2 orang pria terlihat berjalan di 2 tempat yang berbeda. Pria yang pertama tampak temperamental sementara pria kedua tampak lebih easy going. Tak sengaja mereka lewat di jembatan penyeberangan yang sama dan tak sengaja pula pria kedua menubruk pria pertama.
Pria kedua langsung mengusap-usap dada si pria pertama sambil meminta maaf berkali-kali tapi si pria pertama malah langsung menampik tangan pria kedua dengan kasar. Jelas saja pria kedua jadi ikutan emosi dan langsung nantang pria pertama. Pria pertama sama sekali tak gentar dengan gertakan pria kedua. Mereka saling bertatap mata dengan sangat insten selama sesaat sebelum akhirnya pria kedua memutuskan untuk mundur.
"Pengecut" sembur si pria pertama tapi pria kedua tetap berjalan pergi mengacuhkannya.
Episode 1
Seorang anak remaja masuk ke sebuah toko di pasar. Dia terus menerus menunjuk barang-barang dan tanya tentang berapa harganya padahal sebenarnya dia tidak niat beli. Dia sengaja mengalihkan perhatian si penjual agar dia bisa mengutil beberapa post-it note. Sayang, aksinya cepat ketahuan si penjual. Anak remaja itu pun langsung melarikan diri dan tak sengaja menubruk si pria pertama. Si penjual mengejar anak remaja itu dan langsung minta bantuan si pria pertama.
Pria pertama itu pun langsung mengejar anak remaja itu hingga akhirnya dia berhasil menghadang anak itu didepan pasar. Anak itu ternyata mengenal si pria pertama dan memanggilnya Zero (Jirakit Thawornwongs).
Zero langsung mengkonfrontasi anak remaja itu dan hampir saja menghajarnya jika saja di pria kedua tidak segera muncul menyelamatkan si anak remaja.
Pria kedua kesal pada Zero karena mau menghajar anak yang jauh lebih kecil darinya, Zero tidak terima dan akhirnya jadilah kedua pria itu berkelahi. Sementara kedua pria itu saling menghajar satu sama lain, si anak remaja memanfaatkan kesempatan itu untuk melarikan diri.
Gara-gara Zero, lengan anak remaja bernama Plawan itu lebam. Sesampainya di rumah, kakaknya yang entah kenapa menutupi wajahnya dengan kardus membantu mengobati lukanya.
Ayah mereka (err... panggilnya pak kumis aja yah hahaha!) penasaran dengan luka Plawan. Tentu saja Plawan tidak memberitahu mereka kalau dia tadi didorong Zero gara-gara ngutil, dia hanya berkata pada mereka kalau lengannya lebam karena terjatuh. Kakaknya tidak percaya dan memaksa Plawan untuk mengatakan kebenarannya. Plawan akhirnya mengaku kalau tadi dia pergi ke toko dan lupa membayar.
"Itu namanya 'ngutil'! Dasar anak bodoh!" Pak Kumis marah dan langsung menghajar Plawan.
Plawan tidak terima disalah-salahkan terus dan menuduh kakaknya lah yang sebenarnya pembuat masalah nomor 1 di keluarga ini. Seketika itu pula sang kakak langsung gemetaran dan pak kumis langsung panik, takut putrinya itu menangis gara-gara Plawan.
Sang kakak itu adalah Maewnam (Mild Wiraporn). Dia bercerita di situs Ugly Duckling Club bahwa dia memang pembuat masalah, dia menyembunyikan wajahnya dibalik kardus dan selalu mengisolasi dirinya didalam rumah, dia tidak punya teman apalagi kehidupan sosial. Dan dia sudah seperti ini selama bertahun-tahun. Hmm... tapi kenapa dia menyembunyikan wajahnya di balik kardus.
Flashback,
Dulu saat Maewnam masih err... SD? (kayaknya sih masih SD), dia menyatakan cinta pada salah satu teman cowoknya (ckckck anak SD jaman sekarang -_-). Dia memberikan sebungkus coklat dihadapan teman-teman mereka dan terang-terangan nembak si cowok. Teman-teman mereka langsung bersorak dan menggodai mereka.
Tapi anak cowok itu langsung membuang coklatnya Maewnam dan menolak cinta Maewnam mentah-mentah karena Maewnam itu jelek "Kalau aku jadi kau, aku akan bersembunyi dibalik kardus dan pulang"
Semua teman-teman mereka langsung ikut-ikutan mengatai Maewnam jelek. Maewnam lari dengan sedih dan sakit hati.
Sejak saat itu, Maewnam tidak mau pergi ke sekolah dan tidak membiarkan siapapun melihat wajahnya dengan cara menutupi wajahnya dengan kertas karton, bahkan melihat wajahnya di cermin pun dia tidak mau. Menutupi wajahnya dengan kertas karton membuatnya merasa lebih tenang dan aman. Tapi karena kertas karton gampang rusak, pada akhirnya Maewnam menutupi wajahnya dengan kardus. Yah seperti itulah ceritanya bagaimana Maewnam menjadi bebek berkepala kardus yang sudah dijalaninya selama 3 tahun belakangan ini.
Kembali ke masa kini,
Saat masih asyik-asyiknya curhat di ugly duckling club, listrik tiba-tiba mati. Maewnam langsung teriak-teriak manggil ayahnya. Pak kumis datang dengan sebatang lilin dan berkata kalau dia lupa membayar tagihan listrik. Maewnam langsung marah. Hmm... ternyata pak kumis sengaja tidak membayar listrik biar listrik mati dan Maewnam berhenti mainan laptop.
"Kau sudah terlalu terobsesi. Kau duduk didepan laptop 24 jam 7 hari. Maewnam, keluarlah dari komputer dan bicaralah pada orang-orang"
Keesokan harinya, pak kumis mendatangi dokter untuk mengeluhkan penyakitnya Maewnam ini. Bu dokter berkata kalau Maewnam itu tidak sakit, apa yang Maewnam derita saat ini namanya 'Hikikomori', sebuah kondisi dimana anak remaja menarik diri dari kehidupan sosial dan memutuskan untuk menyendiri di kamarnya sendiri. Pak kumis frustasi harus bagaimana agar Maewnam tidak terus mengurung dirinya dibalik kardus. Dia sudah berusaha melakukan berbagai cara, mendatangkan guru agar Maewnam bisa homeschooling bahkan memutus sambungan listrik dan internet.
"Anda memutus sambungan internet juga? Apa anda tahu, orang-orang di Jepang, mencoba menggunakan cara memutus sambungan internet untuk memaksa anak-anak hikikomori untuk keluar"
"Benarkah dok? Apa mereka akhirnya keluar dok?"
"Iya, anak itu akhirnya keluar rumah... tapi setelah itu, dia menusuk ayahnya sendiri dan membakar rumahnya" (hahahaha)
Bu dokter meyakinkan pak kumis kalau kondisi Maewnam itu tidak parah mengingat Maewnam masih mau bicara pada keluarganya. Tapi bu dokter menyarankan agar pak kumis segera mendorong Maewnam untuk keluar dan bersosialisasi.
Maka malam harinya, pak kumis memberitahu Maewnam sebuah berita penting bahwa dia sudah memutuskan kalau besok Maewnam harus kembali ke sekolah dan dia sudah mendaftarkan Maewnam di sekolahnya Plawan. Maewnam protes keras bahkan menangis dan memohon agar dia tidak kembali ke sekolah. Pak kumis sebenarnya tidak tega mendengar tangisan Maewnam. Tapi sesuai saran bu dokter, kali pak kumis tidak mau berkompromi dan tetap ngotot memaksa Maewnam kembali ke sekolah. Bahkan Plawan saja sampai kagum melihat keteguhan ayahnya yang baru kali ini tidak menyerah pada Maewnam. Tapi bagaimana dengan kardus di kepala Maewnam itu?
"Kalau kau tidak mau melepasnya maka pakai saja kardus itu ke sekolah"
"Aku benci ayah!"
Pak kumis langsung nangis dan meratap sedih (tapi nangisnya lucu banget XD).
Maewnam menangis di kamarnya tapi tak lama kemudian, Plawan datang dengan membawa sebuah kardus lain yang bentuknya lebih bagus dan beberapa barang lain "Kardusmu itu sudah lusuh, tahu? Lepaskan saja sekarang"
Maewnam akhirnya melepaskan kardus kepalanya sambil terus mewek dan menggerutu karena dia tidak mau pergi ke sekolah. (Wah, jelek apanya, dia cantik banget kok) Plawan meyakinkannya kalau semua orang juga tidak ingin pergi ke sekolah, dia juga sama. Tapi sebaiknya Maewnam tetap pergi ke sekolah... untuk bersenang-senang, kalau Maewnam tidak senang maka Maewnam bisa pulang.
Plawan lalu membantu membuatkan kardus baru untuk kepala Maewnam yang mereka hiasi dengan kertas warna-warni.
Keesokan harinya, pak kumis mengantarkan Maewnam ke sekolah. Maewnam benar-benar gugup sampai hampir sesak napas. Pak kumis mencoba membantu menenangkannya dengan memainkan musik sampai akhirnya Maewnam jadi agak tenang. Maewnam meminta maaf padanya karena kemarin dia mengatakan kalau dia benci ayah.
"Aku juga minta maaf, karena memaksamu. Tapi aku rela dibenci berkali-kali jika itu bisa membuatmu berteman dengan seseorang"
"Tidak ada orang yang ingin berteman denganku, ayah. Aku ini tidak normal"
"Kau bukan tidak normal. Kau hanya merasa gelisah. Aku sudah menginformasikan masalah ini pada para guru. Kau tidak perlu cemas. Tidak akan ada seorangpun yang akan macam-macam dengan kardusmu"
Maewnam akhirnya memberanikan dirinya untuk keluar dan masuk kedalam sekolah. Tapi tentu saja kepala kardusnya sukses menarik perhatian semua orang di sekolah dalam waktu sangat cepat. Mereka semua menertawainya dan mengatainya orang aneh. Semua itu mengingatkan Maewnam pada masa lalunya sampai membuatnya panik dan hampir pingsan. Untunglah ada seseorang berkepala helm yang menolongnya dan mencegahnya terjatuh.
Berbeda dengan siswa yang lain, pria itu mencoba mengajak Maewnam bicara baik-baik dan memperkenalkan namanya adalah Minton (Victor Zheng). Tapi Maewnam benar-benar sangat gugup dan langsung melarikan diri.
Maewnam melarikan diri tanpa lihat jalan sampai tak sengaja nabrak Zero yang saat itu sedang membully seorang siswa. Maewnam meminta maaf tapi Zero mencegahnya pergi dan memaksa Maewnam untuk melepaskan kardus itu. Saat Maewnam menolaknya, teman-temannya Zero langsung mengeroyoknya. Minton langsung maju untuk menyelamatkannya dan membawa Maewnam pergi dari sana.
Bahkan di kelas, Maewnam langsung dibully dan diketawai teman-teman sekelasnya gara-gara kardusnya itu. Saat makan siang di kantin, Maewnam duduk menyendiri dari semua orang. Beberapa siswa tiba-tiba mendatanginya dan memaksanya melepas kardusnya itu. Maewnam langsung memberontak dan melarikan diri dari mereka.
Maewnam jadi stres apalagi perutnya masih lapar. Minton tiba-tiba mendatanginya dengan memakai helmnya lagi. Maewnam langsung protes, pasti Minton sengaja memakai helmnya untuk mengejek kepala kardusnya. Minton menyangkalnya dan beralasan kalau dia memakai helm agar orang-orang berhenti memandangi wajahnya yang sangat cakep.
"Lihat, aku ganteng kan?"
Begitu mendengar suara keruyukan perut Maewnam, Minton langsung menggodai Maewnam dengan pamer sandwich dan baru mau membaginya saat Maewnam memintanya.
Melihat Maewnam makan sambil memakai kepala kardusnya tentu saja sangat aneh bagi Minton.
"Kenapa kau melihatku? Apa ada yang aneh dengan kepalaku"
Yah iyalah, gimana ga aneh kalau kepalanya bentuk kotak kayak gitu. Tapi Minton meyakinkannya kalau dia hanya ingin melihat Maewnam, bagaimana wajah Maewnam saat dia makan makanan yang enak atau saat Maewnam sedang malu dan lain sebagainya.
"Bagaimana wajahku? Aku jelek" Maewnam memberitahu Minton kalau dia memakai kardus ini karena dia sangat jelek, bahkan selama 3 tahun ini dia selalu mengurung diri di rumah "Tapi ayahku menuntutku untuk kembali ke sekolah. Dia ingin aku berteman tapi siapa yang mau berteman dengan seseorang sepertiku"
Karena itulah Maewnam memutuskan untuk tidak kembali ke sekolah lagi besok "Terima kasih atas sandwich-mu. Kuharap kita tidak akan bertemu kembali, tuan helm"
Tapi Minton langsung mencegahnya dan meyakinkan Maewnam kalau mereka pasti akan bertemu kembali besok dan seterusnya "Karena aku ingin berteman denganmu" (Wah! Minton kamu manis banget ^^)
Saat sekolah selesai, Maewnam menelepon Plawan yang sedari tadi tidak kelihatan batang hidungnya. Plawan ternyata sudah pergi duluan main game bersama temannya dan meminta Maewnam untuk pulang sendiri saja. Maewnam kesal tapi akhirnya terpaksa dia berjalan pulang sendiri... tapi saat melewati area belakang sekolah, dia malah mendapati Zero sedang berkelahi dengan Minton.
Minton hampir saja dihajar habis-habisan oleh Zero tapi untunglah ada polisi yang datang menghentikan perkelahian mereka. Teman-temannya Zero langsung melarikan diri. Zero juga langsung lari meninggalkan Minton. Di tengah jalan dia melihat Maewnam dan langsung menyeret Maewnam menjauh dari sana.
Begitu mereka sudah aman dari polisi, Zero lagi-lagi menyuruh Maewnam melepas kepala kardusnya dan saat Maewnam menolak, Zero langsung melepaskan kardus itu dengan cara paksa... dan begitu melihat wajah cantik Maewnam, Zero langsung terpesona. Tapi Maewnam jadi sangat panik sampai akhirnya dia terjatuh pingsan.
Maewnam terbangun di rumah sakit dan begitu menyadari kapala kardusnya tidak ada, dia langsung panik setengah mati.
Untunglah dokter bertindak cepat dengan menutupi wajah Maewnam dengan masker. Begitu dia sudah tenang, Maewnam langsung curhat ke dokter dan menuduh ayahnya sebagai penyebab masalah ini, semua orang di sekolah membully-nya sampai pada akhirnya malah menyebabkan 2 orang siswa berkelahi karenanya.
Pak kumis jadi sedih dan merasa bersalah, dia sudah berniat untuk tidak lagi memaksa Maewnam ke sekolah... eh, dia belum sempat ngomong, Maewnam malah menyela duluan dan mengejutkan semua orang dengan menyatakan kalau dia akan kembali ke sekolah besok "Aku akan kembali ke sekolah dan mengalahkan si preman itu"
Di sekolah keesokan harinya, Zero gelisah memikirkan Maewnam yang ternyata sangat cantik. Zero tidak mengerti kenapa wanita secantik itu malah menyembunyikan wajahnya dibalik kardus "Aku ingin bertemu dengannya lagi"
Keinginannya itu langsung terkabul seketika karena tiba-tiba saja Maewnam datang dan langsung menampar Zero. Zero langsung kesal karena tidak mengerti kenapa Maewnam menamparnya?
"Ini tidak seberapa dibandingkan dengan apa yang pernah kau lakukan padaku"
Zero langsung mengejarnya dan memaksa Maewnam memberitahu alasan kenapa Maewnam menyembunyikan wajahnya tapi Maewnam menolak menjawabnya. Zero terus memaksa bahkan berusaha merenggut paksa maskernya Maewnam tapi untunglah Minton datang menyelamatkan Maewnam dan menendang Zero. Tak ayal, kedua pria itu akhirnya berkelahi lagi sampai Maewnam lah yang harus memisahkan mereka..
Insiden dua cowok memperebutkan Maewnam ini langsung jadi hot topic di sekolah bahkan sampai masuk medsos. Begitu Maewnam mengetahui masalah ini, dia langsung menggerutu marah pada kedua pria itu dan menuduh mereka berdua sebagai penyebab masalah yang terjadi pada hidupnya sejak dia kembali ke sekolah.
"Kenapa kalian berdua ikut campur dalam hidupku?"
"Aku kan sudah bilang kalau aku ingin jadi temanmu"
Zero tidak percaya, mana mungkin Minton cuma mau jadi teman doang. Minton heran kenapa Zero selalu saja mengganggu Maewnam, apa Zero juga ingin jadi temannya Maewnam? Tidak, jawab Zero.
"Atau jangan-jangan kau menyukainya?"
Kali ini, Zero langsung membisu. Jelas saja hal itu membuktikan kebenaran dugaan Minton. Zero berusaha menyangkalnya dengan mengatai Maewnam jelek tapi Minton sama sekali tidak percaya sementara Maewnam langsung pingsan seketika mendengar hinaan Zero.
1 Comments
Wkwkwkkwk,, meskipun udh prnah baca, tapi ttep bca lagi, karna critanya ringan...
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam