Di kamar pengantin, Jing Xuan yang menyamar jadi pengantin pria, berusaha kabur diam-diam. Sayangnya, dia malah kesandung meja. Qing Yun langsung memanggil Kakak Lian Cheng-nya, dia ada di mana?
"Aku sedang mencopot bajuku."
"Kau tidak sabaran sekali. Seharusnya kau membuka kerudung merahku dulu."
Qing Yun mendadak bangkit lalu berusaha mendekati Jing Xuan dengan masih memakai kerudungnya. Jing Xuan berusaha menghindar, tapi malah kesandung kakinya Qing Yun. Saat itulah Qing Yun membuka kerudungnya dan langsung kesal melihat dia bukan Lian Cheng.
Jing Xuan bergegas kabur sebelum Qing Yun sempat melakukan sesuatu. Qing Yun jelas kesal dan memerintahkan pelayannya untuk mencari dan membawa Lian Cheng kemari sekarang juga.
Si pelayan pun segera pergi dan Qing Yun lamgsun melampiaskan amarah membantingi makanan di hadapannya.
Lian Cheng hendak menc**m Xiao Tan lagi saat tiba-tiba saja pelayannya Qing Yun datang untuk meminta Lian Cheng ke kamarnya Qing Yun.
Tapi Lian Cheng langsung mengusirnya dan memerintahkan Yu Hao untuk berjaga di depan, tidak ada boleh ada seorangpun yang masuk kemari.
"Pangeran Ke-8 yang terkenal di seluruh negeri, memperlakukan istri barunya seperti itu. Wah, ini tidak benar."
"Istri baru mana yang kau maksud? Kau kah istri baruku itu? Aku... akan jadi ganas sekali lagi."
Xiao Tan buru-buru mencegahnya dan memberitahu Lian Cheng bahwa pria di dunianya, hanya menikah dengan satu orang wanita seumur hidup mereka. Hati setiap wanita hanya mengharapkan bertemu seseorang yang memegang tangannya dan menua bersamanya.
"Tidak seperti pria di sini yang punya banyak istri dan selir! Hidupnya sangat kacau. Ini tidak adil bagi kami, wanita."
"Di kediamanku dan di dalam hatiku, hanya ada satu istri yaitu kau. Di hatiku, tak ada tempat untuk orang lain."
Bukankah orang-orang di dunianya Xiao Tan selalu merayakan sesuatu yang disebut 'ulang tahun'?
"Kalau begitu, aku akan menikahimu lagi setiap tahun."
"Bagus sekali. Kalau begitu, kita jangan menyia-nyiakan malam yang indah ini. Malam ini, kau adalah milikku!" Xiao Tan pun mendorong Lian Cheng ke ranajng lagi.
Keesokan harinya, Jing Xin tiba-tiba muncul di hadapan Xiao Tan sambil menangis dan memegangi pipinya yang memerah dan tampak ada cap tangan. Xiao Tan cemas, Jing Xin bertengkar sama siapa?
"Aku tidak bertengkar dengan siapapun. Aku tadi pergi ke dapur untuk mengambil sup bunga persik. Tapi aku malah bertemu dengan pelayannya istri kedua."
Waktu si pelayan itu melihat Jing Xin membawa sup bunga persik, dia juga menginginkannya. Jing Xin menolak memberikannya, tapi pelayan itu malah mencoba merebutnya paksa darinya sampai membuat vas yang dia pegang terjatuh.
Lalu pelayan itu memfitnah Jing Xin kalau dialah yang memecahkannya dan menamparnya. Sup bunga persiknya juga tumpah.
Xiao Tan sontak kesal mendengarnya, mereka berani membuat perkara, bahkan pelayannya pun berani sombong.
"Hanya karena macan belum menunjukkan keperkasaannya, mereka pikir aku Hello Kitty apa? Jing Xin, jangan khawatir. Aku pasti akan membantumu melampiaskan kemarahanmu ini."
Mereka sudah mau pergi mencari Qing Yun. Tapi ternyata Qing Yun muncul sendiri saat itu juga dan langsung melabrak Jing Xin yang dia tuduh memecahkan guci pemberian Ibu Suri yang merupakan peninggalan Kaisar terdahulu.
Apa yang dia lakukan itu namanya tidak menghormati Kaisar terdahulu. Jadi dia datang kemari untuk menghukum Jing Xin. Dia akan menghukumnya dengan berat dan tidak ada seorangpun yang bisa menghalanginya.
Xiao Tan jelas tidak terima, Qing Yun baru di sini dua hari dan dia sudah berani bersikap arogan. Kalau memang vas itu begitu berharga maka seharusnya dia menyuruh pelayannya itu untuk menjaganya baik-baik.
Membawa vas itu keluar untuk dipamerkan, itu jauh lebih tidak menghormati Kaisar terdahulu dan Ibu Suri. Qing Yun tak peduli dan ngotot mau menghukum Jing Xin. Kedua pelayan Qing Yun bersiap maju.
Tapi tepat saat itu juga, Lian Cheng muncul. Qing Yun langsung mengaduh ke Lian Cheng dan meminta Lian Cheng menghukum Jing Qin.
Tapi alih-alih membelanya, Lian Cheng langsung membentaknya untuk berhenti menggunakan nama Ibu Suri terus.
"Kau baru beberapa hari di sini dan kau sudah memberiku masalah. Apa kau berencana membuat rumahku kacau sebelum kau mau berhenti? Cepat minta maaf pada Istri Pangeran!"
Qing Yun jelas kaget dan kecewa mendengarnya. Tapi terpaksa dia meminta maaf pada Xiao Tan sambil menyuguhkan teh padanya.
"Apa? Aku tidak mendengarnya dengan jelas."
"Tadi aku agak tidak sopan. Mohon Istri Pangeran memaafkanku."
"Pertunjukan keramahtamahan yang munafik!"
Lian Cheng memperingatkan Qing Yun kalau ini cuma hukuman kecil. Kalau dia sampai berani membuat keributan lagi, maka hukumannya tidak akan semudah menyuguhkan teh dan meminta maaf.
"Kelak, jangan sampai aku melihatmu di Kamar Salju ini lagi."
Begitu Qing Yun pergi, Xiao Tan langsung memeuk Lian Cheng. Qing Yun melihatnya dengan penuh amarah dan bersumpah untuk balas dendam.
Tentu saja yang dilakukan Qing Yun untuk balas dendam adalah dengan cara mewek dan mengadu ke Ibu Suri yang saat itu sedang menjamu Pan Er.
Dia menuduh Xiao Tan telah menyihir Lian Cheng sampai Lian Cheng tidak mau datang ke kamarnya di malam pengantin mereka.
Dia bahkan menuduh Jing Xin memecahkan vas pemberian Ibu Suri dan Xiao Tan meminta Lian Cheng untuk membelanya.
Dia merasa diperlakukan tidak adil. Karena itulah dia datang kemari untuk meminta Ibu Suri menegakkan keadilan untuknya.
Terprovokasi, Ibu Suri kesal merutuki Xiao Tan dan meyakinkan Qing Yun kalau dia tidak akan tinggal diam. Akan dia gunakan kesempatan ini untuk memperbaiki angin jahat yang berpengaruh jahat di kediaman Pangeran dan Istana Dalam.
Pan Er yang sedari tadi menyaksikan segalanya dalam diam, tiba-tiba punya ide bagus. Dengan sengaja dia mendekati Qing Yun sebelum kemudian mulai menghasut Qing Yun. Dia mengklaim kalau dia juga ikut marah saat dia mendengar cerita Qing Yun di dalam tadi.
"Membicarakan Qu Ta Er, aku juga menyimpan kemarahan terhadapnya."
"Qu Tan Er ini juga berani membuatmu marah?"
"Si j***ng itu berusaha menggoda Putera Mahkota berulang kali. Yang Mulia sudah lama menganugerahkan pernikahan antara aku dan Putera Mahkota, tapi dia tidak mau melepaskannya."
Dia menuduh Tan Er pintar menggoda pria karena dia itu anak seorang selir. Lian Cheng itu berhati baik, makanya dia jatuh dalam tipu dayanya Tan Er.
Hari itu saat pemilihan Putera Mahkota. Kaisar sebenarnya lebih menginginkan Pangeran Ke-8. Tapi siapa sangka kalau pada peristiwa sepenting itu, Lian Cheng malah menghilang.
Qing Yun curiga tentang hal itu. Para pejabat dan Kaisar lebih mengagumi Lian Cheng. Jadi seharusnya kan posisi Putera Mahkota itu jadi milik Lian Cheng.
"Menurutmu Pangeran Ke-8 pergi ke mana waktu itu? Dia pergi menemui Qu Tan Er." Kata Pan Er.
Dia menuduh Tan Er diam-diam berencana menemui Yi Huai di siang bolong. Bahkan ada sebuah surat sebagai bukti. Untunglah waktu itu Yi Huai sudah membuat keputusan sebelum itu, sedangkan Pangeran Ke-8 jatuh ke dalam tipuannya Tan Er. Sekarang keadaan jadi seperti ini, entah apa yang akan terjadi di masa depan nanti.
Qing Yun dengan lugunya mempercayai semua omongan Pan Er dan langsung kesal. Pokoknya dia bertekad harus mencari kesempatan untuk menyingkirkan Tan Er yang sudah membawa bencana bagi negara dan rakyat itu.
"Aku tidak boleh membiarkannya mencelakai Kakak Lian Cheng lebih banyak lagi. Tapi... si Qu Tan Er itu adalah orang yang paling disayangi Kakak Lian Cheng sekarang ini. Jika aku menyingkirkannya, aku takut Kakak Lian Cheng akan menyalahkan aku."
Pan Er meyakinkan Qing Yun untuk tidak cemas. Lian Cheng cuma terpikat sementara pada Tan Er. Dia tetaplah seseorang yang memiliki prinsip utama dalam pikirannya. Dia tahu kalau dia membutuhkan dukungan keluarganya Qing Yun. Lian Cheng pasti tahu mana masalah yang lebih penting.
"Yang paling penting sekarang adalah menyingkirkan Qu Tan Er untuk melampiaskan kemarahan dalam hatiku ini."
"Meski dengan kekuatan Bangsawan Anle, menyingkirkan Qu Tan Er bisa dilakukan dengan sangat mudah. Tapi putri, kau tetap harus berhati-hati dalam menjalankan rencanamu. Yang paling penting adalah kau harus mendapatkan kembali kepercayaan Pangeran Ke-8 dengan cepat."
Qing Yun sungguh berterima kasih pada Pan Er. Membicarakan masalah ini dengannya, membuat keresahan Qing Yun mereda. Mulai sekarang, dia ingin berhubungan baik dengan Pan Er. Pan Er pun tersenyum licik.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam