Ma juga terpajang di sana. Xiao Zhuan datang tak lama kemudian dan melapor kalau mereka sudah menemukan pemilik toko.

 

Jin Xi mengambil salah satu foto Nona Ma sebelum pergi. Tanpa basa-basi, Jin Xi memperkenalkan dirinya dan menginterogasi si bos dan menanyakan keberadaannya beberapa hari ini.

Si bos meyakinkan kalau dia tidak ada di sini selama beberapa hari ini, dia bahkan punya tiket untuk membuktikan klaimnya.

Jin Xi menunjukkan foto Nona Ma, tapi si bos yakin tak pernah melihat wanita itu sebelumnya. Dia selalu punya kesan terhadap semua pelanggannya, terutama wanita. Jin Xi sontak mengarahkan senternya ke mata si bos begitu mendengar jawabannya itu.

Jin Xi tanya siapa yang punya kunci toko ini selain dirinya. Si bos bilang istrinya, tapi sekarang dia sedang travelling di luar negeri.

Apa dia mengurus toko ini sendiri? Dia tidak mempekerjakan pegawai? Tanya Jin Xi.

Tidak, ini kan bisnis kecil-kecilan, jadi dia tidak sanggup kalau harus mempekerjakan pegawai.


Tapi Jin Xi masih curiga padanya dan memerintahkan Xiao Zhuan untuk membawa orang ini ke kantor polisi untuk diinterogasi lebih lanjut. Han Chen menyaksikan segalanya dari belakang dalam diam dan tersenyum kecil melihat Jin Xi.

 

Begitu kembali ke kantor polisi, Jin Xi menginterogasi tersangka yang mereka tangkap semalam dan menuduhnya pelaku pemerkosaan. Tapi pria muda itu malah bingung dengan tuduhannya dan ngotot menyangkal tuduhan itu.

Kalau begitu, apa yang dia lakukan di area sekitar TKP semalam? Jin Xi yakin kalau dia bukan warga daerah itu, karena jika iya maka tidak mungkin dia berkeliaran di sana tanpa payung.

Pria itu mengakui kalau dia memang tidak tinggal di daerah itu, tapi dia sungguh tidak pernah memperk**a orang. "Aku... aku ke sana untuk mencuri sesuatu."


Semalam dia memang masuk ke toko itu, tapi tempat itu kosong saat dia datang dan dia mencuri sejumlah uang dan beberapa benda berharga.

Dia lalu masuk ke sebuah ruangan yang penuh dengan manekin dan melihat seorang wanita tidur di sofa. Dia mendekati wanita itu dan langsung punya niat jahat.

Dia mulai menyentuh bibir wanita itu, tapi wanita itu tiba-tiba saja terbangun dan langsung menjerit. Pria itu jadi ketakutan dan bergegas melarikan diri.


Sekali lagi dia meyakinkan Jin Xi kalau dia sungguh tidak pernah memperk**a siapapun. Tapi Jin Xi tentu saja tidak mempercayainya begitu saja. Entah dia berkata jujur atau tidak, mereka akan mengetahuinya nanti. Dia lalu menyuruh Xiao Zhuan untuk menemani orang ini melakukan tes sp***a.


Setelah mereka pergi, Han Chen yang sedari tadi diam saja, meyakinkan Jin Xi kalau pria itu memang pencuri.

Dia yakin kalau pria itu adalah pencuri profesional, jadi dia menyarankan Jin Xi untuk menyelidiki pria itu dalam kasus pencurian saja.

"Dari mana kau tahu kalau dia pencuri profesional?"

"Kedua tangannya tampak ada beberapa bisul. Panjang jempol dan telunjuknya juga aneh dan ada bekas terbakar di jari-jarinya. Jari manisnya juga tampak patah. Hanya pencuri profesional terlatih yang akan memiliki tangan seperti itu. Dan untuk mendapat latihan semacam itu, sudah pasti melibatkan banyak orang."


Han Chen lalu pergi menemui korban, Nona Ji. Dia masih menangis dengan ditemani seorang polwan saat Han Chen datang.

Polwan melapor bahwa Nona Ji tidak terluka, tapi dari hasil pemeriksaan medis, jelas dia sudah diperk**a. Sama persis seperti kasus pertama.

"Aku tidak tahu bagaimana si pelaku melakukannya. Aku sedang tidur di rumah, kenapa aku terbangun di tempat itu?"

"Apa kau ingat kejadian sebelum kau tak sadarkan diri?"

Nona Ji bercerita kalau dia pulang kerja lebih awal dan pulang sekitar jam 7 malam. Karena dia sedang demam, jadi dia tertidur setelah dia minum obat. Dia tertidur setelah menonton drama televisi, mungkin sekitar jam 8.30 malam.

"Apa kau terbangun?"

"Tidak. Tapi aku seperti merasa dalam mimpiku, ada seseorang yang menyentuh tbuhku."


Prihatin melihatnya gemetar ketakutan, Han Chen memberikan jaketnya sebelum kemudian melanjutkan interogasinya. Apa dia pernah mendatangi studio tempat dia terbangun tadi? Nona Ji yakin tidak pernah.

"Lalu apa kau bisa mengingat bagaimana kau bisa sampai di sana?"

Tidak. Dia hanya tahu kalau dia tidur di rumah, tapi terbangun di tempat itu. Han Chen terus mendesaknya untuk mengingat-ingat, apa mungkin ada kejadian aneh yang terjadi semalam? Misalnya, mimpi aneh?


Benar. Nona Ji ingat kalau dia memang mimpi aneh. Dalam mimpinya, dia menikah dengan seorang pria tampan. Tapi setelah acara melempar buket, langit mendadak gelap lalu muncul asap aneh dari rerumputan.


Lalu tiba-tiba saja muncul segerombolan zombie yang menyerang para tamu. Jadilah pesta itu kacau balau. Di tengah kekacauan itu, si pengantin mendadak mengeluarkan senapan lalu menembaki para zombie.

Pesta pernikahan itu pun berubah jadi perang melawan zombie. Lalu setelah semua zombie musnah, kedua pengantin dan beberapa orang mendadak berubah jadi pasukan pejuang yang melawan monster.

Mimpi itu terasa begitu menyenangkan, seolah dia berada di dunia fantasi. Tapi begitu dia terbangun dari mimpi itu, segalanya berubah.


Keesokan harinya para polisi rapat mendiskusikan kasus ini. Xiao Zhuan mengawali rapat dengan mempresentasikan foto-foto kedua kasus dan persamaan di antara keduanya.

Bahwa kedua korban dipindahkan dan ditempat di tempat yang sudah diatur sedemikian rupa. Dan kedua korban juga sama-sama mengklaim kalau mereka bermimpi indah. Di dalam darah kedua korban juga ditemukan psilocybin.

Karena itulah, mereka menyimpulkan bahwa kedua kasus ini dilakukan oleh satu orang yang sama. Berdasarkan situasi kasus pertama di mana pelaku kembali untuk menata foto-foto korban di rumahnya, mereka mengirim tim ke rumah Nona Ji, tapi kali ini mereka tak mendapati hal yang sama.

Ketua Tim Ning menduga mungkin dalam kasus kedua, pelaku tak punya banyak waktu untuk melakukan hal itu gara-gara adanya penganggu, si pencuri itu.

Ketua Tim Ning lalu menanyai pendapat Jin Xi selaku ahli psikologi kriminal. Apa Jin Xi bisa menemukan petunjuk dari aksi si pelaku?


Jin Xi maju memperhatikan semua foto-foto itu sebelum kemudian membayangkan dirinya jadi si pelaku. Dia menduga si pelaku berusia sekitar 25-26 tahun, penampilan biasa, tubuh kuat.

Akademisnya tidak terlalu bagus, tapi dia punya pemahaman yang cukup dalam hal seni. Dia membayangkan si pelaku bekerja di sebuah galeri seni dan selalu iri tiap kali melihat pasangan kekasih.

Dia mendambakan cinta dan keluarga, tapi ada orang-orang yang hanya peduli pada uang dan penampilan dan tidak memahaminya. Mereka orang-orang yang kasar, dangkal dan menjijikkan.


Maka si pelaku memutuskan untuk membuat orang-orang mengenal siapa dirinya. Kriterianya sederhana. Selama mereka memenuhi standar kecantikannya, maka dia pasti akan tahu orang macam apa yang mereka dambakan.

Targetnya tidak perlu jauh-jauh. Orang-orang di sekitar lingkungan tempat tinggalnya agar dia bisa mengawasi mereka dalam perjalanan pulang. Karena pekerjaannya sangat fleksibel, dia jadi punya banyak waktu untuk mengamati korban-korbannya dan memahaminya.

Korbannya adalah orang-orang yang sama seperti dirinya, orang-orang yang kesulitan berjuang di dunia yang kotor ini.

Jin Xi membayangkan dirinya membuntuti Nona Ma dan melihatnya bersedih karena tak bisa memiliki tas mahal, lalu melihatnya melewati teater. Dia yakin Nona Ma tak sadar kalau dia sebenarnya melewati impian yang terpendam. Maka pelaku memutuskan kalau mereka bisa mencapai impian itu bersama-sama.

 

Maka dia memutuskan untuk melaksanakan rencananya di hari rabu atau sabtu, karena dua hari itulah dia punya banyak waktu dan kebetulan dalam hari-hari yang dipilihnya itu sedang hujan.

Dia memberi mereka psilocybin untuk membuat mereka masuk ke dalam mimpi. Setelah itu, korban akan menjadi miliknya sepenuhnya. Dia lalu  menyiapkan berbagai peralatan pentas yang dia buat sendiri karena gajinya rendah dan juga karena dia terampil dalam hal itu.

Ini adalah impian yang selalu ingin dilihatnya: keluarga dan kehidupan yang baik. Semua itu karena dia tak pernah memilikinya... atau mungkin, dia pernah memilikinya tapi kemudian semua itu hilang darinya. Mungkin semua inilah alasannya melakukan kejahatan.


Karena itulah, Jin Xi menyimpulkan bahwa pelaku kemungkinan berusia sekitar 25-30 tahun, pernah belajar di bidang seni tapi DO dari sekolah atau semacamnya, tinggal di sekitar 5km dari korban-korbannya dan bekerja di bidang seni yang gajinya rendah. Mungkin dia bekerja jadi designer atau aktor di pertunjukkan taman hiburan.

Mereka bisa memasukkan berbagai kriteria yang dia sebutkan itu dalam daftar tersangaka. Sementara dari mana pelaku mendapatkan psilocybinnya, dia menduga si pelaku pasti punya hubungan dekat dengan seseorang yang bekerja di bidang farmasi atau dokter.

Seorang polisi bertanya-tanya, apakah obat bisa mengatur mimpi seseorang. Sepengetahuannya, hanya hipnotis yang bisa memiliki efek seperti itu.

"Mungkin saja. Tapi kita tidak punya cukup petunjuk saat ini. Jadi kita hanya bisa berasumsi kalau dia mungkin menggunakan cara lain untuk mencapai targetnya. Lagipula yang diinginkan pelaku adalah mendapatkan tbuh dan hati korbannya."


Ketua Tim Ning memuji analisa Jin Xi dalam kasus ini. Karena itulah, dia memerintahkan agar mereka melakukan pemeriksaan silang sesuai kriteria yang disebutkan Jin Xi. Mereka harus bisa mendapatkan daftar tersangka sebelum malam ini.

Dia juga menunjuk Han Chen untuk memimpin investigasi kasus ini. Dia punya banyak pengalaman dan telah banyak memechkan kasus sulit, jadi dia meminta mereka untuk mendukungnya. Itu sesuatu yang tidak Jin Xi sangka dan dia jelas-jelas tidak menyukainya, tapi dia diam saja.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments