Begitu terbangun dari pingsannya, hal pertama yang Xiao Nai pikirkan adalah Wei Wei dan langsung menyuruh teman-temannya untuk menghubungi Wei Wei untuk memberitahukan apa yang terjadi padanya.
Sontak teman-teman Xiao Nai langsung menyebut Wei Wei sebagai Kakak Ipar Ketiga. Kedua orang tua Xiao Nai yang tadinya mau pergi, langsung berbalik kaget mendengarnya, apa maksud mereka dengan Kakak Ipar Ketiga? Tapi belum sempat membahas masalah ini lebih lanjut, dokter datang untuk memeriksa keadaan Xiao Nai.
Kedua orang tua Xiao Nai lalu keluar sambil membahas masalah ini. Ibu heran, apa anak mereka sudah punya wanita dalam hidupnya.
Ayah tak yakin, putra mereka itu orang yang sangat eksentrik. Saking tidak pernahnya melihat Xiao Nai bergaul dengan wanita, Prof Xiao sampai berpikir kalau putra mereka itu baru akan menikah kalau umurnya sudah 40 tahun.
"Bagaimana bisa kau bicara seperti itu tentang putramu sendiri?" protes Ibu.
Sebenarnya omongan ayah ada benarnya, tapi jika teman-teman Xiao Nai memanggil Xiao Nai dengan sebutan Kakak Ketiga, lalu Kakak Ipar Ketiga itu maksudnya apa?
Ayah berpikir mungkin itu sebuah username di dalam game. Anak muda jaman sekarang kan suka menciptakan nama-nama aneh di internet. Ayah yakin sekali Kakak Ipar Ketiga itu pasti cuma username di internet dan bukannya calon menantu mereka.
Saat tiga sahabat Xiao Nai makan di restoran dekat rumah sakit, Ban Shan memesankan banyak makanan enak dan sehat untuk Xiao Nai sementara untuk dirinya sendiri, dia hanya memesan sayuran tanpa daging karena keterbatasan dana.
Walaupun Xiao Nai dan keluarganya tidak menyalahkannya, tapi Ban Shan merasa sangat bersalah dan berniat membayari biaya medisnya Xiao Nai.
Bahkan saat mereka hendak kembali ke rumah sakit, Ban Shan menyatakan bahwa mulai sekarang dia akan mengabdikan hidupnya untuk Xiao Nai seumur hidupnya.
Dengan air mata menggenang, dia memberitahu mereka bagaimana saat kecelakaan itu terjadi, Xiao Nai mengorbankan dirinya sendiri demi melindunginya dari kecelakaan itu.
Dia merasa tak sebanding Da Shen Xiao Nai. Tapi apa yang Xiao Nai lakukan saat itu benar-benar menunjukkan bahwa Xiao Nai menghargai nyawanya lebih daripada nyawanya sendiri.
Yong Hou berusaha meyakinkannya kalau luka Xiao Nai tidak serius dan hanya perlu istirahat beberapa hari saja.
Tapi ucapannya itu sama sekali tidak bisa menghibur Ban Shan yang begitu merasa bersalah. Karena itulah dia bersumpah akan melakukan apapun yang Xiao Nai inginkan mulai sekarang.
Hao Mei berusaha menghibur Ban Shan dengan bercanda bahwa walaupun Ban Shan ingin mengabdikan hidupnya pada Xiao Nai, dia cuma akan bisa jadi selir karena Xiao Nai sudah punya orang lain sebagai istri. Ban Shan akhirnya sedikit terhibur mendengarnya dan tersenyum.
Wei Wei terus murung seharian. Dia sama sekali tidak bisa konsen belajar. Bahkan saat Er Xi meminta bantunannya untuk menyelamatkannya dalam game, Wei Wei malah membuat Er Xi kalah.
Wei Wei bertanya-tanya, apakah Er Xi punya seorang teman baik di dalam game. Saat Er Xi mengiyakannya, Wei Wei bertanya apakah Er Xi ingin menemui mereka. Er Xi berkata tidak, untuk apa juga bertemu.
"Bagaimana jika suatu hari tiba-tiba dia menghilang dan tidak pernah log-on lagi? Kalian sering bermain di dungeon dan menghabiskan waktu bersama setiap hari. Tapi tiba-tiba dia menghilang dan kau tidak tahu apapun tentangnya atau dimana dia berada. Bahkan sekalipun kalian berdua bertemu di tempat yang ramai, kalian hanyalah orang asing"
"Bukankah game memang seperti itu? Setiap hari ada orang-orang yang bergabung dan ada yang pergi. Aku belum lama main tapi hal itu tampaknya hal yang normal"
Wei Wei membenarkannya, dia memang sudah terbiasa dengan hal-hal itu. Tapi entah kenapa kali ini dia malah merasa sedih.
Er Xi heran apa yang sebenarnya terjadi pada Wei Wei. Tapi Wei Wei langsung menghindar dengan alasan belajar.
Wei Wei akhirnya pergi ke perpus untuk menonton ulang video klip si musisi dan si bandit dengan berlinang air mata.
Memikirkan ucapan Er Xi, Wei Wei bertanya-tanya akankah Nai He juga pergi dan menghilang tanpa pamit seperti para pemain lainnya.
Apakah hanya video ini satu-satunya bukti bahwa dia pernah mengenal Nai He... atau mungkin terjadi sesuatu hingga dia tidak bisa datang.
Seharusnya dia log-in untuk mencari tahu kabar Nai He, tapi entah kenapa dia terlalu takut melakukannya.
Saat akhirnya dia menyadari air matanya berjatuhan hanya karena memikirkan Nai He, Wei Wei mulai menyadari sepertinya dia telah jatuh cinta pada Nai He.
Xiao Nai menghubungi Nini untuk mencari tahu apa yang terjadi pada Wei Wei malam itu. Ternyata sejak saat Nai He tidak muncul malam itu, Wei Wei pun belum log-in lagi.
Nini bertanya kenapa Nai he tidak muncul malam itu, tapi Xiao Nai menolak menjawab karena dia ingin memberitahu Wei Wei lebih dulu.
Tiga sahabat Xiao Nai cemas apakah Kakak Ipar Ketiga mereka tidak akan log-in lagi karena kecewa dan trauma gara-gara kejadian malam itu.
Yong Hou tidak khawatir, selama Kakak Ipar Ketiga mereka tidak menghilang dari internet maka Xiao Nai pasti akan bisa menemukannya. Tapi kalau mereka cuma bertemu di internet terus maka mereka tidak akan bertemu di dunia nyata. Apa Xiao Nai mau seperti itu?
Saat tiga sahabatnya sibuk bergosip sendiri, Xiao Nai sudah bergerak cepat meng-hack komputernya Wei Wei dan mendapati Wei Wei sedang menonton video si musisi dan si bandit. Dan karena dia masih harus dirawat di rumah sakit selama beberapa hari lagi, jadi dia meminta Hao Mei untuk mengirim pesan otomatis ke hapenya begitu Wei Wei log-in nanti.
Wei Wei terus menonton video itu berulang kali. Xiao Nai tentu saja mengetahuinya dari hasil peretasannya.
Xiao Nai tersenyum bahagia menyadari Wei Wei menontonnya berulang kali karena merindukannya.
Keesokan harinya, Cao Guang tak sengaja melihat Wei Wei termenung menatap sungai. Dia hendak turun untuk menemuinya, tapi Wei Wei langsung pergi. Cao Guang heran melihat kesedihan Wei Wei.
Er Xi telat lagi di kelas analisis film-nya. Sekarang karena dia tahu kalau Er Xi adalah temannya Wei Wei, Cao Guang langsung bersikap baik pada Er Xi bahkan memberi Er Xi sebotol yogurt saat dia datang dan memberikan jalan pada Er Xi untuk duduk di sampingnya.
Tapi saat Er Xi hendak duduk, lagi-lagi dia kena sial gara-gara kursinya rusak lagi sampai terjatuh dengan cukup keras dan b***ngnya kesakitan.
Cao Guang berbaik hati mengantarkannya ke klinik, dia bahkan tidak protes saat Er Xi menggerutuinya dan menuduhnya sebagai penyebab kesialannya.
Er Xi lama-lama heran kenapa Cao Guang tiba-tiba bersikap baik padanya. Dia tidak percaya kalau Cao Guang sebaik itu, apa sebenarnya maunya?
Cao Guang akhirnya mengaku jujur tentang perasaannya pada Wei Wei dan tujuannya mendekati Er Xi adalah karena dia dekat Wei Wei.
Er Xi langsung kesal dan menyatakan tidak mau membantu Cao Guang mendekati Wei Wei hanya karena Cao Guang menjilatnya.
Cao Guang sudah salah karena telah membuatnya jadi seperti ini jadi sudah seharusnya Cao Guang bersikap baik padanya.
Setelah mengantarkan Er Xi ke klinik, Cao Guang menyatakan mau bertanggung jawab atas kesalahannya pada Er Xi. Jadi Er Xi mau dia bagaimana untuk menebus kesalahannya?
Er Xi meminta Cao Guang untuk mentraktirnya makan saja. Bukan cuma makan satu kali ini saja, tapi makan 3 kali sehari. Apalagi dengan kondisinya ini dia akan kesulitan pergi ke kantin.
Awalnya Cao Guang agak keberatan, tapi kemudian tampak jelas dia berpikir kalau ini kesempatan yang baik.
Dia bisa datang ke asrama wanita bukan cuma untuk mengantarkan makanan untuk Er Xi tapi bisa juga bertemu Wei Wei.
Keesokan harinya, dia benar-benar datang mengantarkan sarapan untuk Er Xi. Dia membawa dua porsi.
Dia mau bilang kalau porsi yang satunya untuk Wei Wei, tapi Er Xi malah menyela dan berkata "Bagaimana kau tahu kalau aku selalu sarapan dua porsi? Kau juga membawakan yogurt kesukaanku"
Tapi tentu saja dia bukan orang bodoh. Dia tahu betul kalau porsi yang satunya untuk Wei Wei.
Cao Guang langsung bertanya cemas, apakah belakangan ini terjadi sesuatu yang membuat Wei Wei sedih? Dia mengaku mengetahuinya karena pernah melihat Wei Wei murung.
Er Xi mengklaim bahwa dia tahu kenapa Wei Wei bersedih, tapi kenapa juga dia harus memberitahu Cao Guang?
Itu kan urusan Wei Wei sendiri, dan jangan pikir kalau Cao Guang bisa menyuapnya hanya dengan memberinya makanan dan minuman itu karena dia tidak akan mengkhianati temannya.
Cao Guang jujur mengaku kalau dia memang berniat menyuap Er Xi. Dia tidak pernah menyembunyikan perasaannya yang sebenarnya pada Wei Wei dan tidak akan menyerah walaupun Er Xi tidak mau memberitahukan apa masalah Wei Wei. Mendengar itu, Er Xi jadi kagum pada Cao Guang.
Benar-benar mengira kalau Joyful Xi adalah Wei Wei, Cao Guang mencoba bertanya dalam game, joyful Xi ada masalah apa sampai dia kelihatan murung.
Er Xi mengaku tak ada masalah apa-apa, dia hanya ingin jatuh cinta saja. Tapi dia merasa tidak akan ada seorangpun yang akan jatuh cinta pada wanita seperti dirinya.
Ingin menghibur Joyful Xi, Cao Guang mengajak Joyful Xi ke sebuah tanah lapang yang penuh dengan kunang-kunang yang indah.
Er Xi tentu saja senang tapi tiba-tiba dia langsung tertunduk malu saat dia bertatapan dengan Cao Guang. Dia membuat Er Xi semakin terharu dengan menyalakan kembang api untuknya.
Mereka pun saling berpegangan tangan dan bertatap mata dengan penuh cinta. Sayangnya bagi Er Xi, Cao Guang mengira karakter gamenya adalah Wei Wei.
Sadar dari lamunannya, Er Xi bertanya kenapa Cao Guang bersikap romantis, pada dia cuma sedang latihan untuk kemudian dia praktekkan pada gadis lain.
Cao Guang langsung menyangkalnya, tapi kemudian dia berkata bahwa karena sebentar lagi dia akan bisa menyamai levelnya Joyful Xi, jadi dia tidak mau menjadi muridnya Joyful Xi lagi. Er Xi langsung ngambek, mengira Cao Guang mau mengkhianatinya. Tapi maksudnya Cao Guang bukan itu.
Dia hampir saja memanggil Joyful Xi sebagai Wei Wei, tapi kemudian dia membatalkannya dan bertanya "Joyful Xi, maukah kau menjadi partnerku?"
Er Xi jelas kegirangan mendapat lamaran itu walaupun cuma dalam game. Saking tak percayanya dia sampai mencubit pipinya sendiri untuk memastikan ini bukan mimpi sebelum akhirnya dia menjawab "Aku... bersedia"
Cao Guang refleks bersorak saking senangnya. (Aigoo, aku antara lucu tapi juga kasihan lihat dua orang ini. Seandainya mereka tahu...)
Wei Wei sekarang sudah yakin akan perasaannya pada Nai He. Tapi entah kenapa dia masih merasa takut untuk log-in ke game.
Tapi... setelah memikirkannya baik-baik, akhirnya dia menyadari kalau dia bukannya merasa takut, tapi cuma malu. Ah, sudahlah. Wei Wei memutuskan untuk fokus saja dulu ke ujiannya dan baru log-in lagi setelah ujian selesai.
Suatu hari, Wei Wei mendapat telepon dari seorang pegawai dari Perusahaan Feng Teng. Dia menelepon perihal videonya yang menang kontes, seorang eksekutif mereka kebetulan menonton video itu dan tertarik untuk menjadikannya permainan game dan video itu ingin mereka gunakan sebagai video promosi, karena itulah mereka ingin membeli hak copyright video itu.
Tapi Wei Wei tidak bisa memberi jawaban sekarang karena bukan cuma dia seorang yang membuat video itu, dia harus berdiskusi dulu dengan teman-temannya. Tapi dia menjanjikan jawaban dalam waktu 2 atau 3 hari yang akan datang.
Berkat telepon itu, Wei Wei sekarang kembali ceria dan akhirnya log-in ke gamenya lebih cepat dari rencananya semula.
Begitu masuk, dia mendapat pesan dari Nai He dan Ban Shan yang memberitahunya tentang kecelakaan malam itu yang membuat Nai He masuk rumah sakit dan tidak bisa mengikuti pertandingan Condor Heroes.
Wei Wei langsung cemas dan cepat-cepat menemui Nai He saat itu juga dan mengomelinya dengan cemas, seharusnya Nai He istirahat dan bukannya main game sekarang.
Tapi Nai He meyakinkannya klau dia tidak sedang main, dia cuma log-in saja. Nai he meminta maaf karena tidak bisa datang malam itu.
Mengingat Nai He langsung mengiriminya pesan saat dia masuk tadi, dia jadi bertanya-tanya apakah selama beberapa hari dia tidak online, Nai He selalu menunggunya. Apa Nai He meminta maaf karena Nai He pikir dia marah? Yakin dengan dugaannya, Wei Wei menjelaskan bahwa selama beberapa hari ini dia tidak bisa online karena dia ada ujian.
"Aku tahu"
Tapi Wei Wei tak percaya, mana mungkin Nai He bisa tahu. Dia lalu mengalihkan topik dan memberitahu Nai He tentang tawaran dari Feng Teng dan meminta pendapat Nai He.
"Itu sedikit rumit. Jadi... ayo kita bertemu untuk mendiskusikannya. Ini nomor hapeku" ujar Nai He sambil memberikan nomor hapenya.
Wei Wei cepat-cepat mencatat nomor itu dan menanyakan dimana mereka akan bertemu. Dia memberitahu Nai He kalau dia ada di Universitas Qing.
Nai He masih bungkam tentang identitas dirinya dan hanya berkata kalau dia akan menjemput Wei Wei di Universitas Qing nanti. Mereka pun sepakat untuk bertemu di bagian timur Universitas Qing besok.
Wei Wei benar-benar antusias menanti pertemuan mereka, bahkan langsung membuka semua lemari untuk mencari baju yang cocok. tapi tak ada yang cocok, jadi dia langsung mengajak teman-temannya untuk shopping bersamanya.
Jelas saja teman-temannya pada heran, sama sekali tak menyangka akan datang hari dimana Wei Wei mengajak mereka shopping.
Wei Wei keluar dari kamar pas tak lama kemudian dan membuat ketiga temannya tercengang melihat kemolekannya dalam balutan dress merah.
2 Comments
Terimakasih kakak.
ReplyDeleteLanjut sampai episode terakhir ya.
Tetap semangat✊
Kak makasih ya ,lanjut sampai selesai y,plee...ss.
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam