Sinopsis The Eternal Love Episode 17 - 1

Sinopsis The Eternal Love Episode 17 - 1



Lian Cheng dan Xiao Tan tercengang melihat kotak kecil yang bersinar ungu itu. Tuan Qu lalu mengeluarkan kotak giok itu dan menaruhnya di meja. Dia memberitahu mereka bahwa ini adalah pusaka keluarga yang tak pernah diperlihatkan pada orang luar.

Mereka hanya bisa menyentuhnya melalui kotak pusaka ini dan hanya darah keluarga Qu yang bisa membuka kotak itu. Akan tetapi, Tuan Qu tak tahu bagaimana membuka kotak gioknya.

Dulu, pada masa pemerintahan Kaisar pertama (Kakeknya Lian Cheng), leluhur keluarga Qu memberikan pusaka ini kepada beliau dengan maksud agar pusaka itu disimpan secara diam-diam di Istana.

Lalu saat Kaisar pertama pergi mengembara, pusaka ini dikembalikan ke keluarga Qu dan menjadi rahasia keluarga Qu.


Xiao Tan bergerak mendekat, mau menyentuhnya. Tapi Tuan Qu langsung heboh mencegahnya. Di kotak giok itu ada segelnya. "Kau tidak boleh menyentuhnya! Mundur!"

"Kenapa? Ini kan sudah jadi milikku?"

"Bukan cuma kau. Dari semua anggota keluarga, hanya aku yang bisa menyentuh kotak ini. Apa kau tidak ingat dulu kau pernah mencoba menyentuhnya waktu kau masih kecil? Kau jadi terluka parah. Sejak saat itu, aku menjaga kotak ini dengan ketat untuk mencegah kejadian itu terulang. Apa kau tidak ingat?"

Xiao Tan tidak percaya. Masa iya benda itu seberbahaya itu? Tuan Qu langsung cemberut kesal. Tapi satu tatapan peringatan dari Lian Cheng, dia langsung berubah sikap.


Dia mengaku bahwa sejak kejadian yang menimpa Pan Er, hatinya berubah jadi dingin sekarang. Dia hanya ingin melindungi keluarganya, jadi dia akan mundur dari pertarungan perebutan tahta mulai sekarang.

"Yang Mulia. Mutiara Penekan Jiwa ini adalah sesuatu yang sangat diinginkan oleh Putera Mahkota."

"Kekuatan hebat apa sebenarnya yang dimiliki Mutiara Penekan Jiwa ini sampai membuat Putera Mahkota begitu menginginkannya? Kakek meninggalkan pusaka ini, apa mungkin ini ada hubungannya dengan tahta?"

Memang benar kalau benda ini adalah peninggalan Kaisar pertama. Tapi Tuan Qu meyakinkan kalau benda ini tidak ada hubungannya dengan tahta.

Lian Cheng jadi semakin heran. Mendiang Kaisar meninggalkan mutiara itu pada keluarga Qu dan juga menjodohkannya dengan Tan Er. Beliau pasti memiliki alasan mendalam untuk itu. Apa mungkin benda ini ada hubungannya dengannya?


Pan Er datang saat itu juga dan langsung protes keras ke ayahnya. Dia tidak terima Mutiara Penekan Jiwa diserahkan ke Tan Er. Dia adalah putri pertama, jadi mutiara itu seharusnya diserahkan padanya.

Pan Er langsung maju untuk merebut kotak giok itu. Xiao Tan pun cepat-cepat maju untuk menyelamatkan kotak giok itu.

Tangan mereka secara bersamaan menyentuh kotak giok itu dan seketika itu pula sinar ungu menyala terang dan Pan Er terlontar jauh sampai pingsan.


Tapi anehnya, Tan Er baik-baik saja. Kekuatan benda itu sama sekali tak mempengaruhinya. Dia cuma keheranan dengan keanehan sinar yang terpancar dari kotak itu.

Tuan Qu jelas heran melihatnya, padahl dulu Tan Er tidak bisa menyentuh kotak itu. Tapi kenapa sekarang bisa? (Err... karena dia bukan Tan Er?)


Tapi Tuan Qu tidak punya waktu untuk memikirkannya lebih jauh saking khawatirnya dengan kondisi Pan Er. Xiao Tan juga cemas, apa Pan Er baik-baik saja?

Tuan Qu yakin begitu. Bagaimanapun, Pan Er adalah keturunan keluarga Qu. Dia hanya terluka oleh hawa dingin giok itu. Dia pasti baik-baik saja. Para pelayan lalu dipanggil untuk menggotong Pan Er kembali ke kediamannya.


Tuan Qu pun pamit dan berpesa agar Lian Cheng menjaga mutiara itu baik-baik. Lian Cheng berjanji akan menjaganya dengan baik. Terlebih karena mutiara itu adalah peninggalan kakeknya. Setelah semua orang pergi, Xiao Tan heran melihat Lian Cheng. Dia sedang mikir apa?

"Aku berpikir tentang dari mana Mutiara Penekan Jiwa ini berasal?"

Bukankah Kaisar terdahulu yang memberikannya pada mereka? Apa mungkin Lian Cheng curiga ada sesuatu yang Tuan Qu rahasiakan? Lian Cheng rasa tidak. Tuan Qu sudah memberikannya pada mereka. Apalagi yang perlu dirahasiakan?


"Tapi aku berpikir. Kakek membawa Mutiara Penekan Jiwa itu ke Dong Yue. Pasti ada alasannya. Selain itu, Mutiara Penakan Jiwa ini sepertinya bukan berasal dari Dong Yue."

"Jadi maksudmu..."

Lian Cheng merasa kalau Kakeknya memberikan mutiara ini pada Tuan Qu untuk menunggu kemunculan seseorang yang berhubungan dengan mutiara ini.

"Kau tidak menduga kalau orang itu aku, kan? Bagaimana mungkin? Aku bahkan bukan berasal dari Dong Yue."

"Qu Tan Er iya. Selain itu, kau bisa menyentuh kotak giok itu."

Tapi waktu Tan Er kecil dia tidak bisa menyentuhnya... Ah, Xiao Tan lama-lama bingung memikirkan dua sosok dirinya ini.

Lian Cheng tak memaksanya berpikir lebih panjang lagi dan mengajaknya istirahat saja sekarang.


Mereka pun masuk... tanpa menyadari kalau mereka sedang diawasi kedua penyihir. Mereka lalu masuk hutan untuk menghubungi Tuan mereka, si Raja Iblis.

Raja Iblis langsung marah saat mengetahui mereka gagal mendapatkan Mutiara Penekan Jiwanya dan langsung menggunakan kekuatan sihirnya untuk melempar mereka.


Si wanita meyakinkan bahwa biarpun mereka gagal mendapatkannya, tapi sekarang, mereka mengetahui sebuah rahasia yang mungkin akan menguntungkan si Raja Iblis: Qu Tan Er bisa menyentuh Mutiara Penekan Jiwa itu.

Raja Iblis sontak ketawa ngakak, "Akhirnya (mutiara) itu menemukan pemiliknya. Dengarkan perintahku. Bunuh dia! Lebih cepat lebih baik."

Tapi si pria cemas mengingat Tan Er selalu dilindungi oleh Lian Cheng dan Kakek Liu. Raja Iblis langsung nyinyir. Memang, kalau cuma mereka berdua, pasti susah. Jadi dia menyarankan mereka untuk minta bantuan Yi Huai.


Keesokan harinya, Lian Cheng dan Xiao Tan memelototi kotak giok itu. Xiao Tan heran, kotak ini untuk apa sebenarnya? Bagaimana kalau dia bertukar dnegan Tan Er dan tanya apakah Tan Er bisa menyentuhnya saat dia kecil dulu.


Lian Cheng setuju. Tan Er mungkin mengetahui sesuatu yang tidak mereka ketahui. Oke, Xiao Tan pun berbohong. "Cheng Cheng, kau tidak tampan!" (Pfft!)

Tapi aneh, dia tidak bertukar dengan Tan Er. Dia mencoba lagi, "Cheng Cheng itu bego!... Qu Xiao Tan bukan wanita paling cantik sedunia!... Aku tidak mencintai Cheng Cheng!... Apa aku sudah berubah?"

"Tidak."

Aneh! Apa yang terjadi? Kenapa berbohong juga tidak bisa bekerja sekarang? Lian Cheng curiga, apa mungkin ada hubungannya dengan Mutiara Penekan Jiwa ini?


Ngomong-ngomong, mereka kan masih belum tahu bentuknya seperti apa. Bagaimana kalau mereka buka saja kotak gioknya dan lihat isinya? Usul Xiao Tan. Dia sudah mau menyentuhnya, tapi Lian Cheng sigap melarangnya.

"Kita masih belum tahu apa-apa tentang Mutiara Penekan Jiwa ini. Kita harus lebih hati-hati."

"Tapi Liu Qian Shui bilang kalau mutiara ini bisa membawaku kembali ke dunia asalku!" Sembur Xiao Tan.

Lain Cheng jelas kaget mendengar Xiao Tan masih berniat kembali ke dunianya. Menyadari dirinya keceplosan, Xiao Tan panik menjelaskan kalau dia tidak bermaksud begitu.


Lian Cheng langsung bangkit lalu mendkap erat Xiao Tan sampai Xiao Tan tak nyaman dibuatnya, tapi Lian Cheng menolak melepaskannya. "Aku takut begitu aku melepaskanmu, kau akan menghilang."

Xiao Tan balas memeluknya dan meyakinkan Lian Cheng kalau dia takkan menghilang. "Kita kan sudah berjanji. Di kehidupan ini dan keabadian, kita tidak akan pernah berpisah."

"Benar. Di kehidupan ini dan keabadian, kita tidak akan pernah berpisah."


Lian Cheng usul agar dia saja yang menjaga Mutiara Penekan Jiwa ini. Xiao Tan protes menolaknya, kotak ini milik keluarga Qu, jadi harus dia sendiri yang menjaganya... Oh! Lian Cheng pasti takut kalau dia akan kabur diam-diam, kan?

"Aku khawatir kalau Mutiara Penekan Jiwa ini akan mengakibatkan masalah. Lebih aman jika aku saja yang menjaganya."


Hmm... itu masuk akal juga sih. Apalagi Mutiara Penekan Jiwa ini punya banyak rahasia.

Ah, Xiao Tan usul bagaimana kalau mereka tanya saja ke Kakek Liu? Mungkin dia mengetahui sesuatu yang tidak mereka ketahui. Lian Cheng setuju. Senang, Xiao Tan langsung menyandarkan kepalanya dalam plukan Lian Cheng.


Di tempat lain, kedua penyihir menemui Yi Huai dan mengutarakan niat mereka itu. Tapi biarpun Yi Huai rela melakukan apapun demi tahta, dia menolak jika harus mencelakai Tan Er.

Si pria langsung sinis, bukankah Yi Huai memang sudah menyakiti Tan Er beberapa kali? Lagipula Yi Huai pasti tahu kalau sekarang hati Tan Er sudah menjadi milik Lian Cheng.

"Wanita yang hatinya bisa berubah dengan mudah, aku tak percaya kalau kau tak bisa melepaskannya."

"TUTUP MULUTMU!"

Si wanita tetap tenang menghadapi Yi Huai. "Wanita milik orang lain dan tahtamu sendiri. Kurasa kau tahu mana yang lebih penting?"

Yi Huai mengakui kalau memang dia sendiri yang mendorong Tan Er ke Lian Cheng. Tapi dia menyalahkan mereka berdua sebagai penyebabnya. Jika saja dia tidak terpengaruh oleh mereka dan melakukan hal-hal yang menyakiti hati Tan Er, maka segalanya takkan jadi seperti ini. Semua ini salah mereka berdua!


Si pria menyangkal. Yi Huai sendiri yang menginginkan bantuan mereka untuk mencuri tahta dan sekarang dia malah menyalahkan mereka berdua?

"Baiklah. Karena sudah jadi seperti ini. Mulai sekarang, aku tidak akan merepotkan kalian dengan urusanku lagi. Jika kalian berdua melakukan sesuatu untuk menyakiti Tan Er, maka jangan salahkan aku untuk berbalik melawan kalian tanpa ampun!"

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments