Sinopsis Love O2O Episode 27

Sinopsis Love O2O Episode 27


Wei Wei tiba-tiba muncul di tengah-tengah pertemuan Er Xi, Yi Ran dan Nana. Yi Ran langsung menyikut Nana dengan kesal. 


Er Xi menyambut Wei Wei dengan riang lalu mengajaknya gabung. Er Xi dan Wei Wei pura-pura saling menyapa seolah mereka tak sengaja bertemu di sini, lalu Er Xi memperkenalkan kedua wanita itu pada Wei Wei dan mengklaim kalau dia dan mereka sangaaaat dekat karena magang dalam satu perusahaan, mereka bahkan mentraktirnya semua makanan ini.

"Er Xi bisa makan sangat banyak, kalian mentraktirnya? Kalian baik sekali" kata Wei Wei sambil pura-pura tercengang

"Bukankah kau sedang patah hati?" desak Nana


"Iya" kata Er Xi sambil mengeluarkan foto David Beckam dan keluarganya lalu mewek. "Beckam-ku, kenapa kau menikah dengan Victoria? Mereka punya banyak anak lagi. Hatiku sakit! Patah hati itu sangat menyakitkan!"

"Kasihan sekali dia, sudah bertahun-tahun tapi dia masih belum bisa move on" kata Wei Wei pura-pura iba.


Yi Ran dan Nana seketika sadar kalau mereka sudah dibodohi. Er Xi langsung merangkul Wei Wei dan menyatakan pada mereka bahwa Wei Wei adalah teman baiknya dan menyuruh Wei Wei ikut makan juga.

Tapi Wei Wei menolak "Tidak semua orang tertarik dengan makanan orang lain" sindir Wei Wei pada Yi Ran.

Yi Ran jelas tersinggung dan langsung beranjak pergi saat itu juga. Tapi sebelum Yi Ran sempat melarikan diri, Er Xi dengan nakalnya berteriak memanggil pelayan dan menyuruh pelayan untuk memberikan tagihannya pada Yi Ran.

Yi Ran semakin kesal dan langsung membanting beberapa lembar uang pada pelayan.


Nana berusaha mengejarnya dan meminta Yi Ran mendengarkan penjelasannya. Tapi Yi Ran sangat amat marah padanya hingga tidak mau mendengarkan penjelasan apapun dan langsung pergi naik taksi meninggalkan Nana.


Puas mengerjai kedua wanita itu, Er Xi kembali memakan makanannya. Wei Wei menghentikannya dan mengajak Er Xi pergi, tapi Er Xi tidak mau karena makanannya masih banyak.

"Apa kau tidak punya harga diri? Aku baru saja bilang untuk tidak memakan makanan orang lain. Ayo pergi!" omel Wei Wei sambil menyeret paksa Er Xi pergi.

Er Xi masih sempat mencomot satu makanan sebelum pergi. Dia benar-benar menyesal sudah menyia-nyiakan makanan sebanyak itu, tahu gitu dia tidak akan memesan sangat banyak tadi. Tapi rasanya puas sekali bisa mengerjai kedua wanita itu.


Di tengah jalan, tiba-tiba Wei Wei melihat A Shuang masuk mobil bersama seorang pria. kenapa A Shuang ada di sini dan bukannya di kantor?


Yi Ran terus merengut kesal di taksi. Tapi di tengah jalan, tiba-tiba dia menyesal meninggalkan Nana sendirian dan meminta supir untuk kembali dan menjemput temannya.

Yi Ran melihat Nana hendak menyeberang jalan, dia langsung menyuruh pak supir untuk menghentikan mobilnya di seberang.

Tapi tepat saat dia keluar untuk memanggil Nana, dia malah mendengar Nana menggerutu lantang sepanjang jalan tanpa menyadari Yi Ran ada di dekatnya.

"Memangnya kenapa kalau keluargamu punya banyak uang? Apa kau pikir dunia ini mengitarimu? Xiao Nai tidak menyukaimu? Sukurin! Jika segala sesuatu berjalan sesuai kehendakmu, itu namanya tidak adil. Yang terbaik adalah jika tidak ada seorangpun yang benar-benar menyukaimu, dengan begitu aku akan sangat senang. Memang kenapa kalau kau cantik? Kau tetap saja bodoh, mau-maunya dikendalikan olehku"

Jelas saja Yi Ran marah dan tidak jadi menjemputnya. Di tengah jalan, dia melihat Wei Wei dan Er Xi saling bercanda tawa dengan begitu akrabnya, Yi Ran tampak iri melihat persahabatan mereka.


Zhi Yi masih sangat amat sibuk dan parahnya lagi, mereka masih belum bisa mengoptimalkan grafis demo game mereka.

Tak lama kemudian, pengantar makanan datang dan mendapati Hao Mei sedang jongkok sendirian dengan rambut jabrik, masih stres karena tidak diikutsertakan dalam tim Xiao Nai dan KO.

Pengantar makanan heran melihat perusahaan ini. Tidak ada resepsionis dan setiap kali dia datang, dia selalu mendapati Hao Mei ada di sana dengan berbagai pose aneh. Dia jadi bertanya-tanya, apa kantor ini benar-benar kantor bisnis legal?

Wei Wei meyakinkan si pengantar makanan bahwa kantor ini adalah perusahaan game yang bonafid dan legal. Sementara untuk Hao Mei yang lagi aneh, Wei Wei beralasan kalau Hao Mei cuma sedang cari inspirasi dan rambut jabriknya itu berfungsi sebagai antena untuk menangkap ide.


Wei Wei hendak memberikan jatah makan siang untuk Xiao Nai dan KO, tapi dia tak enak mengganggu dan mereka juga tidak keluar-keluar sedari tadi.

Yong Hou memberitahunya kalau Xiao Nai dan KO masih bekerja keras karena hasil tes tadi pagi tidak sesuai harapan mereka. Yong Hou sangat yakin kalau hasilnya akan tetap sama, Xiao Nai dan KO saja yang terlalu perfeksionis.


Bahkan keesokan harinya, Xiao Nai dan KO juga masih saja belum beranjak dari depan laptop dan komputer mereka.

Melihat dedikasi kedua pria itu, Hao Mei tampaknya mulai menyerah dan tidak lagi mempermasalahkan ketidakikutsertaannya dalam tim mereka. Sekarang dia menyadari kalau dia sudah pasti dia tidak akan bisa seperti mereka.

Ban Shan cemas apakah mereka akan bisa menyelesaikannya tepat waktu karena hari ini sudah 30 September dan besok mereka sudah harus terbang ke Shanghai.

Wei Wei ingin masuk mengantarkan makanan untuk mereka, tapi Yong Hou melarangnya, nanti juga mereka akan keluar dan makan kalau sudah lapar.

Setelah semua orang selesai makan, Wei Wei akhirnya melihat Xiao Nai melirik keluar jendela. Diam-diam dia mengisyaratkan Xiao Nai untuk makan. Xiao Nai hanya menanggapinya dengan anggukan kepala dan langsung kembali ke komputernya lagi.


Beberapa lama kemudian, Wei Wei ketiduran di meja. Saat dia terbangun, dia mendapati Xiao Nai sedang makan di sebelahnya. Xiao Nai cepat-cepat menyelesaikan makannya lalu mengajak Wei Wei keluar.

Kemana? tanya Wei Wei. Ke pasar bunga, jawab Xiao Nai. Tapi dia menolak memberitahu apa tujuannya membawa Wei Wei kesana.


Sesampainya di sana, mereka melihat tempat itu cukup sepi tapi ada beberapa pasangan hilir mudik dengan membawa buket bunga masing-masing. Ternyata hari ini adalah hari ini adalah hari Valentine Cina dan karena inilah Xiao Nai mengajak Wei Wei kemari.

"Dulu tempat ini sangat ramai saat aku kemari beberapa tahun yang lalu. Aku belum pernah mengajakmu kencan sepanjang musim panas, aku ingin membawamu kemari"

"Tapi membawaku kemari baru sekarang itu rasanya tidak tulus"

"Wei Wei, kau juga belum pernah mengajakku kencan. Kau bahkan lupa kalau sekarang hari Valentine Cina. Kau benar-benar tidak tulus"

"Pacarku sayang, tolong maafkan aku dan jangan dendam padaku" goda Wei Wei sambil menmgulurkan tangannya dengan wajah memelas.


Xiao Nai pun luluh dan mereka berjalan-jalan bergandengan tangan dalam diam sampai membuat Xiao Nai keheranan karena tidak mendengar Wei Wei bicara apapun.

Wei Wei mengaku kalau dia hanya sedang membiarkan otaknya Xiao Nai istirahat, dia bahkan menyarankan agar Xiao Nai tidur saja sekarang.

Tapi Xiao Nai mengaku tidak capek. Wei Wei berusaha menasehatinya untuk tidak terlalu memaksakan diri, lagipula Yong Hou bilang kalau game mereka sebenarnya sudah cukup baik. Dia yakin akan menjadi lebih mudah jika dilakukan pelan-pelan agar mereka dapat inspirasi.


Xiao Nai mengangguk menerima sarannya dan mereka pun kembali melanjutkan perjalanan mereka.

Tapi di tengah jalan, Saat Xiao Nai tak sengaja memandang sebuah poster yang bertuliskan angka-angka, tiba-tiba angka-angka itu seolah melayang di hadapannya dan Xiao Nai seketika mendapat inspirasi.


Dia langsung menggandeng Wei Wei berlari hingga mereka tiba di sebuah cafe. Xiao Nai seketika sibuk menulis berbagai algoritma yang barusan muncul dalam otaknya. Wei Wei tidak sedikitpun kecewa dan tidak pula mengganggunya.

Sementara pasangan yang lain asyik bercengkerama, Wei Wei dan Xiao Nai saling berdiam diri dan sibuk sendiri-sendiri. Wei Wei menunggu dengan sabar sambil makan kue dan memandangi Xiao Nai dengan penuh cinta.


Wei Wei ketiduran di mobil saat mereka pulang tak lama kemudian, Xiao Nai menidurkan Wei Wei di apartemennya lalu langsung kembali ke kantor untuk mengerjakan ide barunya.


Saat Wei Wei tiba di kantor keesokan paginya, dia mendapati para pegawai sedang berkumpul di depan ruangannya Xiao Nai.

Seorang pegawai memberitahunya bahwa tadi pagi Xiao Nai bilang kalau dia sudah berhasil menyelesaikan misi mereka dan sekarang mereka sedang menguji programnya.

Tiga sahabat Xiao Nai dan KO saling bergantian mengetesnya dan mendapatkan hasil yang memuaskan, gamenya berjalan stabil dan hanya memakan memory dibawah 1 gigabyte bahkan dalam penggunaan tertinggi sekalipun, dan grafisnya juga tidak terpengaruh sama sekali.


Hao Mei langsung bersorak saking senangnya. Para pegawai yang menunggu tegang di luar pun, langsung ikut bersorak. Akhirnya mereka berhasil. Hanya A Shuang yang tampak galau.

Mereka keluar tak lama kemudian dan mengumumkan keberhasilan mereka pada para pegawai. Dan untuk merayakannya, Xiao Nai memberi mereka semua libur 2 minggu kecuali 3 sahabatnya, A Shuang dan KO yang harus ikut terbang bersamanya ke Shanghai.

Semua orang langsung bersorak kegirangan mendengarnya. Seorang pegawai menyarankan agar dalam presentasi nanti, mereka  berpenampilan yang lebih rapi mengingat mereka adalah wakil perusahaan. Tapi tentu saja, saran ini tidak termasuk untuk Xiao Nai yang sudah cakep dan pasti terlihat bagus dalam pakaian apapun. heee.


KO menolak ikut karena dia tidak suka jadi sorotan. Hao Mei tidak masalah kalau KO tidak ikut, tapi dia tetap memaksa KO untuk ikut ke toko baju bersama mereka, dia mau lihat KO memakai pakaian formal. A Shuang dengan gugup mengklaim kalau dia sudah punya setelan jas jadi dia pamit pulang duluan.

Xiao Nai memandangnya dengan agak curiga tapi tetap diam dan mengizinkannya pergi duluan. Yang lain pun ternyata juga merasa ada yang aneh dengan A Shuang, walaupun mereka tidak berpikiran macam-macam.


Mereka lalu pergi ke toko baju pria. Tiga sahabat Xiao Nai dan KO secara bersamaan masuk ke kamar pas, Xiao Nai tidak ikut karena merasa tidak membutuhkan setelan jas baru.

Tiga sahabat Xiao Nai keluar tak lama kemudian... dengan memakai setelan jas yang sama persis. (Pfft! sehati banget)

Tak terima melihat satu sama lain memakai setelan jas yang sama, tiga sahabat itu langsung saling sindir menyindir lalu memaksa Wei Wei untuk menilai siapa diantara mereka yang paling cakep.

Wei Wei bingung "Kalian semua cakep. Tapi aku menyarankan kalian jangan memakai model yang sama. Takutnya dikira itu barang cuci gudang"


Jelas saja mereka tersinggung dan terus memaksa Wei Wei menilai mereka. Wei Wei jadi semakin canggung dibuatnya.

Tepat saat itu, KO keluar dan kelihatan sangat keren dalam balutan setelan jas sampai Wei Wei terpesona "KO cakep banget"

Xiao Nai sampai cemburu mendengarnya. Saking cemburunya, dia sampai berubah pikiran dan memutuskan untuk mencoba setelan jas juga.


Sementara yang lain mencari model lain, Xiao Nai masuk ke kamar pas. Wei Wei langsung menelepon Er Xi untuk menyuruh Er Xi datang kemari dan melihat cowok-cowok ganteng pakai jas. Jelas saja Er Xi langsung beranjak pergi dan minta alamat.


Tapi tepat saat itu juga, Xiao Nai keluar dan tampak sangaaaat tampan dalam balutan setelan jasnya.

Wei Wei seketika terpesona dan melarang Er Xi datang kemari, tidak rela membiarkan Er Xi melihat cowoknya yang super cakep itu.


A Shuang diam-diam menelepon Manager Zhen Yi tentang perkembangan game Xiao Nai. Tapi Manager tak terdengar cemas karena perusahaannya sendiri sudah sangat siap.

Setelah selesai belanja, Wei Wei dan Xiao Nai pulang dan saling mengepak barang masing-masing. Xiao Nai harus berangkat malam ini dan Wei Wei juga harus kembali ke asramanya karena besok kuliah semester baru dimulai.


Tepat setelah mereka selesai berkemas, kedua orang tua Xiao Nai datang. Ayah langsung nyerocos mencemaskan lukisan-lukisannya tapi langsung terdiam seketika saat melihat Wei Wei di sana.

Ibu mengomeli kekhawatiran Ayah yang terlalu berlebihan, tapi sama seperti Ayah, Ibu juga langsung terdiam begitu melihat Wei Wei.

Wei Wei juga terdiam canggung berhadapan dengan camernya. Xiao Nai malah santai saja menyuruh Wei Wei membuatkan teh untuk kedua orang tuanya.


Sementara Wei Wei sibuk di dapur dan Ayah sibuk sendiri dengan lukisannya, Ibu langsung mengomel "Xiao Nai, sebagai orang tua, bukannya kami tidak berpikiran terbuka. Hanya saja pacarmu kan belum lulus"

Xiao Nai meyakinkan Ibu bahwa walaupun dia dan Wei Wei tinggal serumah, tapi hubungan mereka tidak seperti yang Ibu kira. Wei Wei tinggal di sini karena ada masalah dengan tempat tinggalnya.

Lagipula selama beberapa hari ini dia selalu tidur di kantor dan dia baru pulang sekarang. Dan mereka sama-sama berkemas karena malam ini dia harus terbang ke Shanghai sementara Wei Wei akan kembali ke asrama.

Ayah langsung memprotes sikap Ibu. Ibu tidak terima dan jadilah mereka bertengkar.

Xiao Nai santai-santai melihat pertengkaran kedua orang tuanya, malah membiarkan mereka berdebat sendiri dan meninggalkan mereka untuk mengecek Wei Wei di dapur.


Wei Wei panik, takut kedua orang tua Xiao Nai mengira dia cewek nakal. Xiao Nai malah menggodanya dengan menyuruh Wei Wei untuk pura-pura jadi korban saja.

"Aku juga mikir gitu. Tapi aku selalu makan siang bersama kalian semua dan aku jadi gemukan sekarang dan wajahku jadi berseri. Bagaimana bisa aku kelihatan seperti korban?"

"Maksudmu, jika kau tidak gemukan, kau benar-benar akan pura-pura jadi korban"

"Tentu saja. Membuat ibu mer... membuat kesan pertama itu sangat penting"

"Jangan khawatir. Aku sudah menjelaskan semuanya. Sekarang berikan tehnya pada ibu mertuamu" goda Xiao Nai


Saat Wei Wei kembali ke ruang tamu, Ibu langsung menyambutnya dengan gembira. Ibu mengaku banyak mendengar tentang Wei Wei bahkan pak dekan yang merupakan tetangga mereka banyak memuji Wei Wei.

Ibu terus berceloteh sampai membuat Wei Wei panik dan tak nyaman dan langsung menggenggam tangan Xiao Nai, minta diselamatkan.


Tapi Xiao Nai malah dengan sengaja memberikan tangan Wei Wei pada ibunya dan memberitahu Ibu bahwa dia harus berangkat sekarang dan tidak punya waktu mengantarkan Wei Wei jadi dia meminta mereka untuk mengantarkan Wei Wei kembali ke asrama.

Jelas saja Wei Wei jadi semakin panik, dia berusaha mencegah Xiao Nai pergi dan meyakinkan kedua orang tua Xiao Nai untuk tidak usah repot-repot.

Tapi Ibunya Xiao Nai tidak merasa keberatan sedikitpun. Xiao Nai tersenyum geli dan langsung pergi meninggalkan Wei Wei.


Beberapa saat kemudian, Wei Wei diantarkan kedua orang tua Xiao Nai ke asrama.

Tampaknya hubungan mereka mulai akrab karena Wei Wei mengubah panggilan mereka dari yang sebelumnya memanggil mereka dengan sebutan Prof, sekarang ganti menjadi 'Paman' dan 'Bibi'.

Beberapa mahasiswa yang lewat, mengenali mereka dan langsung heboh "Bei Wei Wei sudah bertemu orang tuanya Xiao Nai?"... "Astaga, mereka bahkan mengantarkannya ke asrama"... "Aku sering melihat orang-orang pamer kekasih mereka. Tapi aku belum pernah melihat seseorang pamer mertua mereka"

Orang tua Xiao Nai mengantarkannya sampai depan gedung. Sebelum berpisah, Ibu mengundang Wei Wei untuk makan malam bersama setelah Xiao Nai kembali nanti.


Tepat setelah mereka pergi, ketiga teman Wei Wei muncul setelah mendengar berita Wei Wei diantarkan kedua camernya.

Mereka benar-benar kagum, orang-orang yang lain biasanya diantarkan orang tua mereka, tapi Wei Wei malah dianterin camer.


Begitu kembali ke kamar asramanya, Wei Wei dan Xiao Nai ngobrol lovey dovey di telepon. Hubungan Wei Wei dan Er Xi pun kembali seperti sedia kala, Wei Wei bahkan mampu menerjemahkan kalimat aneh Er Xi gara-gara mulutnya sedang sikat gigi. Xiao Ling sampai heran, bukannya mereka kemarin sedang bertengkar. Kapan mereka baikannya.

Dia penasaran ingin tahu apa alasan pertengkaran mereka. Tapi Wei Wei dan Er Xi sepakat saling diam, dan Er Xi dengan sengaja mengalihkan perhatian kedua teman mereka dengan membocorkan rahasia Wei Wei yang tinggal serumah dengan Xiao Nai pasca pertengkaran mereka. Sontak saja Wei Wei langsung diserbu kedua temannya.


Keesokan harinya, Er Xi sukses membujuk Wei Wei untuk ikut bersamanya mengambil gaji magangnya ke Zhen Yi. Tapi sebelum pergi, tiba-tiba Er Xi harus ke toilet. Err... tapi sepertinya dia salah toilet. Karena sesampainya di toilet, dia malah bertemu dengan Cao Guang.

Bersambung ke episode 28

Post a Comment

0 Comments