Di luar, Xiao Tan melihat Pelayan Zhu sedang sibuk memerintah para pegawai. Xiao Tan kesal setengah mati melihat itu, berani sekali si Mo Lian Cheng itu menikahi istri keduanya di rumah. "Akan kubuat perhitungan dengannya nanti!"
Sekarang dia mau mengurusi para pekerja dulu dan langsung merusak salah satu properti lalu memarahi Pelayan Zhu habis-habisan. Pelayan Zhu berusaha memberi pengertian karena pernikahan ini dianugerahkan oleh Ibu Suri.
Xiao Tan masa bodoh. Ibu Suri memang memerintahkan Lian Cheng menikahi istri kedua, tapi apa perlu dia membawa orang-orang untuk membuat kegaduhan dan mengganggu hidupnya?!
Kerajaan Dong Yue selalu menggalakkan hidup sederhana. Tapi lihatlah semua dekorasi mewah ini, pemborosan saja! Bagaimana bisa mereka berfoya-foya saat rakyat sedang menderita.
Yang dianjurkan sekarang ini adalah orientasi pada rakyat dan perlindungan lingkungan, tapi apakah yang mereka lakukan ini ramah lingkungan? Apa ini penghijauan? Apa ini harmonis dengan alam?
"Suasana busuk ini, kadar formalinnya pasti melewati batas aman. Hati-hati, jangan sampai kau dituntut pemiliknya. Kukasih kau waktu 1 jam untuk mengeluarkan semua orang dari sini. Kalau tidak, akan kupecat kau!"
Panik, Pelayan Zhu pun segera mengusir para pekerja keluar dari sana. Puas, sekarang giliran melabrak Lian Cheng.
Xiao Tan langsung menerobos masuk ke ruang belajarnya Lian Cheng dan membuat kekacauan dengan membantingi semua dokumen-dokumennya selayaknya istri dunia modern yang ngamuk-ngamuk tak terima suaminya nikah lagi.
Kebingungan dengan kemarahan Xiao Tan, Lian Cheng pun buru-buru menghentikannya. "Apa kau sedang cemburu sekarang?"
"Tidak! Aku cuma tidak tahan si j***ng itu senang mendapatkan keinginannya!"
"Tan Er, dia cuma selir. Dia tidak akan mempengaruhi hubungan kita."
"Aku tidak peduli! Kau bilang kau hanya akan mencintaiku seorang. Jadi kau tidak boleh menikahi wanita lain!" Rutuk Tan Er sambil memukuli Lian Cheng. "Apa kau tahu betapa sedihnya aku karena ini?"
Tapi alih-alih menenangkan Xiao Tan, Lian Cheng malah memerintahkan Jing Xin untuk membawa Xiao Tan kembali ke kamarnya dan menjaga sikapnya selama beberapa hari. Jing Xin pun terpaksa menyeret Xiao Tan yang jelas saja semakin kesal mencaci Lian Cheng dengan berbagai macam umpatan.
"Mo Lian Cheng, kalau kau berani menikahinya, jangan harap kau bisa melihatku lagi!"
Xiao Tan terus menggerutu kesal sesampainya di kamarnya. Berani sekali si baj*ngan itu berselingkuh. Dia bersumpah mulai sekarang dia tidak akan menemui Lian Cheng lagi. Biar Lian Cheng merasakan bagaimana rasanya kehilangan perhatian. Dia mau mengasingkan diri saja!
Jing Xin diam-diam tersenyum geli melihat kecemburuan Xiao Tan. Xiao Tan lalu meminta Jing Xin untuk membawakannya buku cerita, biar dia tidak bosan. Akan sulit baginya untuk melewati hari tanpa Cheng Cheng.
Ah, Jing Xin tiba-tiba ingat dengan pesan Kakek Liu waktu itu. Dia memberitahu Xiao Tan kalau Kakek Liu lah yang menyembuhkan Xiao Tan dan dia meninggalkan alamatnya untuk Xiao Tan. Bagaimana kalau mereka pergi mencarinya saja?
"Dia yang menyelamatkanku?"
"Iya. Dia juga mengatakan beberapa hal pada Pangeran Ke-8 lalu setelah itu Pangeran Ke-8 mempercayaimu."
"Sepertinya aku melewatkan banyak hal."
"Xiao Tan, haruskah kita pergi mencarinya?"
"Tentu saja harus. Ayo, pergi!"
Tak berapa lama kemudian, mereka tiba di sebuah rumah di tengah hutan bambu dan mendapati Kakek Liu sedang memasak. Jing Xin yakin kalau Kakek Liu itu adalah tukang kayu tua yang selama ini Xiao Tan cari.
Tapi melihat penampilan dan gayanya, Xiao Tan tak percaya kalau dia adalah tukang kayu tua. Dia itu cuma kakek tua aneh.
"Apa kabar, orang tua aneh!" Sapanya.
Kakek Liu langsung meringis lebar melihat mereka dan menyapa mereka dengan gaya nyentriknya. Dia lalu menanyakan bagaimana perkembangan penyembuhan Xiao Tan.
"Aku sudah membaik. Terima kasih. Pak tua aneh, dari mana kau berasal? Dari jaman modern?"
"Apa itu jaman modern? Tapi, kau pasti bisa menebaknya."
"Kurasa kau berasal dari tempat yang sama denganku."
"Kau sudah menebaknya..." Kata Kakek Liu. Xiao Tan hampir saja senang, tapi Kakek Liu malah berkata. "Aku memang orang tua aneh. Bagaimana mungkin aku datang dari tempat yang sama denganmu?"
Lalu apa Kakek Liu tahu bagaimana caranya Xiao Tan bisa kembali ke dunia asalnya? Kakek Liu bingung dan akhirnya cuma menjawab ambigu.
"Hanya dengan tenang kau bisa melangkah dengan ringan dan santun. Jika hatimu bersih, maka segalanya akan bersih. Jika hatimu tidak murni, segalanya akan jadi gelap. Jika hatimu terobsesi, segalanya akan membingungkan. Jika hatimu terang, segalanya bisa dimediasi."
"Bicaralah bahasa manusia!"
Maksudnya, jika Xiao Tan mau kembali ke dunia asalnya maka dia harus memiliki Mutiara Penekan Jiwa. Xiao Tan penasaran, benda apa itu? Kakek Liu menjelaskan kalau itu adalah sebuah pusaka yang menghubungkan beberapa dunia. Kakek Liu memperhitungkan kalau Mutiara Penekan Jiwa itu seharusnya akan segera muncul.
"Dan kau mungkin saja... adalah pemiliknya." Ujar Kakek Liu. (Oww, karena itukah Xiao Tan mau dibunuh sama si penyihir?)
Xiao Tan kurang paham maksudnya. Kakek Liu meyakinkan tidak masalah kalau dia tidak paham sekarang, mungkin dia akan mengerti nanti. Xiao Tan tak percaya. Berdasarkan semua cerita yang dia baca online, biasanya saat itu terjadi (saat dia sudah mengerti), segalanya sudah terlalu terlambat.
"Yang kau baca itu, biarpun aku tidak mengerti, tapi yakinlah kalau itu belum terlalu terlambat."
Kakek Liu lalu memberikan sebuah seruling dan aransemen musiknya untuk Xiao Tan, ini namanya Seruling Pengembara Jiwa. Dia menekankan kalau ini bukan komposisi musik biasa.
"Saat kekuatan magismu meningkat, kekuatan seruling ini juga akan meningkat. Ambilah dan berlatihlah sepenuh hati. Kau mungkin bisa menggunakannya di masa depan nanti."
Apakah itu artinya, Xiao Tan bisa kembali ke dunia asalnya setelah pandai memainkan Seruling Pengembara Jiwa ini? Tapi lagi-lagi Kakek Liu cuma menjawab ambigu, mungkin saja, kurang lebih, 8-9 dari 10 kemungkinan.
Dalam perjalanan pulang, Jing Xin mengomentari Xiao Tan yang hari ini marah besar. Belum pernah sebelumnya Jing Xin melihatnya semarah ini.
"Iya. siapa sangka menyukai seseorang itu ternyata merepotkan."
"Jangan bilang begitu, kau kan masih punya aku."
Xiao Tan bertanya-tanya, jika dia pergi, apakah Jing Xin akan merindukannya?
Cemas, Jing Xin berusaha meyakinkan kalau Lian Cheng masih sangat menyukai Xiao Tan, pernikahan keduanya itu bukan masalah besar. Jadi Xiao Tan jangan sedih.
Tetap saja Xiao Tan harus pergi, dia kan tidak bisa selamanya berbagi satu tubuh dengan Tan Er. Dia harus memikirkan cara untuk kembali ke dunianya.
"Tapi Xiao Tan, aku tidak mau kau pergi."
"Kau ini cuma tidak mau tumbuh dewasa. Aku kan masih di sini."
Xiao Tan lalu duduk di atas batu dan mengusir Jing Xin dengan alasan meminta Jing Xin untuk mencarikannya bunga. Selama Jing Xin pergi, Xiao Tan mengeluarkan serulingnya dan mulai berlatih.
Anehnya, Xiao Tan yang biasanya tidak bisa memainkan alat musik, bisa memahami aransemen musik yang aneh itu dengan baik dan memainkan seruling itu dengan mudah. Benda pemberian si tua aneh itu memang luar biasa.
Tepat saat itu juga, Yi Huai muncul mendekatinya. Mengira Jing Xin yang kembali, Xiao Tan langsung ngomel-ngomel, dia kan sudah menyuruhnya untuk tidak kembali terlalu cepat. "Jangan khawatir, aku tidak akan bunuh diri kok."
Yi Huai berdehem dan saat itulah Xiao Tan melihat siapa yang datang. Xiao Tan bingung bagaimana menghadapinya dan akhirnya menyapanya dengan canggung, "Hai... Putra Mahkota, apa kabar?"
"Tidak perlu bersopan santun. Kenapa Istri Pangeran Ke-8 tidak berada di kediamanmu untuk memulihkan diri, malah datang ke gunung dan tengah hutan liar ini?"
Lalu bagaimana dengan Yi Huai sendiri, kenapa dia datang kemari? Yi Huai menolak menjawab dan memaksa Xiao Tan menjawab pertanyaannya saja.
Berpikir untuk mempertemukan Yi Huai dengan Tan Er saja, Xiao Tan pun menggumamkan kebohongan. "Mo Lian Cheng, aku sangat membencimu, dasar bed*bah!"
Tan Er muncul saat itu juga dan langsung celingukan bingung melihat sekitarnya. Saat melihat Yi Huai, dia langsung menyapanya hormat. Yi Huai to the point menanyakan pendapat Tan Er tentang pernikahan keduanya Lian Cheng.
Tan Er tidak menjawab dan hanya memalingkan muka. Yi Huai yakin kalau dia pasti marah. Dia juga marah melihat Tan Er marah. Selama bertahun-tahun ini dia bekerja keras, semuanya demi Tan Er.
Tapi tentu saja Tan Er sekarang sudah tidak bisa mempercayainya lagi dan mengingatkan Yi Huai kalau dia adalah Istri Pangeran Ke-8 jadi lebih baik Yi Huai bersikap yang semestinya.
"Mo Lian Cheng hanyalah lawan yang kukalahkan. Dia tidak bisa mengalahkanku mendapatkan posisi Putera Mahkota. Kali ini juga sama, aku akan merebutmu darinya cepat atau lambat."
"Lalu aku ini apa? Kenang-kenangan peperanganmu? Hanya demi kekuasaan, kalian berdua tidak peduli menempatkanku dalam situsi yang sulit. Kau jelas-jelas hanya memikirkan kekuasaan, bagaimaa bisa kau bilang kalau semua itu demi aku?"
Yi Huai berusaha mendekatinya sambil terus berusaha meyakinkannya. Tapi Tan Er langsung memalingkan mukanya. Yi Huai yang sekarang bukan lagi Yi Huai yang dia kenal dulu, dan dia juga bukan Qu Tan Er yang dulu.
"Cinta kita sudah pergi bersama dengan Mo Yi Huai yang dulu dan mereka sudah menghilang bersama-sama."
"Kau tidak berubah sama sekali. Selama bertahun-tahun ini, kau masih seharum dan menarik seperti bunga-bunga ini. Akan datang hari dimana aku akan merebutmu kembali."
"Saat bunga meninggalkan tanah, dia akan layu. Kalaupun dia masih wangi, dia tidak akan bisa kembali seperti dulu lagi."
Jing Xin kembali saat itu. Tan Er pun langsung pergi meninggalkannya.
Malam harinya, Xiao Tan terus berlatih memainkan seruling itu dan tampak ada kekuatan sihir yang keluar dari seruling ajaib itu selama Xiao Tan memainkannya. Tapi lama-lama dia berhenti memainkannya, Hatinya malah tambah kesal semakin dia memainkannya.
Jing Xin datang membawakan kue tak lama kemudian. Berusaha menghibur Xiao Tan, Jing Xin usul bagaimana kalau mereka jalan-jalan keluar. Tidak mau! Dia tidak mau melihat pasangan pengantin baru itu memamerkan hubungan manis mereka.
Tapi dia penasaran, apa yang dilakukan Lian Cheng sekarang? Dia sedang minum-minum dengan para tamu, ujar Jing Xin.
Lalu bagaimana dengan raut wajahnya? Apa dia bahagia atau sedih? Hmm... sepertinya Lian Cheng lumayan senang. Dia bahkan bermain permainan tangan dengan beberapa orang.
Kesal, Xiao Tan langsung mengusir Jing Xin lalu mengutuki Lian Cheng dengan berbagai macam sumpah serapah. "Sekarang ini, Cheng Cheng pasti sudah masuk ke kamar pengantinnya. Aku akan menggambar lingkaran dan mengutukmu!"
Saking kesalnya, dia sampai tidak melihat Lian Cheng masuk. Mengira dia Jing Xin, Xiao Tan menggerutu kesal, kenapa dia masuk lagi?!
"Istriku, kemarahanmu besar sekali."
Xiao Tan langsung sumringah seketika... sebelum kemudian dia ingat untuk ngambek lagi.
Lian Cheng dengan manisnya memluk Xiao Tan dari belakang hingga senyum Xiao Tan pun kembali merekah.
Lian Cheng ada di kamar Xiao Tan, lalu bagaimana dengan nasib si istri kedua?... Tentu saja sendirian menunggu pengantinnya yang tak kunjung tiba. Wkwkwk!
Lian Cheng memutar Xiao Tan ke arahnya lalu memakaikan kerudung merah di atas kepalanya.
Xiao Tan langsung kesal lagi dan melemparkan kerudung merah itu kembali ke Lian Cheng, mengira itu kerudung merah milik pengantin barunya Lian Cheng yang dia bawakan untuknya.
"Aku menyiapkan ini khusus untukmu. Aku ingin menyiapkan pernikahan kita sendiri."
Lian Cheng kembali memakaikan kerudung merah itu kembali lalu menggenggam kedua tangan Xiao Tan dan berkata.
"Tan Er, mari kita bersama-sama selamanya dalam kehidupan ini dan menua bersama."
Mereka pun melakukan upacara pernikahan berdua saja dengan memberikan penghormatan pada langit, pada leluhur, lalu saling memberikan penghormatan pada satu sama lain dan diakhiri dengan Lian cheng membuka kerudung merah pengantinnya.
"Kita jangan pernah terpisahkan lagi."
Lian Cheng mau menc**m pengantinnya. Tapi Xiao Tan buru-buru mendorong bibirnya menjauh. Ada yang harus dia katakan. Dia penasaran, apa yang terjadi dengan yang di sana jika Lian Cheng ada di sini?
"Di sana, aku sudah menyuruh Jing Xuan untuk melakukan upacaranya menggantikanku." (Pfft!)
"Bagaimana bisa ada pengantin pria dobel? Bahkan di duniaku, kami tidak melakukan itu."
"Pernikahan dengan Qing Yun dianugerahkan oleh Ibu Suri. Jika seseorang harus melakukan upacaranya, maka biarkan saja Ibu Suri yang melakukannya. Tak peduli mau itu Zhao Qing Yun, Li Qing Yun atau Wang Qing Yun. Aku ingin melakukan upacara pernikahan hanya denganmu seorang dan bukan orang lain."
Xiao Tan tersenyum bahagia mendengarnya. Tapi dia masih bersikeras mau memperjelas sesuatu dulu. Di dalam dirinya ada dua orang. Yang satu adalah Qu Tan Er yang lembut dan santun. Dan yang satunya adalah dirinya sendiri yang berkulit tebal.
"Kau tidak mungkin menginginkan kedua kan?"
"Aku hanya menginginkanmu seorang dan aku hanya ingin menikahimu seorang."
Masih ingin menguji Lian Cheng, Xiao Tan pura-pura sakit kepala lalu pura-pura jadi Tan Er.
"Ini di mana? Apa yang kau lakukan? Pangeran, pria dan wanita tidak boleh sedekat ini. Aku Qu Tan Er. Lebih baik untuk menjaga jarak."
Lian Cheng jelas tak mempercayai akting lebay-nya dan langsung mendekat dengan nakal. "Kau kan juga istriku."
Xiao Tan buru-buru mendorongnya dengan malu. "Aku yang salah. Aku menyerah!"
"Kau itu tidak akan bisa lari dari genggamanku. Karena di dunia ini, hanya ada satu Qu Xiao Tan. Qu Xiao Tan yang penuh omong kosong dan kebohongan. Qu Xiao Tan yang ingin kugunakan sepanjang sisa umurku untuk dicintai dan dilindungi. Tinggallah di sisiku selamanya, yah?"
"Aku tidak mempercayai kata-katamu! Siapa juga yang tidak bisa bicara manis? Aku masih tahu menilai hal semacam itu."
Lian Cheng dengan romantisnya berusaha menunjukkan kesungguhan hatinya dengan menempatkan tangan Xiao Tan di d**anya. Xiao Tan akhirnya menyerah dan langsung menc**m Lian Cheng.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam