Sinopsis Unwilling Bride Episode 4 -1
Pin mulai kesal gara-gara Kade mengacuhkan teleponnya sedari tadi. Ibu Pin kaget, buat apa dia menelepon Kade? Tentu saja karena Istrinya Kade terlibat dengan Ruth, Kade harus tahu tentang masalah ini.
Ibu yang masih berharap Pin menikah dengan Kade, sontak punya pikiran licik dan berharap sekali Ruth balik saja dengan May. Dengan begitu, Kade bisa kembali mencintai dan mengasihani Pin, dan Pin bisa hidup bahagia.
Maka Ibu langsung mengompori Pin dan merutuki May, sudah menikah tapi malah bertingkah seperti ini, mempermalukan suaminya saja. Ibu menyemangati Pin untuk terus menelepon Kade saja dan coba hibur dia, Kade juga pasti sama patah hatinya dengan Pin sekarang ini.
"Bagaimana bisa aku menghiburnya, dia bahkan tidak menjawab teleponku."
"Dia pasti mengangkatnya kok. Telepon saja terus, tenang saja."
May menangis dalam diam teringat permintaan Ruth tadi dan menyadari betapa besar rasa cinta Ruth pada Pin.
Kade masih di luar, menatap pintu kamar mereka dengan galau, teringat saat May yang terus ngotot ingin membantu Ruth yang jelas menunjukkan May masih ada rasa pada Ruth.
Tiba-tiba perhatiannya teralih saat ponselnya berbunyi lagi dan langsung tercengang melihat 38 misscall dari Pin. Lagi-lagi telepon itu berbunyi dari Pin, Kade agak ragu sebenarnya, tapi akhirnya dia mengangkatnya juga.
Pin langsung marah-marah merutuki istrinya Kade itu dan menuduhnya berhubungan dengan Ruth. Kade jelas tidak terima dan langsung membela May, Ruth sendiri tadi yang mendatangi May di mall.
Tapi Pin ngotot tak mempercayainya dan menuduh May melakukan sesuatu untuk memancing Ruth ke sana sambil bawa bunga untuk membuat Ruth merasa bersalah karena Ruth mencampakkannya dari pernikahan mereka. May pura-pura melakukan semua itu untuk membuat kehebohan.
Kade jelas tidak terima, jangan melempar kesalahan pada May. Seharusnya Pin tanya langsung pada Ruth. Dia sendiri yang tanpa tahu malu datang dengan membawa bunga dan berlutut di hadapan May di mall. Dia itu maunya apa?
Lah justru itu, Ruth sekarang di mana? Kan May yang membawanya! Bilang sama May untuk mengembalikan Ruth padanya besok!
"Kau sudah kelewatan, Pin! Khun May mana tahu Ruth pergi ke mana, karena Khun May ada bersamaku di condo sekarang."
Pin ngotot tidak mempercayainya, malah menuduh Kade berbohong demi melindungi May. Apa Kade lupa kalau Kade pernah mencintainya?
Jelas saja Kade jadi kesal mendengarnya. "Kaulah yang lupa!" Sentak Kade lalu memutus sambungan mereka dan memijit kepalanya dengan frustasi.
Flashback.
Suatu hari, Ruth menemukan Pin di rooftop. Pin langsung menghambur ke pelukannya sambil menangis begitu dia datang. Kade cemas, dia kenapa?
Pin mengaku kalau dia sakit, begitu sakit hingga rasanya mau pingsan. Makanya dia pergi menemui dokter, dan ternyata dokter bilang kalau dia hamil.
Saking kagetnya, Kade sampai bingung bagaimana harus menanggapinya. Apa Ruth sudah mengetahuinya? Tidak, dan Pin bertekad tidak akan pernah memberitahunya.
Kade tidak setuju. Bagaimanapun, Ruth adalah ayah bayi ini, dia harus bertanggung jawab. Pin bersikeras menolak, pokoknya dia tidak akan memberitahu Ruth dan terlibat dengannya lagi.
Dia sudah putus dengan Ruth dan tidak akan dia biarkan Ibunya Ruth menginjak-injaknya dan menghinanya lagi.
Tapi saat perut Pin semakin membesar nantinya, pasti akan bermunculan pertanyaan dari masyarakat tentang siapa bayi itu. Saat itu terjadi, apa yang akan Pin lakukan?
Pin semakin sedih mendengarnya. "Aku akan dihukum dan dipermalukan karena hamil tanpa suami, bukan?"
Kalau begitu dia akan bilang saja kalau dia berset*b*h dengan sembarang orang dan menjadi hamil entah oleh siapa. Dia akan menanggung segala hinaan yang akan datang padanya.
Tapi masalahnya adalah ibunya, kasihan ibunya. Makanya dia meminta Kade datang kemari untuk meminta sarannya. Menurut Kade, apa yang harus dia lakukan? Haruskah dia bersembunyi di suatu tempat di mana tak ada seorangpun yang mengenalinya sampai dia melahirkan?
Kade menatapnya dengan prihatin... hingga akhirnya tanpa pikir panjang dia memutuskan dan menyatakan bahwa dia akan menjadi ayah bayi ini. Mereka harus menikah secepatnya.
"Jangan menangis lagi, yah? Mulai sekarang, aku tidak akan membiarkanmu dan ibumu menderita lagi. Aku akan menjagamu," janji Kade.
Pin terharu mendengarnya, "kenapa kau begitu baik padaku? Terima kasih, Kade. Terima kasih."
Flashback end.
May sudah terlelap saat Kade masuk kamar. Entah apa yang Kade pikirkan, dia kemudian menelepon Acha dan memerintahkan Acha untuk melakukan sesuatu.
Selesai memberikan perintah entah apa pada Acha, Kade terpesona memandangi wajah damai May dalam tidurnya. "Bermimpilah yang indah," ucap Kade lalu melayangkan kecupan di pipi May.
Keesokan harinya saat May baru selesai dandan, Kade mendadak masuk kamar dengan panik dan menyuruhnya untuk bergegas keluar bersamanya. Jangan bingung, bawa saja baju ganti untuk 2-3 malam.
Tapi tentu saja May bingung, mereka mau pergi ke mana? Memangnya apa yang terjadi? Bukannya menjawab, Kade terus saja menyuruhnya untuk bersiap-siap saja sekarang, nanti saja dia kasih tahu.
Nadanya terdengar sangat mendesak sampai membuat May jadi ikutan panik dan cepat-cepat mengambil beberapa baju ganti. Apalagi kemudian Acha datang dan mendesak mereka untuk untuk bergegas pergi sekarang juga.
May jadi tambah bingung dan bergegas menyelesaikan packing-nya. Kade lalu menyeret May secepat mungkin dan mendorongnya masuk mobil dengan paksa seolah mereka dikejar oleh sesuatu dan harus kabur secepatnya.
Tapi di tengah jalan, Kade malah mesam-mesem gaje. May menuntut penjelasan, apa sebenarnya yang terjadi dan mereka mau pergi ke mana? Kenapa mereka harus terburu-buru dan melarikan diri seperti ini?
"Melarikan diri? Dari apa?"
"Ya, mana kutahu. Kalau kau tanya aku, terus aku tanya siapa dong? Kau yang menyuruhku bergegas dan mengepak barang-barangku lalu keluar dari condo secara diam-diam seolah ada seseorang yang mau menyakiti kita."
Oh, betul, betul. Mereka memang melarikan diri... melarikan dari berita-berita buruk yang bisa melukai mereka.
Ruth yang berlutut dan memberikan bunga untuk May di mall itu, membuat orang-orang berpikir kalau May selingkuh dan Ruth adalah orang ketiga. Sekarang ini media tengah mengamati kehidupan pernikahan mereka.
"Terus kenapa kita harus buru-buru meninggalkan condo? Aku tidak mengerti, bingung aku. Apa yang terjadi dan ke mana kita mau pergi?"
Kade mendekatkan dirinya ke May dan berkata, "bulan madu *wink*." (Hehe)
Nackarin mau pergi mengunjungi May di The Heaven, tapi Sekretarisnya memberitahu kalau dia tidak akan bertemu May di sana.
Dia lalu menunjukkan foto yang barusan dikirim si paparazzi padanya, foto yang memperlihatkan Kade menghela May masuk mobil.
Nackarin langsung kesal bukan main. Sekretarisnya Nackarin lalu memerintahkan si paparazzi untuk membuntuti Kade dan May, dan segera laporkan keberadaan kedua orang itu padanya.
May menelepon sekretarisnya untuk mengabarkan kalau dia diajak Kade bulan madu, tapi dia tidak tahu di mana soalnya Kade tidak mau bilang. Sekretaris kaget, bulan madu beneran?
"Apanya yang beneran? Pura-pura doang. Dia membawaku hanya untuk menciptakan ilusi kalau kami sedang berbulan madu untuk menutupi berita kalau aku selingkuh sama Saruth. Itu saja."
Sekretaris penasaran, apakah May sebenarnya ingin balikan dengan Ruth? May menyangkal, Ruth kan sudah punya Pin sekarang, mereka bahkan mau punya anak. jadi mana mungkin dia balikan sama Ruth.
Ah, ngomong-ngomong tentang Ruth, kemarin itu Pak Presdir memanggil Ibunya Ruth kemari untuk menjemput putranya itu.
"Hah? Jadi Bibi datang menjemput Saruth?" Ulang May.
Dia tidak sadar kalau Kade sebenarnya sedari tadi cuma pura-pura tidur dan mendengarkan semua pembicaraannya. Sekarang dia mengerti ke mana perginya Ruth yang membuat Pin heboh setengah mati semalam.
Saat bosnya biasa-biasa saja, Sekretarisnya Nackarin yang sekarang justru heboh dan kesal merutuki Kade. Kade itu selalu saja menghalangi mereka dan sekarang dia membawa May semakin jauh dari mereka.
"Sekarang ini, si Saruth dan pemilik coffee shop itu jauh lebih penting." Ujar Nackarin.
Dia heran kenapa Ruth mendadak berlutut sambil nyodorin bunga untuk May padahal pacarnya adalah si pemilik coffee shop itu. Apa Sekretaris sudah menyelidiki tentang mereka?
Sekretaris mengiyakan, gedung coffee shop yang disewa wanita itu, sekarang ini sedang dijual seharga 6 juta baht.
"Beli saja," perintah Nackarin. (Nih orang apa maunya sih? Tambah lama tambah mencurigakan)
Ibu Pin baru saja mengantarkan pelanggan terakhir keluar dan mendapati Pin masih melamun sedih. Dia tidak mau makan, dia tidak mau minum, kasihan bayi yang Pin kandung itu.
"Bu, Saruth menghilang tanpa kabar dan tidak bisa dihubungi, mana bisa aku makan dan tidur? Kalau Ruth belum pulang juga hari ini, kurasa aku akan pergi mencarinya."
Ibu tidak setuju, tidak usah cara masalah. Ingatlah kalau dia sedang hamil sekarang. Bagaimana kalau sampai terjadi kecelakaan padanya saat dia keluar nanti. Lebih baik dia diam saja di sini dan bantu Ibu jualan. Mereka harus mencari uang untuk bayar kontrakan toko ini, ingat itu.
Bersambung ke part 2
2 Comments
Semangat ya... Selalu di tunggu part selanjutnya....
ReplyDeleteD tnggu sinopsis nya😊
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam