Sinopsis The Eternal Love Season 2 Episode 6 - 1

 Sinopsis The Eternal Love Season 2 Episode 6 - 1

Lian Cheng memuji kejeniusan Liu Shang, tapi keanehan diri Liu Shang membuatnya mencurigai Liu Shang. Dan karenanya, secara halus dia memperingatkan Liu Shang untuk selalu setia padanya.


Menyadari hal itu, Liu Shang meyakinkan Lian Cheng kalau dia akan selalu setia padanya... karena Lian Cheng adalah orang yang dia pilih. Lian Cheng adalah penyelamat hidupnya, dia juga orang yang baik. Jika Lian Cheng naik tahta, itu adalah hal yang baik bagi negara dan rakyat.

"Hanya saja, saya juga berharap Pangeran bisa menempatkan diri Pangeran di posisi saya."

"Menempatkan diriku di posisimu?" Lian Cheng langsung menghampirinya dan sengaja memegang tangan Liu Shang... yang kontan saja membuat Liu Shang gemetar seperti tersengat listrik.

Entah apakah Lian Cheng menyadarinya, Liu Shang dengan cepat menarik tangannya, mengalihkan topik dengan menyerahkan seguci arak spesial untuk Lian Cheng lalu bergegas undur diri.


Yu Hao masuk tak lama kemudian untuk mengingatkan Lian Cheng bahwa dia harus pergi untuk mengunjungi Ibu Suri. Tapi kejadian barusan membuat kecurigaan Lian Cheng pada Liu Shang semakin besar. Karena itulah dia memerintahkan Yu Hao untuk mengawasi segala gerak-gerik Liu Shang mulai hari ini.


Jing Xin tidak konsen menyapu halaman saking bingungnya memikirkan keanehan nonanya yang sekarang sering bersikap aneh. Bahkan sekalipun dia sering mengucap hal-hal aneh karena pikirannya sedang tidak waras, tapi tidak mungkin dia melupakan semua masa lalunya.

Lebih anehnya lagi, tulisan nonanya belakangan ini jadi jelek banget kayak cakar ayam, sangat berbeda dengan tulisan kaligrafinya indah dan rapi yang dulu. Bahkan sekalipun dia hilang ingatan, tapi bagaimana bisa tulisan tangannya berubah?


"Apa ada sesuatu menarik di bawah?" Sapa Jing Xuan yang mendadak muncul di belakangnya.

Dia lalu memberikan sebuah kotak celak dari Persia untuk Jing Xin. Dia beralasan kalau dia tidak butuh barang ini soalnya dia kan pria.

Tapi Jing Xin ragu menerimanya, dia kan cuma seorang pelayan, dia tidak perlu pakai celak. Kalaupun dia pakai celak, percuma juga karena takkan ada seorangpun yang mengaguminya.

Jing Xuan sontak mengambil sapunya Jing Xin dan memaksa Jing Xin menerima celaknya. "Kau bisa menggambar alis untukku."

Tak nyaman dengan tatapan Jing Xuan, Jing Xin buru-buru pamit, mengembalikan kotak celak itu, lalu pergi. Tapi sedetik kemudian dia kembali sambil tersenyum. Jing Xuan kontan sumringah menyodorkan kotak celaknya. Tapi tidak, Jing Xin justru kembali hanya untuk mengambil sapu yang Jing Xuan pegang lalu pergi lagi.

Jing Xuan bingung melihat sikapnya. "Kenapa dia terlihat tidak senang?"

 

Malam harinya, kediaman Yi Huai mendadak ditandangi seorang penyusup. (Hmm, mungkin anak buahnya Jenderal Wei) Sontak para pengawal heboh mengejarnya... dan Yi Huai punya kesempatan untuk melarikan diri.


Xiao Tan dan Jing Xin menggalau ria sambil memandangi bunga-bunga mawar di dalam vas dan membahas keanehan Liu Shang. Ternyata Liu Shang memanggil Xiao Tan ke kamarnya hanya untuk mengajaknya main catur.

"Dia bahkan tidak mengatakan apapun selama permainan tapi memintamu untuk menyiapkan bunga-bunga mawar di dalam vas?" Ulang Jing Xin

"He-eh. Dia bahkan bilang kalau dia akan datang untuk mengambilnya malam ini. Orang aneh."


Baru diomongin, tiba-tiba pintu mereka diketuk seseorang. Tapi saat Jing Xin membuka pintunya, yang datang ternyata Yi Huai dan dia langsung menerobos masuk menggenggam tangan Xiao Tan.

"Tan Er, aku sangat merindukanmu. Bagaimana kabarmu belakangan ini? Apa ada yang menindasmu? Aku sangat tidak berguna, aku tidak bisa melindungimu."

Xiao Tan jelas bingung karena tidak mengenalnya, tapi dia langsung bisa menduga pria ini pastinya Pangeran Yi Huai. Maka Xiao Tan pun berusaha meyakinkannya kalau dia bukan Qu Tan Er, tapi Yi Huai tidak percaya, malah langsung memeluknya erat.

"Tentu saja kau Tan Er-ku."

"Bukan! Aku tidak mau terlibat dalam cinta segitiga ini!"


Xiao Tan sontak mendorong Yi Huai darinya dan membuat jam sakunya Lian Cheng modern terjatuh. Biarpun benda antik, jelas benda itu tak mungkin berasal dari Dong Yue. Xiao Tan memungutnya dengan keheranan. Jangan-jangan... Yi Huai juga time traveler seperti dirinya. (Pfft!)

"Kita berasal dari satu tempat, yah? Jam ini kelihatan tua, berarti ini benda antik... jangan-jangan kau berasal dari jaman yang lebih tua dariku."

Yi Huai menatapnya seolah Xiao Tan itu sudah gila, tapi akhirnya dia memutuskan untuk mengikuti kegilaan Xiao Tan. "Ssst! Jangan biarkan orang luar mendengarkan kita."


"Betul, betul. Kita harus merahasiakan identitas kita." Xiao Tan setuju dengan polosnya, sama sekali tidak tahu kalau Yi Huai sebenarnya berpikir kalau dia sudah gila beneran sampai tidak mengingat Yi Huai.

Tapi biarpun wanita yang dicintainya ini sudah gila, Yi Huai tidak peduli. Yi Huai akan tetap mencintainya. Maka kemudian dia berbohong pada Xiao Tan kalau dia akan membawa Xiao Tan kembali ke tempat asalnya

"Kau baik sekali!" Pekik Xiao Tan antusias sambil menabok lengan Yi Huai. "Aku tidak menyangka kalau menawariku untuk membawaku kembali secepat ini. Mulai sekarang, kau adalah temanku!"

Yi Huai senang-senang saja lalu bergegas menyeret Xiao Tan pergi bersamanya.

 

Mereka asyik berjalan sambil gandengan tangan kayak orang pacaran... saat tiba-tiba saja Lian Cheng modern muncul menarik tangan Xiao Tan. Kedua pria itu kontan saling tarik tangan Xiao Tan hingga keduanya adu kekuatan tenaga dalam.

Yi Huai kalah dan Lian Cheng cepat-cepat menarik Xiao Tan bersamanya walaupun sebenarnya dia agak gemetar gara-gara bersentuhan dengan Yi Huai barusan.

Cepat-cepat menguasai diri, Lian Cheng modern mengingatkan Yi Huai kalau Xiao Tan adalah pelayannya dan Yi Huai bersalah karena hendak membawa kabur pelayannya ini.

Yi Huai mengingatkan Lian Cheng kalau dia dan Tan Er tumbuh bersama dan saling bersumpah untuk selalu bersama selama-lamanya. Xiao Tan mengiyakan saja ucapan Yi Huai yang jelas saja membuat Yi Huai senang.


Cemburu, Lian Cheng sontak menarik Xiao Tan ke dalam pelukannya dan berbisik di telinga Xiao Tan. "Meninggalkan kediamanku tanpa permisi itu bisa mendapat hukuman mati. Kalau kau ingin meninggalkan tempat ini secepatnya, maka bekerja samalah. Kalau kau bekerja sama dengan baik, aku akan membebaskanmu."

Lian Cheng dengan sengaja mempererat pelukannya dan memberitahu Yi Huai kalau Xiao Tan sekarang adalah pelayan kamarnya.

"Di masa mendatang, dia akan menjadi istriku. Tak ada seorangpun yang boleh menyentuh wanitaku."

Xiao Tan heran mendengarnya, kenapa Pangeran ke-8 begitu tertarik padanya? Kesal, Yi Huai akhirnya memutuskan pergi sekarang. Tapi dia bersumpah tidak akan menyerah akan Tan Er semudah itu.


Setelah Yi Huai pergi, Lian Cheng malah tambah keenakan memeluk Xiao Tan dan menegaskan. "Karena kau sekarang anggota di kediamanku, kau tidak diizinkan untuk melihat pria lain."

Mereka tidak tahu kalau Pan Er diam-diam menyaksikan segalanya dari kejauhan dengan kesal lalu pergi. Xiao Tan bingung karena Lian Cheng yang masih juga belum melepaskannya.

"Pangeran Yi Huai sudah pergi. Kita bisa menghentikan ini, kan?"


Baru saat itulah Lian Cheng sadar dan cepat-cepat melepaskan Xiao Tan. Mereka jadi canggung pada satu sama lain. Lian Cheng hampir saja mau mengucap sesuatu, tapi tiba-tiba terdengar derap langkah kuda dan Lian Cheng modern melihat kereta kudanya Lian Cheng kuno melaju ke arahnya.

Lian Cheng modern kontan panik menyeret Xiao Tan bersembunyi dari mereka dan menyudutkannya ke tembok. Tak sengaja Xiao Tan menempelkan tangannya di dad* Lian Cheng dan ujung-ujungnya malah jadi keasyikan meraba-raba bagian tubuh itu sampai Lian Cheng tak nyaman dan buru-buru melepaskan diri.

Canggung, Xiao Tan mengalihkan topik membahas janji Lian Cheng tadi. Lian Cheng tadi bilang kalau dia akan membebaskannya, dia tidak boleh ingkar janji loh. Dia bahkan menuntut Lian Cheng untuk janji jari kelingking dengannya.

Lian Cheng menurutinya dan menautkan jari kelingking mereka. Tapi dia memperingatkan Xiao Tan untuk tidak membiarkan siapapun tahu tentang pertemuan mereka di tempat ini. Jika tidak, maka janjinya batal.


Lian Cheng langsung kabur duluan setelah itu. Tapi sedtik kemudian, kereta kudanya Lian Cheng kuno kembali ke tempat itu dan Yu Hao langsung menegur Xiao Tan karena keluar rumah tengah malam dan itu menyalahi aturan.

"Pangeran menyuruhku datang kemari."

"Omong kosong." Sentak Lian Cheng kuno dari dalam kereta.

Xiao Tan jelas kaget dan bingung melihat Lian Cheng mendadak sudah berada di dalam kereta... dengan baju yang berbeda pula. Aneh sekali, apa yang terjadi sebenarnya?

Parahnya lagi, Lian Cheng dengan dinginnya memberikan hukuman potong gaji untuk Xiao Tan. Dan kalau Xiao Tan mengulangi pelanggarannya,a maka dia harus dicambuk. Mereka pergi setelah itu, meninggalkan Xiao Tan yang melongo kebingungan. Dasar pangeran sinting! Sikapnya berubah-ubah sepanjang waktu.

"Tidak seharusnya aku percaya dengan janjinya!" Gerutu Xiao Tan. Dia tidak tahu kalau Lian Cheng modern sebenarnya masih di sana, bersembunyi di belakang tembok dan tersenyum mendengarkan gerutuannya.


Hari itu, kediaman Yi Huai kedatangan tamu, yaitu Pangeran ke-9 atau Mo Jing Kang. Yi Huai menyambut hangat adik kesayangannya itu, adik yang baru kembali ke ibu kota setelah 10 tahun lamanya.

Semalam Jing Kang sebenarnya datang, tapi Yi Huai tidak ada di rumah. Apa dia pergi menemui Tan Er? Tapi dia dengara kalau Tan Er sekarang menjadi pelayan di kediamannya Lian Cheng.

"Karena itulah aku berusaha menyelamatkannya semalam. Tapi yang tidak disangka, adik ke-8 mendadak muncul dan menghentikanku."

Jing Kang cemas kalau masalah ini sampai diinformasikan pada Kaisar, Lian Cheng pasti akan membuat keributan besar dengan dalih kalau Yi Huai meninggalkan kediamannya tanpa izin padahal dia masih menjalani hukuman tahanan rumah.


Lian Cheng modern tanya apakah Kakek Liu percaya kalau dia manusia yang berasal dari masa depan?

Tidak sepenuhnya percaya sih. Tapi jika Lian Cheng memang jujur, maka rasa sakit yang dia rasakan itu adalah sebuah peringatan dari hukum perputaran produktif dan hukuman karena Lian Cheng mengacaukan urutan waktu.

Belakangan ini, Lian Cheng merasa sindrom tumpang-tindih itu semakin memburuk bahkan sekalipun dia tidak bersentuhan dengan keluarganya ataupun dengan Lian Cheng kuno.

"Kau muncul di suatu tempat yang tidak seharusnya, jadi konsekuensinya bertentangan. Rasa sakit yang kau rasakan akibat perbuatan terlarang juga berasal karena itu. Aku khawatir, seiring berjalannya waktu perlahan-lahan kau akan kehilangan inderamu... lalu menghilang sepenuhnya dari sini."


Kakek Liu lalu memberinya sebuah kotak berisi beberapa pil, Lian Cheng minum saja pil itu saat dia merasa kejangnya kumat, obat ini bisa membuatnya merasa enakan. Tapi konsumsi saja seperlunya dan jangan kebanyakan, karena setiap kali Lian Cheng meminum obat ini, kejang berikutnya akan semakin memburuk dan dia akan menghilang lebih cepat.

Yang penting sekarang Lian Cheng harus menunggu fenomena aneh itu terulang agar dia bisa pergi dari sini secepat mungkin. Kakek Liu akan membantunya mengamati langit, dia akan segera memberitahu Lian Cheng kalau terjadi sesuatu yang tidak biasa di langit.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments