Sinopsis The Eternal Love Season 2 Episode 8 - 1

Sinopsis The Eternal Love Season 2 Episode 8 - 1

Xiao Tan pergi menemui Yi Huai di jembatan danau tempat biasanya Yi Huai dan Tan Er ketemuan. Yi Huai sudah menunggu saat dia baru datang. Melihat Yi Huai membawa jam saku antik itu, Xiao Tan memutuskan kalau benda itu adalah kode rahasia mereka mulai sekarang, jadi Yi Huai harus membawanya setiap saat.


"Sepertinya kau saangat menyukai benda ini, jadi tentu saja aku akan selalu membawanya setiap saat." Ujar Yi Huai.

Xiao Tan penasaran, "apakah itu adalah mesin waktu?"

Yi Huai jelas nggak nyambung. Dia pernah mencoba membukanya dan ternyata di dalamnya sangat rumit. Apakah 'mesin waktu' yang Xiao Tan bilang itu adalah mekanisme di dalam benda ini?

Xiao Tan malah mengira kalau Yi Huai membenarkan pertanyaannya dan langsung memuji ilmu pengetahuannya Yi Huai. Terus bagaimana caranya agar jam saku ini bisa membawanya pergi dari tempat ini? Apa melalui medan magnet? Gaya gravitasi? Distorsi ruang dan waktu?

Nggak nyambung dengan pertanyaan Xiao Tan yang menurutnya aneh, Yi Huai menatapnya dengan prihatin, mengira Xiao Tan sudah tidak waras lagi semenjak melompat ke sungai.

Tapi dia meyakinkan Xiao Tan untuk tidak khawatir, dia pasti akan membawa Xiao Tan pergi dari sini, bahkan sekalipun dia harus mengorbankan tahtanya. Xiao Tan langsung saja memluknya sambil nyerocos senang.


"Asalkan aku bisa pulang dan bertemu papa-mamaku, dan makan makanan pedas, siapa yang peduli kalau kau bisa menjadi Pangeran Dong Yue atau tidak. Bagaikan pepatah tiga danau air twar tidak sebanding dengan satu sendok semangat (banyak hal-hal indah, tapi kau hanya perlu beberapa pelukan hangat) Aku akan meletakkan kebahagiaanku di tanganmu."

Yi Huai yang tak menyangka dapat peukan, kontan membalas pelkannya dengan erat dan larut dalam momen itu.



Tapi kemudian Xiao Tan melihat Lian Cheng (modern) mendekati mereka dengan wajah gusar... dan sontak menc**m Xiao Tan saat dia masih dalam pelkan Yi Huai. (Pfft! Adegan macam apa ini, tapi lucu)

Kaget, Yi Huai kontan pasang badan melindungi Xiao Tan dari Lian Cheng.

"Tan Er adalah wanitaku, kumohon agar kakak bisa mengendalikan diri." Lian Cheng langsung merangkul Xiao Tan dan membawanya pergi dari sana tanpa mengucap sepatah kata.



Yi Huai kontan ngamuk-ngamuk dan menghancurkan barang-barang di rumahnya. Dia menghunus pedang saat Pan Er mendadak muncul dan berusaha menyadarkan Yi Huai agar dia tidak menyakiti dirinya sendiri hanya karena merindukan seseorang.

"Kau datang di saat yang tidak tepat. Aku ingin sendirian."

"Kau menderita siang dan malam, sedangkan Qu Tan Er hidup bahagia di kediaman Pangeran ke-8. Dia mempermainkan semua pria dalam genggaman tangannya"

Yi Huai kontan marah mendengarnya, ini karena Lian Cheng terus menerus memaksa Xiao Tan sedangkan Xiao Tan tak bisa berbuat apapun karena statusnya yang lebih rendah. Tidak mudah bagi Xiao Tan menjaga keselamatannya, tapi Pan Er malah lebih mempercayai gosip bahkan memfitnah adiknya sendiri.

"Kau salah paham. Aku melakukan ini untuk..."

"Diam! Seumur hidupku, aku hanya akan mencintai Tan Er. Jangan pernah berpikir kalau kau akan punya kesempatan. Pergi!"


Jenderal Wei menemui Selir Dugu dan melapor bahwa Lian Cheng tidak melakukan tindakan apapun pasca pertemuannya dengan Yi Huai tadi. Jenderal Wei merasa kalau Lian Cheng sudah tahu.

Selir Dugu cemas mendengarnya. "Kita harus bergerak lebih dulu sebelum dia melaporkan hal ini pada Kaisar, kita harus menghancurkan reputasinya lebih dulu!"

Mendengar itu, Jenderal Wei langsung menunjukkan sebuah kotak berisi sebuah benda kecil. Tapi saat Selir Dugu ingin menyentuh benda itu, Jenderal Wei sontak melarangnya.

Benda itu walaupun terlihat biasa, namun cairan di dalamnya mengandung telur serangga beracun. "Sekarang saatnya bagi kita untuk menggunakan Qu Pan Er."


Xiao Tan mondar-mandir sambil menyikat giginya dengan kesal sampai Jing Xin cemas, giginya bisa berdarah kalau dia menyikatnya terus-terusan.

"Aku baru akan berhenti kalau sudah begitu! Jika tidak, aku tidak akan bisa menyingkirkan napas baunya Pangeran ke-8!"

Si pangeran satu itu jiwanya benar-benar sudah rusak dan tidak bisa diperbaiki lagi. Kalau ada lomba menyiksa orang, dia pasti akan jadi juara pertama!

"Xiao Tan, bukankah Pangeran Pertama sudah berjanji akan mengeluarkanmu dari kediaman ini? Jadi, bersabarlah. Jangan buat masalah di saat terakhir."

Betul, Yi Huai kan sohibnya. Yi Huai pasti tidak akan mematahkan janjinya seperti yang dilakukan Lian Cheng.

"Sohib? Apa itu semacam panggilan sayang?" Jing Xin penasaran.


Xiao Tan mengabaikan pertanyaannya. Ngomong-ngomong tentang si pangeran sinting itu, sebenarnya dia mengingatkan Xiao Tan akan seorang pria lainnya... pria yang menc**mnya secara paksa di dunia modern.

"Si baj*ngan yang membeli rumah itu juga bernama Mo Lian Cheng! Aku datang kemari gara-gara dia!"

Jing Xin sontak menutup mulut Xiao Tan dengan panik, takut ada orang yang mendengar Xiao Tan menyebut nama Pangeran ke-8. Dia bisa bermasalah kalau sampai ketahuan.

"Mereka juga punya nama yang sama. Bahkan penampilan mereka juga sama. Dan dua-duanya sama-sama sakit jiwa! Bisa dibuat jadi karya fiksi tentang bagaimana mereka berdua bekerja sama untuk menghancurkan dunia. Pasti bakalan populer." Nyinyir Xiao Tan.


Tiba-tiba terdengar suara seseorang dari luar yang memberitahu Xiao Tan kalau Pangeran mau jalan-jalan dan Xiao Tan diminta menemaninya. Liu Shang tidak bisa ikut karena sedang tidak enak badan.

Xiao Tan hampir saja mau meneriakkan penolakan, tapi Jing Xin dengan cepat membungkamnya dan memberitahu orang di luar kalau Xiao Tan akan segera bersiap-siap. Kesal, tapi terpaksa Xiao Tan akhirnya harus ikut.


Tak lama kemudian, mereka tiba di sebuah hutan. Xiao Tan berjalan paling depan sambil ngedumel sampai saat Lian Cheng berteriak menegurnya dan memperingatkan kalau Xiao Tan tidak boleh berjarak lebih dari 3 meter darinya. Dan kenapa Xiao Tan tidak menatap matanya?

"Aku bukan hanya bisa melihat langsung ke matamu, aku bahkan bisa berjalan sambil melihatmu." Sinis Xiao Tan sambil berjalan mundur dan menatap lurus ke Lian Cheng.


Lian Cheng menatapnya dengan intens sembari terus melangkah maju, tapi kemudian dia melihat Xiao Tan terjegal dahan pohon dan oleng ke belakang karenanya. Lian Cheng sigap menariknya dan otomatis membuat mereka berdua sama-sama terjatuh ke dalam lubang perangkap binatang.

Xiao Tan pun mendarat di atas tubh Lian Cheng dan kontan terpana oleh kedekatan mereka. Tapi dengan cepat tatapannya beralih ke sebelah dan sontak menjerit heboh melihat tulang belulang di sana.

"Lubang apa ini?"

"Lubang apapun ini, yang pasti berbahaya begitu kita jatuh." Goda Lian Cheng.

"Yu Hao tidak bodoh, dia pasti akan datang menyelamatkan kita sebentar lagi. Apa anda terluka? Apa saya membuat anda terluka?" Cemas Xiao Tan.


Mendengar itu, Lian Cheng mendadak mencengkeram d**anya sambil mengerang kesakitan. "Aku rasanya sesak napas." (kayaknya cuma akting deh)

Xiao Tan jadi merasa bersalah, maaf yah, belakangan ini memang berat badannya tidak berkurang, sepertinya malah tambah gendut. Dengan santainya dia memijat d**a Lian Cheng... err... atau lebih tepatnya meraba-raba dan tampak jelas sangat menikmati sesi meraba-rabanya.

"D**a yang kuat. Sama-lah dengan punyanya Mo Lian Cheng." Pikir Xiao Tan.

"Aku tidak merasa baikan, tapi kau sepertinya sangat suka meraba-raba di sana."

Xiao Tan kontan menarik diri dan mengalihkan perhatiannya kembali untuk merutuki lubang jebakan ini. Kalau orang jatuh kemari, mereka pasti sangat sangat ketakutan.


"Bagaimana kalau... kita terjebak di sini selamanya?" Tanya Lian Cheng yang terdengar cemas, tapi wajahnya tidak tampak cemas sedikitpun, malah sengaja memalingkan wajahnya untuk menyembunyikan senyum gelinya.

Xiao Tan dengan pedenya memberitahu Lian Cheng tentang kehebatan dirinya. Dulu pernah ada seorang saingannya. Demi merebut kliennya, orang itu sampai tega mengurung Xiao Tan di gudang.

"Tapia aku hanya butuh waktu 5 menit (tapi jarinya menunjukkan angka 3) untuk menemukan jalan keluar. Aku memanjat menuju lantai 8 (tapi jarinya menunjukkan angka 6) dan langsung menuju ke rumah klien." Ucap Xiao Tan dengan bangga bin lebay.

Sepertinya sekarang ini, mereka juga harus menemukan cara untuk menyelamatkan diri mereka sendiri. Begini saja, Lian Cheng jongkok terus Xiao Tan akan berpijak padanya untuk naik. Nanti kalau dia sampai di atas, dia akan meminta Yu Hao untuk menyelamatkan Lian Cheng.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam