Sinopsis Unwilling Bride Episode 1 - 2
Secara bersamaan, Ruth dan Kade sama-sama menyelipkan cincin-cincin mereka pada pengantin masing-masing. Cincinnya Ruth pas di jari Pin, tapi cincinnya Kade kekecilan di jari May. Pfft!
"Cepetan pasangin!" Geram May.
"Kekecilan. Ukurannya tidak pas jarimu."
"Jariku kan tidak besar. Dorong saja."
"Ini juga sedang kudorong."
"Lebih keras dorongnya."
"Beneran?"
"Iya."
Oke, Kade pun mendorong cincin itu hingga sukses terselip cantik di jari manis May dan kontan membuat May meringis. Kade sampai cemas, sakit yah?
"Iya, tapi nggak papa." Kata May lalu memamerkan cincinnya pada para penonton.
Tapi kemudian para penonton menuntut mereka untuk kiss. May dan Kade jadi canggung harus bagaimana. Kade akhirnya mendekat untuk mencium May. Dia semakin dekat... semakin dekat... dan May mendadak pingsan. Wkwkwk! Penonton kecewa.
Para penonton jadi tambah liar menuntut mereka untuk langsung malam pertama saja. Kade dengan cepat mengiyakan saja permintaan mereka biar mereka cepat bubar.
Dia lalu membopong May, tapi dia bingung harus membawa May ke mana, dia tidak tahu kamarnya May di mana. Di tengah kebingungannya, May mendadak terbangun. Loh, dia tidak pingsan toh?
Tidak, dia tidak mabuk kok. Dia sengaja pura-pura pingsan biar mereka tidak perlu ciuman. "Jangan mimpi! Lepasin aku! Aku mau balik ke kamarku."
Kade menurunkannya. Tapi May mendadak oleng lagi. Kade cemas melihat keadaannya. Bagaimana dia bisa balik ke kamarnya kalau begini, dia bahkan hampir tidak bisa jalan.
May ngotot kalau dia bisa... tapi ujung-ujungnya malah bingung kamarnya yang mana? Pfft! Dia tidak ingat kamarnya di mana. Yang mana kamarnya?
Lah. Kade juga tidak tahu. Tapi kemudian May mendadak jongkok sambil mengeluh kesakitan.
"Khun! Kenapa kau jongkok?" Cemas Kade.
"Aku mau pipis."
"APA?!"
"Mau keluar."
"Eh, Khun! Jangan di sini! Kamarku yang paling dekat."
"Ya, udah. Ayo ke sana. Tapi aku tidak bisa bergerak."
Terpaksalah Kade harus bersusay payah menggendong May ke kamarnya. Tak lama kemudian, May membuatkan teh untuk May. Dia memanggil May yang masih di kamar mandi, tapi sama sekali tidak ada jawaban dari dalam.
Cemas, Kade berniat mengetuk pintu kamar mandi, ternyata tidak terkunci. Kade dengan canggung mengintip ke dalam, tapi malah tidak melihat May. Loh dia ke mana?
Kade akhirnya masuk untuk mencari May... dan mendapatinya ketiduran di bak mandi. Kade geli melihatnya dan cepat-cepat membangunkannya, dia tidak boleh mabuk dan tidur di sini.
"Tidak! Siapa juga yang mabuk." Sangkal May sambil mendorong muka Kade dari hadapannya lalu keluar dari kamar mandi.
May mengeluh haus. Kade memberinya teh, biar mabuknya May berkurang gitu. Tapi May malah menolak dan langsung nyelonong masuk ke dapur untuk mengambil sebotol minuman keras lagi.
Dia bahkan langsung mengocoknya. Untung saja Kade bertindak cepat merebut botol itu sebelum May sempat membukanya. Kade ingin tahu siapa namanya.
"Kalau kau ingin tahu siapa namaku, maka kau... harus main tebak nama denganku."
Aturannya, kalau Kade bisa menjawabnya dengan benar, dia harus minum segelas. Tapi jika tidak bisa menjawab, maka dia harus melepas tiap lapis pakaiannya satu demi satu. Berani main?
Oke, Kade setuju. Maka jadilah kedua orang itu main tebak-tebakan dengan seru. Gelas demi gelas pun habis ditenggak.
Saat akhirnya permainan itu selesai, mereka berdua sudah sama-sama mabuk. Berkat permainan tadi, Kade akhirnya tahu kalau namanya adalah Maysarin.
"Dan kau, siapa namamu?" Tanya May
Kade menatapnya lekat beberapa lama sebelum akhirnya memperkenalkan dirinya lalu mendekat dan mencium May... hingga akhirnya mereka berakhir di ranjang.
Kade terbangun duluan keesokan harinya. Kenangan indah semalam membuat senyumnya merekah penuh kebahagiaan.
May sendiri terbangun tak lama kemudian dengan kepala serasa mau pecah. Tapi dia tidak ingat kejadian semalam dan langsung kaget melihat kondisi dirinya di balik selimut... apalagi saat dia memalingkan wajahnya dan melihat sosok seorang pria lagi mandi di kamar mandi luar.
Saking kagetnya, dia jadi kehilangan keseimbangan dan DUK! Jatuh dari kasur. Kade cemas melihatnya dan berniat membantunya, tapi May sontak panik melarang Kade mendekat.
"Kau siapa?!"
"Kau mabuk dan mungkin tidak ingat padaku."
"Aku tidak ingat apapun!"
Kade ingin mendekat lagi, tapi May sontak menjerit heboh dan melemparinya dengan bantal. Baiklah, baiklah, Kade akan memberinya waktu untuk berpikir. Dia lalu memberikan baju mandi untuk May dan memintanya berpakaian dulu sekarang.
"Jangan lihat!"
Terpaksa Kade berbalik dengan canggung sampai May selesai memakai jubah mandinya.
"Pergi sana!" Usir May
"Ini kamarku."
Loh? May akhirnya sadar dan langsung panik ingin melarikan diri. Tapi Kade bersikeras menghalanginya. May jadi semakin panik dan terus berusaha memberontak dengan heboh... hingga akhirnya Kade terpaksa harus membungkam mulut May dengan bibirnya. (Modus)
Awalnya kaget, tapi May perlahan mulai menikmatinya lalu menutup matanya. Kade melepaskan diri sesaat kemudian, sekarang May sudah ingat kan?
Iya, dia ingat semalam mereka main pura-pura menikah, lalu main tebak nama, lalu... Oi! Tidak benar, kan? Tidak mungkin! Dia mabuk! Itu bukan kemauannya!
Kade ingin bicara, tapi May terus saja berusaha memberontak hingga mereka sama-sama terjatuh ke tempat tidur lagi. Kade langsung mengunci kedua tangan May dan memperingatkan May untuk diam dan mendengarkannya dulu.
"Semalam aku tidak memaksamu. Tapi suasana yang membuat kita berakhir begitu."
"Kalau begitu lupakan saja. Anggap itu tidak pernah terjadi. Aku juga akan melupakannya."
"Kau benar-benar bisa melupakannya?"
"Kenapa tidak? Kau juga tahu kalau aku mabuk."
"Aku tahu. Aku juga mabuk semalam. Tapi aku masih cukup sadar untuk mengetahui sesuatu tentangmu."
"Apa?"
"Aku pria pertama yang tidur denganmu."
Kalau begitu Kade pasti senang. Bagi pria itu mungkin itu adalah sebuah kemenangan, tapi bagi May, itu adalah hal terburuk dalam hidupnya! Dia kehilangan sesuatu yang sangat berharga dalam hidupnya, sesuatu yang selama ini dia jaga demi calon suaminya. Pria yang sangat dia cintai dalam hidupnya. Tapi malah Kade yang mendapatkannya.
May langsung lari ke kamar mandi dan menangis merenungkan nasibnya. Pria yang begitu dia percaya selama ini, malah pergi meninggalkannya dan kabur dari pernikahan mereka. Dan sekarang dia malah tidur dengan pria asing. Kenapa hal buruk seperti ini harus terjadi padanya?
Setelah berpakaian, May berniat diam-diam kabur. Tapi belum juga dia sampai pintu, Kade mendadak memanggilnya dan mengundangnya ngopi bareng dulu. Dia bahkan sudah menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.
Kesal, Mau sontak menampik kopi yang disodorkan padanya itu. Kade pikir dia punya selera makan di saat seperti ini?!
"Apa yang terjadi di antara kita berdua tidak seburuk itu sampai kau tidak bisa makan apapun atau tidak bisa melanjutkan hidupmu lagi."
May tambah kesal mendengarnya. Jelas saja Kade bisa ngomong begitu dengan entengnya, dia cowok, dia tidak rugi apapun.
Baiklah, kalau May merasa dirugikan, maka sebaiknya dia duduk dulu agar mereka bisa membuat kesepakatan kompensasi. May sontak menabokinya dengan ganas, Kade pikir dia barang yang bisa dinegosiasikan harganya apa?
Kade sontak menghentikan May dengan menarik May ke dalam dekapannya. Memangnya dia salah ngomong apa? May sendiri kan yang bilang kalau dia rugi. Makanya sekarang Kade berniat bertanggung jawab sebagai seorang pria.
"Lepasin." Tuntut May. Baiklah, kalau begitu katakan saja. Bagaimana Kade akan bertanggung jawab.
"Aku akan menandatangani akta pernikahan denganmu."
"Apa?!"
"Jadi kita akan menjadi suami istri sah secara hukum."
Tapi bukan pertanggungjawaban semacam itu yang May inginkan. Dia tidak mau menikah dengan Kade, mereka bahkan tidak saling mengenal satu sama lain. Dan yang paling penting... "Aku tidak mencintaimu."
Mendengar itu, Kade sontak mendekatinya sampai May terpojok di tembok sambil meyakinkan May bahwa jika mereka hidup bersama, maka mereka akan saling mengenal satu sama lain. Dan setelah itu, Kade yakin seyakin-yakinnya bahwa May pasti akan mencintainya.
"Dasar gila! Minggir!"
"Kau tidak boleh pergi ke manapun. Kita belum menyepakati apapun."
"Aku tidak akan menyepakati apapun dengan pencari kesempatan dalam kesempitan sepertimu." Kesal May lalu menginjak kaki Kade.
Tapi tetap saja hal itu tidak bisa menghentikan Kade untuk menangkapnya kembali. Kesal, May sontak menamparnya keras-keras. Tapi itu malah membuat Kade tambah ganas menciim May lagi.
"Kalau kau menamparku, aku akan menciummu." (Pfft! Khas lakorn banget)
May menamparnya lagi dan Kade langsung mencuim-nya dengan paksa lagi. Dia bahkan dengan senang hati menyodorkan pipinya untuk May tampar lagi. Tapi tidak, kali ini May berhasil menahan diri dan langsung melarikan diri.
Kade tentu saja mengejarnya. Dan bahkan sebelum May sempat melayangkan tamparan, Kade langsung saja mengecupnya lagi.
"Aku kan belum nampar!" Protes May. Dan Kade santai saja mengedikkan bahunya dengan cuek.
Parahnya lagi, adegan barusan ternyata disaksikan oleh Sekretarisnya Kade. May jadi malu dan bergegas kabur dari sana.
Bersambung ke part 3
4 Comments
kayanya bagus.. fighting mbk ima
ReplyDeleteMba ima klo nonton lakorn dimana? D yutub sering tidak ada sub nya. Trimakasih.
ReplyDeleteIla
Trima kasih di lanjut zaaa...semangat
ReplyDeletedilanjut dunk ka.... bagus banget lakorn ini..romantis banget... bolak-balik nonton berturut2 gak bosen..ada sinopsisnya.. ternyata bisa punya kesan beda daripada nonton.. dilanjut smpe 14 dunk ka.. makasih.. fighting!!!
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam