Sinopsis Kleun Cheewit (Waves of Life) Episode 1 - 1

Sinopsis Kleun Cheewit (Waves of Life) Episode 1 - 1

Seorang wanita dan pria berm**raan mulai dari lift sampai keduanya jatuh ke atas ranjang. Tapi tiba-tiba si pria mengeluarkan sebuah pistol dari dalam bantal sambil terus menc**bu si wanita.


Sayang, si wanita melihatnya saat melakukan itu. Dan bahkan sebelum si pria sempat melakukan apapun, si wanita sontak menyerangnya lebih dulu. 

Mereka bergulat dengan sengit, tapi kemudian si wanita dengan cepat mengunggulinya dan mengambil alih pistolnya lalu menekannya ke d**a si pria.

Panik, si pria berusaha menjelaskan kalau semua ini cuma permainan. Jika dia tidak melakukannya, dia akan mati.


"Dan bagaimana aku tahu bahwa jika aku mengikuti permainan ini, aku tidak akan mati?!" Tuntut si wanita

Si pria meyakinkan bahwa walaupun dia banyak menipunya, tapi cintanya padanya bukanlah tipuan. Mendengar ketulusan dalam nada dan ekspresi si pria, kemarahan si wanita tampak sedikit memudar dan berubah menjadi kesedihan.

"Sejak aku lahir, aku tidak pernah percaya kalau cinta sejati itu ada. Segalanya harus ada untungnya, sampai saat aku bertemu denganmu. Kau mengubah keyakinanku. Membuatku tahu cinta itu seperti apa."

Tapi dengan cepat air mata sedihnya berubah kembali menjadi amarah karena terkhianati.

"Dan hari ini, kau membuatku menyadari kalau aku salah. Tidak ada yang namanya cinta! Segalanya egois! Semuanya melakukan apapun demi diri mereka sendiri! Melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan! Menusuk dari belakang! Menipu! Mengkhianati! Satu-satunya cinta di dunia ini adalah mencintai dirimu sendiri! Dan ini adalah terima kasih untukmu atas pelajaran yang sangat berharga ini!"

Si wanita lalu menutup si pria dengan bantal dan menembaknya berulang kali dengan penuh amarah dan... CUT!


Oalah! Ternyata syuting lakorn toh. Wkwkwk. Si aktris itu adalah Jeerawat (Hah? Jerawat? Wkwkwk) atau nama panggilannya Jee (Yaya Urrasaya).

Si aktor langsung memuji aktingnya. Jee juga balas memuji aktingnya, tapi saat si aktor hendak mengajaknya ngobrol, Jee langsung menghindarinya dengan alasan mau melihat klip-nya.

Jee lalu duduk di samping pak sutradara yang sekaligus teman karibnya, Chaiyan, dan menanyakan hasil syuting barusan. Tapi da menolak dipuji-puji. Kalau aktingnya memang jelek, marahi saja dia.

Chaiyan heran mendengarnya. "Kalau aku bilang aktingmu luar biasa, apa kau akan mempercayaiku? Kalau kau tidak percaya lihat ini."

Chaiyan lalu memutar kembali rekaman tadi dan memperlihatkan aktingnya Jee yang memang benar-benar keren dalam mengekspresikan berbagai perubahan perasaan sedih, marah dan patah hati karena pengkhianatan cinta dan ketidakpercayaan akan cinta.

"Bagaimana kau melakukannya?" Chaiyan penasaran

"Aku juga berpikir seperti itu (karakternya), makanya aku bisa melakukannya."


Berhubung sudah oke, Jee mau pergi sekarang, dia ada acara lain soalnya. Tapi baru juga berjalan beberapa langkah, staf lain mendadak mengumumkan ada masalah.

Mereka harus syuting ulang semua adegan gara-gara ada seorang cewek nongol di frame. Jee sontak kesal mempelototi cewek itu, tapi cewek itu bahkan tidak tampak bersalah sedikitpun dan langsung pergi dengan santainya.


Cewek itu memang sengaja melakukannya atas suruhan aktris saingan Jee, agar Jee terjebak di lokasi syuting dan tidak bisa menghadiri acara fashion show brand perhiasan.

Puas mendengar kabar dari cewek itu, Pim - si aktris saingannya Jee, berjanji akan bicara pada sutradara untuk menjadikannya pemeran pembantu di lakorn-nya nanti.

Manajernya Pim senang bukan main mendengarnya. Acara fashion show kali ini akan dihadiri oleh produser dari Hollywood dan Korea dan Jee direncanakan untuk memamerkan perhiasan high-end. Tapi kalau dia tidak bisa datang tepat waktu, maka tamatlah riwayatnya.

Pim menambahkan, Suki - Managernya Jee, juga akan tertendang dari industri ini. Ini pelajaran untuk Suki, salah Suki sendiri karena lebih memilih si anak baru Jee itu daripada dirinya.


Saat Suki menelepon, Jee hendak memberitahukan masalah ini pada. Tapi Suki mendadak mendapat telepon lain dan langsung sibuk bukan main menerima berbagai macam telepon sambil terus dikuntit oleh asistennya - Stefan, yang juga sama sibuknya menerima berbagai telepon.

Tiba-tiba ada yang memanggil Suki dari belakang. Suki langsung kesal membentaki Stefan. "Apaan sih? Memangnya kalau ada orang BAB atau BAK, harus aku juga yang menyelesaikannya?!"

Stefan bingung, "bukan aku kok yang manggil."

"Terus siapa?!"

"Dia," ujar Stefan sambil nunjuk seorang staf acara.


Suki mendadak berubah jaim, ada apa yah? Wkwkwk. Si staf tanya Jee sudah datang atau belum, soalnya acara sudah mau dimulai.

"Bilang ke Khun Peeka kalau make-up dan rambutnya Nong Jee sudah selesai. Begitu dia sampai nanti, dia bisa langsung mengenakan berlian finale-nya." Ujar Suki sambil bedakan.

Tapi si staf malah bilang kalau Jee nantinya harus pakai sling, jadi dia harus latihan dulu sekarang. What? Sekarang? Panik, Suki langsung cepat-cepat menghubungi Chaiyan.


Pada saat yang bersamaan, Jee masuk ke sebuah ruangan tapi malah mendapati dua orang staf sedang menggosipkannya. Dari gosipan mereka, Jee sepertinya aktris yang punya reputasi cukup buruk.

Menurut gosip, Jee itu menggoda banyak pra'ek (pemeran utama pria) sejak dia masuk industri ini. Malah ada kabar yang bilang kalau Jee itu sudah jal*ng sejak sebelum masuk industri entertainment.

Katanya waktu Jee tinggal di luar negeri, dia sudah tidur dengan banyak mahasiswa dari Thailand. Sutradara mereka saja tergila-gila pada Jee. Mereka bahkan berniat menyelidiki lebih jauh gosip seputar Jee.


Kesal, Jee langsung melabrak mereka. Tidak usah diselidiki, tanya langsung saja padanya kalau mereka mau tahu. Kedua orang staf itu sontak membisu.

"Loh! Katanya kalian mau tahu berapa banyak pra'ek yang sudah kutiduri dan betapa busuknya aku saat aku di luar negeri? Ayo, tanya! Ngapain diam? Kalian mau tahu, kan?!"

Saat mereka masih diam, Jee memperingatkan bahwa semua itu bukan urusan mereka. Masalah ini tersela dengan cepat saat Chaiyan masuk untuk memberitahu Jee kalau dia tidak perlu syuting lagi, soalnya Jee kan punya acara penting lainnya, jadi dia boleh pergi sekarang.


Jee pun bergegas pergi. Tapi setibanya di lobi, dia malah bertubrukan dengan seorang staf yang membawa alkohol hingga alkohol itu menciprati Jee.

Jee sontak kesal mengira si staf itu juga suruhan seseorang. Pria itu menyangkal, dia cuma berniat mau buang sampah tapi malah bertubrukan dengan Jee. Maaf.

"Sudahlah. Kalau ini kecelakaan, berarti aku yang salah." Pungkas Jee mengakhiri masalah ini.

Chaiyan juga baru keluar saat itu dan langsung mengendus bau alkohol yang cukup kuat dari tubuh Jee. Dia menyuruh Jee ganti baju dulu, tapi Jee sudah tak ada waktu dan langsung pergi.


Di tempat lain, dua pria sangar sedang mengancam seorang pria untuk menarik tuntutannya. Pria itu menolak karena bos mereka mengganggu putrinya. Dia bahkan mengancam akan mengekspos kejahatan bos mereka.

Mendengar itu, kedua preman langsung menghajar si pria. Istri pria itu sontak panik berteriak-teriak meminta pertolongan. Untunglah tepat saat itu juga, pengacara mereka datang.

Kedua preman sontak melarikan diri dan si pengacara langsung mengejar mereka. Jadilah mereka kebut-kebutan di jalan raya.


Pada saat yang bersamaan, Jee juga sedang melaju dengan kecepatan tinggi sambil menelepon Suki. Saking buru-burunya, dia asal saja menerobos lampu merah dan hampir saja menabrak mobilnya si pengacara.

Panik, Jee langsung menyuruh Suki untuk mengirim Stefan kemari untuk menyelesaikan masalah ini.


Si pengacara itu, Sathit (Mark Prin), langsung kesal melabrak Jee. Apalagi dia mencium bau alkohol menyengat dari tubuh Jee yang jelas saja membuatnya berpikir kalau Jee menyetir dalam keadaan mabuk.

"Aku tidak mabuk. Aku tidak minum-minum."

"Bau miras sekuat ini dan kau bilang tidak minum?"

"Kalau kau mencium bau parfum apa itu artinya aku minum parfum?"

Thit tak mau tahu. Jee minum atau tidak, pokoknya dia bau alkhuol dan berdasarkan hukum itu artinya dia mabuk dan kecelakaan ini terjadi akibat kecerobohan Jee.

"Oke, oke. Aku tidak punya waktu untuk mempelajari asas-asas hukum. Aku minta maaf. Aku tidak sengaja. Aku tidak melihat mobilmu. Aku yang salah. Oke?"


"Terus?"

"Terus apanya? Aku kan sudah bilang maaf, aku tidak sengaja, aku tidak melihat mobilmu!"

"Kalau kau sungguh menyesal, kau tidak akan berteriak-teriak padaku seperti ini."

Dia tadi sedang mengejar penjahat yang menyakiti orang yang tidak bersalah. Tapi sekarang mereka kabur gara-gara cewek mabuk dan tidak sopan sepertinya.

Kesal, Jee menawarkan beberapa lembar uang sebagai kompensasi dan memberitahu Thit bahwa sebentar lagi akan ada anak buahnya yang datang untuk mengurus asuransinya. Kalau uang ini kurang, Thit boleh minta ke anak buahnya nanti.

Dan berhubung Thit sepertinya tidak tahu dia siapa, Jee memberinya sebuah majalah yang ada wajahnya di bagian cover lalu bergegas pergi pakai ojek.


Gara-gara Jee belum datang juga, Khun Peeka memberitahu Suki kalau dia terpaksa harus menyingkirkan Jee dari acara ini. Soalnya aksi ini sangat berbahaya dan tidak bisa dilakukan tanpa latihan.

Terus siapa yang menggantikan Jee? Tanya Suki. Ini kan acara besar dan mewah, tidak seharusnya dia menggunakan artis biasa. Khun Peeka santai, dia akan menggantikan Jee seorang nang'ek (pemeran utama wanita) lainnya.

Si artis ini harusnya menutup acara bersama Jee. Tapi berhubung Jee belum datang, terpaksa si artis ini harus menutup acara sendirian. Suki langsung paham siapa yang dimaksudnya, Pim.


Acara pun dimulai dan para model bermunculan satu per satu pakai baju hitam dan dihiasi berbagai model perhiasan hingga tiba giliran Pim. Dia tampil memukau dengan perhiasan ruby.

Tapi tiba-tiba lampu-lampu sorot beralih ke atas... memperlihatkan seorang model yang turun pakai sling. Wah! Jangan-jangan Jee?


Manajernya Pim bingung, katanya Jee tidak bisa tampil? Tiba-tiba Suki muncul di sampingnya sambil ngakak puas. "Kau pikir kau bisa mengalahkanku, hah? Kalau aku tidak pintar, aku tidak akan bertahan selama ini di industri ini."


Dalam flashback, ternyata Suki berhasil bernegosiasi dengan menawarinya seorang presenter yang lagi ngetop, dengan syarat Jee harus jalan di bagian finale tanpa pengumuman. (Suki, keren deh)


Jee turun dalam balutan gaun pengantin putih dan perhiasan zamrud yang membuat penampilannya begitu mempesona. Dia berbalik menghadapi Pim dengan senyum sinis.

Tapi senyumnya memudar dengan cepat saat dia melihat seorang bapak yang duduk di kursi penonton VIP. Jee tampak jelas mengenali bapak itu, tapi dia tidak suka. Apalagi tatapan mata dan senyum si bapak itu terlihat cab*l. Cepat-cepat menguasai diri, Jee kembali melanjutkan tugasnya dengan profesional.



Setelah acara selesai, Pim mengunci ruangan sebelum kemudian melabrak Jee dan menuduhnya sengaja datang terlambat untuk mencuri puncak acara itu darinya.

"Aku datang terlambat gara-gara seekor anj*ng pengkhianat yang mengirim anteknya untuk menyabotaseku di lokasi syuting. Belakangan ini banyak anj*ng pengecut yang tidak berani berhadapan langsung dan bisanya cuma main kotor."

Pim sinis. Jangan kira hanya karena Jee favorit-nya Suki, dia tidak akan berani berbuat apapun pada Jee. Dia itu kan terkenal cuma gara-gara berita skandalnya dengan banyak pria.

"Kau masuk industri ini kurang dari setahun, tapi kau sudah bisa membuat tim sepak bola dari semua pria yang kau tiduri."

"Lebih dari itu. Semakin banyak pria, aku akan jadi semakin terkenal."

"Orang sepertimu? Lebih terkenal daripada aku?"

"Kalau tidak, kau tidak mungkin gemetaran seperti ini."


Kesal, Pim langsung melayangkan tangan untuk menampar Jee. Tapi Jee cekatan menangkap tangan Pim dan mendorongnya ke lantai. Jee menegaskan kalau dia masuk industri ini untuk bekerja, bukan untuk berkompetisi dengan siapapun.

"Kalau kau tidak suka wajahku, maka menjauhlah. Mengerti?!"

"Bekerja? Semua orang tahu kalau kau masuk industri ini untuk menggaet pria kaya. Orang bilang itu sesuatu yang diturunkan secara genetis. Bukankah ibumu ahli dalam hal ini?"


Jee sontak naik pitam mendengar Pim menyamakan dirinya dengan ibunya. Maka dengan sengaja dia memporak-porandakan tempat itu sambil akting teriak-teriak seolah Pim lah yang menjahatinya lalu mencekik Pim dan memperingatkannya.

"Ingat baik-baik. Aku bukan orang yang suka cari perkara duluan. Tapi jika kau melewati batas, aku akan menggigitmu!"


Suki dan yang lain langsung cemas mendengar suara ribut-ribut dari dalam ruangan itu. Aktingnya sukses membuat Suki mengira ada yang melukai Jee.

Jee pun melanjutkan kembali akting teriak-teriaknya padahal dialah ganas menyerang Pim dan merobohkan tenda ke kepala Pim.

Saat dia membuka pintu, dia mengklaim kalau Pim cuma salah paham lalu buru-buru menyeret Suki pergi dari sana. Khun Peeka dan model lainnya sontak menatap Pim dengan tajam dan tak ada yang mempercayainya biarpun dia berusaha membela diri.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments