Sinopsis Memory Lost Episode 1

Sinopsis Memory Lost Episode 1


Seorang wanita berpakaian elegan nan anggun, masuk ke sebuah pesta. Tapi sayang, dia salah kostum karena itu ternyata pesta kolam renang. Penjaga pun melarangnya masuk gara-gara itu.

Wanita itu sepertinya polisi yang sedang menyamar karena di cincin yang dipakainya ada sebuah alat komunikasi. 

Wanita itu langsung menggeram kesal pada rekannya yang saat itu malah santai bercermin di sebuah mobil van yang diparkir di luar hotel.


Rekannya, Zhou Xiao Zhuan, langsung panik saat dia menyadari kalau mereka sudah salah informasi dan langsung ngamuk-ngamuk pada rekan sebelahnya. 

"Kau bilang ini pesta kolam renang, kenapa bisa jadi pesta bik*ni?! Mati aku! Kukasih tahu kau! Kalau aku dibunuh 'Bos Besar', jangan harap kau bisa hidup!"


Wanita itu, Bai Jin Xi (Yang Rong), tetap tenang menghadapi situasi dan berusaha meryau si penjaga untuk membiarkannya masuk. Tapi penjaga tetap keukeuh melarangnya.

Tak kekurangan akal, Jin Xi pun berinisiatif menggunakan gunting untuk merobek pakaiannya dan mengubahnya jadi swmsuit. Penjaga akhirnya mempersilahkannya masuk.

 

Sementara itu, seorang pria muda tampan - Han Chen (Bai Yu), tengah menikmati wine sambil memperhatikan pesta itu dari balkon kamar hotelnya. 

Seorang pelayan melihatnya menghabiskan wine-nya dan berniat mengisi ulang gelasnya.

Tapi Han Chen menolaknya dan mengkritiki rasa wine-nya dan memberikan saran seolah dia tahu betul apa yang salah dari penyimpanan wine-nya yang membuat rasanya jadi tidak enak.

Pelayan meminta maaf dan menawarkan wine lain. Tapi Han Chen menolak dan minta dibawakan teh saja. 

Pelayan pun pergi tanpa menutup pintunya dengan rapat, sementara Han Chen masuk ke kamar tidurnya. Di tangannya, tampak sebuah buku gambar bergambar sketsa wanita tapi tanpa wajah.


Jin Xi berkeliling mencari targetnya hingga akhirnya dia melihat beberapa orang yang tengah melakukan transaksi ilegal. Jin Xi pun langsung mengumumkan para anak buahnya untuk beraksi. Seketika itu pula, beberapa polisi yang sudah menunggu, langsung bergerak masuk.

Jin Xi dengan cepat menyela aksi transaksi itu dan seorang diri menghajar sekawanan penjahat itu baik dengan tangan kosong maupun dengan memakai sepatu high heels-nya sebagai senjata.


Salah satu penjahat berhasil kabur dengan membawa kopernya. Jin Xi pun langsung mengejarnya. 

Melihat salah satu pintu kamar hotel terbuka, si penjahat langsung menyembunyikan dirinya di sana, dan kamar yang dimasukinya adalah kamarnya Han Chen.

Dari cela pintu, si penjahat melihat Jin Xi lewat. Dia langsung mematikan lampu kamar, tapi tentu saja apa yang dilakukannya itu membuat Han Chen curiga ada penyusup di kamarnya.


Si penjahat itu mengintip keluar saat tiba-tiba saja Han Chen menyerangnya. Si penjahat berusaha menyerang Han Chen, tapi dia kalah cekatan dan kalah kuat darinya hingga Han Chen bisa melumpuhkannya dengan mudah.

 

Keributan mereka didengar oleh Jin Xi dari luar. Dia pun langsung masuk ke kamar itu. Tapi saat melihat koper itu di lantai, Jin Xi salah paham mengira Han Chen adalah penjahatnya dan langsung saja dia menyerang Han Chen.

Gara-gara itu, si penjahat yang sebenarnya jadi punya kesempatan untuk kabur. Jin Xi terus berusaha menyepak kaki Han Chen, tapi Han Chen lihai menghindari semua serangannya.

Dia berusaha menghentikan Jin Xi dengan mendekpnya. Tapi Jin Xi tak menyerah begitu saja dan terus menyerang Han Chen dan mengaitkan kkinya untuk mengapit tbuh Han Chen.

Jadilah mereka berputar-putar dan saling mendorong satu sama lain ke tembok hingga akhirnya mereka sama-sama terjatuh ke kasur. (Seandainya suasananya lain, adegan ini bakalan hot deh :P)


Sesaat, Jin Xi berhasil memitingnya. Tapi Han Chen dengan cepat melepaskan diri darinya lalu membungkus Jin Xi dalam selimut kayak lumpia dan memiting tangan Jin Xi lalu pergi dengan membawa koper itu.


Tanpa mereka sadari, kamera pengintai yang Jin Xi bawa, masih terus menyala dan Xiao Zhuan menontonnya dengan kebingungannya. 

Setelah berhasil melepaskan diri dari selimut, Jin Xi malu dan ngomel-ngomel menyuruh Xiao Zhuan untuk pura-pura tidak melihat apapun yang dia lihat tadi.

Dia lalu memerintahkan Xiao Zhuan untuk mengecek daftar tamu hotel. Dia lalu berjalan pergi sambil memegangi lengannya yang sakit gara-gara Han Chen tadi.


Han Chen membawa koper itu melewati sebuah gang kecil. Geng preman muncul saat itu juga mengepungnya dan menuntutnya untuk menyerahkan koper di tangannya itu. Han Chen santai melemparkan koper itu lalu menghajar mereka semua dengan mudah.

Sukses mematahkan tangan dan kaki mereka, Han Chen lalu mengikat mereka secara bergerombol lalu meninggalkan koper itu di sebuah bangku lalu berjalan pergi sambil menelepon entah siapa.


Di luar hotel, Jin Xi pura-pura baik-baik saja dan Xiao Zhuan melapor bahwa 3 dari penjahat itu tertangkap dan yang satu berhasil kabur.

Kesal, Jin Xi langsung melayangkan tangan seolah mau menghajar Xiao Zhuan, tapi tidak. Dia cuma minta permen lolipopnya. Dari percakapan mereka, 'Bos Besar' yang dia maksud tadi ternyata Jin Xi.

Xiao Zhuan juga melapor kalau mereka kesulitan menemukan pria yang bergulat dengan Jin Xi mengingat hotel sedang mengadakan pesta dan kebanyakan kamar kosong dipakai untuk ganti baju, jadi kebanyakan tamu tidak terdaftar.


Jin Xi tak peduli, pokoknya mereka harus menyelidiki pria itu, dia yakin kalau pria itu komplotan. 

Tapi kemudian, seorang polisi lain datang tak lama kemudian dan mengabarkan kalau para preman itu sudah tertangkap semua. Seseorang menaruh mereka di sebuah gang kecil.

Xiao Zhuan senang-senang saja, misi mereka selesai dan menurutnya sudah tidak perlu lagi menyelidiki pria itu. Dia menawarkan diri mengantarkan Jin Xi pulang, tapi Jin Xi menolak dan mengusirnya.

"Bos Besar, kau benar-benar s**si pakai swmsuit." Go da Xiao Zhuan. Jin Xi langsung kesal menendangnya.

 

Saat Jin Xi tidur malam itu, dia bermimpi buruk. Tapi mimpinya hanya berupa kilasan-kilasan singkat. 

Tampak ada seorang pria misterius yang mungkin kekasihnya, memakaikan cincin ke jari manisnya lalu mengecp tangannya. Tapi kemudian, tampak tbuh seorang wanita yang terkapar di lantai dan dirinya yang tampak menjerit.


Hmm... sepertinya itu bukan sekedar mimpi biasa. Dalam kilasan mimpi lainnya, dia tampak berada di sebuah pesta kostum dengan dikelilingi sekumpulan pria yang memakai topeng, lalu seorang pria misterius menyeretnya pergi, lalu ledakan di suatu tempat dan dirinya saat terbangun di RS dalam keadaan bingung.


Jin Xi tersentak bangun dari mimpi buruknya itu dan memutuskan untuk mengalihkan pikirannya dengan berolahraga.

Dia bercerita pada kita kalau dia adalah polisi dari Kantor Polisi Guan Hu. 5 tahun yang lalu, dia kehilangan ingatannya dalam sebuah kecelakaan serius. 

Sejak saat itu, dia selalu bekerja keras dengan harapan kalau dia tidak akan mendapat mimpi buruk setiap malam. Tapi sayangnya itu tidak berhasil.

"Mimpi buruk itu seperti kepingan ingatanku yang hilang."


Keesokan harinya, Jin Xi ke kantor dalam keadaan bad mood. Dia bahkan tidak membalas sapaan semua orang padanya. 

Xiao Zhuan santai saja menyambutnya dengan antusias bahkan menepuk pundaknya yang sakit. Xiao Zhuan langsung cemas. Tapi Jin Xi langsung membentak-bentaknya dengan kesal.


Xiao Zhuan buru-buru pergi menghindarinya. Xiao Zhuan cemas melihat mood Jin Xi yang jelas-jelas sangat buruk hari ini, dia bisa ikut kena sial nanti. Dia lalu punya ide untuk mengirim chat dan mengeluhkan tentang Jin Xi pada Dr. Xu Si Bai.


Begitu mendapat pesan itu, Si Bai langsung memasak sekalian multitasking mengajar via video call. 

Sepertinya dia seorang dokter forensik dan kuliahnya hari itu adalah menganalisa senjata yang dipakai si pembunuh untuk membunuh mayat yang saat itu ada di hadapan para murid.

Si Bai tidak memperlihatkan dirinya yang sedang memasak tapi murid-muridnya bisa mendengar suara-suara aneh di latar belakang yang jelas membuat semua orang kebingungan.

Si Bai tetap santai menyuruh para muridnya untuk menganalisa mayat itu dan menduga senjata pembunuhannya. 

Dan walaupun Si Bai fokus memasak, tapi dia tetap bisa fokus pada jawaban-jawaban muridnya dan mengkritiki apa-apa saja segala kekurangan dalam analisa mereka dan menjelaskan jawaban yang benar.


Para murid benar-benar kagum dengan kehebatan Si Bai, apalagi saat Si Bai memperlihatkan dirinya yang sedang memasak.

Mereka langsung menggosipkan berbagai kehebatan Si Bai yang bukan cuma seorang dokter, tapi juga konsuler forensik, pintar masak lagi. Apalagi dia memasak untuk orang yang dicintainya.

Profesor lain yang sedari tadi mendengarkan gosipan mereka jadi iri dan langsung mengkritiki cara mengajar Si Bai. 

Tapi Si Bai dengan santainya berkata bahwa jika Profesor tidak menyukai caranya mengajar maka dia boleh membatalkan kontraknya, lagian dia punya pekerjaan lebih penting daripada mengajari para murid bodoh.

 

Si Bai menata makanannya secantik mungkin lalu mengirim pesan ke Jin Xi. Sepertinya dia punya perasaan khusus pada Jin Xi. 

Dalam narasinya, Jin Xi menggambarkan hubungannya dengan Si Bai sangatlah dekat dan saling mendukung satu sama lain.

Tak lama kemudian, dia tiba di kantor polisi. Bahkan saat dia berjalan, para polwan langsung mengaguminya.

Salah satu polwan berkata kalau mereka mengundang Si Bai sebagai konsuler forensik dalam kasus sebelumnya. Dan hanya dalam waktu 6 jam, Si Bai sudah memberikan hasil otopsi pada mereka. Sayangnya, mereka kira kalau Si Bai sudah punya pacar, mungkin mereka kira Jin Xi pacarnya Si Bai.

 

Lengan Jin Xi masih sakit saat dia berusaha membuka rantang makan siangnya. Si Bai cemas melihatnya, apa dia habis berkelahi. Jin Xi menggerutu sebal kalau kemarin dia bertemu dengan pria gila.

Si Bai membantu memijatnya dan Jin Xi menutup mata menikmati pijatannya, tanpa sedikitpun menyadari tatapan Si Bai padanya. 

Pijatannya sukses membuat cederanya Jin Xi membaik dan akhirnya dia bisa melahap semua makanan buatan Si Bai dengan nikmat. Bahkan masakannya sukses membuat mood Jin Xi kembali membaik.

Sayangnya, pertemuan mereka terpotong singkat saat Xiao Zhuan datang untuk mengabarkan kalau mereka punya kasus baru. Jin Xi dan Xiao Zhuan pun bergegas pergi ke TKP di sebuah teater.


Kasus pertama kita adalah saat seorang manager teater menemukan seorang wanita muda cantik, terbaring di sebuah rnjang di panggung teater. 

Ranjang itu tampak begitu indah bak rnjang puteri di negeri dongeng dengan kelilingi banyak mawar merah dan kelambu putih.

Wanita itu memakai pakaian dan dandanan bak seorang puteri dan menggenggam setangkai mawar merah. 

Dia tampak bahagia dalam tidurnya. Akan tetapi, saat dia terbangun, wanita itu langsung kaget dan menjerit ketakutan.


Setibanya di TKP, seorang polisi melapor pada Jin Xi bahwa TKP ini sangat bersih. bahkan sidik jari pun tak ada. Mereka pun masuk ke dalam dan mulai meneliti TKP. 

Di sana, Xiao Zhuan menemukan termos sup dan obat nyamuk yang menandakan kalau si pelaku makan malam dan bermalam di sana.

Manager teater datang tak lama kemudian. Jin Xi tanya siapa yang biasanya datang kemari. Manager berkata kalau teater ini biasanya hanya digunakan beberapa kelompok untuk latihan dan menyimpan barang-barang mereka.

Sementara dia sendiri cuma datang sebulan sekali untuk membayar listrik dan air. Perlengkapan rnjang dan baju itu kemungkinan milik kelompok yang sudah tidak terpakai.


Mereka lalu pergi ke RS untuk menemui si korban wanita - Nona Ma. Dia menangis dan mendkap dirinya sendiri dengan ketakutan saat mereka tiba. Jin Xi tanya apakah Nona Ma melihat ada yang aneh dalam perjalanannya pulang semalam.

Nona Ma berkata kalau kemarin dia melakukan kegiatan malamnya seperti biasa. Pulang, browsing internet lalu tidur. Dia sungguh tak tahu kenapa dia bisa ada di ranjang di teater itu.

"Sebelum tidur, apa kau menemukan sesuatu yang tidak biasa? Atau selama kau tidur ada suara yang membuatmu terbangun?"


Nona Ma memikirkannya dan teringat kalau waktu tidur, dia merasa pernah terbangun sekali. Tapi dia tak yakin apakah itu nyata atau mimpi.

Dia ingat kalau bermimpi indah, tapi tiba-tiba dia terbangun. Dia merasa ada seorang pria yang di atas tbuhnya. Dia mau berteriak dan mendorongnya, tapi lehernya tiba-tiba sakit dan setelah itu dia tidak tahu apapun lagi.

"Lalu apakah kau melihat wajahnya?"

Tidak. Pria itu sangat menakutkan. Bahkan sebelum matanya terfokus, dia sudah dibius. Dia merasa kalau waktu itu dia sedang bermimpi, mimpi yang indah. "Tapi kenapa saat aku terbangun... malah berubah menjadi mimpi buruk?"

"Nona Ma, kau bilang kau bermimpi. Mimpi apakah itu?"


Nona Ma bercerita bahwa dia bermimpi dirinya tertidur. Tapi kemudian dia terbangun karena mendengar suara alunan musik dari suatu tempat. Suara musik itu terdengar dari dalam lemarinya.

Penasaran, Nona Ma turun dan membuka lemarinya. Alih-alih menemukan pakaian, dia malah mendapati sebuah cahaya terang. Nona Ma pun masuk ke dalamnya. Perlahan dia menuruni tangga menuju dunia bawah laut yang indah.


Di dasar laut, dia melihat sebuah gerbang yang bercahaya. Dia melewati gerbang itu dan mendadak masuk ke dunia lain dan berubah jadi puteri yang cantik. Lalu datanglah seorang pria tampan bak seorang pangeran.

Pangeran itu lalu membawanya ke sebuah istana megah lalu mengajaknya berdansa. Dia tidak bisa berdansa, tapi si pangeran tampan itu menuntunnya hingga dia bisa berdansa dengan baik.

Pangeran itu lalu membawanya ke sebuah kamar dan mendudukkannya di rnjang. Pangeran itu dengan mesranya mengecp kening dan hidung Nona Ma lalu menawarkan sebutir apel padanya dan bertanya, "Apa kau bersedia tenggelam dalam mimpi ini?"

Nona Ma bersedia dengan senang hati lalu menggigit apelnya. Si pangeran lalu merebahkan Nona Ma di rnjang lalu menc**mnya.


Si pangeran tampan dalam mimpinya itu adalah Zhang Zhe Han, aktor tampan yang disukainya. Seandainya pria itu sungguh Zhe Han, mungkin dia tidak masalah. Tapi dia tahu tak mungkin dia bisa bersama Zhe Han, si penjahat itu menyamar jadi Zhe Han untuk menjahatinya.


Dalam perjalanan, Jin Xi berkata kalau dia mau mampir ke kantornya Si Bai untuk melihat laporan hasil pemeriksaan korban. Xiao Zhuan mengeluhkan kasus pemerkosaan yang belakangan ini jadi semakin meningkat.

"Kalau semua pria di dunia ini sepertimu, dunia ini pasti akan damai." Komentar Jin Xi.

"Bos Besar, aku ini pria memiliki integritas moral."

Xiao Zhuan lalu beralih topik memberitahu Jin Xi bahwa kantor polisi mereka akan kedatangan orang baru. Dia tidak tahu siapa orangnya, tapi dia pernah mendengar direktur mereka menelepon orang itu dan berusaha keras membujuk orang itu untuk pindah ke kantor mereka.

Dia juga mendengar direktur menyebut-nyebut nama Jin Xi dalam percakapan mereka, direktur meminta orang itu untuk membimbing Jin Xi. Xiao Zhuan menyimpulkan kalau orang itu pastilah sagat pintar dan hebat dalam hal investigasi.


Di tempat lain, Han Chen tampak tengah membrowsing berita-berita, tapi berita-berita yang dia baca kebanyakan tentang kecelakaan yang terjadi pada wanita. Hmm... mungkin ada hubungannya dengan sketsa wanita tanpa wajah itu.


Jin Xi tiba di lab-nya Si Bai untuk melihat laporan hasil pemeriksaan Nona Ma. Tapi karena lengan Jin Xi masih sakit, Si Bai dengan manisnya menawarkan diri membacakannya untuk Jin Xi dan menyuruh Jin Xi duduk santai saja.

Si Bai berkata tak ada luka luar di tubuh korban dan hanya memar di pnggang kiri. Tapi kemudian dia mulai nyerocos dalam bahasa kedokteran yang jelas terlalu sulit dimengerti bagi Jin Xi.

"Please deh, bisa tidak kau bicara dalam bahasa manusia. Aku tidak mengerti."


Si Bai dengan sabar menjelaskan bahwa memar itu kemungkinan tidak ada hubungannya dengan kejahatan yang dilakukan si penjahat. Dia rasa korban sudah diberi obat sebelum si penjahat beraksi padanya.

Tidak ada sp**ma di tubuh korban, tapi jelas korban diperk**a. Dia menduga kalau si pelaku tak ingin korban terluka selama dia memperk**anya. Jin Xi jelas heran, memperk**a tapi tidak ingin menyakiti?

Walaupun dia tak menemukannya di dalam tbuhnya, tapi dia menemukan sesuatu seperti sp**ma di baju korban. Mereka masih menelitinya sekarang. Begitu hasilnya keluar, mereka bisa mengetahui apakah si pelaku punya catatan kriminal atau tidak.


Malam harinya, Nona Ma ketakutan seorang diri di dalam apartemennya. Tiba-tiba pintu diketuk. Nona Ma sontak mengambil gunting dan perlahan berjalan mendekati pintu, "Siapa di sana?"

Bersambung ke episode 2

Post a Comment

0 Comments