Maewnam pulang dalam keadaan emosi tingkat tinggi setelah mengetahui siapa sebenarnya Minton. Dia berusaha menghubungi Minton tapi Minton tidak menjawab teleponnya.
Zero malah ketawa menyadari alasan Maewnam menutupi kepalanya dengan kardus selama bertahun-tahun hanya karena dia menyatakan cinta pada seorang anak cowok yang kemudian mengatainya jelek.
Maewnam kesal, kenapa Zero malah menertawainya? walaupun di mata Zero masalah ini sangat bodoh tapi baginya masalah ini sangat besar.
"Setiap hari orang-orang selalu menghinaku. Kata-kata mereka jauh lebih kasar dari pada sekedar 'jelek'. Kalau aku lemah sepertimu. Mau ditaruh di mana mukaku?"
Minton akhirnya menelepon balik. Maewnam tidak langsung melabraknya, dia hanya bilang kalau dia mau bertemu besok dan bicara.
Minton langsung setuju karena dia mengira kalau Maewnam akan memberinya jawaban atas pernyataan cintanya.
Keesokan harinya, Minton datang ke rumah Maewnam dengan membawa setoples cookies. Dia sudah gugup menanti-nanti jawaban Maewnam.
Dia memberikan toples cookies-nya sambil menyatakan cintanya sekali lagi tapi Maewnam langsung mengembalikannya dan menyatakan kalau dia sangat membenci Minton.
"Aku sudah tahu semuanya. Kau sudah mengenalku sejak aku SD. Kau cowok yang pernah kutembak. Kau cowok yang menolakku dan mengataiku jelek!"
"Dari mana kau tahu?"
"Kenapa kau melakukan ini Minton? Kalau dulu kau menghinaku lalu kenapa aku sekarang pura-pura baik padaku?"
"Maewnam, aku tidak pura-pura"
"kalau tidak lalu kenapa kau mengataiku seperti itu? Kau membenciku kan?"
Minton terus berusaha meyakinkan Maewnam kalau dia tidak pernah membenci Maewnam dan tidak pernah berpikir kalau Maewnam itu jelek.
Dulu dia masih sangat kecil dan dia mengatai Maewnam jelek hanya karena takut teman-temannya akan mengolok-oloknya terus (gara-gara dia ditembak cewek).
Minton benar-benar menyesali perbuatannya. Setelah hari itu, dia berusaha mencari Maewnam tapi dia malah mendapati kalau Maewnam sudah pindah rumah.
Hingga pada suatu hari, dia bertemu ayahnya Maewnam. Minton menceritakan semuanya pada pak kumis. Waktu itu pak kumis sangat marah padanya dan berkata kalau dia harus menebus kesalahannya dan bertanggung jawab.
Pak kumis lah yang menyuruh Minton untuk mendekati Maewnam dan berteman dengannya.
Maewnam langsung marah dan melabrak ayahnya. Pak kumis membela diri dan menjelaskan kalau dia melakukan semua ini demi Maewnam.
Dia khawatir melihat Maewnam terus menerus menutupi kepalanya dengan kardus dan mengurung diri di kamar sampai tidak mau bertemu siapapun. Dia hanya ingin Maewnam sembuh dari kondisinya ini, bersosialisasi dan menjalani hidup layaknya remaja pada umumnya.
"Apa ayah pernah bertanya padaku sekali saja? Apa ayah pernah bertanya apakah aku menginginkan semua ini? Walaupun hidupku tidak biasa tapi aku bahagia!"
"Tapi sekarang kau jauh lebih bahagia. Kau punya teman, kau punya kehidupan sosial, kau bahkan membuat beberapa pria jatuh cinta padamu, kau juga membuat beberapa gadis cemburu padamu, kau punya teman-teman yang peduli padamu. Remaja memang seharusnya hidup seperti itu. Jangan bilang kau tidak bahagia sedikitpun setelah sekarang kau hidup di luar kardus"
"Ayah tidak perlu berpikir untukku. Jangan pura-pura seolah ayah mengerti segalanya tentangku. Kenapa hidupku dikelilingi oleh orang-orang yang tidak tulus? Satu pria mengataiku jelek dan sekarang dia pura-pura baik padaku. Pria yang satulah bilang kalau dia mengkhawatirkanku tapi sebenarnya dia menutupi segalanya dariku. Aku benci kalian semua, kalian dengar tidak? Aku benci ayah!"
Zero jalan-jalan di tempat biasanya dan mendapati Maewnam sedang merenung dengan muka masam. Maewnam yang emosi, langsung marah-marah dan bertanya apakah Zero juga sama seperti Minton dan ayahnya? apakah Zero sudah mengenalnya jauh sebelum dia masuk sekolah?
"Sejauh yang kutahu, aku tidak pernah punya seorang teman yang kepalanya berkardus"
"Lalu kenapa kau bergaul denganku? apa sebenarnya maumu?"
"Kenapa kau marah-marah padaku? apa yang ku mau? karena kau manis jadi aku ingin menjagamu"
Saat emosinya mulai mereda, Maewnam langsung menceritakan tentang Minton yang bersekongkol dengan ayahnya untuk membuatnya kembali ke sekolah dan bersosialisasi. Zero berusaha menenangkan Maewnam dan meyakinkannya kalau Minton dan ayahnya tidak bermaksud untuk menipu Maewnam, niat mereka baik.
Ayahnya Maewnam pasti sangat menderita saat dia memutuskan untuk memaksa Maewnam ke sekolah mengingat selama ini ayahnya Maewnam adalah seorang ayah yang sangat menyayangi dan memanjakan Maewnam.
Dan Minton, dia pasti merasa sangat bersalah. Bahkan tanpa rencana yang dibuat ayahnya Maewnam, Minton pasti akan tetap baik pada Maewnam.
"Aku sudah bilang kan? Jangan lari dari masalah, kembalilah dan hadapi mereka" saat Maewnam masih tampak ragu, Zero langsung menggenggam tangan Maewnam dan menuntunnya kembali pulang.
Setibanya didepan rumah, mereka mendapati Minton sedang menunggu Maewnam. Kedua pria langsung tengkar lagi tapi Maewnam cepat-cepat menghentikan mereka.
Saat Minton dan Maewnam sibuk berdebat sendiri, Zero melihat sepeda motor yang melaju lurus ke arah Maewnam. Zero bergerak cepat melindungi Maewnam.
Pengendara motor misterius itu tiba-tiba menyiram air keras ke arah Maewnam tapi karena Zero melindunginya, air keras itu akhirnya mengenai kaki dan tangan Zero.
Minton berusaha mengejar si pengendara motor itu tapi di tengah jalan, sebuah mobil melaju dari arah berlawanan dan menabrak Minton.
Minton dan Zero dilarikan ke rumah sakit. Tangan Maewnam juga terluka karena terkena sedikit air keras. Plawan bertanya-tanya siapa pelakunya? Apa musuhnya Zero?
Maewnam berkata tidak karena sebenarnya target utamanya adalah dia dan bukannya Zero. Pak kumis langsung menangis dan menyesali keputusannya untuk membuat Maewnam keluar.
Maewnam menenangkan ayahnya dan meminta maaf karena bersikap kasar, Maewnam sekarang menyadari betapa besar cinta ayahnya padanya. Plawan memberitahu Maewnam bahwa apa yang ayah mereka lakukan sebenarnya banyak membuahkan hasil positif.
Sekarang Maewnam akhirnya melepas kardusnya, bisa melihat bayangannya sendiri di cermin, kepercayaan diri Maewnam tumbuh kembali, bahkan sekarang Maewnam punya teman-teman baru dan jadi siswa paling populer di sekolah.
Minton masih belum sadar. Pak kumis berkata kalau Minton sangat amat menyesali apa yang dia perbuat pada Maewnam dulu.
Karena itulah Minton berusaha keras untuk jadi temannya Maewnam, menjaga Maewnam dan membantu menyembuhkan kondisi Maewnam. Maewnam ingin berterima kasih pada Minton... tapi dia juga harus berterima kasih pada orang lain yang selama ini banyak memberinya dukungan moral dan selalu menyemangatinya untuk menghadapi masalah.
Saat Zero terbangun, dia mendapati Vivienne di sampingnya. Vivienne seperti biasanya, bersikap manis dan perhatian pada Zero.
Tapi Zero menanggapi perhatian Vivienne dengan kasar karena dia sudah tahu kalau Vivienne-lah orang yang mendalangi penyerangan air keras yang mentarget Maewnam.
Dia sudah mengetahui rencana jahat Vivienne itu cukup lama makanya dia selalu menjaga Maewnam dekat dengannya. Dia tidak menyangka kalau Vivienne benar-benar melakukannya. Untunglah dia berhasil melindungi Maewnam.
"Kenapa kau melakukannya? Apa kau mencintainya sebesar itu?"
"Aku sangat kecewa padamu. Kau cantik dan pintar. Tidak seharusnya kau membiarkan kecemburuan bodohmu itu menyeretmu jadi serendah ini! Kumohon, Vivienne. Hentikan semuanya. Berhentilah mengikutiku terus. Aku tidak mau melihatmu lagi"
Vivienne berusaha meminta maaf dan membujuk Zero untuk menoleh padanya. Zero lama-lama jadi makin emosi dan berteriak-teriak menyuruh Vivienne pergi tapi Vivienne bersikeras tidak mau pergi.
"Aku mencintaimu, Zero"
"Tapi aku tidak, oke?!"
Vivienne keluar bersamaan dengan Maewnam yang baru datang. Maewnam minta maaf pada Zero karena gara-gara dia Zero jadi terluka seperti ini.
Tapi Zero lebih mencemaskan keadaan Maewnam dan meminta maaf karena Maewnam jadi seperti ini karena dia. Maewnam berterima kasih pada Zero karena selama ini selalu mendukungnya dan selalu ada untuknya "Sebenarnya, aku tidak tahu perasaanku yang sekarang. Tapi kurasa, aku menyukaimu, Zero"
Tapi bukannya menjawab pernyataan cinta Maewnam, Zero malah langsung mengacuhkannya dan hanya bilang kalau dia mau tidur. Maewnam kecewa dan sedih.
Minton akhirnya sadar. Walaupun dia yang terluka paling parah tapi begitu melihat tangan Maewnam diperban, dia langsung mencemaskan Maewnam. Minton meminta maaf karena gara-gara mulut kotornya, dia jadi merusak hidup Maewnam.
Minton meminta maaf karena menyembunyikan kebenaran tentang persekongkolannya dengan ayahnya Maewnam dan membuat Maewnam terluka.
"Tapi aku baik padamu, bukan karena aku merasa bersalah. Tapi karena semakin aku mengenalmu, aku merasa semakin menyukaimu. Maewnam, aku masih bersikeras kalau aku menyukaimu dan aku masih mengharapkan jawabanmu. Tidak apa-apa kalau kau tidak mau menjawabku sekarang. Bagaimana kalau aku tanya lagi di hari terakhir semester ini?"
Sejak insiden itu, Vivienne memutuskan untuk keluar sekolah dan pindah ke luar negeri. Saat masih asyik-asyiknya ngobrol dengan Ozone, seorang teman mereka tiba-tiba datang dan memberitahu Maewnam kalau Zero dan Plawan bertengkar lagi. Panik, Maewnam langsung pergi menyelamatkan adiknya.
Setibanya di tempat, Maewnam melihat Zero membanting Plawan. Maewnam langsung marah-marah pada Zero.
Tapi Plawan malah membela Zero karena ternyata mereka bukan sedang tengkar. Zero hanya sedang mengajari Plawan cara bertarung. Maewnam jadi malu.
Setelah semua orang pergi dan hanya tinggal mereka berdua, Maewnam berusaha mengungkit-ungkit tentang pernyataan cintanya di rumah sakit waktu itu. Tapi Zero langsung menghentikannya dan lagi-lagi menghindar tanpa memberinya jawaban pasti.
Sejak saat itu, Zero selalu menghindar tiap kali Maewnam mendekatinya, tidak mau menjawab teleponnya dll.
Saat Maewnam curhat ke teman-temannya di ugly duckling club, mereka malah membuat semangatnya makin surut dengan berkata kalau Zero mungkin tidak menyukai Maewnam.
Ujian akhirnya selesai. Tapi Ozone malah bersikap aneh, menelepon seseorang secara diam-diam lalu mengajak Maewnam ke lapangan.
Setibanya di sana, Maewnam mendapati beberapa teman mereka sedang berkumpul mengerubungi Minton. Ternyata Minton lah yang mengumpulkan semua orang untuk jadi saksi karena sesuai janjinya, hari ini dia menuntut jawaban Maewnam atas pernyataan cintanya.
Minton sengaja mengumpulkan teman-teman mereka karena dia ingin mereka ulang kejadian 3 tahun yang lalu. Kalau Maewnam menolaknya, dia ingin Maewnam mengatakannya di hadapan semua orang agar dia bisa merasa patah hati dan malu seperti yang Maewnam alami dulu.
Semua orang menyoraki dan menyemangati Maewnam untuk menerima cinta Minton. Tapi Maewnam menolaknya dengan cara halus, dia minta maaf dan berkata kalau dia hanya ingin mereka jadi teman saja. Minton kecewa tapi dia tetap menerimanya dengan senyum.
Dia bahkan berkata kalau dia kecewa dengan reaksi Maewnam. Dia mengira kalau Maewnam menolaknya, Maewnam akan menolaknya dengan cara kasar dan mancaci makinya agar dia bisa tahu apa yang Maewnam rasakan dulu.
"Kau sudah cukup terluka, Minton. Maafkan aku, Minton. Dan terima kasih atas segalanya. Terima kasih karena selama ini kau begitu baik padaku. Terima kasih, Minton"
Minton memeluk Maewnam sebelum akhirnya dia berlalu pergi. Setelah Minton pergi, Zero tiba-tiba muncul dan langsung menyatakan cinta pada Maewnam. Maewnam langsung bengong.
Zero berkata kalau dia sebenarnya berencana untuk nembak Maewnam tapi Maewnam malah menembaknya duluan. Zero tidak suka karena hal itu melukai harga dirinya, menyatakan cinta itu seharusnya dilakukan oleh pria duluan dan bukannya wanita duluan.
"Si*lan tuh harga diri!"
"Hei, kau itu perempuan. Seharusnya kau jaga sopan santunmu"
"Sigh! aku lelah dengan orang-orang yang yang tidak mengatakan perasaan mereka yang sebenarnya"
"Kau tidak akan pernah lelah padaku karena kau menyukaiku. Seperti aku menyukaimu. Kau adalah orang yang sangat cantik luar dan dalam. Aku ingin menjagamu. Aku ingin melindungimu. Aku ingin menghadapi semua masalah bersamamu. Dulu aku pernah berjanji padamu kalau aku tidak akan pernah berbohong lagi. Jadi kau bisa mempercayai kalau semua yang kukatakan adalah benar. Aku tahu tidak ada yang baik dalam diriku. Tapi aku akan berusaha untuk jadi orang yang jauh lebih baik. Apa kau mau menerima cintaku, Maewnam?"
Apa jawaban Maewnam?... dia terdiam cukup lama sampai membuat Zero tegang. Tak lama kemudian, Maewnam akhirnya menjawabnya "Tidak!... tidak sampai kau berhenti membuat masalah dan berhenti bersikap kejam"
"Apa?"
"Jika aku punya keberanian untuk keluar dari kardusku maka kau juga harus berani untuk menanggalkan tamengmu. Bukankah kau barusan bilang kalau kau akan berusaha jadi orang yang lebih baik? Aku akan menerima cintamu kalau kau berhenti menggunakan kekerasan, apa kau bisa melakukannya?"
"Oke, aku berhenti memakai kekerasan"
"Janji?"
"Baiklah, aku berjanji"
Love Quote:
Aku tahu kalau aku tidak cukup baik tapi aku akan jadi orang yang lebih baik... untukmu.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam