Sinopsis The Eternal Love Season 2 Episode 9 - 1

 Sinopsis The Eternal Love Season 2 Episode 9 - 1

Air alkali yang Liu Shang minta, sudah siap. Para pelayan yang berhubungan dengan hadiah-hadiah itu juga sudah berbaris, termasuk Xiao Tan dan Pan Er. Liu Shang pun meminta pada mereka untuk mencelupkan tangan-tangan mereka ke dalam air itu dan mengisyaratkan Xiao Tan untuk maju duluan.


"Orang yang tidak bersalah pasti tidak akan takut melakukannya. Saya akan duluan!" Seru Xiao Tan dengan penuh percaya diri lalu mencelupkan tangannya ke dalam air itu.

Hanya Pan Er seorang yang tampak begitu gelisah. Saat para pelayan beramai-ramai mencelupkan tangan-tangan mereka, dia diam-diam cuma mengulurkan tangannya ke baskom tapi tidak mencelupkannya ke air alkali.

Setelah semuanya sudah selesai mencelupkan tangan-tangan mereka, Liu Shang meminta mereka untuk menunjukkan tangan-tangan mereka lalu memeriksa mereka satu per satu.


Err... tapi berbeda dari klaimnya sebelumnya, tangan-tangan para pelayan itu malah berubah menghitam... kecuali tangan Pan Er. Jelas tangan Pan Er itulah yang paling menarik perhatian Liu Shang.

Liu Shang lalu mengumumkan bahwa air di baskom itu sebenarnya tidak benar-benar bisa menguji racunnya karena itu bukan air alkali, melainkan air biji kenari... yang mana bisa membuat tangan-tangan mereka bisa berubah menghitam.

"Sementara orang yang tangannya bersih, berarti dia tidak mencelupkan tangannya. Benar, kan... Qu Pan Er?"

Dalam flashback, memang benar Pan Er yang diam-diam mengambil lukisan itu lalu mengolesinya dengan racun itu.


Pan Er sontak berlutut dengan panik, tapi dia meyakinkan Kaisar kalau dia sungguh tidak tahu apapun tentang racun itu. Dia melakukan itu hanya karena dia benci pada Tan Er.

Makanya saat dia melihat Tan Er-lah yang bertanggung jawab terhadap hadiah dari Pangeran ke-8, dia sengaja mengoles lukisan itu dengan obat itu. Dia kira kalau obat itu hanya akan merusak lukisan itu sehingga Kaisar akan menghukum Tan Er. Dia sungguh tidak tahu kalau obat ini ternyata racun berbahaya.

Tan Er benart-benar kesal mendengarnya. "Qu Pan Er, tidak masalah kalau kau tidak mau mengakui persaudaraan kita, tapi kau bahkan tega melakukan hal keji untuk menjebakku! Untung saja Tuan Liu Shang menemukan kebenarannya tepat waktu. Kau menyakiti dirimu dengan perbuatanmu sendiri."


Liu Shang mengambil botol kecil itu dari tangan Pan Er untuk menelitinya. Dia mengonfirmasi kalau di dalam botol itu terkandung telur serangga beracun Guimian Xueling.

Tapi racun langka ini tak mungkin bisa diketahui oleh orang awam. Butuh beberapa waktu agar telur itu bisa menetas di lukisan. Saat Pan Er berniat merusak lukisan itu, dia pasti tidak tahu tentang itu.

Pan Er panik membenarkannya, dia sungguh tidak tahu apa-apa, dia tidak akan berani melukai Kaisar.

"Tapi racun ini sangat langka. Sebagai pelayan biasa, bagaimana bisa kau mendapatkan racun ini dengan mudah?" Tanya Liu Shang. "Kalau kau ingin membebaskan dirimu dari tuduhan, kau harus mengungkap siapa dalang dibalik semua ini."


Selir Dugu dan Jenderal Wei kontan tegang mendengarnya. Tapi tiba-tiba seorang pengawal menerjang Pan Er dan hampir saja membunuhnya kalau saja Liu Shang tidak cepat bertindak dan melumpuhkan si prajurit dengan cepat.

Lian Cheng langsung nyinyir menyindir Jenderal Wei. Anak buahnya ingin membungkam saksi di hadapan khalayak ramai, dia hebat sekali dalam melatih bawahannya.

Si prajurit setia itu dengan cepat melindungi Jenderal Wei dan mengklaim kalau Jenderal Wei tidak terlibat. Dia melakukan ini sendiri karena dia punya dendam kesumat terhadap Lian Cheng.

Tiga tahun yang lalu, Lian Cheng menghina kakaknya hingga kakaknya itu memutuskan untuk bunuh diri karena tidak sanggup menanggung hinaan itu. Lian Cheng dengan tenang menyangkal ucapan si prajurit, kakaknya itu bunuh diri karena merasa bersalah. Itu adalah konsekuensi yang pantas atas kesalahannya.

Demi melindungi Jenderal Wei, si prajurit mengklaim kalau ini adalah kesalahannya sendiri lalu menggorok lehernya sendiri.


Berpikir cepat, Jenderal Wei pura-pura menyalahkan dirinya sendiri karena gagal mendidik anak buahnya. Karena itulah, Jenderal Wei juga menyatakan kalau dia akan menebus kesalahannya dengan membunuh dirinya sendiri juga.

Kaisar diam saja bahkan saat Jenderal Wei menghunus pedang ke lehernya sendiri, tapi Selir Dugu panik dan kontan berteriak menghentikannya.

Tak ingin membuat Kaisar curiga, dia beralasan kalau pelaku yang sebenarnya sudah membunuh dirinya sendiri, jadi tak perlu lagi ada pertumpahan darah di hari ultah Kaisar ini.

Kaisar setuju dengannya. Tapi Jenderal Wei tetap harus dihukum atas kelalaiannya. Mulai hari ini, gelar kebangsawanan Jenderal Wei dicabut dan pangkatnya diturunkan 3 tingkat.


Dan untuk kedua pangeran, Yi Huai dan Lian Cheng, atas jasa mereka berdua yang telah setulus hati melindunginya, Kaisar memutuskan untuk memberi mereka berdua hadiah besar.

Yi Huai diberikan 10.000 tael emas. Sedangkan Lian Cheng, terutama karena dia memiliki Liu Shang yang telah berjasa menyelamatkannya, Kaisar memutuskan untuk menghadiahkan lencana komando kerajaan untuk Lian Cheng.


Lian Cheng dan Liu Shang kontan sumringah mendengarnya. Tapi Xiao Tan tidak nyambung kalau itu adalah hadiah yang nilainya jauh lebih besar dan langsung kecewa karena mengira kalau hadiah yang diterima Lian Cheng tidak seberapa berharga dibandingkan 10.000 tael emas-nya Yi Huai.

Alih-alih ribet menjelaskan kalau lencana itu bisa digunakan untuk memimpin tentara militer, Liu Shang mengiyakan saja gerutuan Xiao Tan.


Begitu kembali ke kamarnya, Liu Shang cepat-cepat meminum obatnya. Dia hampir saja mau membuka topengnya saat tiba-tiba terdengar suara Lian Cheng dari luar.

Dia datang untuk mengucap terima kasih pada Liu Shang atas jasanya hari ini. Tapi hewan beracun itu sangat langka sampai tabib istana sana tidak pernah melihatnya, lalu bagaimana bisa Liu Shang mengetahuinya.

Liu Shang mengaku bahwa beberapa tahun yang lalu dia pernah bepergian ke wilayah barat daya. Dia memiliki masa lalu yang rumit dan banyak pengalaman yang luar biasa.

"Mungkin saat ini Pangeran tidak bisa membayangkan semua itu. Namun kelak, Pangeran pasti akan memahaminya."

"Aku ingin memberimu penghargaan. Apa yang kau inginkan?"


"Qu Tan Er."

Wajah Lian Cheng berubah mengeras mendengar permintaan itu. Liu Shang menegaskan bahwa dia ingin pindah ke villa salju dan dia ingin Tan Er mengurus kebutuhannya. Tapi Lian Cheng cuma diam sambil menatapnya tajam.

"Apa Pangeran akan berpikir ulang untuk menarik penghargaan anda?"

Kesal, tapi terpaksa Lian Cheng berjanji akan mengabulkan permintaannya itu.


Keesokan harinya, Xiao Tan dengan heboh bin lebaynya menceritakan tentang kehebatan aksi Liu Shang malam itu, pastinya dengan ditambahkan bumbu-bumbu penyedap tentang ketampanan dan kegagahan Liu Shang.

Dengan sengaja dia mengakhiri cerita dengan cliffhanger yang pastinya membuat para pelayan semakin penasaran dan langsung berbondong-bondong memberikan uang untuk Xiao Tan biar dia bercerita lebih lanjut.

Puas mendapat untung, Xiao Tan pun mulai bercerita lagi tentang kes*ksian Liu Shang, pesonanya, keahlian bela dirinya, dll. Saking semangatnya, dia sama sekali tidak menyadari kalau Lian Cheng sebenarnya ada di belakangnya dan kesal mendengarnya memuji-muji Liu Shang setinggi langit.

Parahnya lagi, dia kemudian berkata. "Sejujurnya, Tuan Liu Shang itu jauh lebih baik daripada Pangeran ke-8."

"Qu Xiao Tan, tutup mulutmu!" Bentak Lian Cheng.

Para pelayan kontan berhamburan dengan ketakutan dan Xiao Tan langsung mengambil langkah mundur saat Lian Cheng berjalan mendekatinya dengan tatapan laser.


Dia berniat menghindar, tapi Lian Cheng dengan cepat mengangkatnya dan memerangkapnya. "Di hatimu, apa Liu Shang benar-benar lebih baik daripada aku?"

Panik, Xiao Tan cepat-cepat menggunakan keahlian menjilatnya dan mengklaim kalau apa yang dia katakan tadi tidak benar. Justru yang dia maksud tadi adalah, seberapa hebatpun Liu Shang, dia tetap tidak akan bisa dibandingkan dengan Lian Cheng.

Lian Cheng adalah seorang pangeran yang ahli di bidang sastra dan militer, sekaligus pemimpin yang dermawan dan murah hati. Dan lagi, dia meningkatkan level ketampanan pria di Dong Yue ini.


"Di dalam hatiku, posisi Pangeran adalah pria tertampan di Dong Yue. Kokoh seperti batu dan tak tertandingi oleh siapapun."

"Omong kosong!"

"Aku mengatakan yang sebenarnya."

Mengalihkan topik dari masalah itu, Lian Cheng berkata bahwa dia ingin memberikan penghargaan untuk Xiao Tan atas jasa Xiao Tan telah menyelamatkannya dari masalah besar kemarin malam.


Dia akan memberikan 2 pilihan penghargaan untuk Xiao Tan, pilih salah satu. Pilihan pertama, dia akan menjodohkan Xiao Tan dengan Liu Shang, tapi setelah itu mereka harus meninggalkan tempat ini dan hidup bersama selamanya.

Pilihan kedua, dia akan memberikan 1.000 tael emas tapi dengan syarat Xiao Tan harus tetap tinggal di sini. Mendapatkan harta itu mudah, namun menemukan pria yang baik itu sulit. Pilihlah!

Xiao Tan si matre tanpa ragu langsung memilih pilihan kedua sambil terus menjlat Lian Cheng. Sejak kembali dari istana semalam, dia tidak bisa tidur dengan tenang gara-gara memikirkan Lian Cheng.

Padahal dia yang sudah berjasa besar menyelamatkan Kaisar, tapi dia malah hanya diberi lambang komando kerajaan, sementara Yi Huai malah diberi 10.000 tael emas.

Lian Cheng geli mendengarnya. Tapi dia tidak mengatakan apapun dan langsung pergi dengan senyum puas, puas mendengar Xiao Tan lebih memilihnya daripada Liu Shang.

"Eh, Pangeran! Bisakah aku mendapatkan emasku sekarang?!"

Bersambung ke part 2

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam